46 Sihir Dadakan

Di tempat tinggal Zile saat ini. Mereka semua berkumpul terkecuali Sema yang tengah pergi entah ke mana. Sedangkan Amaha dan Nephne, telah kembali ke tangan kiri Sema berupa inangnya.

Mereka tengah mendiskusikan tentang telur naga. Bersama Kasuvi yang tengah duduk di atas kasur bulu, agar kondisinya semakin membaik.

"Karena itu, Zile ... maukah kau membantuku?"

Tanya Raijuu yang tengah duduk di samping kiri Levius. Zile yang duduk di samping kanan Levius, menanggapi pertanyaan Raijuu dengan memberikan Raijuu sebuah jempol tangan kanan.

"Dengan adanya Zile. Kita tidak perlu khawatir akan musuh yang menyerang. Kasuvi, kapan kau akan mengambil telur naga itu?"

Tanya Raijuu seraya menatap wajah Kasuvi yang tengah mengkhawatirkan nasib telur naga itu. Ia menanggapinya dengan anggukan kepala. Dirinya ingin sesegera mungkin untuk mengambil telur naga itu.

Ketika berdiskusi dengan suasana yang serius. Sema datang dengan hawa keberadaan yang ia sembunyikan setelah berlatih mengendap-endap mencari makanan dalam lemari pendingin, ketika di dunia yang dulu.

"Permisi, numpang rampok."

"Dari mana saja kau? Soutarou."

Sahut Kasuvi yang melihat Sema baru saja datang setelah kembali dari suatu tempat. Sema duduk bersila di samping Levius. Menatap wajah Kasuvi yang tengah memperhatikannya sedari tadi.

"Sebegitu penasarannya kau ingin tahu aku pergi? Dari tadi aku mencari pelangi di pantat Unicorn."

"Ketemu?"

Tanya lagi Kasuvi dan Sema menanggapinya dengan gelengan kepala yang lemah. Ia menatap kedua mata Kasuvi dengan cukup meyakinkan.

"Tidak, soalnya pelangi itu bernaung di matamu."

"Modar sana! Seriuslah Soutarou!"

Bentak Kasuvi yang memarahi Sema karena belakangan ini ia mulai bercanda. Sema tahu, tidak selamanya ia harus merenungi akan masa lalu yang tidak bisa ia ulang maupun ia gapai kembali.

Yang ada di hadapannya saat ini, merupakan orang-orang yang mempercayainya setelah berada di dunia lain ini. Meskipun dari dulu Raijuu memiliki niatan membunuh Sema. Dirinya berpikir untuk tetap bersamanya seraya melindungi inangnya akan inti yang masuk ke tubuh Sema.

"Ngomong-ngomong ... apa hubungan kalian dengan Raijuu?"

Tanya Zile dengan wajah yang datar. Sema dan yang lainnya bingung. Raijuu menguap untuk menanggapi pertanyaan dari Zile.

"Serigala itu hanya numpang, nanti juga bakal ditendang."

"Bukankah dia hanya menumpang?"

"Tukang maling makanan."

Berawal dari Sema yang mengatakan Raijuu akan sisi negatifnya, dilanjutkan dengan Kasuvi lalu Levius. Raijuu yang hatinya tersakiti, hanya bisa terdiam dan mulai merenungi sifatnya dengan wajah yang agak murung.

"Ngomong-ngomong Zile, apakah kau melihat pasukan dari kerajaan yang berniat untuk mengambil telur naga itu?"

Tanya Sema seraya menoleh ke arahnya. Zile hanya menanggapinya dengan gelengan kepala, ia menjelaskan bahwa tidak ada satu pun pasukan yang datang ke Perbatasan setelah Kasuvi membabat mereka di gunung.

"Kalau begitu ... kita pergi sekarang saja."

* * * * * *

Mereka memulai perjalanan untuk pergi mengambil telur naga yang telah dipercayakan kepada Kasuvi. Zile paling depan bersama Raijuu, belakangnya Sema dan Kasuvi, lalu terakhir adalah Levius bersama dengan Gemini yaitu Nephne dan Amaha.

Ketika Kasuvi berniat untuk melakukan pendekatan terhadap Sema yang ada di samping kirinya. Tiba-tiba saja, Sema menjauhi Kasuvi yang tengah mendekatkan diri kepadanya.

Pada saat itu juga, langkah kaki Kasuvi terhenti dan memikirkan segala kemungkinan akan tingkah Sema yang menghindari dirinya.

"Sou-Soutarou menghindariku?"

Ucap Kasuvi dalam hati, ia menelan ludahnya dan mencoba untuk mendekati Sema kembali yang sudah berjalan di depannya. Akan tetapi, Sema kembali menghindari Kasuvi dengan semakin menjauhinya ketika dia mendekatinya.

"Serius!? Soutarou menghindariku!? Salah apa aku!?"

Ucap Kasuvi dalam hati dan dia mencoba untuk memecahkan kode yang dilontarkan oleh Sema. Namun yang pasti, ia tidak begitu tahu akan kesalahannya dan membuat Sema menghindarinya.

Sema terlihat agak panik ketika Kasuvi mendekatinya. Alasan dia menghindari Kasuvi adalah dirinya yang mulai mengeluarkan keringat cukup banyak. Karena itu, ia tidak ingin Kasuvi mencium bau keringat yang menempel di tubuhnya.

"Ke-kenapa kau menghindariku!?"

Bentak Kasuvi dengan kedua mata tertutup dan pipi yang merona. Sema berbalik badan karena ia tahu bahwa Kasuvi marah akan tingkahnya menghindari Kasuvi dari tadi.

Sema menggaruk-garuk pipi kanannya dengan jari telunjuknya. Ia cukup malu untuk mengatakan kenyataannya kepada Kasuvi yang sudah marah.

"Yah ... aku tidak ingin kau membenciku karena bau badan dari keringat."

Ketika Sema selesai mengatakannya. Kasuvi berlari lalu melompat, memeluk Sema dan memendamkan wajahnya ke dada Sema.

"Bodoh! Aku suka akan baumu!"

"Apa!? Dasar maniak bau badan!"

* * * * * *

Zile memandu mereka melalui jalur pintas. Sehingga, ada banyak monster yang menyergap seperti sekelompok Orthros yang berjumlah cukup banyak.

Akan tetapi, Zile bersama dengan Amaha dan Nephne dapat membabat habis mereka dengan cepat akan tingkatan kemampuan yang sudah berbeda jauh. Sema bersama Kasuvi hanya berjalan santai melanjutkan perjalanan, sedangkan yang lainnya sibuk melawan Orthros.

Perjalanan yang dibutuhkan ke gunung yang sebelumnya hanya membutuhkan waktu sekitar lima belas menit. Ketika mereka sampai di mulut gua untuk melihat situasi di sekitar, terlihat beberapa Slime yang baru lahir menghuni gua ini.

Kasuvi membakar setiap Slime yang menghalangi jalan mereka dengan sihir api. Ketika mereka sudah berjalan cukup jauh memasuki gua, gua yang memiliki jalur bercabang ini mulai terlihat kembali.

Sema, Raijuu, Levius, dan Amaha pergi ke jalur sebelah kanan. Sedangkan Zile, Nephne, dan Kasuvi pergi ke jalur sebelah kiri. Mereka merapal sihir api sebagai penerangan untuk menemani perjalanan mereka.

Kelompok Sema berjalan cukup jauh, mendapati jalan buntu berupa tembok yang besar dan terdapat gambar segel sihir pada tembok tersebut. Sema dan yang lainnya menghampiri tembok tersebut, tiba-tiba saja permukaan yang mereka pijak memunculkan segel sihir berwarna putih cerah yang membuat penglihatan terganggu.

"Sialan! Ini sihir lingkaran teleportasi!"

Seru Raijuu seraya menutup kedua matanya, begitu pula dengan Sema, Levius dan Amaha yang secara reflek. Begitu mereka berempat membuka kembali indra penglihatannya.

Sema, Raijuu, Levius, dan Amaha hanya bisa menatap ke atas dengan ekspresi kosong akan putus asa yang menghampiri mereka. Seekor Zombie Dragon dengan tubuh terbalut daging busuk dan tulang belulang terlihat.

Menatap kehadiran mereka berempat dengan dua bola mata yang kelam.

Mereka berempat dipindahkan ke sebuah tempat yang mirip dengan gua bawah tanah. Akan tetapi, gua bawah tanah ini memiliki ruang lingkup yang amat luas dan melebihi ukuran tubuh besar dari Zombie Dragon.

"Kemungkinan besar, gunung ini dulunya sebuah tempat yang berupa dungeon. Tidak kusangka, Bos dari dungeon ini adalah Zombie Dragon."

Jelas Raijuu dengan cukup panik karena lawan mereka kali ini adalah seekor Zombie Dragon. Amaha bersiap-siap bertarung dengan kedua tangannya yang sudah terpasangi dengan zirah knuckle hitam.

Levius memunculkan jangkarnya yang berupa senjata yang ia gunakan. Terbuat dari manifestasi mana miliknya.

Raijuu menyadarinya, para monster lenyap yang menghuni dungeon kecil ini berupa gua kecil. Namun tadi, terdapat Slime yang baru saja lahir di gua dan telah mereka kalahkan.

Maka yang dapat dipikirkan oleh Raijuu adalah naga merah yang mempercayakan telur itu kepada Kasuvi. Telah membantai monster yang menghuni dungeon gua kecil ini, tanpa menyentuh lingkaran teleportasi yang mereka injak.

Pertarungan melawan Bos Zombie Dragon dimulai. Sema meningkatkan fisiknya dengan Overflow yang ditekan sampai 7% pada seluruh tubuhnya. Begitu juga dengan Amaha, dia meningkatkan fisiknya dua kali lipat dan melapisi zirah knuckle dengan sihir api biru.

Raijuu mencoba untuk memberikan luka kepada Zombie Dragon dengan tembakkan bola listrik. Namun, sihir yang ditembakkan olehnya tidak berefek pada mayat hidup.

"Sialan! Kita tidak bisa pergi dari sini sebelum mengalahkannya!"

Seru Raijuu seraya memperingatkan Sema, Levius dan Amaha agar tetap waspada. Amaha segera berlari ke depan Zombie Dragon yang mencoba menyerangnya dengan cara menginjak.

Setelah ia menghindari serangan dari Zombie Dragon. Dengan cepat, memukul tangannya sampai hancur dengan daging busuk yang berserakan.

Levius melempar jangkarnya ke arah kepala Zombie Dragon. Namun, hasilnya nihil dan Zombie Dragon meraung amat nyaring.

Bau busuk menyebar dengan cepat. Amaha segera kembali ke tempat Sema dan Raijuu, dengan tangan kanan yang menutupi hidung.

Sema langsung melepas jubah hitamnya. Merobeknya menjadi empat bagian, digunakan sebagai penutup indra penciuman mereka berempat. Sema yang sudah mengikat robekan jubahnya di hidung.

Segera mengikatkan robekan jubahnya ke hidung Raijuu yang tidak berdaya. Melawan Dragon Zombie membuat mereka kewalahan, bagaimana caranya mereka dapat mengalahkan Bos dungeon ini?

To Be Continue ....

avataravatar
Next chapter