41 Kesedihan Seorang Puteri

Berdiri di tengah hutan yang tidak jauh dari tempat tinggal Carilla dan Ruilla. Sema berpikir untuk meningkatkan kemampuannya dalam bertarung, dan ia menemukan suatu hal yang menarik.

Ketika ia terbangun di pagi hari. Tangan kirinya merasakan aliran sihir, bagaikan air yang mengalir tanpa ada hambatan apapun. Untungnya ia pernah menggunakan sihir ketika datang ke dunia ini.

Dengan perasaan seperti itu, pemikirannya membuat ia selangkah lebih maju. Akan tetapi, Sema juga menyadari bahwa dirinya saat ini kemungkinan besar bisa menggunakan sihir.

  "Tangan kiriku saat ini adalah milik dari Gemini. Jika seperti itu, tangan kiri ini memiliki sihir yang terkandung di dalamnya."

Pikir Sema seraya melihat telapak tangan kirinya. Ia berpikir bagaimana caranya merealisasikan sihir yang ada di tangan kirinya. Maka dari itu, ia mengerahkan tangan kirinya ke depan untuk mencoba lebih merasakan aliran sihir.

   "Jika Gemini telah melakukan kesepakatan denganku. Dengan seperti itu, hal itu pasti terjadi ... "

Tangan kirinya mulai bercahaya kebiruan. Resonance terlihat aktif dengan efek pasif yang dilakukan olehnya. Gemini yang ada di tangan kirinya membiarkan Sema mengakses sihir yang dimiliki oleh Gemini.

   "Maka yang terjadi adalah ...

Dengan sekejap, tangan kirinya terlapisi zirah hitam ringan dengan tipe sama yang dimiliki oleh Nephne dan Amaha. Namun, zirah yang sudah terpasang— kembali hilang dengan sekejap.

Sema tidak percaya bahwa dirinya kembali bisa menggunakan sihir, dengan meminjam kemampuan yang dimiliki oleh orang lain. Karena Gemini termasuk dalam makhluk panggilannya, maka Job Summoner yang ia miliki melakukan resonance.

Ketika Sema duduk di atas batu. Mendengar lolongan serigala yang suaranya sudah tidak asing lagi. Sema segera pergi ke tempat di mana sumber suara lolongan tersebut memakai Overflow 5%.

Ketika sampai, ia mendapati serigala ukuran normal dengan warna bulu berwarna putih namun terdapat warna garis coklat. Ketika serigala itu menoleh, wajahnya tidak asing dan Sema mengenal serigala tersebut.

   "Kau ... Raijuu?"

Tanya Sema, Raijuu melolong kembali dengan suara yang semakin nyaring. Itu membuat pendengaran Sema cukup terganggu, dengan cepat ia menghampiri Raijuu dan berniat untuk menendangnya.

Namun, tendangannya dapat dihindari dengan lompatan. Seolah-olah Raijuu sudah tahu bahwa Sema akan menyerangnya.

   "Kau terlalu lambat, Sema!"

   "Kau ... bisa bicara?"

Raijuu mendarat dengan kedua kaki depan terlebih dahulu. Sema terdiam sebentar, ia berasumsi bahwa Raijuu berevolusi ke tingkat yang selanjutnya.

   "Sejak kapan kau mendapatkan bentuk itu?"

Tanya Sema seraya memandang Raijuu yang tengah berbalik badan, lalu duduk di atas permukaan tanah. Raijuu menjelaskannya bahwa ia mendapatkan wujud itu tadi pagi, ia menyadarinya ketika bangun tidur.

   "Theriantrope, kemungkinan wujudku bisa sampai ke tingkatan itu. Lagipula, inti dariku masih ada di dalam tubuhmu. Dan sepertinya ... aku harus membunuhmu."

Raijuu mengatakannya dengan tatapan yang penuh niat pembunuh. Kedua kaki Sema yang tadinya ringan, kini menjadi beku dan ia merasa takut akan serigala yang mengancamnya saat ini.

   "Kau serius?"

   "Ya, seharusnya aku bisa membunuhmu ketika kau tertidur. Namun, akan ada dua Dragonewt yang akan mengejarku sampai aku dipastikan mati."

Jelas Raijuu, Sema memikirkan perkataannya sebentar. Terbayang akan sosok dua orang Dragonewt Iblis merah dan biru, yaitu Kasuvi dan Levius. Dengan alasan itu, Raijuu tidak berani membunuhmu Sema.

Jika dia membunuh Sema untuk mengambil intinya secara paksa, maka dia dibunuh setelahnya. Namun ...

   "Nih ... ambillah."

Sahut Sema dengan dadanya mengeluarkan inti Raijuu yang berwarna biru cerah. Raijuu hanya terbengong melihat Sema mengeluarkan inti wujudnya, beserta kemampuannya.

   "Kau serius?"

   "Ya, ambillah."

Jawab Sema, Raijuu terlihat senang dan ia berlari ke arah Sema lalu melompat untuk meraih intinya. Namun, Sema kembali memasukkan inti Raijuu ke dalam dirinya melalui dadanya.

   "Tapi bo'ong, mana mungkin aku melakukannya."

*Brukk

Raijuu terjatuh ke atas permukaan tanah di hadapan Sema. Raijuu yang marah, menyelimuti tubuhnya dengan listrik dan meluncurkan aliran listrik tersebut kepada Sema.

Dengan cepat, Sema menghindarinya dengan melompat ke samping kanan lalu berguling-guling. Ia baru saja melihat Raijuu menggunakan sihir, dengan kata lain— dia juga bisa menggunakan energi sihir Raijuu.

Raijuu menghilangkan sihir listriknya. Ia menjilati rambutnya dengan pelan-pelan, dari badan lalu ke kaki. Sema menghampirinya dengan berjalan pelan dan cukup waspada.

   "Raijuu, bisakah aku merasakan aliran sihir yang ada di dalam tubuhmu?"

   "Ngg ... boleh saja."

Jawab Raijuu, Sema bertekuk lutut di hadapan Raijuu lalu mencoba mengelus-elus rambu kepalanya menggunakan kedua tangannya. Tangan kanannya hanya merasakan rambut yang cukup halus, sedangkan tangan kiri fokua untuk merasakan energi sihir Raijuu.

Sema tidak bisa membayangkannya, namun ia dapat merasakan aliran sihir Raijuu pada tangan kirinya yang seperti aliran air yang lancar. Setelah cukup lama ia merasakan aliran sihir Raijuu, ia berdiri dan menjauh dari Raijuu.

Sema mencoba kembali untuk memunculkan zirah hitam ringan yang sama seperti Gemini. Namun, meskipun ia mencoba beberapa kali tetap tidak berhasil.

   "Seperti yang aku duga, ada yang menghambat ... "

* * * * * *

   "Apa!? Kau sudah menyatakan cintamu tapi dia tidak bisa menjawabnya!?"

   "Suaramu terlalu nyaring."

Sahut Kasuvi kepada Levius yang bertanya padanya. Mereka berdua saat ini ada di perpustakaan Ruilla, Adik dari Demi-Arachne Carilla yang membantu mereka ketika dulu.

   "Ketika dia ingin mengatakan suatu hal, ia terasa kesakitan di dadanya. Karena aku tidak ingin melihatnya seperti itu lagi, maka aku menunggu waktu yang tepat."

   "Begitukah ... ngomong-ngomong, kenapa kau bisa menyukai Sema? Dragonewt Iblis merah sepertimu bisa menyukai manusia biasa, apalagi dia tidak punya sihir."

Perkataan dari Levius, membuat Kasuvi menghela napas dan ia menanggapi ucapan Levius dengan senyuman kecilnya.

   "Inilah alasannya ... aku yakin, dirinya sendiri tidak menyadarinya. Dan kedinginan hatiku telah luluh oleh kehangatan yang ada pada dirinya. Bahwa kehangatan yang dapat mengisi kekosongan hati seseorang ini ... adalah kelebihan yang dimiliki oleh Soutarou."

Perkataan dari Kasuvi yang begitu lembutnya ketika membahas Sema. Sifat Dragonewt Iblis merah yang biasanya lebih kasar dan arogan, Kasuvi luluh oleh Sema. Levius menyadari apa yang dikatakan olehnya, ia juga menyadari bahwa kekosongan hatinya, Sera, dan Ruina telah diisi oleh kehangatan sifat Sema.

   "Huh ... sepertinya kalian berdua akan jadi pasangan yang serasi."

   "Ehehehe ... terima kasih."

*Blarr

Ledakan hebat terjadi. Sema yang sedang berpikir di hutan, terkejut ketika mendengar ledakan hebat yang terjadi di langit. Ia berlari untuk mencari lahan yang luas, ketika ia menatap birunya langit— terdapat lima Wyvern yang ditunggangi oleh manusia berzirah lengkap.

Wyvern adalah seekor naga yang jenisnya sama seperti yang lainnya. Namun, Wyvern tidak memiliki lengan dan sayapnya sendiri yang menjadi lengannya.

Antara Naga dan Wyvern sendiri, memiliki satu letak perbedaan yaitu pada tangan. Biasanya Wyvern dapat dijinakkan oleh manusia, sedangkan Naga merupakan ras langka dan diburu untuk diambil kekuatannya beserta seluruh apa yang ia punya.

Lima Wyvern yang mengepung naga merah di atas langit itu, mulai menembakinya dengan tembakkan bola api. Karena skalanya besar dan memiliki kekuatan penghancur yang cukup, apalagi ada lima Wyvern yang menyerangnya.

Naga merah itu terlihat sudah lelah karena dikejar-kejar oleh kelima Wyvern itu. Di hadapan Sema saat ini, terdapat dua pilihan mutlak dan mungkin saja bisa ia pilih pada pilihan ketiga.

Satu, ia membantu naga merah itu. Dua, membiarkan naga itu mati. Tiga, sikat setiap Wyvern itu beserta penunggangnya dan tidak lupa dengan naga merah itu.

Sema memilih pilihan ketiga. Untuk mengetes kemampuan yang dimiliki oleh Gemini dan wujud baru Raijuu. Sema memanggil Gemini yang bersemayam di tangan kirinya, mereka berdua langsung mengerti akan perintah Sema.

Sedangkan Raijuu mendengar suara langkah kaki dua orang yang menghampiri mereka berempat. Dua orang itu adalah Kasuvi dan Levius, dengan napas yang terengah-engah akan kelelahan.

   "Apa yang terjadi!?"

Tanya Kasuvi, Sema menoleh ke belakangnya yang terdapat dua orang baru datang itu. Gemini mencari situasi yang pas untuk menyerang, karena naga merah dan kelima Wyvern itu terbang terlalu tinggi.

   "Kasuvi, naga merah itu terlihat diburu oleh lima Wyvern itu. Aku berniat untuk menghajar mereka semua."

   "Tunggu, naga merah itu berasal dari rasku. Kau tidak boleh menyakitinya, aku yang akan tangani ini."

Sahut Kasuvi, Sema menganggukkan kepala pertanda mengerti dengan permintaan dari Kasuvi sendiri. Ia memunculkan zirah naga merah pada tangan kanan dan kaki kiri.

Merapal sihir api berskala besar pada ujung tangan kanannya. Balutan api yang membentuk bola api dengan ukuran besar, ia arahkan ke udara dengan segenap kekuatannya.

Sema dan yang lainnya menjauh, panas yang dihasilkan dari sihir Kasuvi menyebar dengan cepat. Setelah cukup, Kasuvi meluncurkan sihir bola api itu ke langit yang terdapat lima Wyvern itu sedang memburu seekor naga merah.

   "Sihir Naga: Piercing Blow!"

Serunya, sihir naga berupa bola api yang sudah ia luncurkan ke atas langit dengan cepat. Mulai membelah dengan banyak bagian, menyerang bertubi-tubi pada kelima Wyvern itu beserta penunggangnya.

Naga merah itu menatap tajam ke bawah, di mana Kasuvi yang lainnya berada. Tatapan naga merah ini terasa lega, perlahan-lahan ia berhenti mengepakkan sayapnya dan mulai jatuh dengan kecepatan cukup cepat.

   "Nephne, Amaha, atasi para Wyvern yang jatuh itu!"

Perintah Sema kepada Nephne dan Amaha, mereka berdua mengerti dan segera pergi ke lokasi di mana Wyvern itu jatuh. Raijuu merasakan hawa keberadaan yang mulai pudar, ia menyadari sosok naga itu mulai lelah menghadapi kehidupan.

*Brukk

Naga merah itu jatuh dengan hasil berupa getaran pada tanah, jarak dari sini tidak terlalu jauh dari mereka. Mereka langsung pergi menuju lokasi di mana naga merah itu jatuh. Ketika sampai, Kasuvi menatap naga merah itu dengan ekspresi yang tidak mempercayai akan kenyataan.

Ia segera pergi menghampiri wajah naga merah itu. Perlahan-lahan ia menyerukan namanya sendiri agar naga merah yang sekarat ini mendengar jelas akan suara Kasuvi. Raijuu memalingkan wajahnya, ia tahu bahwa naga merah itu telah mendapatkan luka yang bertubi-tubi.

Badan dari naga merah yang ada di hadapan Kasuvi sudah hancur dan mengeluarkan darah. Raijuu dapat melihat mana dalam tubuh naga merah itu mulai pergi meninggalkan tubuhnya.

   "Putri dari Dragonewt ... Iblis ... Merah ... Nona Kasuvi ... "

   "Ya! Ini aku, bertahanlah! Kau pasti bisa selamat, percaya padaku!"

Kasuvi mulai menunjukkan ekspresi kesedihannya, namun ia tetap tegar di hadapan naga merah yang sekarat itu. Naga merah itu mulai mengatakan kata demi kata dengan perlahan-lahan.

   "Aku ... dan suamiku ... lari dari perburuan Arch Gear ... meninggalkan anak kami yang masih dalam keadaan telur. Nona Kasuvi, untuk permintaan ... terakhirku, rawatlah ... "

   "Tidak bisa! Aku tidak bisa melakukannya! Hanya kau! Hanya kau! Karena itu tetaplah hidup!"

Kasuvi terus memberikan harapan kepada naga merah yang sudah sekarat itu. Sema dan Levius menghampiri Kasuvi yang tetap tegar di hadapan naga merah itu, meskipun ia sudah menangis tersedu-sedu.

   "Kumohoh ... jangan mati ... ini demi anakmu ... "

   "Maaf Nona ... karena permintaanku yang ... egois ... ini. Anakku ... ada di sebuah goa yang ada di ... Gunung Rissen."

Ketika ia menjelaskan letak di mana Anaknya yang masih keadaan telur. Naga merah itu perlahan-lahan menutup kedua matanya, menghembuskan napas terakhir di hadapan Tuan Putri Kasuvi.

   "Maaf ... maaf ... "

Kasuvi menangis di hadapan jasad naga merah yang nyawanya sudah tidak ada di tubuhnya. Sema memeluknya, sehingga Kasuvi dapat menangis dengan puas di pundaknya.

   "Kita harus memenuhi permintaan naga merah ini. Kasuvi, apakah kau bersedia untuk melakukannya?"

Tanya Sema, Kasuvi menanggapinya dengan anggukan kepala namun masih memendamkan wajahnya ke pundak Sema. Saat ini, mereka memiliki permintaan yang harus dipenuhi karena permintaan terakhir dari seekor naga merah.

Mencari keturunan dari naga merah itu, lalu ...

To Be Continue ....

avataravatar
Next chapter