1 chapter 1 : Lulusan

Hari ini harusnya menjadi hari yang membahagiakan bagi Alve seorang Mahasiswa dari suatu universitas pemerintahan ternama, karena dengan lulusnya dia dari 'sekolah' itu dia telah menepati janjinya kepada ibunya setahun yang lalu sebelum ibunya meninggal karena penyakit parah yang telah membuatnya menderita selama 16 tahun terakhir.

Namun sekarang dirinya berdiri di tengah panggung menerima lembar ijazahnya ditemani dengan ribuan gemuruh tepuk tangan yang tidak satupun dari keluarganya. "seharusnya ibu melihatku sekarang, tersenyum dan menangis, hahaha....." suara parau tawanya begitu pedih jika saja ada yang mendengarnya."sekarang apa, tujuan ku sudah gagal apalagi yang bisa aku perjuangkan..." keluhnya pelan yang tidak dia sadari selalu didengarkan oleh gadis disampingnya.

"Alv, selamat ya kamu sudah lulus!" gadis manis yang sedari tadi mendengarkan racauan dan keluhan kawannya itu sudah tidak tahan lagi. "semangatlah! setidaknya tujuan ibumu untuk membuat hidupmu lebih bahagia bisa terwujud, ingatlah itu! ibumu ingin kamu bahagia" walau pun dia tahu kawannya ini jelas sangat putus asa dan sulit untuk kembali 'hidup'

"Thanks Rei, iya aku tahu dan akan aku ingat" jawabnya lirih, sedikit api semangat mulai muncul di dalam matanya. 'setidaknya aku bisa berusaha hidup'. "hei Rei, habis ini mau kemana?"

"umm...., oh! aku sama ortu mau makan siang di Xmall, mau ikut? ibuku pasti senang bisa ketemu kamu Alv " Rei selalu mengajak kawan rapuhnya ini untuk bersenang-senang dan membuatnya tersenyum ataupun tertawa, walau pun tidak selalu berhasil dia tetap berusaha.

"sekali lagi terimakasih Rei, mungkin aku mau kembali ke rumah kost aja, sekalian mau siap-siap untuk pulang besok. Have fun Rei!"

Alve berjalan menjauh, tangannya sibuk membenahi tas-tas kecil berisi hadiah dari beberapa teman sekelasnya. Reina menatap punggung Alve yang mulai menghilang diantara kerumunan orang-orang, baginya Alve sudah dia anggap saudara dan dulu Reina juga pernah menyatakan cintanya ke Alve yang tentunya ditolak halus.

"Andaikan aku tahu apa yang kamu pikirkan Alv " selama setahun ini Rei yang mengetahui kondisi keluarganya Alv yang kacau selalu bersimpati pada kawannya itu, walau sempat mendapatkan penolakan tapi pada akhirnya uluran tangan Rei diterima walau tetap saja anak itu tidak mudah menceritakan permasalahannya.

***

"ha...ah..., akhirnya sampai juga. semua akan berakhir disini huh, sampai sekarang aku masih saja belum bisa berterimakasih dan meminta maaf ke teman-teman " dengan baju basah oleh keringat dan badan yang lelah, Alv masuk kedalam kamar sewaannya yang meneduhi kepalanya setahun ini. Selama ini Alve merasa banyak menyusahkan teman-teman kelasnya dan meski dia sudah meminta maaf saat itu juga rasa bersalahnya tetap teringat. Seusai mandi kilat dan mengecek beberapa pesan digawainya Alve Nirn tertidur pulas.

***

*Di suatu tempat di tengah samudra*

Di suatu jurang yang terselip di antara tebing-tebing curam kegelapan menyelimuti seluruh tempat sesekali suara retaknya kaca terdengar dari kegelapan itu, tidak lama kemudian suara robekan kain keras terdengar, sangat kencang sampai membuat daerah sekitarnya bergetar hebat yang menarik perhatian ratusan pengamat di sekitar daerah itu bahkan organisasi yang menjaga keamanan dunia, Vision, ikut melirik 'bencana' ini. Begitu getaran gempa selesai sebuah pulau baru sudah muncul di permukaan laut dengan struktur kristal tumbuh di seisi pulau itu.

Sementara para peneliti sibuk memperkirakan sebab dari bencana ini, gelombang energi yang keluar dari lubang dimensi itu menyebar dengan kecepatan tinggi ke seluruh penjuru bumi, masuk ke setiap celah di atas tanah sampai ke inti bumi. Selagi energi itu terus menyebar dan mempengaruhi kehidupan di bumi, di dalam jurang yang menjadi sumber permasalahan ini terbentuk lubang yang memuntahkan energi dalam jumlah besar sampai-sampai menerangi tempat disekitarnya dengan cahaya biru gelap yang hampir hitam dan sejak energi itu menyembur pertama kali tempat di sekitar lubang itu sudah bertransformasi menjadi gua yang dipenuhi kristal-kristal biru disepanjang jurang itu.

***

*Kota X, di perumahan kumuh*

"hyaa!! graaa!!..." Jeritan ribuan manusia terdengar diseluruh penjuru.

Alve menjerit dalam tidurnya sebagai respon tubuhnya ketika energi yang sudah menyelimuti bumi mulai merangsek kedalam tubuhnya dan mengobrak-abrik sistem tubuhnya. 'apa ini! kenapa! inikah akhir dunia.....kenapa terjadi saat aku belum menikmati hidup! kenapa!'. Tenggelam dalam jeritan amarah dan kepedihannya dalam pandangan gelapnya setitik cahaya muncul dan mendekatinya. 'Alv, kamu pasti bisa. ibu percaya kamu pasti bisa bertahan, bertahanlah dan jadilah orang terkuat agar tidak ada lagi yang bisa membuatmu menderita, jadilah kuat!' dan cahaya itu meredup dan kembali menenggelamkan Alve dalam kegelapan.

"Ibbuuuuuu....!!" jerit Alve berusaha memanggil kembali bayangan ibunya. Amarah dan Kepedihannya berubah menjadi perlawanan penuh semangat, semangat untuk menjadi kuat dan dengan kekuatannya mengubah dunia dan mengembalikan ibunya lagi. 'yang aku butuhkan hanyalah kekuatan untuk menaklukan segala yang tidak mungkin, dan aku akan meraihnya!'. Teriakan terakhir Alve penuh dengan tekad dan keinginan, haus akan kekuatan dan kemudian dia hilang kesadaran.

"Alve Nirn etz 'axet begde refivx aj 'ea Magjic" sesosok cahaya berbentuk humanoid berdiri disisi Alve, berbicara dengan bahasa yang tidak pernah terdengar dan kemudian menghilang.

Zaman penuh Karunia telah dimulai!

avataravatar
Next chapter