23 Night Light

"Baiklah bocah, kita sudah sampai."

Sahut Hazama seraya menunjukkan tempat tinggal para anggota Night Light, tempat ini setidaknya terbuat dari kayu-kayu yang disusun sampai membentuk rumah berukuran besar.

*Blarr

Ledakan terjadi, terdapat seorang pria yang terbang terkena ledakan bersama dengan potongan kayu. Setelah cukup lama, ada seorang lagi yang mengejarnya dengan memakai sapu terbang.

"A-apa yang sebenarnya terjadi?"

Pikir Sema seraya mencerna apa yang ia lihat dengan kedua matanya tadi, Hazama menyuruh Sema untuk mengikuti dirinya memasuki tempat ini.

Orang yang tadi terbang melayang terlihat kembali dengan seorang perempuan pirang yang memiliki sepasang telinga cukup panjang dan runcing.

*Ckleck

"Hoi para bocah tidak berguna, aku pulang."

Sahut Hazama seraya membuka pintu masuk, namun di dalam ruangan ini hanya terdapat suara berisik dan teriakan yang menganggu pendengaran. Hazama menunjukkan wajah yang datar sedangkan Sema menunjukkan ekspresi yang kecut.

Hazama mengambil satu batang rokok pada bungkus yang ada di saku celana sebelah kanan. Menempatkannya antara bibir lalu menyalakannya dengan ujung jari tangan kanan yang mengeluarkan api hitam.

Hazama mencoba tenang dengan menghirup rokok yang selalu ia beli setiap dua hari sekali. Tiba-tiba saja, Hazama menyuruh Sema untuk menutup kedua telinganya.

Sema menurutinya karena ia tidak tahu perintah macam apa itu, perlahan-lahan Hazama menghirup napas dalam-dalam lalu berteriak dengan suara yang amat nyaring bagaikan pesawat terbang yang akan lepas landas.

Suara berisik yang memenuhi ruangan ini tiba-tiba langsung sunyi dengan para anggota Night Light yang terkapar karena pendengaran mereka terkena sihir suara ultrasonik.

"Baiklah para orang bodoh, kita kedatangan anggota baru."

Sahut Hazama seraya menggigit rokoknya lalu memegang pundak Sema dan menyuruhnya untuk memperkenalkan dirinya.

"Salam kenal semuanya, aku Sema Soutarou dan mulai sekarang aku akan menjadi bagian dari Night Light! Mohon bantuannya para Senior!"

Seru Sema seraya membungkukkan badan, para reaksi para anggota Night Light hanya menatap datar Sema. Ada yang sedang tidur, judi, dan makan.

*Brakk

"Kapten! Kenapa kau bawa orang goblok lagi!? Bukankah di sini udah lengkap dengan kebodohan para anggota bego!?"

Seru seorang laki-laki yang terlihat seumuran dengan Sema, Hazama hanya menanggapi ucapannya dengan menghirup rokok yang ia gigit.

"Jangan seperti itu dan jangan toxic, aku membawanya karena dia unik. Hei kalian, berteman baiklah dengan bocah ini."

"Siap ... "

"Mana suaranya!?"

"Siap!"

Jawab semua anggota Night Light serentak, laki-laki yang menyebut-nyebut Sema tadi terlihat kucel bekas terbakar. Sepertinya dia adalah orang yang dilihat Sema tadi ketika ia melayang melalui tembok kayu yang hancur karena ledakan.

Di belakangnya terdapat seorang perempuan bertelinga panjang dengan berambut pirang yang cantik. Memakai pakaian sederhana berupa pakaian atas berwarna hitam dengan kedua tangannya memakai sarung tangan.

Pakaian bawah berupa rok berwarna merah dengan sebelah samping kiri yang terbelah. Sosoknya begitu mencolok namun sepertinya para anggota Night Light telah terbiasa dengan kehadirannya.

Memiliki bentuk tubuh yang molek dan aduhai, para laki-laki Jomb- maaf maksudku para single pasti akan tergoda dengan dua gunungnya.

Lalu, seorang perempuan datang dari lorong sebelah samping kiri perempuan bertelinga panjang tersebut. Memakai pakaian berupa yukata dan ia memegangi perutnya yang cukup besar.

Ia memasang wajah tanda tanya karena seorang laki-laki tidak dikenal yaitu Sema sedang bersama dengan sang Kapten yaitu Hazama Yuuji. Ia pun menghampiri Sema lalu memperkenalkan dirinya yang bernama Ausregina dan ia sedang mengandung seorang anak.

Sema langsung teringat dengan perkataan Kasuvi ketika bertemu dengan Roguira. Di mana Kasuvi pernah bermain dan berkunjung ke tempat Ausregina, Kitsune, dan Kyuubi.

"Jadi dia istri dari faksi kesatria sihir pertama, Junya ... "

Ausregina mengenakan yukata yang berwarna peach, memiliki warna rambut yang didominasi dengan warna putih. Memiliki poni yang lurus dengan sepasang telinga hewan layaknya telinga rubah namun terlihat murung dan menutup.

Perempuan bertelinga cukup panjang dan runcing yang ada di belakang laki-laki kucel itu pun menghampiri Sema lalu memperkenalkan dirinya. Ia bernama Seo Suinwood seorang Half-Elf yang menjadi anggota Night Light karena kabur dari desa para Elf.

Laki-laki yang tadi ngebacot terus dan seumuran dengan Sema adalah Sebas Sorte. Dia memiliki penampilan berupa rambut berwarna hitam cukup panjang, warna mata berwarna hijau dan memiliki sepasang telinga cukup panjang.

Entah Sebas Half-Elf atau keturunan yang lainnya, dia menjadi anggota Night Light karena desanya pernah diselamatkan oleh Hazama ketika terjadi penyerangan dari Goblin tingkatan Champion dan Ogre.

Lalu, datang lagi seorang laki-laki yang terlihat baru bangun tidur karena keributan tadi yang terjadi berupa ledakan besar.

Ia datang dari lantai atas, datang ke lantai dasar dengan menguap dan ia menggaruk-garuk kepalanya. Penampilannya kusut, rambutnya yang berwarna hitam dan acak-acakan membuat penampilannya terlihat seperti kurang makan.

"Woi Waka, ada anggota baru. Berbaikanlah dengannya."

Sahut Hazama kepada anggota Night Light yang bernama Waka, ia menguap kembali untuk menanggapi ucapan Hazama lalu menyapa Sema dengan lambaian tangan kanan.

Ia menatap mata Sema dengan warna mata berwarna hitam, dia berasal dari ras manusia dan memiliki kemampuan yang unik. Lebih tepatnya, Night Light berisikan anggota yang kebodohannya haqiqi namun keunikannya lebih hebat dari faksi kesatria sihir lainnya.

"Ngomong-ngomong bocah, kau punya tempat tinggal?"

Tanya Hazama seraya menghembuskan asap rokok yang ia hisap, Sema menanggapinya dengan anggukan kepala dan ia menjelaskan bahwa ia memiliki sebuah bar.

"Begitukah, kau akan memiliki sebuah ruangan untukmu. Kau dapat kembali ke bar milikmu dan tempat ini. Namun ketahuilah, pastikan di mana tempat yang cocok untukmu."

Perkataan dari Hazama membuat Sema sedikit bingung, karena itu ia menanggapinya dengan anggukan kepala sedikit ragu. Lalu, Hazama kembali menghisap rokoknya lalu membuangnya ke lantai dan menginjaknya.

"Ngomong-ngomong ada satu orang anggota lagi, tetapi dia sedang pergi ke perbatasan. Yah, nanti juga kau akan akrab dengannya."

Sahut Hazama, ia pun pamit kepada para anggota Night Light lalu pergi ke ruangannya yang ada di lantai satu. Sebas yang masih curiga dengan kehadiran Sema hanya menatapnya curiga dengan wajah yang ingin ditampol.

Lalu, seorang laki-laki bernama Waka yang tadi berpenampilan kusut dengan kaos berwarna hitam dan celana panjang berwarna hitam. Waka kembali ke ruangan ini dengan membawa dua gelas air bening pada gelas kayu yang ia bawa dengan dua tangan.

Ia menghampiri Sema lalu menawari Sema satu gelas air bening yang ia bawa. Ia tersenyum ketika memberikannya, Waka langsung menenggaknya habis dan Sema perlahan-lahan meminumnya.

Rasa air bening yang berbeda memenuhi mulutnya, ia baru saja mengetahui kenyataan bahwa apa yang ia minum merupakan minuman yang mengandung alkohol dan tidak berwarna.

"Jancok!"

Seru Sema seraya membanting gelas kayu yang ia genggam dengan tangan kanan. Sema ingin sekali marah karena Waka menawarinya minuman beralkohol karena Sema belum cukup umur tetapi ia juga seorang pemilik bar.

Ketika Sema ingin memarahinya, tiba-tiba saja Waka menawari lagi Sema dengan minuman yang memiliki warna seperti teh. Tanpa rasa curiga agar hubungan mereka baik, Sema menerima tawarannya lalu kembali meminum minuman yang ditawari oleh Waka.

Rasa aneh dari minuman yang berwarna teh kembali memenuhi mulutnya, ia menyimpan gelas kayu tersebut di atas meja lalu mengambil dua dagger miliknya kemudian digesekkan sampai memercikkan api dan didekatkan ke gelas kayu berisi minuman tadi.

*Brush

Percikkan api yang dihasilkan dari dua mata pisau dagger membuat minuman berwarna teh tersebut menghasilkan api. Sema kembali membanting gelas kayu tersebut lalu memarahi Waka karena Sema belum cukup umur.

Gobloknya lagi, Waka berniat mengambil minuman beralkohol yang lainnya meskipun Sema sudah melarangnya.

Waka hanya menanggapinya dengan menunjukkan ekspresi yang kecut lalu menguap. Ia menepuk pundak Sema dengan tatapan yang mengintimidasi, Sema hanya bisa terdiam lalu menelan ludah.

"Jomblo."

"Xianjeng!"

* * * * * *

Waka mengantar Sema ke lantai atas untuk menunjukkan ruangan yang kosong dan akan ditempati oleh Sema. Ruangan ini agak sempit, namun untuk seorang diri pastinya akan menyenangkan.

"Ini kuncinya, ketika kau tidur tolong kunci rapat-rapat. Biasanya Seo akan tidur sambil berjalan dan nyasar ke kamar anggota yang lain."

"Be-begitu ya ... "

Ya, Sema menyadari bahwa semua anggota Night Light berisikan orang-orang unik dan pastinya akan seru tiap harinya.

"Aku akan kembali ke kamarku, sampai jumpa."

Sahut Waka dengan kedua tangannya yang masuk ke saku celana panjang berwarna hitam. Ia berjalan menuju ruangan sebelah samping kanan Sema dan ruangan tersebut merupakan ruangannya.

Waka menekan gagang pintu kayu, tetapi ia terhenti seraya memikirkan keadaan yang terjadi pada saat ini juga.

"Jomb- maaf Sema, apakah sejak kau lahir kau tidak mempunyai energi sihir sedikit pun?"

Pertanyaan dari Waka membuat Sema teringat ketika kedua tangannya terpotong. Ia menunjukkan wajah yang tidak ingin mengingatnya lagi dan Waka hanya menunjukkan ekspresi yang malas.

"Aku ... memiliki tingkatan mana terendah, dan itu semua lenyap tak tersisa. Akan tetapi, aku masih hidup dan hanya pada saat itu aku menyerah."

"Begitu ya, kehidupanmu tidak jauh dengan kehidupan kami semua. Untuk sekarang aku jadi tidak ingin tidur kembali, ikut denganku."

Sahut Waka yang melepaskan tangan kanannya dari gagang pintu yang sudah tadi ia tekan. Ia berjalan menuju tangga yang bertujuan ke lantai dasar, Sema yang cukup mengerti segera mengikutinya dari belakang.

"Seo, kita lakukan seperti dulu. Bantu aku untuk melakukannya."

Sahut Waka dengan wajah cukup malas, Seo yang sedang berbicara dengan Ausregina menanggapi ucapannya dengan anggukan kepala. Ia pun membisikkan sesuatu kepada Ausregina, setelah membisikkan sesuatu mereka berdua pun menatap Sema dengan pandangan yang siap membully.

Mereka bertiga pergi ke luar bangunan ini, Sebas yang sedang makan berupa daging panggang pun hanya melambai-lambaikan tangannya pertanda agar duluan.

Di jalan setapak yang menuju ke kota dan bangunan berupa rumah kayu yang menjadi tempat tinggal para anggota Night Light. Sema disuruh untuk berdiri di hadapan mereka bertiga dan jaraknya pun cukup jauh.

"Sema, kami akan mengetesmu. Ini tradisi yang selalu kami lakukan, karena itu semoga beruntung."

Sahut Waka yang berdiri di tengah-tengah antara Seo dan Ausregina. Sema menganggukkan pertanda mengerti dan tes yang dimaksud oleh Waka dimulai.

Ausregina merapal sihir berelemen air, segel sihir muncul di atasnya dan keluarlah naga air berukuran cukup besar. Seo yang ada di samping kiri Waka merapal sebuah sihir, di hadapannya muncul lima tombak yang terbuat dari elemen udara.

Lalu Seo, dia merapal sebuah sihir yang memiliki elemen listrik. Dari telapak tangannya mengeluarkan percikkan listrik yang membentuk bola listrik seukuran genggaman tangan.

Sema langsung bersiap-siap menggunakan kemampuannya berupa Overflow 5% untuk meningkatkan fisik. Naga air yang dikendalikan oleh Ausregina langsung bergerak untuk menyerang Sema dari depan.

Karena Sema tidak bisa bergerak ke mana pun, akhirnya ia termakan oleh naga air milik Ausregina dan ditabrakkan ke pohon oak yang ada di sekitarnya.

*Brakk

Sema bersandar di pohon oak dan mengalami luka lebam karena menabrak pohon oak tersebut cukup keras. Seo langsung saja meluncurkan lima tombak elemen angin ke arah Sema dengan kecepatan dahsyat.

Sema segera beranjak dari sandarannya lalu melompat ke samping kiri, kelima tombak tersebut menumbangkan pohon oak tadi sampai patah tak beraturan.

"Sialan, mereka bertiga berniat membunuhku."

Pikir Sema, ia pun segera berlari ke depan untuk menghadapi tiga orang anggota Night Light. Dengan kedua tangan yang menggenggam dagger miliknya, ia berniat menyerang mereka bertiga dengan modal nekad.

Seo dan Ausregina kembali merapal sihir yang tadi, namun Sema lebih dulu melempar kedua dagger miliknya ke arah mereka berdua sehingga rapalannya terganggu. Yang tersisa adalah Waka dengan telapak tangannya yang terdapat bola energi beraliran listrik,

Ketika jarak mereka sekitar satu meter, Waka langsung mengerahkan tangan kanannya ke depan agar serangan miliknya mengenai tubuh Sema. Akan tetapi, tiba-tiba saja Sema memakai kemampuannya berupa Overflow 5% dan ia segera melompat dengan memutar badannya.

Sambil berputar ia melakukan tendangan round house memakai kaki sebelah kanan sehingga serangan Waka dapat ia tangkis. Sema langsung merunduk lalu memulai serangannya dengan teknik moon vault yang berupa kaki menendang bagian pondasi yang menopang tubuh bagian atas.

Keseimbangan Waka terganggu dan akhirnya ia jatuh dengan Sema yang sudah menggenggam dagger miliknya di tangan kanan. Ia pun menikam Waka dengan mendekatkan bagian tajam dagger miliknya ke dekat leher.

"Di-dia dapat menentukan keputusan yang tepat dengan menutupi kekurangannya memakai fisik."

Pikir Waka yang menyadari kelebihan Sema, ia pun mengerti bahwa Sema memiliki sebuah skill khusus yang berupa peningkatan fisik layaknya skill bela diri.

"Baiklah, aku menyerah."

Sahut Waka seraya mengangkat kedua tangannya ke atas, Sema menghela napas sebentar karena pergerakan tadi menghabiskan cukup energi. Ia pun menyingkir dari atas Waka, Seo segera menghampiri Sema lalu mencoba merawat lukanya dengan memakai sihir penyembuhan tingkat rendah hanya untuk menghilangkan luka lebam yang dihasilkan dari pertarungan tadi.

Waka menghela napas lalu mencoba mengganti posisinya dari posisi telentang ke posisi duduk bersila. Ia tahu bahwa jika pertarungan tadi nyata maka ia sudah mati karena Sema dapat mengambil keputusan yang tepat.

Dengan ini, Sema menjadi anggota resmi dari faksi kesatria sihir Night Light yang berisikan para pembuat onar yang meresahkan kerajaan Archdale.

To Be Continue ....

avataravatar
Next chapter