29 Pengetahuan

"Sepertinya yang di sana terjadi keributan."

Sahut Xueli yang sedang minum teh seraya melihat Hazama dan Abiel sedang suit. Xueli adalah Wakil Pemimpin dari Light Zuuin, sedangkan Pemimpin yang sebenarnya adalah Jiang.

Jiang memiliki penampilan yang tradisional seperti orang pribumi Cina. memakai sehelai kain untuk bagian bawah berwarna merah. Begitu juga dengan pakaian atas lengan pendek berwarna merah dan terbuka. Otot-otot yang ia miliki terlihat jelas, apalagi dengan tubuh yang telah terlatih.

Memiliki rambut panjang sampai punggung, sebagian rambut belakang ia ikat dengan gaya bun man. Tato yang ada di tubuh sebelah kiri terlihat, apalagi dengan bekas luka horizontal yang ada di dadanya.

Jiang yang saat ini tengah bersama Xueli sedang sibuk makan dan tidak memperhatikan keadaan sekitar. Sebetulnya dia menerima panggilan ini hanya berniat untuk numpang makan dan langsung pulang, greget sekali.

Xueli melirik ke salah satu remaja yang sedang berniat menghentikan pertengkaran antara Hazama dan Abiel. Ia melihat sosok Sema dengan serigala kecil dengan warna rambut putih berdiam diri di atas pundak Sema, ia teringat bahwa remaja tersebut merupakan remaja yang direkrut oleh Night Light.

"Sip kenyang, Xueli, aku mau bungkus beberapa makanan untuk di rumah."

"Ya, jangan lupa juga untuk Zitong dan Gumiho, mereka berdua pasti senang."

Jawab Xueli seraya melihat Jiang sedang sibuk mencari wadah untuk membungkus makanan yang ada di perjamuan ini.

Isabelle Romée, Pemimpin dari faksi kesatria sihir Silver Lotus yang isi anggotanya hanya perempuan. Entah kenapa alasannya, dan mereka membenci laki-laki dari faksi kesatria sihir lainnya.

"Hazama ... akhirnya dia mau datang, ngg ... siapa remaja yang ada di dekatnya?"

Pikir Isabelle dengan tangan kanan yang ditempatkan di dagu dan tangan kiri menopang tangan kanan. Ia memikirkan dan mengingat-ingat wajah dari si Jomblo ini dengan agak lama.

"Akh!? Dia remaja yang direkrut oleh Hazama!?"

Pikirnya ketika menyadari beberapa hal kecil, lalu ... Isabelle merasa ada suatu makhluk yang berdiam diri di atas pundak Sema namun wujudnya tidak jelas.

Setelah beberapa menit berlalu, suara langkah kaki yang terdengar dari pintu depan membuat semua orang yang ada di ruangan ini terdiam. Akan tetapi berbeda dengan Hazama, ia malah menyalakan rokok dan masa bodoh dengan situasi sekarang.

Sosok manusia yang datang itu membuat orang lain terkagum, meski Sema tidak bisa mendeteksi dan merasakan sihir seseorang. Ia tahu bahwa orang yang datang di hadapannya adalah Kaisar Sihir dari Archdale.

Houns Rayford, itulah nama dari Kaisar Sihir dari Archdale. Ia berjalan dengan perlahan-lahan, penampilannya yang memakai baju besi lengkap tanpa helm.

Sisi kejantanannya terlihat dengan tubuh yang terbentuk, namun tersembunyi karena baju besi yang menjadi pelindungnya.

Ia melirik dengan tajam ke berbagai arah untuk mengecek setiap orang yang datang. rambut medium dengan warna hitam kebiruan, terdapat sebuah kristal yang ditempel pada dada sebelah kiri yang memancarkan warna biru terang.

"Junya ... dia sedang makan pisang?"

Pikir Houns seraya melirik ke arah samping kanan, terdapat Junya yang sedang memakan pisang dengan wajah bahagia. Namun, Houns yang tidak memperhatikan ke depan, terdapat kulit pisang yang dibuang sembarangan oleh Junya sebelumnya.

Sehingga ...

*Gubrak

Setiap orang yang melihat sosok Houns kecuali Junya dan Jiang yang sibuk makan. Ada yang ingin tertawa tapi takut dosa, ada juga yang khawatir, masa bodoh, dan Hazama malah tertawa ngakak melihat Houns jatuh terpeleset kulit pisang.

"Apa-apaan nih orang!? Dia menertawakan Kaisar Sihir!?"

Panik Sema dalam hati dengan perhatiannya yang teralihkan oleh tawa Hazama. Junya yang menyadari suara tawa dari Hazama, mencoba menoleh ke belakang lalu melihat sosok Houns sedang terkapar dengan kedua tangan memegang kepala bagian belakang.

"Rayford? Ngapain dia tidur di lantai?"

Pikir Junya dengan wajah tidak berdosa, Houns memegangi kepala bagian belakang karena cukup sakit. Tetapi Houns tidak mengkhawatirkan hal tersebut, dia lebih khawatir akan rasa malu ketimbang rasa sakit.

"Sialan, siapa juga yang buang kulit pisang sembarangan?"

Pikirnya, lalu ia menoleh ke samping yang kini terdapat Junya sedang mengunyah daging pisang dengan wajah bodohnya.

"Jadi elu toh pelakunya!?"

Kesal Houns dalam hati, untuk sekarang ia hanya harus berdiri dengan gagah, tamvan dan pemberani.

*Gubrak

Junya yang sedang berbalik badan lalu berniat untuk berjalan ke tempat Jiang, malah terpeleset kulit pisang yang sebelumnya ia makan. Ia berguling-guling dengan memegang kepala bagian belakang karena rasa sakit namun tidak merasa malu.

"Malah kena!? Gobloknya gak ketulungan!?"

Kesal Houns karena melihat tingkah Junya yang gobloknya gak ketulungan, mereka berdua segera berdiri. Houns menahan rasa malu, sedangkan Junya menahan rasa sakit seraya tangan kanan mengusap-usap kepala bagian belakang.

"Sepertinya ... aku salah tempat ... "

Pikir Sema dengan wajah muram dan depresi, pada kenyataan yang ia hadapi saat ini juga. Houns segera melangkahkan kakinya di tengah-tengah bangunan ini.

Menghela napas cukup panjang lalu mengumpulkan tekad. Perlahan-lahan tatapannya menunjukkan sebuah jurang tak berdasar yang membuat Sema terkejut. Setelah beberapa detik kemudian, tatapannya kembali normal bersamaan dengan hembusan napas.

"Karena kalian telah berkumpul akan aku umumkan beberapa pengumuman. Satu, terima kasih dari Night Light karena telah membasmi Fallen Beast Raijuu. Dua, Perjanjian dengan para Lizardman yang ada di pedalaman telah disepakati. Ketiga, ada dungeon yang muncul di sekitar Archdale. Aku ingin dari setiap faksi mengirimkan perwakilan dua orang."

"Houns, kau serius? Night Light mungkin akan mengacaukannya."

Sahut Abiel seraya memperhatikan pengumuman dari Houns sedari tadi. Houns berpikir sejenak dengan memijat-mijat dahinya. Setelah cukup lama mendapatkan pencerahan, Houns menyuruh Hazama untuk memilih wakilnya yang berkompeten.

"Yah ... jika itu yang kau inginkan ... "

Jawab Hazama dengan rokok yang ada di mulutnya. Abiel setuju akan pendapat dari Houns, lalu pertemuan hari ini dilanjutkan dengan acara perjamuan dari perginya Houns Rayford dari perjamuan ini.

"Mau pulang sekarang?"

Tanya Hazama kepada Sema yang saat ini tengah makan daging udang dan kepiting. Sema menanggapinya dengan wajah bodohnya disertai mulut yang sibuk mengunyah.

"Yah ... sebentar lagi ... mungkin?"

"Mau aku tampol ya?"

Kesal Hazama, ia pamit terlebih dahulu untuk pulang. Sedangkan Sema, ia melanjutkan makannya bersama dengan serigala yang dihuapi oleh Sema dengan daging kepiting.

"Apa aku bungkus beberapa ya ... "

Pikir Sema seraya melihat Jiang sedang sibuk membungkus beberapa makanan. Ketika ia melihat ke samping kanan Jiang, terdapat Xueli yang sedang minum limun dengan tatapan yang tertuju padanya.

"Ngg ... apakah dia ingin daging kepiting?"

Pikir Sema dengan asal tebak. Sema mengambil satu piring yang di atasnya terdapat kepiting direbus dengan bumbu yang berwarna merah. Menghampiri Xueli yang masih memperhatikannya meskipun dia sudah ada di hadapannya.

"Apakah kau mau?"

Tawar Sema seraya menunjukkan piring yang penuh dengan kepiting. Xueli masih menanggapinya dengan diam dan itu membuat Sema tidak berkutik. Jiang segera datang ke tempat Xueli setelah menyadari aroma nikmat dari daging kepiting yang dibawa oleh Sema.

"Hoi sialan!? Apa yang kau lakukan!?"

Seru Jiang seraya berlari ke tempat Xueli dengan menunjukkan ekspresi yang kesal. Sema yang menyadari suara Jiang hanya terbingungkan dan tidak tahu harus bagaimana lagi. Jiang tiba dengan napas yang tersengal-sengal dan ia menatap kepiting rebus yang saat ini tengah dibawa oleh Sema.

"Apakah kau ingin memberikan kepiting itu kepada Xueli?"

Tanya Jiang dengan wajah yang agak sangar, itu membuat Sema sedikit takut. Sema mengiyakan saja akan pertanyaan dari Jiang.

"Terima kasih Masbro!"

Serunya seraya memegang kedua pundak Sema dengan wajah yang senang akan perkataan dari Sema. Jiang mengambil piring yang dipegang oleh Sema lalu ia pamit untuk makan daging kepiting yang sudah ia incar.

"Apa-apaan orang itu ... "

Pikir Sema seraya melihat Jiang berjalan menuju meja yang di bawahnya terdapat banyak makanan yang sudah dibungkus. Xueli terlihat menghela napas lalu pamit untuk segera kembali.

"Pasangan yang aneh ... gunung Xueli lumayan juga apalagi bra yang dipakainya dari perban."

* * * * * *

Sema berniat kembali ke markas Night Light. Akan tetapi, ia mampir terlebih dahulu ke perpustakaan umum kerajaan Archdale.

Bangunan megah yang isinya dipenuhi oleh buku-buku yang memenuhi rak. Sema hanya bisa menahan napas akan kekagumannya melihat perpustakaan ini. Ia berjalan mencari buku tentang aksara tulisan yang ada di dunia ini ditemani oleh serigala yang berdiam diri di atas kepalanya.

Dua puluh menit kemudian, Sema menemukan tiga buku tentang aksara di dunia ini dan ia menemukan satu buku yang menurutnya bagus. Buku yang ia pilih berisi akan pengetahuan umum yang ada di dunia ini.

Ia berjalan menuju bangku yang menurutnya bagus untuk membaca beberapa buku. Dimulai dari aksara yang ada di dunia ini. Ia menghapal dengan susah payah namun tidak sampai penulisan aksara.

"Tulisan di dunia ini cukup rumit, untungnya terdapat language comprehension sehingga aku bisa mengerti apa yang dikatakan oleh orang lain."

Pikir Sema, ia fokus dan larut dalam buku yang kini dipelajari olehnya dengan susah payah. Tanpa ia sadari, beberapa jam telah ia habiskan untuk membaca dan ia tidak sadar akan kehadiran pengunjung yang silih berganti.

Cahaya yang tadinya terang mulai berubah menjadi jingga kemerahan. Sema menutup bukunya dan ia menghela napas cukup panjang. Meregangkan tubuhnya yang pegal karena terlalu lama duduk bersandar.

"Ngg ... serigala kecil itu pergi ke mana?"

Tanya Sema dalam hati. Ia segera beranjak dari tempat duduk lalu mengitari perpustakaan ini untuk mencari serigala kecil yang dimaksud. Ketika ia mencoba melirik ke samping kanan, terlihat serigala kecil tersebut sedang menunggu kedatangannya.

Sema berjalan menghampirinya. Perlahan-lahan dengaj setiap langkah kaki yang terdengar jelas di kesunyian ini. Sema mendapati sebuah buku dengan ukuran genggaman tangan yang ditunjukkan oleh serigala kecil.

Sema mencoba membuka lembaran-lembaran yang membuat dirinya penasaran. Hal yang pasti ia tahu, pemilik buku itu memiliki rahasia terbesar yang tidak boleh diketahui oleh orang lain.

"Negeri para Elf, Sylia ... Tinkerbell ... dan ... "

Ketika mencoba untuk membaca kata-kata tersebut. Sema mendapatkan informasi yang menurutnya rahasia tujuh turunan.

"Dia ... "

To Be Continue ...

avataravatar
Next chapter