6 Lima

Naomi membenahi posisi jaketnya yang terus melorot turun akibat tertiup angin. Angin musim gugur yang mulai dingin tak pernah membuat Naomi senang. Kalau ia harus memilih, Naomi pasti memilih musim panas sebagai musim favoritnya. Naomi berjalan cepat menuju restorannya yang masih bertanda 'tutup' di pinggir jalan.

Pintu kaca restorannya membunyikan bunyi lonceng ketika dibuka dan suara itu mengundang perhatian karyawannya, Kevin Young, yang sedang mengepel lantai. "Hai, Kevin."

"Hei, Naomi!" Kevin balas menyapa sambil menggeser ember air berisi sabun dengan kakinya. "Jadi? Restoran kita selamat?"

Naomi menggantungkan mantel putihnya di balik konter kasir lalu menjawab, "Kalau tidak, kau tidak mungkin ada di sini kan?" Ia melemparkan pandangan ke sekeliling ruangan, seperti sedang mencari seseorang. "Di mana Scott?" tanyanya.

Kevin adalah karyawan restoran Gran's Kitchen sejak lima tahun yang lalu. Orang tua Naomi mempekerjakannya karena melihat Kevin mengemis di pinggir jalan di perempatan jalan dekat restoran. Sejak saat itu Kevin menjadi bagian dari Gran's Kitchen dan sudah seperti kakak Naomi sendiri.

"Dia ada di dapur, sedang membersihkan freezer."

Naomi memanggut. "Begitu rupanya. Apa kalian sudah tahu kalau restoran kita akan mendapatkan renovasi?" Naomi lalu berpaling pada Scott yang muncul dari dapur. "Scott pasti sudah tahu. Karena dia yang menandatangani kontraknya."

"Aku sudah bilang aku minta maaf," sahut Scott. "Aku hanya melakukan yang terbaik untuk menyelamatkan restoranmu. Restoran kita."

Naomi mengangguk setuju sambil berkacak-pinggang. "Ya, termasuk menandatangani perjanjian tanpa membaca isinya dan membuat orang lain yang bertanggung-jawab."

Naomi dapat melihat Scott memutar bola mata dari sudut matanya. Namun ia tidak mau memperpanjang masalah karena setidaknya kebodohan Scott menyelamatkannya dari tumpukan hutang tak terbayar.

Naomi baru saja memasuki ruangan pribadinya ketika ponselnya berdering. Tanpa melihat nama penelepon, ia langsung menjawabnya, "Halo?"

"Halo? Apa aku sedang berbicara dengan Naomi Carter?"

"Ya, itu aku." Naomi menjepit ponselnya di antara bahu dan telinganya. Lalu sambil membersihkan meja kerjanya, Naomi melanjutkan, "Siapa ini?"

"Aku Dave Graham, aku mendapatkan nomormu dari Nicholas."

Kedua mata Naomi melebar kaget begitu mendengar suara dan nama yang disebutkan. "Da-dave Graham??? Sang legendaris Dave Graham???"

Terdengar suara tawa Dave di seberang sana. "Aku anggap itu sebagai pujian. Ngomong-ngomong, apa aku bisa datang ke restoranmu hari ini? Kau tahu, untuk membahas soal menu baru untuk restoranmu dan kelas memasak."

"Ke-kelas memasak?"

"Ya. Nicholas tidak memberitahumu?"

Oh, tentu saja. Lelaki itu terlalu sibuk mengganggunya untuk memberitahunya hal sepenting ini. "Ah, ya... A-anda bisa datang kapanpun hari ini, kami akan menyambut Anda."

"Baiklah, Miss Carter. Sampai ketemu nanti." Dengan itu Dave menutup telepon, membuat Naomi memeluk ponselnya di balik meja kerjanya.

Dave Graham, koki legendaris Amerika yang mahal dan terkenal mengerikan itu, setuju untuk merombak restorannya dan mengadakan kelas memasak di restorannya? Astaga. Ini benar-benar kesempatan emas. Perhatian Naomi langsung teralih pada suara Scott yang sedang berbincang dengan Kevin di luar. Scott pasti senang mendengar kabar ini, apalagi kalau tahu dia bisa belajar langsung dari Dave Graham.

Tapi, mungkin akan lebih baik kalau ia tak memberitahu Scott sekarang dan memberikannya kejutan nanti.

Scott dan Kevin sudah seperti kakak kandungnya sendiri. Kedua pria itu bisa dibilang diangkat anak oleh kedua orangtuanya karena ayah dan ibunya tak senang melihat kehidupan Scott dan Kevin di jalanan dan ingin memberikan mereka kehidupan yang layak. Naomi sudah mengenal mereka sejak ia masih remaja, dan melewati masa-masa yang sulit dalam pencarian jati diri itu, Naomi sering mengandalkan kedua lelaki itu untuk mencari jawaban. Dan kini adalah kesempatan emas untuk membalas kebaikan orang-orang itu.

"Naomi? Kau baik-baik saja?" Tiba-tiba terdengar suara Kevin di ambang pintu ruang kerjanya.

Naomi menengadah dan menyadarkan dirinya dari lamunan. "Ya, ya."

"Ada yang mencarimu," balas Kevin kemudian.

Naomi terkesiap kaget, "Aku tidak tahu dia datang secepat itu." Naomi membereskan meja kerjanya dengan cepat kemudian buru-buru berjalan keluar ruang kerjanya dengan senyuman lebar di wajahnya. "Scott!! Ada kejutan untukmu..." Namun senyuman Naomi perlahan-lahan memudar ketika melihat orang yang berdiri di depan pintu bukanlah orang yang ia pikirkan.

Naomi langsung bersedekap begitu mengenali wajah pria jangkung yang berdiri di balik pintu masuk. Lelaki itu mengangkat sebelah tangan kemudian melambaikannya, "Kuharap aku tidak merusak berita bahagianya."

Naomi berdeham, "Kuanggap ini sebagai tanda kau ingin menagih bayaran pertamaku. Apa yang harus aku lakukan hari ini untuk membayar hutangku?"

Sebenarnya Naomi sedang tidak berselera untuk melakukan apapun atau bahkan untuk melihat wajah lelaki yang selalu membuat suasana hatinya buruk. Tapi ia harus bertanggung jawab dan melakukan kewajibannya, bukan?

Nick mengerutkan dagu lalu duduk di bangku makan terdekat darinya. "Kukira kau mau memberitahu Scott sesuatu? Dan sepertinya itu berita bagus jadi, aku juga mau mendengarnya." Lelaki itu melipat tangan di dada, memasang wajah penasaran.

Naomi mengerutkan alisnya lalu melirik Scott yang berdiri di ambang pintu dapur. Setelah menelan ludah dan meragu sejenak, Naomi berkata, "Dave Graham akan ke sini."

Kalimat itu membuat Scott melonjak kaget dengan kedua mata melotot terkejut. Ia melangkah keluar menghampiri Naomi dan menatapnya dengan kedua mata melebar, tak percaya. "Kau tidak bercanda?"

Naomi menggeleng lalu menunjuk Nick dengan dagunya. "Dia yang merencanakan semuanya. Kau akan mendapatkan kelas memasak eksklusif dari Dave Graham."

Naomi belum sempat melanjutkan ucapannya yang bermaksud menyinggung Nick, Scott lebih dulu memeluk Naomi sambil tertawa hebat. Pelukan yang erat itu membuatnya terangkat dan berputar-putar dan dari tempatnya berada, Naomi dapat melihat Nick langsung bangkit berdiri dengan wajah panik.

"Sepertinya di sini aku yang berhak mendapatkan pelukan itu karena akulah yang mengatur ini semua dan kalau kalian masih ingat, akulah yang menyelamatkan restoran ini jadi..." Ucapan Nick membuat Scott melepaskan pelukannya dari Naomi kemudian langsung memeluk Nick dengan erat sambil menepuk-nepuk bahunya. "Terima kasih, Bro."

"Jangan mem-bro-kan aku, aku bukan bromu." Nick mengerutkan kening, kesal.

Entah mengapa melihat pemandangan itu, Naomi hampir membiarkan dirinya tersenyum. Niat itu hanya muncul sesaat, Naomi buru-buru menarik diri lalu menyeletuk, "Jadi? Apa alasanmu datang ke sini?"

"Kau harus mulai memilih perabotan baru, cat, dekorasi atau apalah itu hari ini." Nick membenahi posisi jas kerjanya lalu berdeham. "Kau akan sangat sibuk mulai sekarang, Carter. Kau seharusnya bersyukur karena kau sedang menyelamatkan restoran keluargamu, bukannya memandangku dengan sebal seperti itu."

Naomi dapat mendengar suara kekehan Kevin dari dalam dapur. Kemudian Scott yang ikut tersenyum mendengarnya, akhirnya membuat wajah Naomi memanas dan memutuskan untuk mengambil mantel putihnya dan berjalan menuju pintu keluar. "Ayo," ujarnya sambil menabrak bahu Nick dan membuka pintu.

avataravatar
Next chapter