1 waktu

Sore menjelang magrib, burung-burung melambaikan sayap terbang ke sarang, matahari pun pelan tengelam di laut yang tenang.

Aqila, gadis cantik berusia 18 tahun itu sedang bersiap membersihkan diri untuk menghadap Tuhan. Tak banyak yang ia minta selain memudahkan segala urusannya.

Selepas magrib, Aqila duduk di meja makan sambil menyantap makanan lezat buatan bunda. Ruangan tengah itu nampak tenang, hanya suara piring dan gelas yang terdengar. Tak lama berselang, ibu Aqila berkata " Qila, kau telah tumbuh dewasa, dan tak lama lagi kau akan kuliah, kampus mana dan jurusan apa yang akan kau ambil?" Tanya ibu serius.

" Aqila mau kuliah disini saja Bu, Aqila tak mau di luar kota, Aqila tak mau merindu ibu disana dan Aqila mau ambil jurusan hukum di kampus unkhair." Jawab qila dengan tenang.

" Baiklah kalau itu keputusan mu sayang, ibu hanya minta satu hal darimu, belajarlah yang baik dan jangan dulu mengenal tentang lelaki ataupun sesuatu yang nanti menyusahkan mu."

Pagi telah tiba, qila segera mempersiapkan segala urusan kuliahnya.

Hari pertama kuliah qila berjalan dengan lancar hinga tak sadar waktu berjalan begitu cepat, qila yang awalnya Gadis berumur 18 tahun kini telah berumur 20 tahun. Dan disini, kisah qila dengan Aqsa terjadi.

Aqsa, lelaki dengan paras yang berwibawa. Aqsa telah menyimpan perasaannya begitu lama kepada Aqila dan ia telah lama jatuh hati dengan Aqila hinga hari-hari nya tak pernah ia lewatkan sedikitpun hanya untuk menulis puisi untuk qila. Aqsa tau bahwa sanggat sulit untuk membuat Aqila peka akan rasa, dan sangat sulit untuk membuat Aqila jatuh cinta kepadanya dan pada akhirnya Aqsa membuat keputusan bahwa ia akan berteman dengan Aqila.

Waktu berjalan begitu cepat, dan Aqsa tak bisa diam dengan rasa yang semakin hari semakin bertambah. Aqsa bingung dengan keadaan, apa yang harus ia buat? Menyatakan rasa atau mendiamkan demi sebuah persahabatan.

26 Februari 2020, Aqsa dan Aqila wisuda, mengakhiri masa kuliahnya.

"Qila, kau mau kerja atau melanjutkan studi S2 mu?" Tanya Aqsa.

" Aku akan melanjutkan studi S2 ku di universitas Muhammadiyah Yogyakarta." Jawab qila pelan.

Aqsa terdiam, ia tau bahwa ia akan berpisah dengan qila.

"kalau kamu bagaimana? Apakah kamu akan kerja? " Tanya qila balik.

" Iya, aku akan melanjutkan bisnis ayah."

Jawab Aqsa dengan nada datar.

Setelah kembali ke rumah, Aqsa menulis sebuah puisi, mencurahkan semua isi hatinya ke dalam puisi-puisi itu.

"Kepada qila

Waktu berjalan begitu cepat

Detik demi detik tak mampu ku genggam

Hingga malam telah larut, kau masih saja kau ku tanam erat

Aqila, angin akan membawa mu jauh dan meyisahkan rindu padaku

Aku tau bahwa aku tak pandai dalam rindu

Aku tau bahwa hidup tak baik-baik saja tanpa mu

Tapi qila, seperti perasaan ini.

Aku tau cara bersabar."

avataravatar
Next chapter