22 Jomblo Beraksi

   "Levius, entah kenapa mereka berdua menjadi semakin akrab, itu membuatku iri."

Sahut Kasuvi yang ada di samping Levius, mereka berdua sedang istirahat menunggu pelanggan yang datang di meja kasir. Levius hanya menanggapinya dengan ekspresi yang kecut, jika Levius menanggapi perkataan Kasuvi maka itu hanya akan memperunyam keadaan.

Sema dan Nekomata sedang mendiskusikan suatu hal dan mereka berdua terlihat akrab sekali. Beberapa pelanggan pun merasa senang karena si Jomblo ini mulai menampakkan senyumannya kembali.

Hari ini merupakan hari perekrutan kesatria sihir yang akan diadakan di sebuah tempat yang berupa tempat pelatihan. Kira-kira akan dimulai satu jam lagi, akan tetapi Sema menghadapinya dengan santai agar tidak terlalu terbawa suasana.

Levius pergi menghampiri Sema lalu menyerahkan katrol berisi kumparan benang laba-laba bersamaan dengan jubah hitamnya. Karena saat ini, Sema hanya mengenakan kaos hitam dengan celana panjang berwarna hitam.

   "Terima kasih Levius, aku serahkan bar ini padamu. Kalau begitu aku pergi dulu, sampai jumpa."

Sahut Sema seraya beranjak dari tempat duduknya lalu pergi keluar dari bar, ia menempatkan katrol yang ia genggam di pinggang bagian belakang. Ia sudah memasang wadah untuk keenam dagger miliknya pada pinggang, memakai jubah hitam yang biasa ia pakai meskipun ada bagian yang robek.

   "Baiklah, saatnya pergi."

* * * * * *

Sema pergi sendirian ke tempat perekrutan, tempat tersebut ada di dekat kota dan berupa tempat pelatihan. Sema berjalan santai seraya menikmati perjalanannya, namun ia tidak membeli makanan karena itu akan menghambatnya ketika test masuk.

Kenapa? Pencernaan akan dimulai ketika makanan masuk ke lambung, pencernaan tersebut akan membuat gas dalam perut dan itu hanya akan menganggu.

Sema telah berpikir matang-matang karena semua itu pengalaman yang ia rasakan sendiri. Ada juga para penduduk yang menyapanya karena di antara mereka terdapat pelanggan bar Sema.

Ia melihat beberapa penduduk yang berbondong-bondong untuk pergi ke sebuah tempat yang Sema tuju. Mereka merupakan orang-orang yang ingin lolos menjadi kesatria sihir di kerajaan Archdale ini.

Sema melirik orang-orang yang berniat menjadi kesatria sihir, apalagi pesertanya banyak dan itu membuat Sema pesimis. Akan tetapi, sebuah hasil tidak akan terlihat jika belum pernah dicoba sekali pun.

Sema mengikuti arus perjalanan ini bersama dengan orang-orang yang ingin lolos menjadi kesatria sihir.

* * * * *

Mereka sampai di sebuah tempat yang bangunannya hampir menyerupai dengan sebuah Colloseum. Mereka diintruksikan untuk berkumpul di bangunan ini, terdapat enam kursi yang ada di atas atau beranda bangunan Colloseum ini.

   "Kenapa ada enam? Bukannya faksi kesatria sihir itu hanya ada lima?"

Pikir Sema seraya melihat ke atas yang tersedia enam kursi kosong, suara langkah kaki terdengar di atas. Muncul lima orang dengan jubah seragam yang berbeda warna dan mereka memiliki aura dan tingkatan kekuatannya mungkin berbeda jauh.

   "Perhatian kepada semuanya! Aku adalah Junya dari faksi Blue Howling, kalian di sini akan menjalani beberapa tes dan kami akan menilai kalian."

seorang laki-laki bernama Junya berpenampilan serba hitam dengan rambut panjang berwarna hitam dan kedua telinganya panjang. Ia memiliki dua tanduk berwarna biru namun tanduk sebelah kiri patah. Memiliki bekas luka berupa cakar pada mata sebelah kiri dan mata kanannya tertutupi oleh penutup mata berwarna hitam.

Junya duduk di bangku pertama, di samping kirinya terdapat seorang perempuan berambut pirang dan Sema dapat menebak umurnya sekitar dua puluh satu tahun. Berpenampilan anggun dengan zirah ringan yang melindungi tubuhnya dan ia memakai jubah dengan luar berwarna hitam sedangkan dalamnya berwarna kuning, rambut pirang sebahu dan ujungnya bergelombang.

   "Aku Isabelle Romée, kesatria sihir dari Silver Lotus."

Sahutnya lalu duduk di kursi kosong yang ada di samping Junya, di samping kiri Isabelle terdapat seorang perempuan berdada cukup besar yang dilapisi dengan perban berwarna putih.

Seorang perempuan tersebut memiliki sepasang telinga cukup panjang dan sebuah ekor yang mirip ekor ikan menempel di tubuh bagian belakangnya. Memiliki warna mata berwarna merah dan ia membawa sebuah pedang dengan tatapannya kepada peserta bagaikan seseorang yang tidak tertarik sama sekali.

   "Aku Xueli dari Light Zuuin, Jiang yang seharusnya datang tetapi ia pergi memancing di benua sebelah."

Ucap Xueli lalu duduk di kursi kosong yang ada di samping kiri Isabelle, di samping kirinya lagi terdapat seorang pria dengan penampilan berupa zirah lengkap berwarna putih dan merah.

Tatapannya membuat siapa saja terintimidasi, ia memiliki warna rambut coklat medium dengan tubuh berotot dan ia sendiri yang mencolok.

   "Aku Abiel Luisiu dari Dark Rebellion, salam kenal semuanya."

Sahutnya, ia pun duduk di kursi kosong samping kiri Xueli lalu bersandar pada sandaran kursi tersebut seraya menghela napas.

Di samping kirinya lagi terdapat Lyria Rena yang dengan penampilannya berupa gaun ungu sedikit kehitaman. Sosok kehadirannya terdapat seekor kupu-kupu ungu yang ada di sekitar dirinya.

   "Lyria Rena dari Aurora, salam kenal semuanya dan berjuanglah."

Sahut Lyria seraya menunjukkan senyuman manisnya agar para peserta lebih semangat menjalani tes ini. Akan tetapi, tatapannya terhadap Sema berbeda dari pada yang lainnya dan itu terlihat seperti tatapan yang sadis.

Ia duduk di kursi kosong samping kiri Abiel, entah kenapa mereka berlima diam saja tanpa mengatakan sepatah kata pun. Beberapa menit kemudian, terdapat suara langkah kaki dan muncul sesosok pria berpenampilan cukup formal berdasi dan terpasang sebuah mawar merah di dada sebelah kiri.

Rambutnya berwarna hitam medium dan warna matanya keabuan, kedua tangannya memakai sebuah sarung tangan dan ia memasukkan tangan kirinya ke saku celana sebelah kiri. Di pipi sebelah kirinya terdapat bekas luka berupa cakar.

   "Apakah sudah dimulai, aku malah ketiduran ahahaha."

Ia tertawa tanpa ada rasa bersalah, Abiel menanggapinya dengan wajah cukup kesal dan pria yang baru datang tersebut segera duduk di kursi kosong yang tersisa sehingga terdapat enam orang.

   "Enggak ada yang nanya bego, sudahlah lekas perkenalkan dirimu."

Sahut Abiel dengan sedikit kesal karena tingkah orang yang ada di sampingnya, orang itu beranjak dari tempat duduknya lalu berdiri dengan ekspresi yang cukup malas dan itu membuat para peserta kesal.

Ia menghela napas sebentar lalu kedua matanya tertutup entah apa alasannya, itu membuat para peserta bingung karena tingkahnya.

   "Namaku Hazama Yuuji dari Night Light, salam kenal semuanya."

Ucapnya seraya memperkenalkan diri dengan tangan kanan yang menggaruk-garuk kepala bagian belakang. Ketika ia membuka kedua matanya, aura gelap yang ia keluarkan dari sorot matanya membuat para peserta terkejut hebat.

Ia duduk kembali dengan  wajah yang malas dan ia bersandar pada kursi dan mulak tidur kembali. Para peserta mulai membicarakan Night Light bahwa kelompok kesatria sihir tersebut hanya membawa kegagalan dan membawa banyak masalah ke kerajaan.

Dikatakan juga bahwa Hazama Yuuji berasal dari negeri lain dan anehnya lagi Kaisar Sihir mau menjadikannya seorang Pemimpin dari kelompok kesatria sihir.

Junya beranjak dari tempat duduknya lalu mengumumkan tes pertama berupa terbang menggunakan sapu terbang. Setiap peserta diberi sapu dan mereka dituntut mengendalikan mana dalam tubuh agar dapat membuat sapu tersebut terbang seraya ditumpangi.

Para peserta yang lainnya mulai dapat terbang memakai sapu, akan tetapi dengan Sema. Ia bingung karena tidak memiliki energi sihir dan ia hanya berdiri dengan menunggangi sapu yang ia pegang dengan kedua tangannya seraya menampakkan wajah yang kecut.

Para peserta yang lainnya menganggap Sema sebagai batu loncatan mereka, tetapi Sema mengerti bahwa akan begini jadinya. Tes pertama berupa menerbangkan sapu telah dilalui, tes kedua merupakan menembakkan sihir ke lingkaran target yang terpasang pada papan kayu berbentuk lingkaran.

Para peserta bisa memakai berbagai elemen sihir untuk menembakkannya ke arah target. Setelah menunggu cukup lama, kini giliran Sema yang menembakkan sihirnya.

Ia menggunakan dagger miliknya lalu meraih salah satu dagger dengan tangan kanannya. Karena dagger tersebut sudah terikat dengan benang laba-laba pada katrol, Sem langsung saja melemparnya dengan sekuat tenaga dan mengenai target.

Dengan sisa kelima daggernya, ia melempar kembali dengan sekuat tenaga yang penting mengenai target.

Para peserta memulai keributan karena Sema tidak memakai sihir, Junya yang melihat kelakuan Sema membiarkannya seperti itu dan ia juga menjelaskan bahwa Sema memakai sihir.

Karena benang laba-laba yang tipis tersebut tidak cukup terlihat kecuali terkena paparan sinar matahari. Junya menjelaskan bahwa benang yang mengikat pada dagger milik Sema terdapat energi sihir sehingga Sema dapat lolos.

Tes terakhir diumumkan oleh Junya, tes tersebut merupakan pertarungan antar peserta dan mereka bebas untuk berpasangan. Sema diincar oleh para peserta yang lain karena dari awal dia sudah terlihat lemah.

Sema menerima tawaran seorang laki-laki dengan niat baik, namun Sema sudah menyadari niat terselubungnya yaitu berpasangan dengannya karena ia tidak memiliki kekuatan sihir.

Laki-laki yang menjadi lawan Sema berpenampilan serba biru dan ia juga memakai topi. Dikatakan bahwa musuh yang menjadi lawan Sema merupakan salah satu bangsawan yang ada di sini.

Bangunan yang seperti Colloseum ini sudah seperti tempat pertarungan, para peserta yang lainnya menyingkir dari tengah-tengah ke pinggir agar tidak mengganggu pertarungan antara dua orang.

Sema dan orang yang tadi maju lalu saling berhadap-hadapan, Junya menjadi wasitnya dan mereka berdua bersiap-siap untuk bertarung. Hazama Yuuji yang terganggu tidurnya karena sorakan dari para peserta lebih memilih bangun.

   "Ada apa rame begini? Seperti di pasar saja."

Ia pun meraih bungkus rokok yang ada di saku celana sebelah kanan lalu menempatkan satu batang rokok di antara bibirnya. Ia menyalakannya dengan sihir api kegelapan yang dirapal pada ujung jari telunjuknya.

Karena penasaran, Hazama melihat ke bawah dan terdapat dua anak laki-laki yang bersiap-siap untuk menjalani tes ketiga. Lyria yang ada di sampingnya ingin memarahi Hazama tetapi ia malas untuk melakukannya karena Hazama pastinya malah menawarinya rokok.

   "Baiklah, dua peserta sudah siap. Hiji, dua, tilu!"

Seru Junya, tiba-tiba saja musuh Sema merapal sihir berwarna biru dan di hadapannya muncul sebuah golem berbentuk manusia membawa tombak.

Ia langsung menyuruh golem tersebut untuk menyerang Sema, Sema dengan insting Jomblonya langsung melompat ke samping karena golem tersebut melempar tombaknya ke arah Sema dengan cepat.

   "Ayo-ayo, tunjukkan aksi yang lain biar para Pemimpin kesatria sihir itu mengakui kehebatanku ini!"

   "Gila, lemparannya kuat sekali."

Pikir Sema seraya berlari menghindari golem yang mengejarnya ke sana ke mari, di dalam pikirannya ia masih menyusun rencana. Setelah mendapatkan ilham dari pergerakan golem yang kaku, ia menyeringai menakutkan ke arah musuhnya.

Para peserta mulai meneriaki Sema karena ia tidak memakai sihirnya untuk bertarung. Sema sudah memprediksi musuhnya bahwa ia akan mengenyampingkan zona di sekitarnya karena para peserta menyemangati dirinya.

Golem tersebut berlari ke arah Sema lalu melempar tombak yang ia genggam dengan tangan kanan tepat ke arah Sema. Ia segera menghindarinya dengan menunduk, akan tetapi golem tersebut sudah ada di hadapannya dengan tangan kanan yang siap memukul wajahnya.

   "Hahaha! Matilah kau!"

Sema tersenyum kecil, ia segera berlari ke depan dengan cepat meskipun golem tersebut akan menghantamnya. Keanehan terjadi, golem tersebut tidak dapat bergerak sedikit pun.

Sema telah mengikat pergerakannya dengan melilit bagian tubuh penting menggunakan keenam dagger yang ditancapkan tanah. Meskipun golem tersebut tidak bisa bergerak sebentar, kesempatan tersebut merupakan peluang besar untuk dapat menang.

Sema berlari menghampiri musuh yang menjadi lawannya, dia panik karena pergerakan Sema yang cepat dan ia merapal sihir lagi dengan memanggil dua golem yang sama sebagai perisainya.

Akan tetapi itu terlambat, keberadaan Sema hilang dan tiba-tiba saja ia sudah melayang dengan tangan kanan yang sudah siap menghantam wajah musuhnya.

   "Bacod!"

Seru Sema seraya menghantam wajah musuhnya dengan kekuatan penuh, ia terjatuh karena lompatannya memakai Overflow 5% namun untungnya dia sudah berlatih untuk menekan kemampuannya sehingga tidak terlalu membebani tubuhnya.

Sema menahan efek lompatan dengan kedua kakinya lalu melihat keadaan musuhnya yang sudah kehilangan kesadarannya. Tiga golem yang tadi pun menghilang tanpa bekas seperti bongkahan batu yang hancur.

   "Pemenangnya Sema Soutarou!"

Sahut Junya, namun para Pemimpin kesatria sihir itu terlihat tidak tertarik kepada Sema. Nasib Jomblo yang menjadi statusnya terlihat berefek, ia menghela napas dan pergi ke samping karena pertarungan selanjutnya akan dimulai.

* * * * * *

Sore hari yang hangat, tes perekrutan kesatria sihir telah berakhir dan para Pemimpin kesatria sihir akan memilih siapa saja yang berhak masuk ke faksi mereka.

Waktu telah berlalu, akhirnya giliran Sema untuk maju ke tengah-tengah bangunan ini. Keenam Pemimpin faksi kesatria sihir mulai menilainya namun tidak ada yang mengacungkan tangan kanan mereka sebagai pertanda bahwa ia berhak masuk ke faksi mereka.

Ketika waktu pemilihan akan habis, hanya ada seorang Pemimpin faksi kesatria sihir yang mengangkat tangannya dan dia adalah Hazama Yuuji yang berasal dari Night Light.

Akan tetapi, tatapannya terhadap Sema agak menyeramkan dan ia juga mengeluarkan aura gelap yang berasal dari sekujur tubuhnya.

   "Ekh? Apakah ini akan aman!?"

To Be Continue .....

Vote and komennya 😎

avataravatar
Next chapter