25 Satu Lagi

Sema terdiam akan pernyataan dari Seo yang tiba-tiba dan itu membuat keteguhan si Jomblo ini gundah. Sema menelan ludah dan mencoba untuk mencerna kejadian yang saat ini terjadi pada dirinya.

   "Mbak Seo, bisakah kau berhenti menjahilik-"

   "Aku serius."

Keadaan Sema terpojok atau check mate,  wajah serius Seo membuat Sema terdiam mati kutu. Ia menghela napas untuk menenangkan dirinya lalu memikirkan keadaannya saat ini.

   "Mbak Seo, aku sudah memiliki orang yang tulus menerimaku, dia adalah Ka-"

Ketika Sema mengatakannya, sebuah tangan tak terlihat menyentuh jantungnya perlahan-lahan dan itu terasa sangat menyakitkan. Sema terjatuh dengan tangan kanannya memegang dada di mana letak jantungnya berada.

   "Sema!? Kau tidak apa?"

Panik Seo yang melihat keadaan Sema terjatuh, jantungnya diremas-remas oleh tangan tak terlihat tersebut dan membuat Sema kesakitan tak terkira. Rasa sakit tersebut hampir mendekati kematian, perlahan-lahan tangan tak terlihat itu hilang namun keadaan Sema masih sesak napas dan rasa sakit tersebut hilang.

   "Sialan, ini menyakitkan."

Pikir Sema, sebetulnya ia pernah melakukan uji coba selain memakai ucapan. Ia menulis kata-kata berupa aku mencintaimu, namun ketika diperlihatkan kepada Kasuvi huruf-hurufnya tidak jelas dan malah seperti tulisan ceker ayam.

Ya, kutukan yang didapatkan oleh Sema mencakup segala hal seperti lisan dan tulisan. Mau tersurat dan tersirat, hal tersebut hanya akan sia-sia.

Seo khawatir dengan keadaan Sema karena ia berpikir bahwa Sema terjatuh dan terlihat kesakitan adalah salahnya.

* * * * * *

Esok hari nan cerah, burung-burung kecil bertengger pada ranting pohon disertai kicauannya yang memulai hari cerah ini. Genangan air sisa hujan semalam terlihat hampir merembes ke tanah tak tersisa.

Kasuvi memulai harinya dengan semangat yang tidak jelas dan tidak tahu bagaimana caranya mengartikan perasaannya saat ini. Memberereskan tempat tidurnya lalu bercermin untuk merapikan penampilannya yang kusut, ia mengenakan pakaian yang ia biasa kenakan dengan warna yang didominasi dengan warna merah dan putih.

Setelah semuanya beres, Kasuvi keluar dari ruangannya lalu menoleh ke samping kanan menatap pintu kamar Sema. Dengan berinisiatif, Kasuvi melangkahkan kakinya menuju pintu kamar Sema lalu menekan gagang pintu perlahan-lahan namun pasti.

Ia mengintip dari sela-sela pintu yang ia buka, namun sosok pria Jomblo tersebut tidak ada. Yang ada hanyalah ruangan kosong yang tertata rapi, Kasuvi menatap kasur Sema dari kejauhan dan ia kembali menutup pintu.

   "Soutarou tidak pulang kemarin malam? Apakah dia sesibuk itu? Jangan-jangan dia gagal dalam seleksi menjadi kesatria sihir?"

Pikir Kasuvi yang mengkhawatirkan si Jomblo itu, ia berjalan menjauhi pintu kamar Sema lalu segera pergi ke lantai satu. Terlihat Levius, Ruina, dan Sera sudah bersiap-siap membuka bar ini dan restoran kecil yang ada di samping bar ini.

   "Untuk sekarang, aku akan menunggunya."

* * * * * *

Saat ini di markas Night Light, di pagi hari mereka memulai harinya dengan sarapan yang dibuat oleh Ausregina. Sema dibangunkan paksa oleh Hazama dengan ledakan api hitam berskala besar sampai-sampai dinding markas mereka hancur.

Sialnya lagi, ruangan Sema kena imbasnya dan setengah dari ruangannya hancur dilahap oleh si Jago Hitam. Untungnya, Sema tidak terkena imbasnya karena ia berada di sisi yang lain.

   "Soutarou, kau terlihat lesu."

Sahut Sebas yang melihat keadaan Sema kurang tidur dan terlihat dari kedua matanya yang tidak kuat untuk melek. Saat ini mereka semua sedang menunggu sarapan yang dibuat oleh Ausregina dan dihidangkan oleh Seo yang membantunya.

Meja makan ini berbentuk persegi panjang dan Sema berhadapan dengan Sebas sedangkan di samping kanannya terdapat Seo.

   "Begitulah, ngomong-ngomong Sebas, bukankan ada satu lagi anggota Night Light? Kapten yang mengatakannya padaku."

   " ... oh, orang tersebut merupakan seorang perempuan dengan kemampuan yang amat hebat dan ia juga memiliki salah satu Arch Gear dari sekian banyaknya."

Jawab Sebas dengan fasih, Sema tertarik dengan satu anggota Night Light yang belum ia ketahui.

   "Tapi hati-hati dengannya."

   "Kenapa?"

Tanya Sema, Sebas menjelaskan secara singkat bahwa anggota Night Light yang satu lagi memiliki sifat yang amat-amat mesum. Dan ketika Sebas menjelaskannya, terlihat dari wajahnya karena Sebas juga korban pelecehan dari si perempuan tersebut.

   "Reverse ya ... "

Pikir Sema dengan menyimpulkan informasi yang ia terima dari Sebas, ia pun menanyakan lagi pertanyaan yang sama kepada Waka yang sedang ngupil dengan wajah bodohnya.

   "Ngg ... anggota terakhir ya? Aku akui kemampuannya lebih hebat namun dia masih kalah jika adu tanding dengan Kapten. Ngomong-ngomong, dia seorang perempuan yang mesum, pernah sekali dia menjahiliku dengan mencuri sempak yang aku simpan ketika mandi dan dia berlarian dengan memutar sempak seraya tertawa tidak karuan."

Entah kenapa, ketika Waka menjelaskannya dengan detail namun wajahnya terlihat agak kesal. Lalu, Sema menanyakannya kepada Hazama yang sedang menikmati waktunya dengan merokok.

   "Anggota terakhir ya ... memangnya ada ya?"

Saking begonya lagi, Hazama menanyakan balik kepada Sema dengan wajah yang agak bingung. Namun sialnya lagi, Hazama berniat bercanda dengan pura-pura bego.

   "Yah ... dia pernah lepas kendali ketika aku terluka, dan sialnya lagi dia merusak hutan dengan radius 1 kilometer. Dan karena itu, Night Light harus membayar ganti rugi untuk kerusakan yang terjadi."

Sahut Hazama lalu menghisap rokoknya, ia pun menghembuskannya kembali dengan wajah yang bahagia. Sema kembali menanyakannya kepada Seo, namun niatnya pupus ketika melihat wajah sadis dari Seo dengan tatapan yang mengintimidasi.

Sema menanyakannya lagi kepada Ausregina yang meletakkan mangkok kayu berisi salad buah di depan Sema.

   "Anggota terakhir ya, jika tidak salah ... dia perempuan termesum dan terbodoh yang pernah aku kenal."

Sahut Ausregina lalu ia pamit untuk kembali duduk ke bangkunya yang ada di samping kanan Seo. Dengan semua informasi yang Sema dapat, ia menyimpulkan siapa sebenarnya anggota terakhir Night Light.

   "Pembuat onar, kemampuannya di bawah Kapten dan ia sangat mesum dan bodoh. Apakah dia ... keponakan Madd*g?"

Pikir Sema dengan segala analisis yang agak melenceng, Hazama berhenti merokok lalu menginjak rokok yang ia jatuhkan. Memulai basa-basi sebelum sarapan lalu Sebas yang terlalu lapar terlebih dulu makan mendahului yang lainnya.

* * * * * *

Di siang hari di markas Night Light, Sema mendapatkan misi untuk membasmi Fallen Beast ganas dari perintah Kaisar Sihir sekaligus yaitu Houns Rayford. Fallen Beast merupakan salah satu Sacred Beast yang kehilangan akal sehatnya dan mereka mengamuk.

Konon, mereka disebut-sebut sebagai tentara dewa yang memiliki kekuatan hebat namun itu dulu. Kini, Sacred Beast yang tersisa cukup banyak karena kekuatan mereka dijadikan senjata dan menjadi sebuah alat sihir yang bernama Arch Gear.

Untuk misi pembasmian Fallen Beast ini, Sema ditemani oleh dua anggota Night Light yaitu Sebas dan Seo. Sebetulnya, mereka berdua yang menawari bantuan karena khawatir kepada Sema yang tidak memiliki energi sihir.

Sebelum itu, mereka bertiga memakai perlengkapan dan beberapa pelindung ringan. Sebas memakai kemeja lalu seragam berwarna biru dan ia juga memakai dasi, layaknya pakaian formal.

Tubuh bagian atasnya dipakaikannya dengan sebuah rompi berwarna biru keabuan. Memakai sarung tangan berwarna hitam dan tubuhnya yang cukup terlatih terlihat keren karena penampilannya yang tidak biasa.

Seo memakai pakaian atas yang seperti kemeja namun bahannya terbuat dari anti robek. Bagian bawahnya memakai stocking berwarna hitam, mengenakan rok berwarna biru berenda putih mudah bergerak dan panjangnya sampai di atas mata kaki.

Ia juga memakai pita hitam yang disimpul dan dipakai di kerah bajunya, saat ini penampilan Seo bagaikan seorang Pleiades Maid.

Mereka bertiga berangkat dengan memakai sapu terbang, akan tetapi Sema nebeng dibonceng oleh Sebas di belakangnya.

   "Ngomong-ngomong, Fallen Beast yang akan kita kalahkan bagaimana rupanya?"

Tanya Sema seraya memegang pundak Sebas dengan kedua tangannya, Sebas menjelaskan bahwa Fallen Beast yang menjadi tujuan misi mereka berupa Sacred Beast yang bernama Raijuu.

Raijuu merupakan Sacred Beast yang memiliki bentuk tubuh berukuran besar dan seluruh tubuhnya memiliki listrik yang mengalir. Bagaikan serigala namun ukurannya besar dan rambutnya memercikkan listrik.

   "Apakah tidak terlalu bahaya?"

   "Yah ... memang bahaya, tapi jika bukan kita siapa lagi?"

   "Aku menyerah."

Jawab Sema, mereka bertiga segera pergi ke sebuah tempat yang dekat dengan perbukitan lalu tempat tersebut merupakan hutan yang dekat dengan gunung.

Daerah hijau ini terlihat subur, beberapa pohon yang berbuah segera Sebas kantongi untuk makan sambil melakukan perjalanan. Ia pun membagikannya kepada Sema dan Seo yang sedikit lelah dan pantat sakit, rasa manis buah apel dan persik membuat rasa manis memenuhi mulut mereka.

   "Ngomong-ngomong Sebas, masih jauh?"

   "Yah ... seharusnya di sekitar sini, tapi a-"

*Blarr

Sambaran petir dengan suara guncangan yang dahsyat membuat mereka berdua terkejut. Dari atas hutan ini dan dari kejauhan, Sebas melihat sesosok makhluk berukuran besar sedang mengamuk dan seluruh tubuhnya diselimuti oleh listrik.

Dengan kesepakatan mereka bertiga, segera pergi ke tempat di mana makhluk tersebut sedang mengamuk. Turun dari sapu terbang lalu segera bersembunyi di balik pohon-pohon yang menjadi kamuflase sementara.

*Blarr

Ledakan dari sihir listrik terjadi lagi, Raijuu membuat bola sihir yang berisi kumpulan listrik lalu menabrakkannya ke pohon-pohon yang ia anggap menganggu. Seo mencium bau miasma, miasma merupakan sebuah aura atau partikel sihir yang biasanya dimiliki oleh ras Iblis.

Karena mereka bertiga bersembunyi di balik pohon namun berjauhan, Seo tidak bisa memberitahu mereka berdua meskipun dengan bahasa isyarat. Dengan segera, ia merapal sihir elemen angin dan memunculkan lima tombak yang melesat ke arah perut Raijuu.

Akan tetapi, kelima tombaknya dapat dihancurkan dengan mudahnya menggunakan sihir zona yang memunculkan lapisan listrik untuk menahan serangan Seo.

Keberadaan mereka bertiga telah diketahui oleh Raijuu, Seo segera menyuruh Sema dan Sebas untuk pergi dari tempat ini. Mereka bertiga berlarian dikejar-kejar oleh Raijuu yang gusar karena serangan dari Seo.

   "Seo!? Apa yang sedang terjadi?"

Tanya Sebas seraya berlari dengan kecepatan yang sama dengan Seo dan Sema. Seo menjelaskannya dengan cukup singkat dan diketahui bahwa ada seorang ras Iblis yang ikut campur.

   "Iblis? Bukankah mereka ada di pandemonium dan Cocytus!?"

   "Tidak, sepertinya ada seorang utusan. Akan tetapi, motif apa yang mengakibatkan mereka bertindak seperti itu!?"

   "Kalau it-"

Sebas melihat tangan Raijuu yang berukuran besar dan dialiri dengan listrik melesat dengan cepat dan akan mengenai Sema. Sema sudah menyadarinya, jika seperti ini maka mereka bertiga akan terkena efek imbas dari serangan listrik Raijuu.

Dengan cepat, Sema menarik kedua lengan Seo dan Sebas secara acak lalu melemparnya ke arah lain agar tetap aman memakai Overflow 5%. Ketika Sebas dan Seo terlempar dan melayang, Sebas melihat Sema sudah terkena serangan tangan dari Raijuu.

*Blarr

Ledakan yang dihasilkan dari listrik yang dikumpulkan dan diledakkan terjadi lagi, akan tetapi ledakkan tersebut dihasilkan dari serangan Raijuu pada tangan kanannya dan Sema terkena serangan tersebut.

   "Soutarou!?"

To Be Continue ....

avataravatar
Next chapter