16 Algojo

Pak Tua pedagang keliling itu menggunakan kereta kuda yang biasa ia pakai untuk bekerja menjadi tumpangan keenam orang lainnya termasuk Sema. Namun, Kasuvi dan Levius memaksa untuk ikut dan Nekomata masih ngefly karena catnip yang diberikan oleh Sema.

Sehingga, ada sembilan orang yang menumpangi kereta kuda ini. Meskipun begitu, kereta kuda ini ditarik menggunakan dua kuda dan di belakangnya terdapat tempat yang cukup bagi sepuluh orang karena alat pengangkut barang ini terbuka.

Sema berpakaian seperti biasanya ketika ia mencari nafkah di luar bar, sedangkan yang lainnya seperti biasa dan membawa peralatan perang berupa pedang dan perisai.

Karena mereka berangkat pada sore hari dan kerajaan Erinu yang dituju cukup jauh, waktu yang ditempuh untuk menuju kerajaan Erinu membutuhkan waktu dua jam.

* * * * * *

Malam hari ...

Sema mencari informasi di kerajaan Erinu ini bersama dengan Kasuvi dan Levius. Sedangkan para pelanggan tetap yang ikut bersamanya hanya menunggu di sebuah penginapan karena bergerak dan mencari informasi dengan banyak orang hanya akan mendatangkan banyak kecurigaan.

Levius mengawasi daerah kerajaan Erinu dengan berdiri di atas menara lonceng kerajaan ini. Kasuvi bersama Sema mencari informasi mengenai perdagangan budak dan pasukan bayaran yang ada di kerajaan ini.

Setiap penginapan, bar, dan toko-toko yang lain sudah Sema kunjungi bersama Kasuvi. Namun, informasi yang mereka berdua dapatkan sangat sedikit dan kenyataannya memang para penduduk di kerajaan Erinu tidak terlalu tahu bahwa ada pasukan bayaran di kerajaan Erinu.

Dengan informasi yang seperti itu, pasukan bayaran yang meminta bantuan Sema, keberadaannya tidak mencolok dan mungkin mereka berpindah-pindah sehingga tidak terlalu dikenali oleh penduduk.

   "Hah ... tidak ada informasi sama sekali, ngomong-ngomong Kasuvi ... kenapa kau mau ikut bersamaku?"

Tanya Sema kepada Kasuvi yang ada di samping kirinya, mereka berdua sedang berada di sebuah gang kota dan sedikit gelap namun di tempat mereka saat ini cukup terang dengan penerangan berupa cahaya bulan.

Kasuvi menunjukkan senyuman manisnya kepada Sema yang sedang menatap wajahnya.

   "Jika bersama Sema kapan pun dan di mana pun ... aku tidak apa ... asalkan tetap bersama dirimu aku sudah senang."

Ketika mendenger perkataan Kasuvi disertai perasaannya kepada Sema. Si Jomblo ini ingin langsung mengatakan cintanya kepada Kasuvi, akan tetapi dia sendiri yang akan mati jika mengatakannya.

Sebagai penggantinya, Sema memeluk Kasuvi dengan erat dan ia ingin sekali mengatakannya. Kasuvi terdiam karena tiba-tiba saja Sema memeluknya, perlahan-lahan kedua tangannya memeluk Sema.

   "Terima kasih Kasuvi ... "

Ucap Sema dalam hati, dari atas menara terdapat Levius yang melihat mereka berdua sedang berpelukan. Ia menghela napas karena melihat tingkah dua orang tersebut, ia melanjutkan pengawasannya ke daerah sekitar namun tetap saja tidak ada hasil.

   "Ah ... Ada kejanggalan di kerajaan ini ... "

* * * * * *

Esok harinya di tengah-tengah ruang penginapan tempat mereka semua berkumpul ...

Sema mengumumkan bahwa ia sendiri yang akan mengatasi masalah ini bersama dengan Kasuvi dan Levius yang bersamanya.

Keenam orang lainnya yang ingin membantu Sema tidak setuju dan menentangnya. Sema tahu bahwa hal ini akan terjadi, ia hanya menghela napas.

   "Aku tahu kalian ingin membantuku, akan tetapi ... ada yang lebih membutuhkan anda sekalian yaitu ... keluarga anda sendiri."

Ucapan dari Sema membuat keenam orang lainnya tersudutkan, mereka tahu bahwa keluarganya menunggu kepulangan mereka karena mereka juga tidak memberitahu dulu bahwa mereka akan pergi jauh bersama dengan Sema.

   "Karena itu aku mohon ... tolong kembalilah dan temui keluarga anda sekalian."

Ucap Sema seraya membungkukkan badan ke depan di mana keenam orang lainnya sedang memandanginya. Dengan berat hati mereka ikut, tetapi Sema tidak terlalu memaksa agar mereka segera pulang ke rumah mereka masing-masing.

   "Sebetulnya ... aku hanya ingin mengintai kerajaan ini dahulu, lalu setelah mendapatkan informasi yang pasti. Maka aku akan menyampaikannya kepada kalian, karena bergerak dengan banyak orang hanya akan mengundang kecurigaan."

Sahut Sema, keenam orang lainnya pun setuju dengan pendapatnya. Levius dan Kasuvi yang ada di belakang Sema hanya mendengarkannya dan mereka berdua juga tidak tahu tujuan jelas dari Sema.

   "Tetapi ... apakah kau tidak akan kesulitan?"

Tanya Pak Tua pedagang keliling, Sema tersenyum kecil untuk menanggapinya lalu menempatkan kepalan tangan kanannya di dada.

   "Percayalah, Kasuvi dan Levius ada bersamaku maka yang bisa dilakukan oleh anda sekalian adalah percaya padaku."

Setelah mengucapkannya dengan semangat, keenam orang lainnya menunjukkan senyuman kecilnya karena mereka percaya akan si Jomblo ini.

   "Baiklah jika kau memaksa, tapi ingat ... beritahu kami jika kau membutuhkan bantuan. Kami akan selalu ada untukmu."

Ucap salah satu Pak Tua yang lainnya, Pak Tua pedagang keliling itu memukul dada Sema sebagai janji yang dipegang olehnya.

   "Jangan sampai mati, bar milikmu bar paling terbaik yang pernah aku datangi."

Ucap Pak Tua, ia pun menepuk pundak Sema dua kali lalu membawa peralatan yang mereka bawa ke penginapan ke kereta kuda yang mereka pakai.

Mereka pergi dengan melambai-lambaikan tangan kanan mereka, Sema serta Kasuvi dan Levius melihat kepergian mereka seraya memasang senyuman kecil.

   "Mereka sudah pergi ... baiklah ... "

Sema menghela napas sebentar, memikirkan beberapa kejadian yang terjadi di kerajaan ini. Tadi pagi ia menyadari bahwa terdapat banyak pasukan yang berjaga di beberapa tempat.

   "Levius ... katakan padaku, apakah ada yang mengganjal?"

Tanya Sema, Levius menganggukkan kepala dan ia merangkai kata yang pas agar dimengerti oleh Kasuvi dan Sema.

   "Kerajaan Erinu menyembunyikan sebuah Arch Gear yang kekuatannya hebat. Kemungkinan besar, Arch Gear yang mereka sembunyikan berupa ... kemampuan untuk membuat Illusi berskala besar."

   "Illusi ya ... kalau seperti itu, Arch Gear satu-satunya yang bisa melakukan itu hanyalah Bettenou."

Sahut Kasuvi, Bettenou merupakan kumpulan roh yang dimasukkan ke dalam sebuah pusaka dan kumpulan kesadaran itu menjadi satu. Kemampuan dari Arch Gear ini sangat hebat, jika seorang pengguna menghendaki sesuatu maka terjadilah.

Dengan kata lain, segala ucapan yang dikeluarkan oleh penggunanya maka akan menjadi kenyataan. Namun ada kelemahan, hanya orang-orang yang diincar saja yang mendapatkan illusi tersebut.

   "Levius, apakah ada buktinya?"

   "Ya, kemarin ketika kita sampai. Terdapat tiga penjaga yang berjaga. Namun yang paling aneh ... penduduk yang melewatinya seperti melihat tidak ada seorang pun pasukan yang berjaga."

   "Jadi semua penduduk sudah terkena pengaruh Arch Gear? Kalau seperti itu akan mudah, kita hanya perlu melakukan rencana itu."

   "Itu?"

Tanya Kasuvi dan Levius yang tidak tahu rencana yang akan dijalankan oleh Sema. Sebelum itu, Sema kembali dulu ke kamarnya untuk mengambil dagger miliknya dan jubah.

Setelah siap, mereka bertiga pergi mencari sebuah tempat yang dijaga oleh para pasukan kerajaan Erinu.

* * * * * *

Sema, Kasuvi dan Levius menyusup ke sebuah tempat yang berupa bangunan mirip dengan upacara keagamaan. Akan tetapi, di tempat ini tidak ada siapapun yang ada hanyalah kehampaan yang sunyi.

   "Sudah kuduga ... para penduduk tidak ingat dengan para pasukan bayaran itu karena illusi yang menyelimuti kerajaan ini."

Sahut Sema seraya melihat keadaan sekitar, ia pun memandang wajah imut Kasuvi yang ada di belakangnya. Kasuvi menyadari tatapan dari Sema, pipinya mulai memerah dan rasa malu mulai menghantui.

   "Ja-jangan tatap aku seperti itu, kau membuatku jijik."

   "Lah? Kenapa?"

Pikir Sema dengan hati Jomblonya yang tersakiti, ia memikirkannya sebentar lalu memandang wajah imutnya sekali lagi.

   "He-hentikan!? Nanti gula darahku naik."

Sahut Kasuvi dengan malu-malu kucing, Levius yang ada di samping Kasuvi hanya menunjukkan ekspresi yang kecut melihat tingkah bodoh mereka berdua.

Ketika Levius melihat keadaan sekitar, tanpa disadarinya terdapat sihir aktif yang ada di bawah mereka. Rantai-rantai yang keluar dari segel sihir itu langsung mengikat mereka bertiga, pergerakan-pergerakan yang mereka niatkan menjadi tidak berarti.

   "Sialan, apakah kita terjebak!?"

Panik Sema, terdapat suara langkah kaki yang cukup banyak dan mengisi setidaknya seluruh ruangan ini. Suara langkah kaki yang menggema membuat Sema semakin panik.

Muncullah sekelompok pasukan dari kedua sisi yang cukup gelap, setelah berbaris dengan rapi tanpa ada celah sedikit pun. Mereka semua langsung menghunuskan pedangnya dari sarung yang dibawa pada tali dan dikencangkan pada pinggang.

Salah satu pasukan kerajaan Erinu menghampiri Sema dengan mengarahkan pedangnya tepat ke wajahnya.

Lalu ... ia menebas tangan kanan Sema yang sedang terkunci oleh rantai-rantai yang membelenggunya. Kini, tangan kanan Sema putus dan ia melihat tangan kanannya yang putus jatuh ke lantai.

    "Ahhhh!"

Ia meraung kesakitan, rasa sakit dari tangan kanan yang terpotong membuat Sema sudah bingung menghadapi semua ini.

Pasukan yang tadi kembali menebas tangan kiri Sema sampai putus, ia kembali meraung kesakitan dan membuat seisi ruangan ini dipenuhi alunan melodi dari penyiksaan.

   "Soutarou!?"

   "Sema!?"

Kesadarannya mulai menghilang dan ia sudah mulai tak berdaya menghadapi semua ini. Ia bertekuk lutut di hadapan sang Algojo yang sudah siap menebas kepalanya.

   "Sia ... lan ... "

*Crashh

To Be Continue ....

avataravatar
Next chapter