27 Mashschwi Rosetta

"Mashschwi Rosetta ... "

Ucap Sema dalam hati melihat sosok perempuan yang melangkahkan kakinya dengan santai. Dari buku yang ia pegang menggunakan tangan kanan, muncul segel sihir berwarna hijau di hadapannya dengan ukuran cukup besar.

"Flora Dominator!"

Seru Rosetta seraya mengerahkan tangan kirinya ke depan, dari segel sihir yang dirapal keluarlah akar tanaman rambat. Dengan cepat, mengikat pergerakan Raiju dan seluruh tubuhnya melekat pada akar tumbuhan dari sihir milik Rosetta.

Meskipun Raijuu menggukan sihir listrik miliknya, karena kayu bersifat isolator maka hal tersebut akan sia-sia. Namun, energi sihir Raijuu meningkat dan kemampuan fisiknya ditingkatkan.

Akar tanaman yang melekat pada dirinya dapat ia hancurkan dengan mudahnya menggunakan fisik. Rosetta segera kembali merapal sihir dengan bantuan Arch Gear berupa buku yang ia pegang dengan tangan kanan.

Dari dalam tanah, keluar sulur-sulur akar yang menyatu menjadi pintalan dengan ukuran besar bagaikan tali. Akar tersebut mengikat keempat kaki Raijuu dan menutup paksa mulut Raijuu.

Sema yang sudah baikan dari efek kejut hanya terpukau melihat kehebatan Rosetta dalam melawan Fallen Beast Raijuu sendirian. Sebas yang sedang membopong Seo yang terluka, mengajak Sema untuk pergi dari sini dan sisanya diserahkan kepada Rosetta.

Akan tetapi, insting Jomblonya merasa ada yang janggal dengan semua ini. Ia pun menyuruh Sebas untuk pergi terlebih dahulu dan nantinya ia akan menyusul.

"Apa yang akan kau lakukan?"

Tanya Sebas seraya melihat punggung Sema, Sebas mengerutkan dahinya dan ia tahu bahwa Sema menyembunyikan sesuatu.

"Aku tidak bisa meninggalkannya sendiri, sampai jumpa Sebas."

Sahut Sema tanpa menoleh ke belakang, sebelum ia berlari dengan cepat. Sema menunjukkan senyuman kecilnya, yang dapat dilakukan oleh Sebas saat ini adalah kembali ke markas.

Sebas segera pergi dari tempat ini dengan menggendong Seo di punggungnya. Kaki kanan Seo terkilir ketika mencoba menghindar dari ledakan besar tadi.

"Tunggulah aku, aku pasti akan kembali membawa bantuan."

Ucap Sebas dalam hati seraya meninggalkan tempat ini, kini hanya Rosetta dan Sema yang melawan Fallen Beast Raijuu.

Sema berlarian terus menerus untuk menghindari setiap serangan kilat dari Raijuu. Meskipun begitu, staminanya terus menerus terkuras habis meski dia sudah memakai Overflow 5%.

Rosetta yang sedari tadi menyerang Raijuu dengan sihir tanah dan sihir tanaman hanya membuat Raijuu kelelahan. Jika seperti ini terus, maka Rosetta akan kehabisan mana dan mereka berdua dipastikan akan kalah.

"Hei Pemuda!? Siapa gerangan dirimu?"

Tanya Rosetta seraya merapal sihir tanaman berupa sulur-sulur tajam yang terus menyerang Raijuu bertubi-tubi. Sema yang sedang kelelahan dan mengatur napas di samping kiri Rosetta hanya menanggapinya dengan anggukan kepala.

"Begitu ya, kalau begitu bantu aku dengan sihirmu itu."

"Maaf, aku sama sekali tidak mempunyai sihir."

Sahut Sema dengan tangan kanan yang mengusap darah yang keluar dari telapak tangan kirinya. Dengan keterkejutan yang hebat, Rosetta perlahan-lahan menoleh ke arah Sema dengan wajah yang bingung.

"Bukannya tadi kau menggunakan sihir peningkatan fisik? Aku jelas merasakannya."

"Oh ... itu hanya kemampuan dari profesi atau Job yang kumiliki, itu hanyalah secuil kekuatan."

"Serius?"

"Duarius, makanya kita harus mengalahkannya sebelum menjadi santapan Raijuu.

"Baiklah."

Jawab Rosetta, Sema berdiri dengan segenap tenaga lalu kembali lagi mengaktifkan Overflow yang ditekan sampai 5%. Ia segera berlari dengan cepat mengitari Raijuu yang sibuk menghalau serangan Rosetta, berupa akar-akar tanaman yang tajam menyerang bertubi-tubi ke arahnya.

Sema mengambil dua dagger yang ada pada pinggangnya, namun ia terlebih dahulu melepaskan ikatan benang dari katrol yang ada di belakang. Ketika ia menemukan celah untuk menyerang, Sema berhenti sejenak dengan rem mendadak lalu melempar dua dagger dengan cepat ke samping perut Raijuu sebelah kiri.

Karena hal itu akan terulang kembali, Sema segera menutup kedua lubang telinganya. Rasa sakit yang diterima oleh Raijuu dari lemparan dagger Sema, membuatnya meraung nyaring dan membuat hewan-hewan yang ada di hutan ini pergi dengan cepat.

Mashschwi tidak menduga bahwa Raijuu akan meraung, pendengarannya terganggu dan ia menjatuhkan Arch Gear yang bernama Dantalion Book. Dengan peningkatan kemampuan yang dilakukan oleh Raijuu, ikatan yang membelenggu keempat kakinya kini telah hancur.

Rosetta mencoba untuk meraih kembali Arch Gear miliknya dengan tangan kanan. Akan tetapi, Raijuu menembakkan bola sihir berisi kumpulan listrik dengan kekuatan penghancur yang dahsyat.

Sema menyadari keganjilan ini, dengan insting Jomblonya digabung dengan peningkatan fisik memakai Overflow 5%. Ia berlari yang tertuju pada Rosetta, berjuang untuk meraih Arch Gear meskipun pendengarannya sedikit terganggu.

Meskipun Sema sudah bergerak cepat menuju tempat Rosetta berada, serangan dari Raijuu terlalu cepat sehingga Sema terlambat.

"Rosetta!"

*Blarr

Ledakan hebat terjadi, Sema segera menahan efek timbal balik dari serangan Raijuu dengan menutupi wajahnya menggunakan kedua tangannya.

Entah kenapa, suasana dan hawa di sekitarnya menjadi sedikit dingin meskipun pandangannya terhalang dengan debu-debu.

Beberapa detik kemudian, tembok yang terbuat dari es untuk menahan serangan dari Raijuu terlihat dan Rosetta dapat selamat karenanya. Insting dari Jomblonya menyadari dua langkah kaki yang ada di belakangnya, kehadiran dua orang tersebut membuat Sema terkejut.

"Sebas!? Seo!?"

Panik Sema yang melihat dua orang itu kembali, Sebas menunjukkan senyuman kecilnya meskipun rasa sakit yang ia terima dari sekujur tubuhnya membuat dirinya ingin berteriak.

"Kami tidak akan meninggalkanmu, kita adalah Night Light! Satu untuk semua, semua untuk satu!"

Seru Sebas dengan semangat 45 yang terlihat jelas, Sema yang tidak percaya hanya bisa tertawa dengan agak kesal namun perlahan-lahan ia sedikit terharu.

Maka yang hanya dapat mereka lakukan hanyalah ... mengalahkan Fallen Beast Raijuu dengan segenap kekuatan mereka berempat.

Sebas langsung memunculkan empat golem yang terbuat dari es dan dipersenjatai dengan tombak es. Seo memanggil empat harimau berelemen angin dengan ukuran dua kali lipat dari harimau biasa

Rosetta membuka lembaran demi lembaran Dantalion Book, setiap kertas yang terlewati menghilang bagaikan serpihan roh yang terbawa angin. Kertas yang hilang tersebut berkumpul menjadi satu membentuk makhluk besar yang kuat.

"Limit Break: Dantalion Book, Nemea!"

Seru Rosetta, lembaran-lembaran tersebut kini membentuk seekor singa yang terbuat dari tanaman dan ukurannya sebesar Fallen Beast Raijuu.

Sema segera berlari mencari celah untuk menyerang, mereka bertiga menyerang Raijuu bersamaan dengan setiap makhluk panggilan. Raijuu kewalahan karena listriknya tidak berefek pada singa Nemea, ia mengalami serangan bertubi-tubi dan mendapatkan luka di sekujur tubuh besarnya.

Kini Sema menemukan celah yang telah ia prediksi persis sebelumnya, Raijuu membuka mulutnya dan terdapat bola sihir elemen listrik yang akan ditembakkan.

Dengan segera, ia melompat dari batang pohon yang tumbang karena ledakan tadi lalu mempersiapkan pukulan tangan kanan dengan Overflow 10%.

Rosetta yang melihat Sema sedang melayang, segera melapisi kedua tangan Sema dengan akar tanaman pohon yang menjadi sarung tangan isolator. Ketika Raijuu akan menembakkannya, Sema menghantam kepalanya dengan amat keras dan ia terhindar dari listrik Raijuu yang memercik karena kedua tangannya telah terlapisi akar tanaman dengan rapat.

"Jomblo Punch!"

Seru Sema, karena ia menghantam kepala Raijuu dengan sangat kuat. Bola sihir yang berisi kumpulan listrik, meledak di dalam mulut Raijuu dan tubuhnya hancur seketika.

Akan tetapi, Sema menyadari bahwa tubuh Raijuu yang meledak tidak seperti biasanya. Tubuh makhluk tersebut mengikis seperti butiran-butiran halus namun berwarna hitam.

Sema mendarat dengan kedua kakinya dan itu cukup sakit, perlahan-lahan kedua tangannya yang terlapisi dengan akar tanaman mulai terlepas dari tangannya.

Ketika Sema berbalik badan, terdapat sebuah bola listrik berukuran kepalan tangan di mana tempat Raijuu tadi. Sema segera beranjak dari posisi jongkok ke posisi berdiri, melangkahkan kakinya menuju benda tersebut.

Sema meraih bola listrik tersebut dengan tangan kanannya, tiba-tiba saja bola listrik yang akan ia raih melesat masuk ke dalam tubuh Sema.

"Ekh? Mati aku!? Celaka!?"

Panik Sema seraya memeriksa tubuhnya yang telah dimasuki bola listrik tersebut. Rosetta, Seo, dan Sebas yang melihatnya cukup heran dan segera menghampiri Sema yang sedang panik tidak karuan.

"Hoi! Ada benda berbentuk bola listrik yang masuk ke dalam tubuhku, aku akan mati!"

*Plakk

"Kalem goblok."

Sahut Sema dengan menampar Sema namun ia menunjukkan ekspresi yang masa bodoh dan ia agak kesal karena tingkah Sema yang tadi agak berbahaya.

* * * * * *

Tiga hari telah berlalu setelah misi dari membasmi salah satu Sacred Beast yang menjadi Fallen Beast yaitu Raijuu. Luka yang dialami Sema sudah sembuh, namun luka yang diterima oleh Sebas cukup parah dan tubuh bagian atasnya masih diperban.

Seo pun sudah sembuh, mereka bertiga mendapatkan perawatan dari sihir pemercepat regenerasi sel yang dapat dilakukan oleh Mashschwi Rosetta.

Dengan begitu, seluruh anggota Night Light telah lengkap dengan kembalinya mereka berempat setelah mengalahkan Raijuu.

* * * * * *

Di siang hari ...

Sema menatap ke luar jendela di ruangannya yang ada di lantai atas, angin sepoi nan menyegarkan dari setiap angin yang lewat. Membuat Sema semakin khawatir akan kondisi bar, ia telah meninggalkan bar selama empat hari berturut-turut.

Dengan pemikiran seperti itu, Sema berniat kembali ke bar sementara waktu dengan meminta izin kepada Pemimpin faksi kesatria sihir Night Light yaitu Hazama Yuuji.

Ia beranjak dari tempat duduknya yang menghadap ke arah jendela, Sema mengganti kaos miliknya menjadi kaos hitam yang ia pinjam dari Sebas. Untuk bagian bawah, Sema mengenakan celana hitam dengan sepatu kulit yang ia suka karena mudah untuk bergerak.

Setelah persiapan selesai, ia segera turun ke lantai dasar dengan perlahan-lahan lalu melihat semua anggota Night Light sedang berada di ruang tengah.

Hazama terlihat sedang merokok dengan santainya, Rosetta sedang dimarahi oleh Waka karena ia nyasar dan tidur dengan berjalan ketika malam hari.

Ausregina dan Seo terlihat menikmati minuman berupa es teh di siang hari ini. Sebas terlihat membaca sebuah buku yang berisi sastra-sastra kuno yang ia ambil dari perpustakaan kerajaan Archdale.

"Kapten, aku izin sementara untuk pergi mengecek bar yang aku miliki."

"Bar ya ... baiklah, pergilah dulu lagipula belum ada misi berikutnya."

Jawab Hazama lalu kembali menghisap rokoknya dan menghembuskannya kembali perlahan-lahan. Sebas pun menanyakan hal yang sama, Sema menjelaskannya dengan singkat lalu melangkahkan kakinya menuju pintu depan.

"Semuanya, aku pergi dulu."

Sahut Sema seraya menekan gagang pintu depan, ia kembali menutup pintunya setelah dirinya pergi keluar.

Suasana hening sebentar, Seo agak curiga dengan tingkah Sema yang sedikit berbeda. Karena ketika ia akan pergi tadi, Sema menunjukkan wajah yang agak senang.

"Apakah dia akan menemui orang yang disukainya ... "

* * * * * *

"Panas beud."

Pikir Sema, kini ia berjalan di jalan yang menuju bar dan ia hampir sampai. Ketika ia berbelok di gang depan, terlihat seorang perempuan dengan membawa bahan makanan pada kertas kantong yang ia bawa.

Sosok perempuan yang memiliki penampilan yang didominasi oleh warna merah dan putih membuat Sema nostalgia. Ia memanggil namanya dari belakang, suara lembut yang memanggil namanya membuat Kasuvi ingat dengan suara ini.

Ia segera berbalik badan lalu mendapati seorang pria Jomblo sedang tersenyum lebar dengan kedua matanya yang tertutup.

"Kasuvi, aku pulang."

To Be Continue ....

avataravatar
Next chapter