26 Fallen Beast Raijuu

Ledakan besar terjadi lalu mengenai Sema, Seo dan Sebas dapat terhindar dari serangan Raijuu karena Sema yang melempar mereka berdua dengan Overflow 5%.

Seo terlempar namun ia menabrak pohon oak, begitu pula dengan Sebas yang menabrak pohon oak. Dengan segera, ia bangkit untuk melihat keadaan Sema yang terkena sihir ledakan dari kumpulan listrik.

Setidaknya dengan radius sepuluh meter, tanaman dan tanah terkikis karena ledakan tersebut. Sema terlihat terkapar dan bersandar pada batang pohon yang rusak karena ledakan tadi.

Sema dapat selamat karena keputusan cepat yang ia ambil dengan kemampuan Overflow miliknya. Setelah ia melempar Sebas dan Seo ke tempat lain, Sema langsung meraih batang pohon berukuran besar yang dijadikan perisai.

Ketika serangan Raijuu mengenai batang pohon yang ditahan menggunakan kedua tangannya. Spontan saja, Sema langsung melepaskannya lalu melompat dengan kedua tangan yang disilangkan pada dada.

Kayu merupakan bahan-bahan yang berupa isolator baik bagi listrik. Sehingga, penghantar alami ini bisa menjadi perisai kuat. Ketika ledakan terjadi, Sema ikut terlempar namun ia hanya mendapatkan luka ringan karena terlempar jauh bersamaan dengan pohon-pohon yang tumbang.

Sebas yang melihat Raijuu menghampiri Sema dengan tubuh yang diselimuti dengan listrik. Segera merapal sihir dengan cepat, ia mengubah embun-embun yang ada di sekitarnya menjadi air lalu membekukannya menjadi serpihan es.

Serpihan-serpihan es tersebut ia luncurkan yang memiliki jumlah sangat banyak. Raijuu menyadari serangan dari Sebas, ia menahannya dengan menggunakan medan listrik yang ada di sekitar tubuhnya.

Serangan Sebas tidak terlalu berefek, lebih tepatnya sejak awal mereka pastinya akan kalah melawan Raijuu. Namun Sebas tidak menyangka, Raijuu yang mereka hadapi merupakan Sacred Beast yang menjadi Fallen Beast apalagi sudah mengalami evolusi.

"Alihkan perhatiannya!"

Seru Seo seraya merapal sihir elemen angin, Sebas mengerti dengan ucapan dari Seo dan ia juga merapal sihir berelemen es. Seo merapal sihir yang memunculkan dua hewan yaitu elang dan harimau berukuran besar namun terbuat dari udara.

Sebas memanggil empat golem bentuk manusia yang terbuat dari es. Pasukan golem tersebut segera menyerang Raijuu dengan tombak es yang setiap dari golem itu sendiri berempat memegangnya.

Serangan tombak mereka berempat terhenti karena Raijuu kembali menggunakan sihir pertahanannya berupa medan listrik yang ada di sekitarnya. Dengan peluang tersebut, harimau berukuran besar yang merupakan makhluk panggilan Seo segera membawa Sema ke tempat aman dan elang yang bersamanya sedang sibuk menarik perhatian Raijuu.

Harimau elemen angin tersebut menurunkan Sema dari gigitannya, Sema segera beranjak dari posisi berbaring ke posisi berdiri dengan tangan kanan yang memegang punggungnya.

"Kukira aku bakal mati, punggungku sedikit sakit."

Sahut Sema, namun Sebas menampol kepala Sema dengan kesal karena ia pikir Sema menganggap kematian itu perkara yang kecil. Sema meminta maaf dengan ekspresi yang kecut dengan tangan kanan yang mengusap-usap kepala bekas tampolan Sebas.

Elang elemen angin yang menyerang Raijuu lenyap karena disambar petir. Raijuu langsung mengarahkan tembakan bola listrik ke arah Sema dan Sebas.

Dengan cepat, Seo meluncurkan satu tombak angin dan menabrakkannya ke bola listrik Raijuu yang mengarah ke Sema. Akibatnya, kedua sihir yang bertabrakan tersebut meledak kemudian Sema dan Sebas merunduk dengan kedua tangan yang menutupi kepala.

Debu-debu dan tanah yang terkikis menghalangi pandangan, Sema melihat kilatan listrik dari balik debu. Dengan segera ia berdiri dan melempar Sebas yang sedang merunduk memakai Overflow 5% dan dirinya sendiri berlari ke arah lain karena Raijuu terus menembakkan kilatan listrik.

"Sialan, aku tidak berguna jika melawan Raijuu."

Pikir Sema seraya berlari menghindari serangan kilat dari Raijuu, apa yang dilakukan Sema tidak akan terlalu berguna. Meskipun dia memakai daggernya, aliran listrik dapat merambat ke benang yang diikat pada dagger maka hal tersebut akan sia-sia.

Sebas menghentakkan kaki kanannya kr atas permukaan tanah, es dari dalam tanah bermunculan lalu menyerang Raijuu. Akan tetapi, Raijuu dapat menghindarinya dengan melompat jauh ke samping.

Seo merapal sihir yang memunculkan tiga harimau berelemen angin, sehingga jumlah dari makhluk panggilannya berjumlah empat harimau. Keempat harimau tersebut memiliki ukuran dua kali lipat dari harimau biasa, menyerang Raijuu dengan serangan cepat.

Raijuu terlihat kewalahan melawan keempat harimau berelemen angin yang berasal dari sihir milik Seo. Setiap serangan dari Raijuu yang memusnahkan harimau berelemen angin tersebut, meregenerasi kembali dan menyerang Raijuu sampai kewalahan.

Karena dengan taktik dan cara yang sama sedari tadi, Raijuu menyadarinya dan ia menatap tajam ke arah Seo di mana ia berada. Dengan cepat, Raijuu menembakkan bola sihir yang berisi kumpulan listrik.

"Seo!"

Seru Sebas, dengan cepat ia berlari menuju Seo yang perhatiannya sedang tertuju pada keempat harimau. Namun, dirinya sendiri tidak tahu bahwa terdapat bola sihir kumpulan listrik yang mengarah padanya.

Sebas mengambil sebilah pedang yang ia sembunyikan di balik seragam dan jubahnya. Melempar pedang yang ia genggam menggunakan tangan kanan, lalu segera menggendong Seo dengan gaya tuan putri agar dapat menghindari serangan dari Raijuu.

*Blarr

Serangan Raijuu dan sebilah pedang yang dilempar oleh Sebas bertabrakan dan meledak. Sebas yang sedang menggendong Seo untuk kabur, terkena imbasnya dan terlempar karena ledakan tersebut.

Sema yang sedang memutar otak untuk mengalahkan Raijuu perhatiannya teralihkan oleh Sebas yang terkapar dan terluka. Sedangkan Seo terlihat mengalami luka ringan, oleh sebab itu ... keempat harimau berelemen angin yang dipanggil oleh Seo lenyap tak tersisa.

"Sial!"

Sema segera pergi menuju Seo dan Sebas yang sedang terluka, ia memakai kemampuannya berupa Overflow miliknya dan ditekan sampai 5%. Kemampuan fisik sedikit meningkat, kecepatan yang bertambah membuat Sema lebih cepat sampai ke tempat mereka berdua.

Sema berniat untuk membawa Seo dan Sebas, namun Sebas menolaknya malah ia menyuruh Sema untuk pergi dari tempat ini bersama dengan Seo.

"Pergilah, aku akan menahan Fallen Beast Raijuu."

"Sebas ... tet-"

"Buruan pergi sana Jomblo!"

Seru Sebas dengan paksaan, ia pun berjalan membelakangi Sema yang sedang membantu Seo untuk berdiri. Sema menatap wajah Seo, mereka berdua saling bertatapan namun Seo terlihat menggelengkan kepala.

Sema menggretakkan giginya dengan kesal akan keputusan dari Sebas yang ia ambil sendiri. Sema mendekatkan mulutnya ke telinga Seo sebelah kanan lalu membisikkan kata-kata terlarang.

"Pergilah, kami berdua akan menahan Raijuu."

Ucap Sema seraya menunjukkan senyuman kecilnya, ia tahu bahwa mereka berdua tidak akan menang. Namun, semua itu akan berbanding terbalik lebih tepatnya mereka berdua akan tewas.

Raijuu kembali menembakkan bola sihir yang berisikan kumpulan listrik ke arah Sebas sedang membelakangi Sema dan Seo. Dengan segera, Sebas menghentakkan kakinya ke permukaan tanah lalu muncullah dinding es yang menahan serangan Raijuu meskipun meledak dan hancur berkeping-keping.

Sebas segera pergi berlari ke tempat di mana pedang miliknya terlempar pada saat mengenai sihir bola listrik Raijuu. Ia mengambilnya dengan cepat lalu kembali melemparnya kuat-kuat, pedang tersebut menggores kulit Raijuu dan sepertinya membuat Fallen Beast ini marah.

Raungan hebat yang melengking ditambah dengan zona listrik yang ada di sekitar Raijuu bagaikan guntur hebat yang dapat membuat musuhnya ketakutan. Sema segera beranjak lalu berbalik badan, ketika ia hendak berlari tangan kanannya ditarik oleh tangan Seo yang meraih tangannya.

"Kalian berdua ... kembalilah dengan ... selamat ... "

Ucapan Seo disertai kekhawatirannya yang amat besar ditambah ekspresi khawatirnya. Membuat Sema terdiam dan tersipu, ia menanggapinya dengan senyuman kecil lalu menganggukkan kepala.

"Kami akan kembali."

Itulah kata-kata terakhir yang dilempar kepada Seo, dengan segera ia berlari ditambah kemampuannya berupa Overflow. Namun, kali ini Sema menekan kemampuannya sampai 7%.

Sayangnya, Raijuu telah meletakkan ranjau berupa bola listrik kecil yang ditanam pada tanah. Ketika Sema menginjaknya, dengan otomatis bola listrik tersebut menyengat Sema dengan cepat.

Maka, Sema terperosok jatuh dengan tubuhnya yang mati rasa akibat listrik Raijuu yang mengenai dirinya. Raijuu segera menembakkan bola listrik dari mulutnya, Sebas yang tidak tahu akan keadaan di sekitarnya membuat ia lupa akan keberadaan Sema.

Sema hanya bisa terkapar dengan tatapannya yang tertuju pada bola sihir berisi kumpulan listrik yang mengarah padanya.

"Sialan, apakah hanya sampai sini ... "

"Limit Break: Dantalion Book, Wall!"

*Blarr

Bola listrik tersebut menghantam tembok berupa batu besar yang tiba-tiba muncul, seseorang telah merapal sihir elemen tanah yang membuat tembok tersebut muncul.

Dari arah sebelah samping Fallen Beast Raijuu, terdapat seorang perempuan yang memegang sebuah buku dengan lembaran terbuka.

Penampilannya berupa seorang perempuan yang terlihat sudah dewasa. Memiliki rambut panjang digerai berwarna perak, ia juga memiliki tubuh yang molek dan dua gunung yang besar.

Akan tetapi yang paling aneh adalah ... dia memakai pakaian berupa seorang pelayan atau maid. Seperti halnya Sera, Ruina, dan Levius yang bekerja di bar memakai pakaian pelayan.

Senyuman yang ia tunjukkan ketika menunjukkan keberadaannya yang kuat membuat Sema terkagum akan dirinya. Sebas terlihat menghela napas, dengan segera ia kembali ke tempat Sema untuk membantunya berdiri.

"Sebas ... siapa perempuan itu?"

Tanya Sema ketika Sebas hendak membopong tubuhnya yang mati rasa. Sebas menunjukkan senyuman kecilnya, dan ia menghela napas kembali.

"Untuk saat ini kita mundur, dia adalah salah satu dari anggota Night Light pengguna Arch Gear. Perempuan yang menjadi pelayan di faksi kesatria sihir Night Light dan paling kuat di antara yang lainnya, Mashschwi Rosetta."

Jelas Sebas, Rosetta melangkahkan kakinya dengan tangan kanan yang memegang buku dengan halaman yang terbuka.

"Baiklah ... mari kita mulai."

To Be Continue ....

avataravatar
Next chapter