44 Mencari Sang Pujaan Hati

   "Ini ... di mana ... "

Kasuvi terbangun dan memejamkan kedua matanya perlahan-lahan. Ia menatap langit-langit berupa atap rumah yang terbuat dari papan kayu. Ketika ia mencoba untuk bangun, perutnya terasa sakit entah apa yang terjadi.

Ketika itu juga, Kasuvi langsung teringat bahwa ia ditusuk perutnya oleh seseorang dari belakangnya. Kini, perutnya terlapisi dengan daun-daun herbal yang direkatkan dengan perban.

Suara langkah kaki terdengar dari arah pintu ruangan ini, tidak ada pintu yang menutupinya. Kasuvi menelan ludahnya dengan memperjelas penglihatannya jika dia musuh. Namun, mungkin juga seorang warga yang menyelamatkannya.

Ketika sosok yang mendatanginya itu terlihat jelas oleh Kasuvi. Ia menunjukkan ekspresi yang kecewa akan kedatangan orang tersebut. Dia membawa nampan yang di atasnya terdapat tiga bakar ikan dengan ukuran sedang beserta air minum pada gelas kayu.

   "Kau sudah bangun, makanlah ini."

Sahutnya, sosok yang dilihat oleh Kasuvi adalah kadal dengan animalia reptile. Lebih tepatnya manusia yang memiliki karakteristik segi fisik dari kadal yang biasa ditemui.

Lizardman, itulah panggilan bagi ras mereka. Lizardman yang menyelamatkan nyawa Kasuvi adalah hasil dari revolusi cepat dari kadal kecil yang ukurannya amat kecil.

Lizardman ini memiliki fisik manusia yang bertubuh tinggi. Sisik yang keras menyelimuti tubuhnya, tubuh kekar dengan otot-ototnya yang jelas terbentuk.

Kadal ini sisiknya berwarna merah, sehingga seluruh sisik yang menyelimuti tubuhnya berwarna merah. Ia bertekuk lutut di hadapan Kasuvi yang merupakan seorang gadis cantik.

   "Aku menemukanmu di kaki gunung dekat sini. Luka yang ada di perutmu sedang dipulihkan dengan daun herbal yang diberi sihir oleh seorang Dryanid. Untungnya, luka yang ada di perutmu tidak mengenai bagian vital."

Ucapnya sambil mempersembahkan ikan bakar yang ia buru di sungai terdekat daerah ini. Kasuvi cukup mencurigainya, namun niat baik dari kadal ini membuat kecurigaannya semakin pupus.

Kasuvi menerimanya, ia perlahan-lahan memakan tiga ikan yang dibakar oleh kadal tersebut. Lizardman itu berbalik badan, karena menurutnya tidak sopan untuk memperhatikan gadis cantik sedang sarapan.

   "Oh ... ngomong-ngomong siapa namamu?"

Tanya Kasuvi seraya berhenti sejenak, Lizardman itu terlihat menghela napas sejenak. Ia menjelaskannya bahwa ia tidak memiliki nama, namun ada seorang Sacred Beast yang pernah berteman dengannya dan ia mendapatkan nama panggilan darinya.

   "Zile, itu adalah nama yang diberikan oleh seorang Sacred Beast yang pernah menetap di Perbatasan ini."

   "Begitu ya, dan ... siapa Sacred Beast itu?"

Tanya Kasuvi lalu melanjutkan kembali sarapannya. Zile terdiam sebentar dan ia memutuskan untuk tetap melanjutkan percakapan yang santai ini.

   "Nama dari Sacred Beast itu adalah ... Raijuu."

Seketika saja, Kasuvi yang tengah menelan daging ikan langsung tersedak. Zile terkejut dan buru-buru menyuguhi Kasuvi dengan air yang ada di samping nampan.

   "Fuhh ... aku selamat."

Sahut Kasuvi dengan wajah yang sudah tenang. Zile pamit sebentar untuk pergi ke tempat lain, dan membiarkan Kasuvi untuk menghabiskan sarapannya terlebih dahulu.

   "Ah ... aku lupa memberitahu namaku padanya."

* * * * * *

Zile pergi menebang pohon yang cukup jauh dari tempat tinggalnya. Ia berniat untuk membuat sebuah pengairan yang dekat dengan sungai, ia juga bertekad untuk membuat kolam ikan dengan kerja kerasnya sendiri.

   "Aku tidak tahu nama dari gadis itu, apakah ia setengah manusia setengah Dewa?"

Pikir Zile sambil memilih pohon yang akan ditebang olehnya. Mencari usia pohon dengan rentang usia dua tahun, itu adalah kayu yang pas untuk dijadikan bahan bangunan dari kayu.

Ia menebang pepohonan itu menggunakan tinju dan cakar yang ditingkatkan dengan sihir buff peningkat fisik dan Warcry. Setelah ditebang, batang kayu yang sudah ditebang dibiarkan dulu di atas permukaan tanah.

Zile kembali melakukan pencarian pohon yang menurutnya bagus untuk dijadikan bahan bangunan. Ketika ia berniat untuk memukul batang kayu yang sudah dipilih olehnya, ia mendapati seorang manusia laki-laki yang tengah menatap sosoknya.

   "Sejak kapan dia memasuki wilayahku? Tunggu, hawa keberadaan ini ... Raijuu!?"

Pikir Zile seraya menatap sosok Sema yang ia sadari terdapat hawa keberadaan Raijuu pada dirinya. Ia berpikir sebentar tentang hawa keberadaan Raijuu yang ada pada tubuh Sema.

   "Tidak mungkin Raijuu memiliki bentuk fisik manusia, itu mustahil bagi Sacred Beast dengan bentuk segede gaban itu. Jika seperti itu, sosok yang aku lihat dengan kedua mataku ini ... siapa?"

Pikir Zile yang melihat Sema tengah mengambil dua dagger pada wadah yang ada di pinggangnya. Ia menggenggamnya dengan erat pada kedua tangannya.

   "Sialan!? Aku malah bertemu dengan monster kadal."

Pikir Sema dengan posisi tubuh yang dipersiapkan untuk bertarung pada keadaan darurat. Zile mengurungkan niatnya untuk menebang pohon, tetapi ia lebih memilih untuk menghampiri Sema dengan menunjukkan hawa keberadaan yang sangat kuat kepada Sema.

Apa yang dilihat oleh Sema saat ini adalah ... seorang Raja yang memiliki keberadaan dan pengaruh yang amat kuat. Efek itulah yang ditimbulkan dari jiwa semangat yang memancarkan hawa keberadaan yang kuat.

Sema semakin panik dan mempersiapkan dirinya untuk bertarung melawan Lizardman yang ada di hadapannya. Zile pikir, manusia yang ada di hadapannya mulai cari mati karena tidak ingin enyah di hadapannya.

   "Gemini!"

Seru Sema, tangan kirinya bersinar kebiruan lalu menghasilkan dua serpihan-serpihan roh yang membentuk dua wujud manusia. Mereka berdua Amaha dan Nephne yang sudah siap bertarung melawan Lizardman yang ada di hadapan mereka bertiga.

   "Manusia ini ... dia bisa menggunakan pemanggilan. Namun, bagaimana bisa dia memanggil manusia?"

Pikir Zile, mana mungkin ada makhluk panggilan dengan bentuk manusia. Terkecuali untuk Iblis pengikat kontrak dan yang lainnya, karena Zile tidak tahu akan keberadaan dari Sacred Hollow.

Zile menguatkan keberadaannya dengan seni bela diri yang dia pelajari dari seorang pejuang yang telah gugur dan ia memakan pejuang itu. Hawa yang ia tunjukkan merupakan hawa pejuang itu sendiri, dia dapat mempelajari teknik yang dimiliki orang lain dengan memakannya.

Amaha dan Nephne hanya menanggapinya dengan senyuman kecil. Zile cukup terkejut akan sikap mereka berdua yang biasa saja, meskipun sudah menunjukkan tingkat kekuatannya dari hawa keberadaan.

   "Apa-apaan mereka ini? Apakah mereka tidak takut denganku? Seorang Sacred Beast dari hasil evolusi kadal?"

Pikirnya, tanpa basa-basi lagi karena hal tersebut hanya membuang-buang waktunya. Zile berlari ke arah mereka bertiga dengan mempersiapkan serangan dan teknik bertahan.

   "Seni bela diri: Omnipotent!"

Fisik dari Zile langsung meningkat drastis, segala kemampuan meningkat dengan seni bela diri yang ia dapatkan. Ia menyerang Amaha dengan saling adu tinju, namun Zile baru saja menemukan keterpukauannya ketika pukulannya imbang dengan Amaha.

   "Mana mungkin!? Seharusnya tangannya hancur atau tidak patah!?"

Panik Zile ketika Amaha dapat bertahan imbang beradu pukulan dengannya. Nephne segera membantu Amaha yang tengah terdesak, namun Zile segera mengayunkan ekornya yang mengeras bagaikan logam dengan sihir besi yang ia rapal dengan cepat.

   "Sialan! mereka berdua terlalu aku remehkan."

Pikir Zile, tanpa disadari olehnya— Sema dengan tangan kiri yang terlapisi dengan zirah knuckle yang sama dengan Gemini. Meluncurkan pukulan tangan kiri tepat ke wajah Zile yang tengah teralihkan dengan isi pikirannya.

   "Jangan remehkan kami! Kadal!"

Seru Sema, namun pukulan tangan kirinya tidak terlalu kuat dan Zile menerima pukulannya yang terasa seperti ditampar dengan lembut.

   "Apa-apaan orang ini? Pukulannya seperti menepuk nyamuk?"

Pikir Zile yang segera mundur, karena Sema mengayunkan daggernya kepada Zile dengan genggaman tangan kanan. Zirah knuckle yang ada pada tangan kiri Sema, hilang dengan cepat dan ia juga berpikir bahwa pukulan tangan kirinya yang tadi terasa sangat lemah.

Zile mencoba mencari situasi yang aman seraya memperhatikan pergerakan mereka bertiga dari kejauhan. Zile membenturkan dua punggung kedua tangannya dengan cukup keras.

   "Seni Bela Diri: Hi-Tension!"

Seluruh tubuhnya yang dilapisi sisik berwarna merah, mulai berubah warnanya menjadi abu-abu gelap. Sisik itu berubah menjadi sisik besi yang amat keras dan kuat hasil dari penggunaan kemampuannya.

Dengan segera, Zile berlari ke arah di mana Amaha dan Nephne bersiap-siap mengantisipasi serangan fisiknya. Namun, Sema memasukkan dagger yang digenggam dengan tangannya ke wadah yang ada di pinggangnya.

Zile mengepal tangan kanannya dengan genggaman yang erat. Nephne dan Amaha menggunakan sihir, kedua zirahnya memunculkan api berwarna biru.

   "Ada satu hal yang aku sadari, untuk apa kita bertarung?"

Ucap Sema ketika Zile dan Nephne berniat untuk saling adu pukulan tangan kanan. Pada saat itu juga, Zile menyadari bahwa alasannya bertarung untuk melawan Sema dan yang lainnya tidak ada.

Niat bertarung Zile mulai memudar, ia mengurungkan niatnya untuk bertarung dan memilih untuk berdamai. Amaha dan Nephne menurunkan kedua tangannya yang siap di posisi bertarung, dia mundur dan kembali ke kedua sisi Sema.

   "Maafkan aku yang terlalu mencurigai kalian, karena kalian telah memasuki wilayahku jadinya aku ... "

Zile berbicara sambil berjalan ke arah mereka bertiga, namun Sema terdiam karena baru kali ini ia melihat kadal dapat bicara. Sebelumnya ia melihat serigala dapat berbicara, dan serigala itu adalah Raijuu.

Zile mengulurkan tangan kanannya ke depan sebagai pertanda untuk berjabat tangan. Sema langsung saja menyambar tangannya untuk berjabat tangan, dia menunjukkan senyuman kecilnya.

   "Namaku Sema Soutarou, penjelajah yang mencari seorang gadis cantik dengan pakaian yang didominasi dengan warna merah dan putih. Sebetulnya kami sedang dalam perjalanan untuk menghindari perang para ninja, namun para bajak laut itu membuat kami untuk memilih jalan memutar."

Ucap Sema dengan menjelaskannya agak cepat, Amaha dan Nephne menunjukkan ekspresi yang bingung akan ucapan dari Sema. Sedangkan Zile, ia menunjukkan ekspresi yang serius akan tanggapannya menurut penjelasan dari Sema.

   "Baiklah, kalian boleh menetap di wilayahku ini. Ngomong-ngomong ... tentang gadis cantik yang tadi kau jelaskan ... "

Zile menjelaskan situasi yang ada di tempat tinggalnya, ia menceritakan dari awal sampai akhir ketika bertemu dengan Kasuvi. Tidak lain lagi, Sema langsung percaya ucapannya dan ia merasakan firasat itu dari insting Jomblonya.

   "Baiklah, jika itu yang diinginkan oleh Sem. Maka kami akan menurutinya."

Ucap Nephne seraya berjalan melewati Sema dan Zile, diikuti oleh Amaha yang ada di belakangnya. Namun, Zile menghentikan langkah kaki mereka berdua ketika Nephne dan Amaha berniat pergi ke arah Barat.

   "Tunggu sebentar, tempat tinggalku ada di sebelah Timur."

Setelah mendengar perkataan dari Zile. Nephne yang tadinya berlagak keren, wajahnya langsung merah padam karena rasa malu yang menghantuinya. Ya, kelemahan dari Gemini tertua yaitu Nephne adalah tersesat. Sedangkan Adiknya yaitu Amaha, terbawa oleh kelemahan dari sang Kakak itu sendiri.

To Be Continue ....

avataravatar
Next chapter