36 Sema dan Shen Liu

Di ruangan harta saat ini ....

Sema mendapatkan situasi yang tidak menguntungkan baginya. Light Zuuin, menolak penawaran dari Sema dan kemungkinan besar adalah ... Sema akan kalah telak.

Sema mengerti dengan hal itu dan ia tidak memiliki rencana cadangan. Karena situasi yang seperti ini, Waka melangkahkan kakinya menghampiri Sema lalu berdiri di samping kirinya.

Para kesatria sihir yang lainnya menjauh dari tengah-tengah ruang harta ini. Mereka berniat untuk tidak ikut campur urusan antara Light Zuuin dan Night Light.

Mereka juga tahu bahwa Night Light akan kalah jika melawa pengguna dan pengendali energi dalam tubuh. Meskipun begitu, Sema tetap tersenyum dalam keadaan terdesak.

   "Waka, bisakah kau urus Lian Xue, cewek yang cakep itu."

   "Cewek cakep itu? Aku bisa menanganinya, apa yang kau rencanakan?"

   "Tidak ada rencana apapun, seiring berjalannya waktu. Suatu saat, kelemahan mereka akan terlihat jelas."

Ucapan dari Sema memang benar. Waka mengerti dengan jalan pikiran Sema yang tidak mudah ditebak. Membuat musuh menyerang secara terus menerus, maka suatu saat mereka juga akan memakai kebiasaan.

Kebiasaan seperti itulah yang membuat insting dari Jomblonya dapat terasah dengan cukup baik. Hanya dengan membaca gerakan lawan, ia dapat menyadarinya dengan cepat.

   "Summoner Class Promotion: Hazard Up."

Sema mendapatkan promosi pada kemampuan dasar yang ia dapatkan ketika tiba di dunia ini.

   "Kita mulai ... "

Bisik Sema lalu berlari menghampiri Shen Liu yang tengah berdiri dengan tenang. Ia membaca gerakan Sema dengan membaca ki miliknya yang mengalir dengan lancar.

   "Tendangan kaki kanan ya ... "

Pikir Shen Liu seraya melihat pergerakan Sema yang sudah bersiap-siap dengan gerakan zig-zag. Shen Liu mengangkat tangan kirinya untuk bertahan dari serangan yang akan diluncurkan oleh Sema.

Akan tetapi, Sema tersenyum kecil dan itu membuat Shen Liu menyadari ada kejanggalan pada dirinya. Dengan cepat, Sema meraih dagger menggunakan tangan kanan yang ada di pinggangnya. Melemparnya dengan gerak cepat dengan target Xian Lue yang tengah memperhatikan Waka berlari ke arahnya.

*Crebs

Shen Liu mengorbankan telapak tangan kanannya agar dapat menahan laju dari daggernya. Darah segar yang menetes dan dagger tajam menembus telapak tangannya. Sema tersenyum kecil karena pemikirannya tepat dengan permainan pola kecil.

   "Begitu ya, dia membuatku memprediksi pergerakannya dengan membaca ki dan ia sengaja dengan menunjukkan pergerakan itu."

Pikir Shen Liu seraya melihat Sema yang tengah bersiap-siap untuk serangan berikutnya. Untuk kali ini, Shen Liu berpikir untuk serius sedikit dalam melawan Sema.

   "Tahap Ki tingkat dua, pengumpulan."

Shen Liu memusatkan ki pada tangan kanannya, perlahan-lahan telapak tangannya yang terluka oleh dagger. Mulai berhenti menetes dan luka tersebut mulai menutup seperti tidak pernah ada yang terluka.

Serigala kecil yang tadinya bersembunyi, kini berlari ke arah Sema lalu berdiam diri di atas pundaknya. Sema pikir, serigala kecil ini ingin membantu Sema meskipun sedikit.

Waka yang tengah melihat pertarungan ini, sudah gatal ingin turun tangan dan membantu Sema. Namun, pertarungan antara dua pria yaitu Sema dan Shen Liu tidak bisa diganggu begitu saja.

Meskipun kesatria sihir yang lainnya sudah tahu bahwa Shen Liu akan memenangkan pertarungan ini. Sema, ia masih terlihat memiliki harapan karena ingin memperjuangkan prinsip hidupnya.

Sema mempersiapkan kedua dagger dengan menggenggam erat pada kedua tangannya. Ketika ia berniat untuk berlari, keberadaan Shen Liu yang ada di depan matanya hilang seketika.

   "Ke mana d-"

Seketika langsung, Sema merasakan bahaya di belakangnya dengan insting Jomblonya yang aktif. Sema langsung merunduk dengan cepat, tendangan ki round house Shen Liu dapat dihindari olehnya.

Akan tetapi, Sema baru saja melihat mimpi buruk yang baru kali ini ia lihat. Gelombang tendangan tadi mengakibatkan hembusan angin yang sangat kuat dan Sema terkejut.

   "Pria ini dapat menghindari seranganku? Apakah dia Cultivator?"

Pikir Shen Liu seraya melihat wajah Sema yang tengah menoleh ke arahnya dengan tatapan yang merasakan bahaya. Sema langsung pergi dari tempat ini dengan berlari cukup cepat.

Akan tetapi, Shen Liu dapat mengejarnya dan menendang tubuh Sema dari samping. Tendangan itu membuat Sema terhempas cukup jauh, berguling-guling di lantai dan menabrak dinding ruangan harta.

   "Sialan, kuat sekali ... "

Pikir Sema, ia mencoba untuk berdiri dibantu dengan kedua tangannya. Perlahan-lahan ia dapat berdiri dengan segenap tenaga, namun dagger yang ia genggam dengan kedua tangannya ia lepaskan.

   "Aku harus menggunakan kemampuan itu ... kau dengar?"

   "Akhirnya kau mau mendengarkanku."

Suara halus seorang pria terngiang di dalam kepalanya. Sema sudah menyadari ada hal yang aneh dengan tubuhnya tidak lama setelah menuntaskan misi pertama.

   "Kau ingin kekuatan? Apa yang bisa kau tukar dengan kekuatan?"

Suara yang menggema di dalam kepalanya membuat Sema agak jengkel. Namun, ia sudah siap jika ada pertaruhan yang akan dilalukan jika akan ada hal yang seperti ini.

Lagipula, Sema memang seorang manusia yang mengalami kecacatan dengan mana yang kosong pada tubuhnya. Akan tetapi, kemampuan yang terpendamnya adalah dapat meminjam kemampuan orang lain.

   "Aku tidak menerima nyawa, hal itu sudah membuatku kenyang. Karena itu ... apa yang kau tawarkan padaku?"

Sebelum menjawab pertanyaan tersebut. Sema berlari untuk melanjutkan pertarungan ini, ia menarik dua benang laba-laba yang melayang dan dua dagger yang ia jatuhkan melesat ke arah Shen Liu.

Shen Liu menggunakan tahap ki tingkat satu yaitu kesadaran. Ia menghindari dua dagger yang melesat ke arahnya dengan pergerakan cepat. Sema tersenyum kecil ketika ia mendapatkan peluang untuk menjawab pertanyaan yang terngiang di dalam kepalanya.

   "Aku bertaruh, jika aku menemukan satu ras yang sama sepertimu. Aku yakin, dia akan menjadi jodohmu."

   "Sepakat, taruhanmu itu baru aku dengar pertama kali ini dalam seumur hidupku."

Serigala yang ada di pundaknya melolong dengan suara yang lantang. Sema merasakan ada suatu benda yang keluar dari dalam dadanya, benda itu merupakan sebuah bola yang isinya berisikan kumpulan listrik.

Shen Liu yang menyadari keganjilan dan merasakan perasaan yang tidak mengenakkan. Merapal sihir yang memiliki elemen api, ia menghirup napas dalam-dalam lalu menyemburkan bola api yang ukurannya besar.

Apa yang Sema lihat, terdapat bola api berukuran besar yang mengarah kepadanya. Dengan segera, Sema menghancurkan bola listrik yang ada di hadapannya lalu memancarkan rangkaian petir.

Serigala kecil yang ada di pundaknya, tubuhnya mulai terlapisi dengan cahaya putih yang menyilaukan. Begitu juga dengan Sema, perlahan-lahan tubuh Sema yang bersinar menyerap serigala kecil itu.

   "Rogue Summoner: Limit Burst!"

Ketika Sema merapalnya, kemampuan yang terpendam sebelumnya terkunci kini terbuka dan menjadi skill tree. Dari intinya yang berupa Summoner, menjadi beberapa tingkat berupa tingkatan skill tree.

*Blarrr

Bola api yang besar itu meledak ketika menghantam Sema yang tengah berdiri. Para kesatria sihir yang ada di ruangan harta hanya bisa memalingkan wajah karena Sema tidak mungkin bisa selamat dari serangan itu.

   "Dih ampas."

Suara itu berasal dari letak di mana Sema berdiri dengan tubuh yang cukup mendapatkan luka. Akan tetapi, suara yang cukup halus ini berbeda dengan milik Sema.

   "Tidak mungkin!? Ada energi sihir yang berkumpul di sekitarnya!?"

Jasmine terkejut seraya melihat kepulan asap hitam yang menyelimuti sosok pria Jomblo itu berdiri. Sosok itu bukanlah Sema, namun seorang pria berotot yang memiliki sepasang telinga serigala.

Rambut berwarna putih dan panjangnya sampai punggung. Tatapan mata berwarna violet dan ia memiliki ekor dengan warna pada rambutnya putih.

Ia merobek kaos berwarna hitam dan melepas celana hitam panjang yang menurutnya mengganggu. Yang tersisa, hanyalah celana dalam tipe boxer dengan warna hitam. Melepas beberapa perlengkapan seperti wadah dagger beserta daggernya ke lantai.

   "Baru kali ini aku mendapatkan bentuk manusia, enak juga ternyata."

Gumamnya seraya mengepal kedua tangan beberapa kali dan mencoba untuk membiasakan dirinya dengan tubuh manusia. Ia tersenyum kecil karena mendapatkan tubuh yang baru sebagai inangnya.

   "Jadi namanya Sema ya. Orang yang menghajarku ketika kesadaranku hilang dan menjadi Fallen Beast. Untuk sekarang, aku akan menghajar pria itu."

Pikirnya, serigala kecil itu adalah jelmaan dari Sacred Beast Raijuu yang sebagian kekuatan intinya masuk ke dalam tubuh Sema. Mau tidak mau, ia mengikuti Sema dengan bentuk tubuh berupa serigala kecil.

Sebelum melanjutkan pertarungan, Raijuu berjalan ke samping kanan dan meraih syal yang tergeletak di atas tumpukan harta. Ia memakaikannya pada leher, dengan niat agar tidak kedinginan.

   "Sihir Tabu: Divine Element."

Gumam Raijuu seraya menyelimuti tubuhnya dengan listrik dan menciptakan api biru pada tangan kanan. Raijuu melakukan percobaan, ia mengarahkan telapak tangannya ke depan lalu menembakkan bola api biru dengan ukuran bola sepak yang dialiri listrik.

Dengan laju tembakan yang cepat. Shen Liu menahan serangan tersebut dengan mengaliri tubuhnya dengan ki namun ia masih terhempas dan menabrak dinding ruangan harta.

Para kesatria sihir yang melihat kejadian tadi kecuali Haya yang tengah tidur, hanya bisa terkejut dan terpukau oleh sihir berskala besar tadi. Pemikiran dari setiap orang, mulai beranggapan bahwa Sema yang saat ini dapat mengalahkan Shen Liu.

Namun yang paling membingungkan adalah, mereka bertanya-tanya akan kekuatan besar yang baru kali ini mereka lihat dengan kedua matanya sendiri. Apalagi orang tersebut adalah Sema yang sosoknya kini berubah menjadi pria berotot dengan perawakan Demi-Human.

Karena dua orang yang mulai serius itu. Lian Xue dan Waka berhenti untuk bertarung dan memutuskan untuk mengawasi Sema dan Shen Liu.

Shen Liu menghela napas karena ia terlalu meremehkan Sema dari awal. Ia melepaskan tubuhnya yang menempel pada dinding, berjalan dengan seluruh tubuhnya yang telah diselimuti ki.

Dengan sekejap, dua orang itu menghilang dengan kecepatan yang luar biasa. Bertarung menggunakam fisik pada tingkat kecepatan yang tinggi, membuat para kesatria sihir yang menonton pertarungan mereka berdua mulai bingung.

Yang ada hanyalah suara benturan, ledakan kecil, lantai yang retak, dan bayangan pergerakan mereka berdua yang cukup terlihat.

Apa yang mereka lihat merupakan pertarungan di luar batas mereka. Dua orang yang tengah bertarung ini, hanya bisa menikmati kesenangan bertarung dengan saling adu jotos dengan luka lebam pada tubuh mereka berdua.

Lian Xue mulai berjalan mundur untuk menghindari zona pertarungan antara Sema dan Shen Liu. Ia berdiri di samping Waka yang tengah melihat pertarungan mereka berdua dengan serius.

Raijuu dan Shen Liu mundur sementara dengan melompat ke belakang. Mereka berdua saling merapal sihir, Raijuu menembakkan bola api biru beraliran listrik, sedangkan Shen Liu menyemburkan bola api seperti sebelumnya.

Lian Xue dan Beatrix langsung merapal sihir yang berupa lapisan pelindung. Beatrix membuat lapisan pelindung ini dari mana, sedangkan Lian Xue dari ki yang ia bentuk dari bantuan sihir yang ia rapal.

Dengan seperti itu, hasil dari dua sihir berskala besar yang beradu membuat ruangan harta ini kacau dan berantakan. Dua orang itu masih sanggup berdiri, namun Shen Liu terlihat kelelahan sedangkan Raijuu masih dalam kondisi yang prima.

   "Baru kali ini Shen Liu kalah."

Pikir Lian Xue seraya melihat kondisi Shen Liu yang cukup parah. Jika mereka berdua melanjutkan adu jotos lagi, bisa dipastikan bahwa Shen Liu akan kalah telak jika dihantam beberapa kali lagi.

   "Shen Liu! Kita pulang!"

Seru Lian Xue dengan lantang sehingga suaranya dapat mencapai Shen Liu yang kesadarannya mulai kacau. Raijuu melihat tawa kecil dari Shen Liu meskipun wajahnya tertutupi dengan beberapa helai rambut yang berantakan.

   "Night Light, aku mengaku kalah."

Ucapan dari Shen Liu merupakan pernyataan kalah. Raijuu yang mendengarnya hanya bisa menghela napas cukup panjang.

Raijuu dengan bentuk tubuh manusia, mulai berbaring di lantai yang retak ini. Ia mengembalikan kesadaran Sema yang diambil alih olehnya, dengan seperti itu maka tubuhnya mulai diselimuti cahaya putih yang terbagi menjadi satu tubuh manusia dan satu lagi seekor serigala kecil.

Sema langsung membuka kedua matanya dengan lebar dan mengerang kesakitan karena luka adu jotos dari hasil pertarungan sebelumnya. Meskipun Raijuu dapat merasakan rasa sakit tadi, efek itu tertinggal di tubuh Sema sehingga ia terkena imbasnya.

   "Apa yang kau inginkan Pejuang Dungeon?"

Tanya Fafnir yang di sekitarnya terdapat lapisan pelindung terbuat dari sihir yang ia rapal. Sema melihat ke atas dan terdapat dua bola yang di dalamnya berwarna biru muda.

Dua bola itu menyatu menjadi satu dan masuk ke dalam tubuhnya melalui dada. Kejadian seperti ini sudah terjadi sebelumnya, sehingga Sema tidak terlalu kaget dan pasrah entah apa yang masuk ke dalam tubuhnya.

   "Fafnir, bisakah kau mengobati seluruh lukaku dan Shen Liu?"

   "Baiklah ... aku anggap itu yang kau minta, kecuali luka di hatimu yang selalu diejek."

   "Apa yang kau katakan?"

To Be Continue ....

avataravatar
Next chapter