18 Kamu Tak Peduli dengan Apa yang Kusuka

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

Setelah mendengar Tong Lele berbicara seperti itu, Mo Lisi sama sekali tidak melarang untuk menggantikannya, dan tetap berada di samping ayahnya. Sekarang, dia hanya ingin menjadi anak ibunya saja, karena berada bersama ibunya merupakan suatu kebahagiaan, "Sedikitpun tak menyesal!" katanya dengan santai.

Tapi, Tong Lele langsung protes karena tidak terima, "Mo Lisi, kamu jangan nakal ya! Papimu seperti seekor serigala putih. Jika dia tahu, kalau kamu sekarang sedang menjualnya, akankah dia membesarkanmu?" tanyanya dengan kesal.

Tong Lele mengatakan hal itu sambil memainkan jarinya, lalu dia juga membayangkan di dalam otaknya, bagaimana cara Mo Qijue ketika dia membesarkan Mo Lisi. Hahaha, betapa tidak enaknya hal itu, batinnya.

Dengan suara dingin Mo Lisi mengatakan lagi, bahwa dia tidak keberatan dan tidak akan menghalangi jika Tong Lele ingin mengambil ayahnya. Mendengar hal itu, membuat Tong Lele menjadi sangat kesal dengan sikapnya, Apakah Mo Lisi tahu apa yang akan aku lakukan? batinnya.

Rencana yang akan dilakukan oleh Tong Lele adalah, dia akan mulai menghabiskan uang Mo Qijue. Kemudian dia teringat setahun yang lalu, ketika dia pernah dengan seenaknya mentransfer uang orang lain, untuk dikirimkan kepada ibunya anpa mengungkap identitas pemilik rekening tersebut, demi mendapat perhatian ibunya.

Tong Lele kemudian membuka komputer Mo Lisi dengan sepasang tangan kecilnya, pandangan matanya tiba-tiba berubah menjadi berbinar-binar, "Hihihi... uang... uang... aku akan datang untuk merawat kalian." katanya.

Meskipun sudah setahun lalu Tong Lele pernah melakukannya, tapi hal itu tidak mempengaruhi kemampuan teknisnya. Dengan cepat, uang itu sudah mengalir ke rekeningnya sekarang. Kemudian, dia merasa seperti tidak asing dengan akun yang baru saja diretasnya, tapi dia tidak mau terlalu banyak memikirkannya. Setelah selesai mentransfer uang itu, dengan suasana hati yang begitu baik, dia langsung meninggalkan kamarnya. Namun, saat turun ke bawah untuk mencari makanan, dia melihat wajah kesal Mo Qijue saat itu baru saja kembali dari luar.

Tong Lele menuangkan segelas susu, lalu meminumnya, kemudian sambil mengendap-endap dia membalikkan badannya. Namun Mo Qijue sudah melihatnya, "Sekarang tidak belajar, apa yang sedang kamu lakukan?" tanyanya dengan suara dingin.

Tong Lele kemudian mengatakan, bahwa dia sedang meminum susu untuk menambah nutrisi. Lagi pula harus belajar apa? Baru berusia 5 tahun tapi sudah menyuruhku belajar administrasi! batinnya. Sebenarnya dia lebih suka mempelajari ilmu yang berhubungan dengan teknologi. Apakah dia ingin menjadikan Mo Lisi sebagai robot? Papi terlalu kejam! batinnya.

Berbeda dengan ibunya, dia selalu menyuruh Tong Lele untuk makan dan minum dengan bahagia. Menurutnya, anak kecil harus terlihat seperti anak kecil, tidak perlu selalu belajar. Di usianya seperti ini, ibunya berpikiran bahwa dia harus bermain dengan bahagia dan tidur dengan nyenyak. Inilah perbedaan yang paling terlihat di antara ayah dan ibunya itu.

"Minum susu dan makan biskuit untuk menambah nutrisi?" tanya Mo Qijue dengan wajah suramnya.

"Aku menyukainya, tapi papi kan tidak pernah peduli!" kata Tong Lele, kemudian dia meletakkan cangkir susunya ke samping, membuka kotak biskuit, lalu memasukkan ke dalam mulutnya. Melihat hal itu, membuat Mo Qijue seketika langsung sakit kepala, "Pelayan Feng, bawa anak ini kembali ke kamar!" kata Mo Qijue dengan suara dingin.

Setelah menunggu sebentar dan tidak mendapat jawaban dari pelayan Feng, Mo Qijue langsung mengerutkan dahinya, "Pelayan Feng!" panggilnya sekali lagi.

"Berhenti memanggilnya. Pelayan Feng sudah tidur!" jawab Tong Lele kepada Mo Qijue. 

"Tidur? Di jam segini?" tanya Mo Qijue...

avataravatar
Next chapter