38 Lari! II

Keributan yang tidak tahu alasannya terjadi antara Houns Rayford dan Levius. Sema hanya bisa menatap gelap akan Houns si Kaisar Sihir yang menyerang Levius dengan Arch Gear miliknya.

Dengan pandangan yang dibutakan akan kenyataan yang ia lihat. Sema berlari seraya melepas kaosnya dan memerintah Raijuu merasuki tubuhnya untuk menghentikan Houns. Tubuhnya terselimuti oleh asap berwarna putih, muncullah Raijuu dengan bentuk tubuh manusia yang dipinjamkan oleh Sema.

Ia menembakkan sihir bola api biru yang dilapisi oleh listrik dengan ukuran besar. Houns yang menyadarinya segera berbalik badan, mengayunkan tombaknya dengan vertikal sehingga terbelah dan meledaklah sihir yang ditembakkan oleh Raijuu.

   "Sial, meski aku disuruh untuk menghentikannya. Tingkatan kekuatanku berbeda jauh dengannya."

Pikir Raijuu seraya merangkak untuk tidak ikut terhempas oleh sihir bola api yang meledak. Seketika langsung, daerah yang berupa taman ini hancur seketika dan jalanan langsung sepi setelah terjadi keributan.

Hazama yang tidak tahu menahu soal ini, hanya bisa menyalakan rokoknya dan mencoba mencerna apa yang sedang terjadi. Sebelumnya ia pernah curiga dengan kerajaan Archdale, namun kecurigaannya hilang seketika karena Houns menawarinya untuk menjadi Pemimpin dari faksi kesatria sihir.

   "Houns ... apa yang sedang kau rencanakan ... "

Pikir Hazama seraya berdiri melihat pertarungan dahsyat antara Raijuu wujud manusia dan Houns. Kasuvi dan Levius segera pergi membawa Sera dan Ruina dari tempat ini dengan meningkatkan fisik mereka.

Mereka pergi terlebih dahulu karena bertarung sambil melindungi orang lain adalah hal yang paling sulit. Apalagi melindungi orang lain meskipun dia tahu bahwa dia sendiri lemah, itulah yang menjadi petaka setiap orang.

Yang tersisa adalah Hazama yang tengah menonton pertarungan antara Houns dan Raijuu. Dia sudah menebak siapa yang akan menang, namun dia berniat untuk tidak ikut campur dan menontonnya sampai akhir.

Raijuu menyerang Houns bertubi-tubi dengan menggunakan kedua tangannnya. Ia juga menghindari setiap serangan yang diluncurkan Houns dengan tombaknya. Mengulur waktu untuk mencari kesempatan menyerang, namun Raijuu cukup bodoh dibandingkan Sema yang licik.

Ketika Raijuu mengerahkan tangan kanannya ke depan untuk menembakkan sihir bola api biru beraliran listrik. Houns bergerak cepat menghampiri Raijuu dari depan, merenggut wajahnya dengan kuat sampai-sampai Raijuu terangkat oleh Houns.

   "Kekuatan macam apa ini!?"

Panik Raijuu dengan rasa sakit dari cengkeraman Houns yang kuat dan cengkeramannya melebih tiga puluh kilo. Raijuu meronta-ronta dengan menggenggam kuat tangan Houns yang tengah mencengkeram wajahnya.

Akan tetapi, Houns meluncurkan pukulan lurus menuju perut Raijuu sampai ia terhempas jauh melewati taman yang rusak ini. Ia tergeletak di jalanan kota dengan memuntahkan beberapa isi perutnya.

   "Sialan, kuat sekali."

Raijuu kesal karena ia lemah dan tidak berdaya melawan Houns. Ia mencoba bangkit kembali dengan segenap tenaga, meningkatkan kemampuan fisiknya ditambah dengan tubuhnya yang dialiri listrik.

Houns berjalan santai menuju Raijuu yang tengah menunggunya. Dengan cepat, mereka berdua melakukan lompatan kuat dan melesat dengan mempersiapkan serangan masing-masing.

Raijuu mengepalkan tangan kanannya, sedangkan Houns bersiap-siap untuk mengayunkan tombaknya. Ketika mereka sudah saling mendekat, Houns dengan degera menusuk dada Raijuu.

Akan tetapi, serangan tersebut dapat dihindari oleh Raijuu dengan memutar tubuhnya memakai kaki kiri yang menjadi pijakan kecil sehingga ia dapat berputar. Dengan cepat, ia memukul wajah Houns memakai pukulan tangan kanan dengan sangat kuat.

Meski Houns terhempas oleh pukulannya. Tombak yang ia pegang dilepas dan melesat cepat ke arah Raijuu di mana letak jantung manusia berada.

Raijuu segera mengerahkan kedua tangannya ke depan lalu memukul kedua dengkulnya dengan kuat. Kaki yang terperosok ke dalam tanah cukup dalam, hanya untuk menahan laju tombak yang melesat ke arahnya.

Ketika tombak itu sudah ada di depan matanya. Raijuu langsung menangkapnya dengan kedua tangan yang bertenaga. Ia mati-matian menghentikan tombak tersebut meski ia juga terbawa dengan kaki yang masih menopang efek dorongan.

   "Sialan!"

Raijuu dapat menghentikan laju tembakkan dari tombak yang diluncurkan oleh Houns. Raijuu beruntung karena terdapat bangunan kota yang menjadi penopang sebagai penahan tubuhnya yang terdorong oleh Arch Gear milik Houns.

   "Tombak ini ... telah menyerap banyak kekuatan."

Pikir Raijuu seraya menjatuhkan tombak yang ia genggam dengan tangan kanan. Karena ia diperintah oleh Sema hanya untuk menghentikan Houns, maka Raijuu memisahkan jiwanya dari tubuh Sema.

Dari satu tubuh, terbagi menjadi dua bentuk yang berwujud manusia dan serigala kecil. Sema ingin sekali tubuhnya berteriak karena raganya yang digunakan oleh Raijuu, akan tetapi ia tidak punya waktu untuk itu.

   "Sialan, apa yang sebenarnya terjadi ... kenapa Kaisar Sihir berniat membunuh Levius ... "

Sema segera pergi menuju tempat tinggalnya yaitu bar bersama dengan serigala kecil itu yang berlari mengikuti Sema. Apa yang dikhawatirkan oleh Sema kemungkinan adalah takdir kelam yang mungkin sudah menantinya.

Hazama hanya menatap punggung Sema yang tengah pergi dari tempat ini seraya memasang wada daggernya. Ketika ia menoleh ke samping kiri, terdapat Houns dengan wajahnya yang menunjukkan senyuman lebar layaknya Iblis yang licik.

   "Jadi begitu ya ... "

* * * * * *

   "Kasuvi!?"

Seru Sema seraya membuka pintu bar dengan rasa panik yang menghantuinya sedari tadi. Ia mencoba mencarinya ke seluruh penjuru bar seraya menyerukan namanya.

Akan tetapi, tidak ada satu orang pun di antara kehadiran mereka yang ada di sini. Sema bertekuk lutut ketika menyadarinya, ia menyesal karena telah mengajak Levius dan yang lainnya untuk pergi ke kota.

Ketika ia meratapi nasibnya, Raijuu dengan bentuk serigala kecilnya mencoba menggigit tangan kanan Sema. Sema mencoba untuk menjauhinya, akan tetapi ia mulai mengerti dengan tingkah Raijuu yang mencoba untuk memberitahu Sema akan sesuatu.

Ketika itu, Sema menatap Raijuu kecil pergi ke lantai atas melalui tangga. Sema segera beranjak dan memutuskan untuk tidak menyerah terlalu awal, masih ada harapan meskipun kesempatannya kecil.

Raijuu terlihat memasuki kamar yang ditempati oleh Sema. Dengan segera, ia mengejarnya dan masuk ke kamarnya. Di atas meja yang ada di dekat kasur, ia melihat Raijuu tengah berdiri di samping sepucuk surat.

Sema meraih sepucuk surat tersebut dengan kedua matanya yang perlahan-lahan sayu. Ia menatap coretan yang berupa gambar dua laba-laba dan tangan manusia.

Hanya dengan coretan itu, ia mengerti bahwa Kasuvi dan yang lainnya selamat dan pergi ke suatu tempat. Dengan segera, ia mengenakan kaos berwarna hitam dengan tubuhnya yang tertutupi dengan jubah hitam.

Setelah persiapan selesai, Sema segera pergi ke lantai dasar untuk membawa buku bersampul hitam pemberian dari Vallhein. Untuk sekarang, Sema hanya bisa menghela napas untuk meninggalkan rumah yang ia dapatkan di dunia ini.

   "Selamat tinggal ... "

Sema pergi dari bar ini melalui pintu depan. Ia segera berlari menuju pintu gerbang kerajaan Archdale yang terlihat penjaganya sedang kosong. Sema melewati gerbang tersebut dengan mengikuti kereta kuda dari samping dan memakai hoodie jubah agar dianggap sebagai pengawal rombongan.

Dengan seperti itu, kecurigaan hilang seketika dan ia dapat keluar dari kerajaan Archdale. Hanya ada satu tujuan kenapa ia pergi dari tempat ini, yaitu memperjelas kenapa Houns menyerang Levius meskipun baru pertama kali bertemu.

Hanya untuk alasan itu, Sema pergi dari tempat ini dan mencari keberadaan mereka berempat yang telah pergi dari wilayah Archdale.

Sema memulai perjalanannya dengan jalan kaki, meskipun pasukan dari kerajaan Archdale maupun dari para kesatria sihir. Tidak mungkin mereka akam bertindak cepat untuk melakukan pencarian keberadaan Levius.

Namun, semua itu akan berubah jika yang memerintah mereka sendiri adalah Kaisar Sihir yang berkuasa. Meskipun Raja Archdale ada, ia akan tunduk kepadanya karena jika bertentangan sama saja dengan bunuh diri.

* * * * * *

Sema berjalan di luasnya hamparan padang rumput hijau ini. Tidak ada seorang pun yang berlalu lalang, yang ada hanyalah rumput yang bergoyang oleh tiupan angin.

Ketika Sema berjalan dengan pandangannya yang menunduk. Ia menabrak pohon dengan ukuran besar dan kepalanya kesakitan karena batang pohon itu disundul olehnya.

   "Sejak kapan ada pohon di tengah padang rumput ini?"

Pikir Sema seraya menahan tubuhnya menggunakan tangan kiri menyentuh batang pohon. Sedangkan tangan kanannya memegang kepala yang terasa agak sakit.

Sema memutuskan untuk beristirahat di bawah rendangnya pohon ini. Cuaca yang cukup panas, membuat dehidrasi apalagi sebelumnya Sema hanya meminum satu gelas air bening.

Sema duduk dan bersandar pada batang pohon tersebut. Mengatur napasnya yang cukup berat, mengambil buku bersampul hitam lalu membuka lembaran-lembaran tersebut.

Sema terkejut akan buku itu. Halaman yang tadinya kosong, kini terisi dengan beberapa lukisan makhluk hidup dan berisi beberapa informasi. Ia menemukan beberapa halaman yang memiliki judul Raijuu, Dragon, dan satu lagi ... Gemini.

   "Apa maksud dari buku ini?"

Pikir Sema secara dalam-dalam tentang pengetahuan yang ia dapatkan. Akan tetapi, ia tetap bingung dengan semua ini apalagi tentang Houns Rayford yang menyerang Levius.

   "Aku tidak mengerti sama sekali tentang dunia lain ini. Semuanya ... "

Dikala Sema sedang berpikir, terdapat seseorang yang menghampiri Sema dari belakang. Karena Sema menyadari langkah kaki pelan yang menginjak dedaunan, Sema langsung melompat ke depan lalu memposisikan tubuhnya berbalik dengan tangan kanan yang menggenggam dagger.

Yang ia temui adalah seorang manusia yang di dalam tubuhnya ditanamkan dengan Arch Gear tipe penyatu. Orang tersebut adalah pengguna Arch Gear yang bernama Claw Birth.

   "Kau ... jika tidak salah yang ada di kerajaan Erinu."

   "Kau mengingatnya? Huh ... tentu saja, dengan tubuh, cakar, dan topeng ini. Lagipula, aku sudah bukan manusia lagi."

   "Jangan-jangan ... kau melebihi batas penggunaan sehingga Arch Gear itu menyatu?"

   "Begitulah, aku berhutang padamu karena sudag menghantam wajahku dengan keras ketika aku dikendalikan oleh Arch Gear ini."

Jawabnya, Sema menyarungkan kembali dagger miliknya dengan memasukkannya ke wadah dagger. Untuk sekarang, Sema berniat untuk mencari aman untuk melihat situasi ke depannya.

   "Aku akan pergi ke Erinu, kau mau ikut?"

Pertanyaan darinya membuat Sema tersadar bahwa Kasuvi dan yang lainnya ada di suatu tempat di Erinu. Karena itu, Sema menerima tawaran darinya untuk pergi bersama-sama ke kerjaan Erinu.

To Be Continue ....

avataravatar
Next chapter