19 Kamu Tidak Berhak Menghukumku

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

Tanggung jawab pengurus Feng sebenarnya adalah mengajari hal baik kepada Mo Lisi. Namun sekarang, dia malah menghilang seperti lari dari tanggung jawab dan malah pergi tidur, lalu membiarkan Mo Lisi mengacau di sini.

"Benar" jawab Tong Lele dengan polos sambil memutar bola matanya setelah mendengar pertanyaan dari Mo Qijue.

Saat itu Tong Lele takut, kalau tidak menyuruh pengurus Feng tidur, bisa saja tiba-tiba dia datang ke kamar untuk mencarinya dan menemukannya sedang melakukan sesuatu. Jadi, dia memutuskan untuk pergi ke dapur dan mencari air, kemudian memasukkan semacam obat tidur, lalu menyuruh pengurus Feng meminumnya.

Tong Lele telah tinggal di rumah besar itu selama 2 hari, tapi dia tidak menemukan sesuatu yang bagus, baik itu di dalam rumah maupun di luar. Orang yang disebut ayahnya ini pun juga tidak menunjukkan kasih sayang padanya, jadi dia semakin berpikir jika Mo Lisi bukanlah anak kandungnya. Memikirkan hal itu, membuatnya tiba-tiba bertanya, "Papi, aku dengar dari pengurus Feng, kalau dulu papi mengambilku dari rumah sakit, benarkah?"

Dengan mata yang melihat kebawah, disertai dengan suara dingin Mo Qijue menjawab, "Aku membayarmu!"

Mendengar hal itu, dengan mata berbinar namun ada perasaan ragu di dalam dirinya, membuat Tong Lele bertanya lagi, "Aku dibayar? Apa papi membayar banyak?"

 "100 yuan!" jawab Mo Qijue dengan singkat. 

Tong Lele lalu mengeryitkan alisnya, "Membayar 100 yuan sudah mendapatkan seorang anak yang begitu tampan dan baik seperti aku?" tanyanya tidak percaya.

"Jelek dan tidak bagus, itulah mengapa kamu sangat murah!" jawab Mo Qijue sambil mencibir.

Setelah Tong Lele mendengar hal itu, bahkan sempat melihat senyum yang melecehkan di wajah Mo Qijue, membuatnya seketika itu juga marah kepadanya. Tiba-tiba, seperti seekor ayam jantan yang sedang menyerang, dia berkata, "Oh, tak heran kalau papi tidak berbuat baik padaku. Lihatlah, papi begitu dingin, hidungnya mancung, dan tidak berotak! Untungnya aku bukanlah anak kandung papi!" Kemudian dia membalikkan badan dan meninggalkan Mo Qijue sendirian.

Mo Qijue melihat Tong Lele dengan tatapan dingin, Anak ini benar-benar mempunyai sifat yang tidak pasti! Sebenarnya sifat siapa yang dia warisi? 5 tahun yang lalu wanita itu meninggalkan putra kandungnya, dan ternyata dia adalah anaknya bersama dengan pria lain? batinnya.

Melihat Tong Lele dalam suasana hati yang tidak baik, Mo Qijue mengerutkan alisnya, lalu sebelum Tong Lele menutup pintu dapur, dia langsung menahan pintu itu dengan satu tangannya, lalu bertanya, "Apakah malam ini, kamu akan pergi tidur sendirian?" Dia tidak tahu dan tidak bisa menjelaskan, kenapa dirinya sendiri tiba-tiba marah. Entah mengapa, saat ini dia ingin meluapkan isi hatinya kepada seseorang, dan untuk pertama kalinya juga, dia merasa kalau dirinya ingin begitu dekat dengan anaknya.

Tong Lele mengambil biskuit di dalam kotak yang dia bawa, lalu memasukkan ke dalam mulutnya, "Iya, aku akan tidur sendiri! Setelah kehilangan seseorang yang selalu memberiku perhatian, lalu melihat seorang papi yang tidak baik. Entah kenapa, papi selalu marah dan marah, sebenarnya papi tidak berhak menghukumku dan membentakku!" katanya. Setelah itu, sambil membawa kotak biskuit di tangannya, dia langsung berlari ke atas, kemudian masuk kamarnya, dan mengunci pintu.

Mo Qijue turun dari dari tangga, tidak lama kemudian pelayan datang dengan membawa secangkir teh dan dengan hormat berkata, "Tuan, Tuan Muda menyuruh saya memberikan teh ini kepada anda."

"Mo Lisi?" tanya Mo Qijue.

"Benar Tuan, Tuan Muda mengatakan kalau Tuan begitu sibuk dan sudah bekerja keras demi keluarga. Jadi, secara khusus dia menyuruh saya untuk membuatkan secangkir teh ini untuk Tuan ketika anda sudah pulang." kata Pelayan itu sambil mengingat wajah Tuan Mudanya yang begitu imut. Tapi, dia merasa kalau Tuan Mudanya yang sekarang tidak sama dengan yang sebelumnya. Sekarang dia menjadi mudah untuk dekat dengan semua orang.

Mendengar kata-kata pelayan itu, membuat hati Mo Qijue sedikit lega. Anak ini, ternyata masih ada aku di dalam hatinya. batinnya. Karena biasanya Mo Lisi sangat acuh kepada orang lain, bahkan dia tidak berkomunikasi dengan siapapun, dia begitu hormat dengan ayahnya, namun tidak ada komunikasi yang lebih dari itu. Hanya karena jatuh dan terbentur, tiba-tiba sudah membuat temperamennya berubah! batinnya lagi...

avataravatar
Next chapter