1 Bab 1

"Selamat malam" kata seseorang menghampiri dirinya yang tengah terduduk di tepi jalan, Sambil memegangi sebotol air mineral, namun ia sepertinya tak mendengar sapaan peria itu dan tetap asyik dengan urusannya sendiri.

 

"Rahmat, umur 27 tahun, bekerja dikantor perhubungan, dan tentu saja menyendiri (jomblo)".

kata orang itu kepadanya, ia pun menoleh sambil sedikit terkejut.

"A... Siapa kamu?"

Tanya ia pada orang itu, lalu orang itu menyodorkan kartu identitas dirinya.

"Nama ku Ronald, aku bekerja di perusahaan robotika Asua, umur... (Sambil mengetuk dagunya dengan jari telunjuk) baru 17 tahun" kata ia dengan sedikit candaan.

"gak lucu" ujar rahmat pada Ronald.

 

"Ehe-Ehe... Emzz... (Sambil membuat dasinya) kami adalah perusahaan robotika Asua, kami bekerja sebagai pembuat robot dengan memasukkan jiwa sintetis di dalamnya, kami ingin Anda (dengan menunjuk ke arah rahmat) untuk mencoba penemuan kami ini" jelasnya dan tersenyum kepada rahmat.

"Maksudnya?, aku tak ingin membelinya." lalu rahmat mengembalikan kartu identitas itu kepada Ronald.

"Ah... Kami tak sedang menjual, kami akan berikan secara gratis"

ujar Ronald kepada rahmat dengan tatapan serius.

 

"Kayaknya mencurigakan"

dengan menatap tajam ke arah Ronald seperti nya rahmat curiga kepada Ronald yang datang-datang kepadanya dan langsung memberikannya sebuah robot.

 

"Ah... (Dengan melambaikan tangan, dan sedikit memalingkan mukanya dari rahmat) tak perlu curiga begitu"

kata ia sambil sedikit tertawa.

"Jika kamu mau, besok kami akan mengirimkannya"

lalu Ronald merogoh tas selendangnya dan memberikan berkas pada rahmat dan memintanya untuk menandatangani berkas itu, rahmat tak langsung menandatangani berkas itu melainkan membaca dengan teliti, karena ia masih curiga dengan orang ini, orang yang berada di hadapannya.

 

"Apa maksudnya ini (sambil menunjuk kan sebuah kata dalam berkas itu kepada Ronald) 1 tahun?"

tanya ia kepada Ronald.

"Ya itu umur dari robot itu, masa nya hanya 1 tahun saja, setelah melewati itu robot akan mati total dan tak bisa di perbaiki, ini hanya uji coba saja, kemungkinan besar kehidupannya bisa saja berubah, kalau data yang kami dapatkan (sambil menunjuk ke arah rahmat) sesuai dan bisa membuat sebuah kemajuan yang berarti"

lalu ia tersenyum pada rahmat.

"jadi bagai mana?"

sambungnya, lalu memberikan pulpen kepada rahmat dan menyuruh rahmat untuk menandatangani berkas itu, Rahmat melihat Ronald, dengan senyum Ronald mengisyaratkan kepadanya agar menandatanganinya.

"baik lah"

kata ia lalu menandatangani berkas itu "terimakasih, atas kerja samanya, besok kami akan mengirimkannya pada anda, Rahmat" lalu ia pergi dengan kertas yang sudah ditanda tangani tadi.

"Ting, tong, ting, tong".

"Owah... Siapa sih sepagi ini bertamu kerumah ku"

kata rahmat sambil meregangkan badan-badanya,

"tunggu...!" jawab ia.

 

"Halo...! Rahmat"

kata ronald kepadanya dengan kardus panjang yang tepat berada disampingnya, kira-kira sepanjang tubuh mereka.

"Ayo masuk dulu, anggap ini rumah kamu"

kata ronald menyelonong masuk ke kediaman rahmat,

"Eh... Ini kan emang rumah ku"

dengan segera ia menutup pintu rumahnya.

"Eh... Tunggu kita ketinggalan sesuatu" kata ronald saat menyadari bahwa kardus itu masih tertinggal diluar,

"bantu aku"

pinta ia kepada rahmat, mereka pun membawa kardus panjang itu bersama-sama.

"Huh... Apa sih isi didalamnya? Tanya rahmat, ronald tak menjawab pertanyaan rahmat, melainkan menyuruhnya untuk mengambil gunting, atau cuter.

"Nih!"

Kata ia sambil memberikan pisau cuter kepada ronald.

Perlahan dan hati-hati ronald membuka kardus itu, terlihat sedikit dari balik celah kardus ada sebuah mata dengang tatapan kosong.

 

"TADA...!"

avataravatar
Next chapter