2 Bab 01 Pecundang

Hari yang cerah berawan.

Dimulai dengan suara kicauan burung-burung di pagi hari dan dinginnya udara di musim gugur.

Pagi. Sapa para murid sepanjang gerbang. Di antara banyaknya murid seorang siswa tahun kedua bernama Ryuuki Hikari, murid SMA tahun kedua berjalan sedikit membungkuk melewati mereka semua. Dia adalah murid yang pendiam, buruk dalam pelajaran maupun olahraga, fisik yang lemah, wajah yang sedikit pucat, kantung mata yang hitam karena kurang tidur dan rambut berantakan.

Penampilannya buruk bukan?

Dengan sedikit terhuyung dia berjalan ke ruang kelas. Walaupun banyak murid dan guru berlalu lalang namun tak ada seorang pun yang peduli padanya sekali pun guru.

Menyedihkan.

Sesampainya ia di ruang kelas, beberapa siswa kelasnya menyambutnya bukan dengan sapaan melainkan dengan ejekan.

"Hoi Hikki apa kau begadang lagi demi main eroge" Ryounosuke, siswa yang selalu mengejeknya setiap hari, tidak, setiap bertemu. Dan berada di kedua sampingnya, Flash dan Louis.

(Nb. merujuk ke kata Hikikomori yang artinya seseorang yang mengisolasi dirinya sendiri secara ekstrim bahkan keluarga bisa juga disebut no life atau nolep).

(Eroge atau erotis game. Game yang isinya kebanyakan adegan vulgar 18+ kaya judulnya erotis)

Mereka memiliki ciri khas yang cukup mencolok. Ryounosuke, memiliki tubuh tinggi sekitar 183 cm, tatapan lembut namun tajam seperti seorang playboy, rambut dan mata yang berwarna cokelat kehitaman.

Selanjutnya Flash, tubuh besar berotot layaknya bodygard, tinggi 185 cm, mata yang menatap tajam dan dicukur pendek mirip seorang tentara.

Dan yang terakhir, Louis teman SMP Ryounosuke yang turunan Asia x Paris. Ia sedikit mirip dengan Ryounosuke hanya saja warna rambut dan matanya berwarna cokelat terang hampir mendekati pirang dan tatapan halus yang terkadang mengejek yang biasa ditunjukannya pada orang seperti Ryuuki.

Dari depan kelas, seorang gadis cantik berambut hitam panjang sepinggang datang bergabung dengan mereka namun bukan untuk ikut mengejek Ryuuki melainkan untuk membela Ryuuki dengan dalih tugas ketua kelas.

Nama gadis yang membelanya adalah Himizu Aiko, seorang Idol sekaligus model dari majalah terkenal.

"Hei kalian tidak boleh menggangunya".

"Menggangunya? kami hanya mengajarinya bahwa bermain eroge semalaman itu baik bagi kesehatannya. Iya kan?".

"Benar".

"Benar. Memangnya kenapa, apa kami salah Aiko-chan".

"Jelas salah. Ngajarin itu bukan seperti itu caranya—".

"Lalu bagaimana? Memangnya Ryuuki siapanya kau? Aku heran kenapa kau selalu membelanya—".

"Ini sudah menjadi tugasku sebagai ketua kelas—".

Di tengah Aiko sedang membuat alasan mengapa dirinya membela Ryuuki. Kemudian masuklah seorang siswa tampan dengan tinggi 185 cm, rambut pirang dan mata berwarna hijau zamrud seperti berlian yang menatap lembut sekitarnya membuat aura disekitarnya berubah seketika ketika dirinya tiba dan juga membuatnya terlihat seperti seseorang yang bijaksana. Tapi sebenarnya ia orang yang cukup egois menjunjung tinggi keadilan yang mana keadilan itu sendiri hanya dilihat dari sudut pandangnya saja.

Nama pria itu Adrian Alexandrite ketua OSIS sekaligus idolanya sekolah ini, dan berdiri disampingnya seorang gadis loli berdada B cup, tinggi 156 cm dan berambut pirang keemasan sepundak yakni adik perempuannya yang lahir di hari yang sama dengan Adrian, Chrysilla Alexandrite. Diambil dari bahasa Yunani yang berarti rambut emas, seperti rambutnya yang berwarna pirang keemasan. Ia memiliki sifat pemalu, baik dan lemah lembut dan itulah poin utama yang membuatnya lebih cantik dan feminim.

"Ada apa ini? Masih pagi sudah ribut".

"Ketua OSIS mereka mengganggu Ryuuki lagi".

"Aiko-san sepertinya kau salah paham. Mereka hanya menegurnya, apa itu salah. Dan sebaiknya kau jauhi dia, popularitas mu sebagai Idol bisa menurun jika berurusan dengannya".

"Peduli amat".

"Kakak sepertinya Himizu benar, menegur, memarahi atau menghukum tidak akan berefek jika yang ditegur tidak menyadari kesalahannya bahkan itu bisa membuat orang itu dendam, apa kau tidak belajar psikologis. Benar kan Ryuuki" Chrysilla ikut bergabung dalam perbincangan. Ryuuki langsung kaget dalam hati karena mendengarnya.

"A-anu... apa kalian ada perlu denganku, aku tidak terlalu mengerti apa yang kalian bicarakan... kalau begitu aku akan duduk, lanjutkan saja perbincangan kalian... permisi" Ryuuki meninggalkan orang-orang itu yang sedang membahas tentang dirinya.

"Ryuuki, aku minta maaf soal yang kemarin".

"Maaf untuk apa?".

"...".

"Chrysilla apa yang kau lakukan kemarin dengannya?".

"Aku hanya membantunya mencari barangnya yang hilang kok. Walau sebenarnya aku tidak menemukannya Ryuuki yang menemukannya sendiri lalu kami ke perpustakaan dan membicarakan tentang beberapa buku yang kami baca bersama".

"Perpustakaan?" Aiko dan Adrian mengatakannya bersama dengan heran dan terkejut Aiko memiringkan sedikit kepalanya bingung.

"Kenapa?" Chrysilla ikut memiringkan sedikit kepalanya kebingungan.

"Tidak. Aku kaget dia bisa berbicara denganmu tentang buku, buku apa yang kalian baca?".

"Err.. antariksa. Kalian tahu ia sangat hebat dalam banyak hal loh. Dia itu kayak titisan Einstein dan Stephen Hawking" Chrysilla mengangkat sedikit dagunya bersemangat.

"Eh! Ku kira manga atau light novel. Tak kuduga orang sepertinya membaca buku itu".

"Um. Aku juga awalnya tidak percaya, tapi pengetahuannya tentang bintang segala yang ada di angkasa benar-benar luas".

"Chry-Chrysilla, apa yang kau bicarakan? Aku kan hanya tidur sambil mendengarkanmu membaca".

"Eh!? Padahal aku hanya mengatakan yang sebenarnya terjadi".

"Ryuuki apa itu benar, yang dikatakan adikku?".

"Kakak kau harus melihatnya langsung. Ryuuki ayo" Chrysilla datang mendekati Ryuuki dan menarik lengannya membuat dirinya yang sedang duduk terpaksa harus berdiri.

"Chrysilla tunggu—".

Lalu tak lama bel berdentang menandakan pelajaran dimulai. Sebelum mereka keluar dari kelas, Ryuuki segera duduk di kursinya, di barisan paling belakang dan begitupun dengan yang lainnya yang semuanya sekelas.

"Sepertinya lain kali saja—".

"Tidak".

Pintu bergeser, seorang wanita berumur 24 tahun berambut hitam ponytail masuk, ia adalah guru biologi. Namanya Vagi namish.

Seperti biasa ia menyapa para murid lalu memberi tugas pada mereka karena rapat guru kemudian ia keluar lagi.

Beberapa saat setelah bu Vagi keluar kejadian aneh terjadi, salju turun di dalam kelas di musim gugur. Semua murid diam mematung, pandangan terkejut yang terpaku pada salju yang turun di dalam mereka. Lalu muncul sebuah lingkaran besar bercahaya di lantai kemudian cahaya menyilaukan membutakan mata mereka untuk beberapa saat.

Terdengar suara seorang wanita.

"Selamat datang kalian semuanya, para pahlawan suci. Namaku Stella Cornelia Agatha Pricilla. Putri kerajaan Greenpeace".

Penglihatan mereka yang dibutakan cahaya silau tadi perlahan kembali normal. Mendengar suara wanita berbicara membuat mereka ingin melihat apa yang terjadi. Setelah membuka mata mereka langsung langsung dikejutkan dengan pemandangan bangunan kuno disekitarnya dan juga seorang wanita memakai gaun ungu dan rambut panjang berwarna ungu gelap.

Siapa dia?

Dimana ini?

Bersama dengan wanita itu seseorang yang nampak seperti paus gereja lalu dibelakang sang paus berdiri biarawan dan biarawati. Lalu wanita itu memperkenalkan dirinya dan kemudian menjelaskan keadaan yang tengah mereka hadapi.

Ia bernama Stella von Greenpeace putri ke-dua kerajaan Greenpeace.

Dunia ini bernama Ardh tempat yang sama seperti bumi hanya saja sihir di sini sesuatu yang normal dan juga dihuni makhluk lain selain manusia, hewan dan tumbuhan melainkan ada juga demi-human, manusia yang hidup di perairan, elf, dark elf dan juga demon.

Saat ini pasukan raja iblis telah menguasai pulau-pulau yang menjadi sumber daya terbesar yang dimiliki bahkan sebuah benua telah demon kuasai. Itu dilakukan demi kebangkitan tuan mereka raja iblis.

Oleh karena itulah mereka berdoa pada dewa berharap akan ada pahlawan yang dipanggil seperti dalam legenda.

"Perang apa maksudmu emangnya gua peduli balikin kami gak! Urus urusan lu sendiri".

"Woy! sape lu nyuruh kami perang ngelawan raja iblis hah otak dengkul".

"Aku tahu ini hanya permohonan egois ku. Tapi, ku mohon tolong bantu kami" sang putri bersujud memohon, membuat orang-orang gereja terkejut. Ia bersujud dalam-dalam sambil memohon pada mereka. sang putri kembali menceritakan ancaman yang melanda mereka sembari teesedu menangis. Beberapa negara bahkan hampir seluruh benua sudah ditaklukan dan itu hanya di lakukan oleh para pasukan raja iblis. Bagaimana jika raja iblis bangkit. Pasukannya saja dapat menaklukan sebuah benua, tidak dapat terbayangkan jika itu terjadi.

"Hah!? Maksud lu mau jadiin kami alat buat ngalahin raja iblis yang kalian saja gak bisa ngalahin pasukannya. Lu kira kami mau melakukannya. Gak ada jaminan kami akan selamat maupun kembali ke awal atau dunia kami jika mati".

"Semuanya diam!" Seketika itu mereka semua terdiam setelah Adrian menyuruh mereka.

"Aku tahu ini aku ini egois, tapi, ku mohon ku mohon aku akan memberikan apapun yang kalian inginkan—".

"Tuan putri, kau tidak perlu memberikan apapun pada kami. Aku tahu kau tidak berniat memperalat kami. Kau pasti sangat tertekan sampai-sampai kau mau bersujud di hadapan kami sambil menangis, angkatlah kepalamu dengan senang hati aku, tidak, kami akan membantumu".

"Hoi Adrian, sungguh? apa kau...".

"Benarkah? Aku tidak tahu harus membalas dengan apa kebaikanmu... tuan pahlawan".

"Panggil aku Adrian. Tuan putri" Adrian mengusap air mata yang jatuh di wajah cantik sang putri.

"Ya".

"Tapi kami tak memiliki kekuatan bagaimana cara kami mengalahkannya?".

"Kalian para pahlawan dari dunia lain memiliki kekuatan yang abnormal yang diberkahi oleh dewa".

"Abnormal?".

"Menurut legenda, para pahlawan suci yang dipanggil oleh dewa kemari akan memiliki kekuatan melebihi orang biasa bahkan seorang ahli sekalipun tak dapat menandinginya".

"Sungguh?".

"Sungguh".

"Baiklah aku akan ikut. Cewek cantik Harem-ku aku datang" seru para cowok.

"Syukurlah. Terima kasih. Tuan dan nona pahlawan ku mohon ikut aku ke ruang singgasana"

Sesampainya mereka di depan pintu ruangan singgasana raja yang ukurannya sangat besar. 2 orang penjaga yang menjaga pintu itu membukakan pintu yang berukuran besar hanya dengan berkata "pahlawan suci telah diutus dewa". Saat momen terbukanya pintu mereka terkagum-kagum melihatnya terbuka otomatis.

Setelah dibuka pintu besar itu mereka melihat seorang raja yang sedang di singgahsananya, di samping sang raja ada 2 singgasana lain yang diduduki oleh sang ratu, di samping sang ratu, duduk pangeran mahkota sang raja.

Lalu di samping sang raja berdiri tegak seorang pria berpakaian rapih yang tampaknya ia penasihat kerajaan.

Seperti sudah di perkirakan, para kesatria yang berbaris rapih sepanjang jalan berlutut hormat merendahkan diri pada utusan dewa. Kemudian sang raja memperkenalkan dirinya sang raja Bertuth von Greenpeace, sang ratu Vaneshia von Greenpeace dan pangeran mahkota Altezya von Greenpeace dangdut menyambut mereka, menjelaskan kembali apa yang sudah dikatakan Stella, menceritakan secara singkat pahlawan yang diutus dewa ribuan tahun silam dan memperkenalkan para mentor yang akan melatih mereka selama di kerajaan.

Lalu menyerahkan lanjutannya pada Stella dan mereka meninggalkan singgasana. Setelah raja dan keluarganya meninggalkannya Stella dibantu para mentor menjelaskan dengan singkat tidak seperti sang raja yang panjang lebar.

Hah belum berakhir padahal penjelasannya sudah panjang lebar dan itu belum selesai.

"Baiklah kalian dikirim ke dunia ini oleh Dewa yang mendengar do'a kami. Kami mohon kepada kalian untuk mengambil plat stat yang sudah kami sediakan. Silahkan kalian ambil seorang satu"

Mereka maju dan mengambil sesuatu seperti kartu berwarna putih polos yang mereka sebut plat stat yang di sediakan di beberapa nampan, setelahnya mereka meminta para pahlawan meneteskan ke plat stat dengan cara menusukkan jarum ke jari mereka lalu meneteskannya ke platstat-nya masing-masing.

Para pahlawan menuruti ucapan mereka dan melakukan apa yang mereka pinta.

Tiba-tiba setelah mereka melakukanya, plat stat mereka berubah warna ada yang berwarna merah, kuning, biru dan lain sebagainya, beberapa dari mereka berwarna emas dan perak. Di atasnya juga tertulis nama, level, Job, class, mp dan skill.

Mereka memberitahu bahwa warna plate stat menunjukkan level kalian dari yang terendah abu-abu dan yang tertinggi emas. Kemudian mereka meminta para pahlawan menyebut warna dan class yang mereka dapatkan dengan segera Adrian mengatakan ia mendapat warna emas dan class-nya holy hero dan seketika itu keadaan berubah menjadi hening dan pahlawan lain terkagum-kagum padanya dan memujinya sebagai bentuk kekagumannya.

Name : Adrian Alexandrite.

Ras : manusia.

Kelamin : pria.

Class : Holy hero.

Skill : Heaven sword level max.

Negotiation level max.

Wind sword level max.

Blazing sword level max.

Lighting sword level max.

Archer level 15.

Lancery level 10.

Riding level 9.

Magic level 17.

"Benarkah!? Jadi kau ya, yang akan mengalahkan raja iblis. Kita telah mendapatkan pahlawan suci yang akan mengalahkan raja iblis".

"Wah Adrian kau hebat sekali".

"Tidak ini bukan apa-apa kok".

"Hoi, Hikari punyamu warna apa" berdiri di samping Ryuuki Ryounosuke. Ia mengambil platstat-nya Ryuuki yang lengah. Lalu mengangkatnya ke atas kemudian bertanya kepada mereka tentang plate state yang tidak berubah.

Mereka balik bertanya apakah ia telah melakukannya dengan benar. Ryounosuke segera mengiyakannya lalu dijawablah oleh salah seorang mentor yang memakai zirah perak dan berambut pirang panjang.

"Aku tidak tahu, setahuku bayi yang baru lahir pun tidak akan seperti itu mereka minimal abu-abu dan maksimalnya merah atau biru" jelasnya lalu mengajak para pahlawan ke ruang jamuan.

Mendengar itu Ryounosuke mengejek Hikari yang dianggapnya lebih lemah dari bayi yang baru lahir.

Sesampainya di ruang jamuan mereka menemukan sebuah meja makan yang sangat panjang nan besar namun diatasnya tidak terdapat satu makanan pun  diatasnya dan Raja Bertuth beserta keluarganya yang duduk di posisi paling ujung berseru kepada mereka.

"Wahai para pahlawan nikmatilah jamuan terbaik dari kerajaan kami. Silahkan duduk di tempat yang sudah kami sediakan untuk kalian"

Setelah semua kursi telah diduduki, yang mulia Raja Bertuth menepuk tangannya tiga kali, lalu beberapa saat kemudian datanglah para pelayan wanita berdada besar yang memakai pakaian seksi tidak lebih tepatnya bikini. Para pelayan berdada besar itu membawa jamuan kehadapan mereka.

Boing-boing. Pikiran mesum para laki-laki terbangun melihat semua hal itu.

"Para pahlawan silahkan nikmatilah jamuan terbaik dari kami" seru sang Raja.

Seakan-akan mata mereka bersinar melihat jamuan yang terlihat sangat enak, beberapa dari mereka bahkan hampir meneteskan air liurnya.

Kebanyakan dari siswa laki-laki memakannya dengan lahap seperti tidak makan berhari-hari, kecuali ketua OSIS yang tampan dan pintar. Ia makan Persis seperti bangsawan, itu adalah hal yang wajar baginya karena ia keturunan dari salah satu kerajaan yang sudah beralih menjadi perusahaan di Eropa. Dan lagi-lagi ia menjadi perhatian para gadis bahkan termasuk sang tuan putri yang memperhatikannya wajahnya memerah. Raja dan ratu menyadarinya dan tersenyum kecil seperti merencanakan sesuatu.

Setelah penjamuan mereka diajak berkeliling istana sebelum akhirnya ke kamar mereka masing-masing

Malam harinya hujan rintik-rintik memandikan tanah kerajaan. Dinginnya udara malam di luar tak menggigit mereka yang berbeda di dalam kamar yang telah di buat sedimikian rupa menyerupai kamar kerajaan Eropa abad pertengah yang didominasi warna merah terang ditambah dengan perapian yang terletak tak jauh dari ranjang maupun sofa membuat ruangan ini menghangatkan tubuh siapapun yang berada di dalamnya.

Keesokannya setelah selesai sarapan mereka diajak ke lapangan tempat latihan kerajaan yang luasnya sama dengan luasnya tanah sekolah mereka.

Sebulan kemudian mereka semuanya disuruh berduel satu lawan satu layaknya duel di bumi. Ryuuki yang kebetulan berduel dengan Ryounosuke orang yang selalu mengejeknya di manapun bertemu dengannya.

Dengan sedikit bergetar Ryuuki yang lemah pedangnya yang sangat berat yang ia sendiri pun tidak dapat mengangkatnya. Dihadapannya Ryounosuke yang berdiri tegap memasang kuda-kuda menyerang. Ryounosuke percaya bahwa dirinya pasti dapat mengalahkan Ryuuki hanya dengan sekali serangan.

Saat dimulainya duel Ryounosuke dengan cepat ke arah Ryuuki, saat Ryuuki berada dalam jangkauan Ryounosuke menyerang dengan cepat sampai mata Ryuuki tak dapat melihatnya. Namun sebaliknya Ryuuki tidak bisa menyerang balik.

Secara frontal Ryounosuke menyerang tangan Ryuuki menyebabkan pedangnya terjatuh. Sembari tersenyum Ryounosuke membiarkan Ryuuki untuk mengambil pedangnya kembali.

Dengan cepat Ryounosuke menyerangnya lagi, Ryuuki tak membiarkan dirinya diserang untuk kedua kalinya. Ia terus menangkis serangan-serangan yang diberikan Ryounosuke.

Lama bertahan mengakibatkan dirinya terpojok, stamina yang sedikit sudah hampir habis. Dirinya sudah tak kuasa lagi menahan serangan bertubi-tubi yang diberikan Ryounosuke.

Dengan tenaga terakhir yang dimilikinya, ia menyerang Ryounosuke di bagian pinggang dengan punggung pedang menjadikannya tak berbahaya layaknya teknik kendo.

Ryounosuke merasa kesakitan karena serangan yang diluncurkannya mengenai Ryounosuke. Serangan Ryuuki mungkin lemah tapi jika dilihat dari sudut pandang pembully yakni Ryounosuke, sedikit perlawanan saja dari orang yang dibully pasti ia akan merasa senang atau marah dan akan membalasnya dengan lebih menyakitkan dari yang sebelumnya.

Ryounosuke dengan kekuatan amarahnya menyerang Ryuuki. Dengan cerobohnya Ryuuki mencoba menangkisnya namun gagal. Dalam satu serangan dirinya mendapat luka parah di bagian bahu kanan, ia merintih kesakitan darah keluar mengalir deras seperti aliran sungai, lalu Ryounosuke menusukkan pedangnya ke dada Ryuuki yang masih berdiri terhuyung. Namun meleset karena Ryuuki terjatuh tepat sebelum pedang Ryounosuke mengenainya. Di atas lantai yang berlumuran darahnya yang masih mengalir deras kesadarannya perlahan menghilang. Merasa kesal karena pedangnya meleset, Ryounosuke menendang menginjak-injak Ryuuki dengan kuat sambil berkata.

"Brengsek berani-beraninya kau menyerangku apa kau ingin mati di sini kau sudah bosan hidup hah!...".

Tubuhku dingin apa yang Ryounosuke katakan penglihatanku kabur, apakah ini rasanya mati...

Ryounosuke menghunuskan pedangnya dan siap menusukkannya kapan saja. Aiko yang berada di bangku penonton meloncat ke bawah, area pertarungan.Dengan dibantu sihir penguat dan sihir angin ia melaju sangat cepat.

Namun, tangan Ryounosuke mengayunkan pedangnya untuk mengeksekusi Ryuuki. Belum sempat Aiko menghentikannya.

Apa itu. Cahaya hijau, aku tidak bisa melihatnya dengan jelas.

"Tidaaak!".

#Mohon komentarnya

avataravatar
Next chapter