1 Bagian 1

Mukena bali biru itu di lipat bersama sajadah, tidak lupa dengan tasbih mini coklatnya. Hari ini senin pagi, hari pertama Aisyah sekolah dijenjang SMA. Ia sudah terbangun sejak pukul 4 pagi untuk menyiapkan segala keperluan yang akan di bawa sekolah nanti.

"Aku bawa ini gak ya?" Ia memainkan manik tasbih itu, kemudian meletakkannya kembali dimeja belajar.

"Ah, aku bawa aja lah," katanya seraya mengambil tasbih itu dan memasukinya ke dalam tas tosca miliknya.

"Semua sudah, tinggal bekal." resleting tasnya ditutup, kemudian ia melangkah pergi ke luar kamar.

Aroma nasi goreng khas Ibunya sudah memasuki indra penciuman, ia semakin cepat menuruni anak tangga rumahnya.

"Kak Aisyah!" teriakan itu membuat Aisyah terhenti dan menoleh.

"Pelan pelan, nanti jatuh." anak kecil itu menyusul pelan Aisyah dibawah anak tangga.

Aisyah terkekeh kemudian kembali menaiki tangga dan langsung menggendong anak itu.

"Baju tidur mu ini loh dek, kebesaran," Aisyah mencubit gemas hidung adik laki-lakinya itu.

Hanum, ibu Aisyah tengah manata piring dimeja makan. Aisyah melihat dimeja makan sudah ada ayahnya bersama setumpuk koran lama.

"Rama mau dekat ayah," ucap Rama masih dalam gendongan Aisyah.

Aisyah menuruni Rama dibangku setelah itu ia kembali mencubit hidungnya,gemas sekali adiknya ini.

Aisyah duduk disebrang Faras, ayahnya. Ia memperhatikan ibunya yang sedang menuangkan air untuk Rama.

"Sya," panggil Faras pada putri sulungnya itu.

"Iya yah?"  Aisyah panik ayahnya memanggilnya, lebih tepatnya kaget dengan mengedipkan mata dua kali.

"Ibu liat! muka kak Aisyah merah." Rama menunjuk-nunjuk muka Aisyah dengan jari mungilnya.

"Rama." Faras menoleh ke Rama, seraya meletakan kacamata kotak yang dipakainya diatas meja makan.

"Maaf yah." Hanum mengusap lembut rambut Rama, benar benar anak yang menggemaskan.

Faras melipat lengan kemejanya sesiku. Aisyah memperhatikannya, pantas ibunya tidak jatuh cinta kepada ayahnya, wong ayahnya setampan ini kalau sedang fokus. Hanum menepuk pelan punggung Aisyah, membuat Aisyah kaget kecil lalu menghusap wajahnya.

"Ayah mau ngomong, dengerin." Hanum duduk disamping Aisyah. Lantas Aisyah membenarkan posisi duduknya.

"Hari ini hari pertama kamu kan?" tanya Faras serius menatap anaknya.

"Iya yah." Aisyah meraih gelas berisi air putih didepannya itu, menegukknya sampai separuh. Ia benar benar gugup pagi ini.

"Ini jenjang terakhir kamu sekolah, jangan torehkan masa masa SMA mu dengan hal negatif Sya. Kamu harus banggakan ayah ibu—"

"Dan Rama," ucap Rama cepat memotong pembicaraan Faras.

Hanum memplototi Rama, Rama langsung tertunduk takut. "Itu gak sopan Rama," lanjut Hanum memarahi bungsunya.

"Maaf ibu."

Aisyah melihat kasihan adiknya itu, meski sering menjahilinya Aisyah tidak tega memarahinya bahkan membentaknya.

"Kamu ingat! hal yang ayah larang sama dengan hal yang agama larang." Aisyah mengangguk mengerti, setelah itu Faras memakai kembali kacamata kotaknya.

"Ayo Rama, pimpin doa makan," perintah ayah pada Rama yang masih murung.

"Iya yah". Rama menangkup tangan mungilnya, kemudian memimpin doa makan.

-

-

-

-

-

~ ~ ~

Bagaimana?

Feelnya belum dapet yah?

Tenang, belum semua keluar kok tokoh nya :)

Nantikan kelanjutannya besok guys!

Happy reading!!!

-

-

-

07 Agustus 2020

Author :

ST nur alfiah

Aqilah Zahra F

avataravatar