33 Penaklukan Dungeon II

Di dekat aliran sungai dalam dungeon ....

Yuri yang duduk di atas batu sedang memandang Reon yang kini tengah membasuh muka di aliran sungai. Mereka berdua tidak terpisah satu sama lain, ketika masuk ke portal dungeon mereka berdua saling bergandengan tangan.

"Ani, kita harus pergi."

Sahut Yuri dengan menahan dagunya menggunakan kedua tangan. Angin sepoi yang melewati sungai, membuat suasana di sekitar mereka tenang.

*Blarr

Ledakan besar terjadi dan membuat tanah berguncang. Yuri langsung menoleh ke samping kanan, di langit terdapat seekor naga merah berukuran besar. Naga merah itu kembali menembakkan beberapa bola api ke tanah.

Dengan menganalisanya, Yuri mengetahui bahwa naga merah itu sedang melawan sesuatu. Jika diperumpamakan, maka kesatria sihir yang menjadi lawan naga merah itu.

"Yuri, lekas kita pergi."

Ucap Reon seraya menghampiri Yuri yang telah menunggunya sedari tadi. Agar lebih cepat, Reon menggendong Yuri di punggungnya lalu segera pergi ke tempat naga merah itu dengan sihir peningkatan fisik.

* * * * * *

"Lian Xue, kau di mana!?"

Seru Shen Liu dengan suara yang lantang seraya mencari keberadaan Lian Xue. Ia terpisah dari Lian Xue dan tahu-tahu sudah ada di tengah hutan.

"Sepertinya aku harus mencobanya."

Shen Liu berdiri dengan tegak. Pikirannya melayang untuk masuk ke perpustakaan jalur surga. Sebetulnya perpustakaan jalur surga yang dapat ia akses hanyalah buku yang pernah ia baca sebelumnya.

Jasad Shen Liu berdiri tegak, akan tetapi rohnya mencari buku yang ada di dalam pikiran terdalamnya. Di dalam pikirannya saat ini terlihat sedang yang ada hanyalah serpihan-serpihan yang melayang dan memantulkan bayangannya.

Ia berdiri dengan tangan kanan yang membuka lembaran-lembaran buku usang dan tangan kirinya ditempatkan di pinggang belakang. Shen Liu membaca tentang sejarah dungeon, strukturnya, penghuninya, letak harta, dan cara menyelesaikannya.

Dengan sekejap, pengetahuan yang terkubur kini kembali teringat olehnya. Jika seorang pelajar dapat menggunakan perpustakaan jalur surga, dijamin otomatis hapal semua buku yang pernah dibaca olehnya.

Shen Liu kembali pada kenyataan dengan sekejap. Buku usang yang ia pegang menghilang tanpa bekas. Ia menghela napas akan pengetahuan yang kembali diserap olehnya.

"Aku harus segera menemukan Lian Xue."

Shen Liu memusatkan ki di seluruh tubuhnya. Perlahan-lahan ki tersebut semakin kental dan kekuatannya lebih terasa sampai-sampai Shen Liu dapat merasakan hewan kecil yang ada di sekitarnya.

Dengan cepat, ia mengerahkan tangan kanannya ke segala arah dengan melepaskan ki yang telah terkumpul. Perlahan-lahan ki tersebut menyebar di hutan ini, hingga ia dapat menemukan Lian Xue sedang membakar daging kelinci tidak jauh dari sini.

Tahap pertama selesai. Shen Liu memusatkan ki pada seluruh tubuhnya ditambah dengan sihir peningkat fisik. Ia berlari dengan sangat cepat sampai-sampai angin terbelah oleh kecepatannya.

Hanya butuh lima belas detik untuk pergi ke tempat Lian Xue. Kini ia menatapnya dengan cukup kesal meskipun Lian Xue terlihat siap menyantap daging kelinci yang telah ia buru.

"Shen Liu? Kau mau?"

Tanya Lian Xue dengan polosnya seraya menawari Shen Liu daging kelinci yang matangnya merata. Karena Shen Liu orangnya polos dan dapat dipengaruhi. Dia duduk di samping Lian Xue lalu membagi dua daging kelinci yang telah matang.

"Lian Xue, ini enak. Empuk lagi."

"Hehehe ... aku memakai bumbu yang biasanya digunakan untuk ramuan herbal."

Shen Liu memakan daging kelinci tersebut dengan polosnya tanpa ada kecurigaan sedikit pun. Setelah beberapa menit, ia menyadari bahwa dirinya sedang dibodohi oleh Lian Xue.

"Kapan aku dibodohi olehnya ... "

Pikir Shen Liu dengan tangan kanan yang memegangi tulang kelinci dan tangan kirinya memijat dahi. Lian Xue beranjak dari tempat duduknya karena menyadari hawa keberadaan yang sangat kuat dari sini.

"Shen Liu ... ada naga."

"Mana?"

Lian Xue menunjuk-nunjuk ke atas di mana terdapat naga merah sedang menyemburkan api ke daerah sekitarnya. Akan tetapi, Lian Xue lebih memilih cara lain dari pada bertarung melawan naga merah itu.

"Kata Jiang, kita berdua hanya harus menyelesaikan dungeon. Perintahnya tidak ada membantu orang lain atau pun mengalahkan monster. Karena itu ... kita abaikan mereka dan segera pergi untuk menyelesaikan dungeon ini."

Apa yang dikatakan oleh Lian Xue benar dan perkataan dari sang Pemimpin itu mutlak apalagi menyangkut Jiang dan Xueli. Baginya, Jiang dan Xueli sudah menjadi orang yang paling berharga untuknya.

"Lian Xue ... "

Shen Liu hanya bisa menuruti keinginan dari Lian Xue. Ia sudah bersumpah kepadanya bahwa dirinya akan tetap bersama Lian Xue dalam senang maupun duka.

Karena itu, Lian Xue dan Shen Liu lebih fokus untuk menyelesaikan dungeon dan mengabaikan para kesatria sihir yang lainnya.

* * * * * *

Terdapat seekor burung hantu yang terbang cukup tinggi. Burung hantu tersebut merupakan salah satu peliharaan dari kesatria sihir Silver Lotus.

Kesatria sihir itu memasang sihir buff yang menjadikan mata burung hantu menjadi matanya. Dengan artian yang seperti itu, ia meminjam penglihatan burung hantu.

Apa yang dilihat oleh burung hantu maka itulah yang ia lihat. Kini ... terdapat seekor naga merah yang tengah melawan empat orang laki-laki. Yang satu Jomblo mengalihkan perhatian naga, yang satu lagi bertarung sambil menjaga jengkol yang ia bawa. Kedua sisanya sedang memikirkan rencana untuk dapat mengalahkan naga merah yang sedang dilawan oleh mereka berempat.

"Hebat juga ... melawan naga merah dengan anggota empat orang."

Pikirnya seraya memperhatikan pergerakan Sema dan yang lainnya. Ia merapal sihir pemanggilan yang memunculkan dua burung dengan ukuran cukup besar.

Burung hantu yang dijadikan pengamat itu. Kini bertengger di ranting pohon lalu memutuskan sihir penghubung penglihatan. Ia berbalik badan lalu melihat temannya yang sedang duduk manis di atas batu berukuran besar.

"Beatrix, kita pergi dari sini."

"Baiklah, ngomong-ngomong apa yang kau lihat?"

"Terdapat empat orang yang sedang melawan naga merah. Kita biarkan saja mereka yang mengatasinya."

Prioritas Silver Lotus adalah menyelesaikan misi yang dibebankan kepada mereka berdua. Light Zuuin dan Silver Lotus memiliki tujuan yang sama, yaitu menyelesaikan dungeon ini secepatnya.

"Tunggu sebentar Jasmine."

Sahut Beatrix seraya turun dari batu besar tempat ia duduk. Ia merapal sihir dengan rapalannya yang cukup panjang. Dari permukaan tanah, muncul enam stone golem dengan bentuk manusia dan tingginya dua meter.

Selanjutnya ia merapal sihir tipe buff yang membuat kekuatan dan pertahanan stone golem bertambah pesat. Ia memerintah enam stone golem itu untuk pergi membantu keenam orang yang sedang melawan naga merah.

"Beatrix, kau terlalu baik. Suatu hari nanti, mungkin kau bisa ditipu oleh kekasihmu."

Sahut Jasmine dengan helaan napas akan tingkah dari Beatrix. Kini melambai-lambaikan tangannya menatap kepergian para stone golem.

"Beatrix rapopo, karena semuanya akan baik-baik saja."

Ucapan Beatrix seraya menoleh dan menatap wajah Jasmine. Ia hanya bisa menanggapi ucapan Beatrix dengan menghela napas kembali.

"Ngomong-ngomong ... dari mana kau belajar bahasa kuno tentang Jawanese dan Sundanese?"

Tanya Jasmine dengan cukup bingung karena Beatrix cukup mahir melafalkan bahasa kuno. Dan yang paling menggemaskan, Beatrix menanggapinya dengan wajah bodoh nan imutnya.

"Mas Hazama yang mengajariku."

"Bang Hazama? Oh ... berarti pria yang seumuran dengan kita tadi sebelum berangkat adalah anggota Night Light yang baru?"

"Yup, bukankah dia sedikit imut."

Hidup Jomblo, meskipun sendiri tetapi jodoh pasti akan tetap menanti.

* * * * * *

"Woi! Bantu woi!"

Seru Sema seraya berlari menghindari segala serangan dari naga merah berupa semburan api dan tembakan bola api. Sema bergerak dengan memprediksi serangan naga merah yang memiliki pola tertentu.

Sehingga, ia menjadi umpan untuk mengulur waktu. Waka menyelimuti tubuhnya dengan sihir listrik, tidak jauh darinya terdapat Arion yang sudah menggenggam kuat Arch Gear miliknya.

Waka bergerak cepat ke arah Arion. Ia melompat ke atas pedang miliknya yang berubah bentuk dari ukuran normal bertambah dua kali lipat dari ukuran normal. Arion mengayunkan Arch Gear miliknya dengan sangat kuat. Waka pun terbang dengan kecepatan tinggi dan mempersiapkan serangan yang kuat.

Naga merah yang kini tengah terbang, menembakkan beberapa bola api dengan acak. Waka menabrak setiap bola api yang mengenainya, karena tubuhnya sudah dilindungi oleh listrik sehingga tidak terlalu berefek.

Waka memperkuat kepalan tangan kanan dan ia memusatkan kekuatan disertai sihir listrik berskala besar. Ia melancarkan pukulannya tepat pada dada naga merah itu.

"Sihir Listrik: Electro Punch!"

Pukulan yang ia kerahkan, mengakibatkan tubuh bagian depan naga merah itu terkena listrik. Naga merah ini mendapatkan efek kejut dari listrik dan ini merupakan peluang untuk melancarkan serangan berikutnya.

Waka terhempas dan ia kehilangan keseimbangannya ketika melayang di udara. Haya segera sigap menyelamatkannya dengan lompatan, meskipun ia masih menggenggam kantong kertas yang berisi jengkol.

Arion mengembalikan bentuk pedangnya ke semula lalu memusatkan energi sihir pada Arch Gear. Hawa keberadaan yang menakutkan terasa dari dalam Arch Gear miliknya.

Arion melancarkan serangannya dengan mengayunkan pedangnya secara horizontal Ayunan pedangnya menghasilkan sonic wave yang berwarna hitam.

Serangan dari Arion mengakibatkan kulit keras yang melindungi tubuh naga merah itu terkelupas. Kulitnya terlihat jelas dan celahnya cukup besar.

"Kesempatan!"

Sema langsung saja bergerak cepat ke arah naga merah itu yang sedang berdiri di atas permukaan tanah. Ia mengerahkan dagger yang digenggam dengan tangan kanan untuk menyerang naga merah itu.

"Penghabisan!"

*Grekk *Brakkk

Dari dalam tanah yang dipijak oleh Sema. Muncul tiha kalajengking berkulit keras berwarna merah. Seperti halnya naga merah yang kini tengah melawan mereka berempat.

Sema segera kembali dengan melompat. Namun, kalajengking berkulit merah yang ukurannya dua kali lipat dari badak. Menyemburkan api dari sihir yang mereka gunakan melalui mulutnya.

Haya segera berlari ke arah Sema dengan sihir peningkat fisik. Meskipun ia dapat mendorong Sema agar tidak terkena semburan api. Jengkol yang ia bawa pada kantong kertas malah terbakar habis tak tersisa.

"Je ... jengkol!?"

Seru Haya dengan histeris seraya melihat jengkol-jengkol itu hangus terbakar. Ia mendarat di depan ketiga kalajengking merah, berbalik badan kemudian menatap ketiga kalajengking itu dengan dendam yang amat dalam.

"Jengkol itu merupakan makan malamku. Akan tetapi, kalian malah membakarnya sampai tak tersisa."

Haya merogoh suatu benda dari kedua sakunya. Tangan kanan membawa Gaia Memory yang memiliki kekuatan Joker, dan tangan kiri membawa Gaia Memory yang memiliki kekuatan naga.

"Akan kutunjukkan mimpi buruk kepada kalian."

Sahut Haya seraya menekan kedua Gaia Memory yang memiliki bentuk seperti flash disk. Ia melempar keduanya ke depan lalu Gaia Memory itu berubah bentuk menjadi dua segel sihir yang berwarna hitam dan putih.

Dua segel sihir yang ada di hadapannya menyatu menjadi satu yang memiliki warna hitam pekat. Perlahan-lahan segel sihir itu menghampiri Haya yang tengah berdiri dengan tatapan yang penuh dendam.

"Rogue Dragon Joker, Miss Match!"

Ketika segel sihir itu melewati Haya. Muncul seekor naga berwarna hitam yang mengelilingi tubuhnya. Perlahan-lahan tubuhnya dilapisi sinar berwarna hitam yang amat kelam.

Dari kegelapan yang menyertai. Muncul seorang pria yang tubuhnya telah dilapisi dengan zirah naga hitam. Kini, Haya menggunakan kemampuannya yang berupa limit break.

"Woi! Kita pergi dari sini!"

Seru Arion kepada Sema dan Waka untuk pergi dari daerah ini. Amukan dari Haya dapat berakibat fatal, meskipun masalah sepele seperti jengkol yang terbakar hangus.

"Akan aku balaskan dendam kalian, jengkol."

To Be Continue ...

avataravatar
Next chapter