3 Bab 3

Hosh..hosh.. hosh

Seberapapun kecepatan Anna berlari, ia hanyalah manusia biasa. Staminanya dengan cepat terkuras. Namun Anna memaksakan dirinya untuk terus berlari.

Disisi lain pertempuran yang terjadi semakin terlihat akhirnya. Roen telah terluka parah. Salah satu bandit pun telah berusaha mengejar Anna atas perintah bosnya. Roen yang mencoba menghalanginya kembali diserang oleh para bandit yang tersisa.

Penyesalan tampak muncul di mata Roen. Pada akhirnya ia mengecewakan permintaan sahabatnya. Ayah Anna adalah sahabat Roen. Sebenarnya Roen bukanlah penduduk dari Kekaisaran Waltz.

Mereka bertemu saat Roen sedang bertempur melawan Wild Bear, kondisinya sangat tidak menguntungkan. Ia telah terluka parah dan tinggal menunggu waktu dirinya terbunuh. Saat itu ia hanyalah praktisi Body Refining level 4 sedang Wild Bear adalah Body Refining level 5.

Pada saat itulah tiba-tiba Ayah Anna muncul dan menyelamatkan dirinya. Hanya butuh beberapa tebasan pedang hingga Wild Bear itu mati. Ayah Anna segera mengobati luka-luka Roen. Setelah peristiwa itu Roen mengabdi setia kepada Ayah Anna.

"Kalian ingin mengambil nyawaku? Maju dan cobalah! Aku akan menyeret beberapa dari kalian untuk menemani kematianku."

Roen kemudian bergegas ke salah satu bandit yang telah terluka parah. Ia memusatkan seluruh tenaganya kedalam kepalan tangannya.

Tundher Punch

Seni beladiri yang dikeluarkan oleh Roen adalah seni tingkat Kuning Low Tier. Seni beladiri sendiri dibedakan menjadi beberapa tingkatan. Dari yang terlemah ya itu Kuning, Mortal, Earth, dan Sky yang tertinggi. Masing-masing tingkat juga dibagi menjadi tiga yaitu low tier, mid tier, dan full tier.

Bagi para kultivator sebuah seni beladiri adalah harta yang berharga. Serendah apapun tingkatan seni beladiri yang di milikinya. Karena tidak semua dapat memilikinya kecuali mereka bergabung dalam sebuah Sekte. Banyak seni beladiri yang di monopoli oleh berbagai sekte.

Sekalipun ada beberapa seni beladiri yang beredar itu hanyalah manual yang tidak lengkap atau seni beladiri umum yang semua kultivator dapat pelajari. Adapun seni beladiri tingkat tinggi hanya bisa di temui jika mereka memiliki keberuntungan.

Kepalan tangan yang di kirim oleh Roen mengenai bandit tersebut dan mengirimkannya beberapa meter jauhnya. Setelah beberapa kejangan terlihat bandit tersebut tidak bergerak menandakan dirinya telah terbunuh oleh kepalan Roen.

"Kurang ajar! Beraninya kau membunuh anggota Blood Bandit."

Kedua bandit yang tersisa segera menyerbu ke arah Roen. Mereka berpikir menghabisi Roen yang sendirian sangatlah mudah namun kenyataannya berbanding terbalik. Mereka juga tidak menyangka bahwa Roen memiliki keterampilan beladiri.

Sementara itu bandit yang mengejar Anna semakin mendekatkan jarak dengan Anna. Bagaimana pun kecepatan seorang kultivator lebih cepat dari manusia biasa. Sementara Anna sendiri sudah tidak memiliki tenaga yang tersisa untuk berlari sehingga kecepatannya melambat.

Akhirnya Anna menemui jalan buntu karena didepannya di halangi oleh sungai deras yang ujungnya tidak terlihat oleh mata. Bandit yang mengejarnya pun telah sampai dan berdiri tepat beberapa meter dari Anna. Suara tawa jahat di keluarkan oleh bandit tersebut.

"Mau kemana kau gadis kecil, sekarang ikutlah denganku hehehe.."

Bandit tersebut berjalan mendekat kearah Anna sementara Anna berjalan mundur semakin dekat dengan sungai. Tubuh Anna bergetar, ia berpikir bahwa nasib sungguh kejam mempermainkan hidupnya.

Jarak antara Anna dan bandit hanyalah lima langkah. Anna mengepalkan tangannya terlalu keras fan secara tidak dadar membuat luka. Darah perlahan keluar dan membasahi liontin yang sedari tadi di bawa Anna.

Anna pun mempertegas niatnya. Bahkan jika ia mati ia tidak akan sudi di tangkap oleh bandit tersebut. Anna bermaksud melompat ke sungai. Bandit tidak menyangka gadis kecil tersebut nekat untuk melompat ke sungai. Ia pun tidak bisa menghentikan Anna dari melompat ke sungai.

Anna yang telah melompat hanya menutup matanya. Banyak kenangan terlintas di pikirannya. Kenangan bersama ayah dan kakaknya.

'Maafkan aku ayah, kakak.. dan juga.. ibu..? Semoga kita akan bertemu di kehidupan yang akan datang.'

Kedadaran Anna perlahan hilang. Anna tidak menyadari setelah ia pingsan liontin yang di pegang dengan erat bersinar. Perlahan cahaya hangat menyelimuti tubuh Anna. Tubuh Anna pun perlahan hanyut bersama derasnya air sungai.

Thunder Punch

Serangan yang dilakukan Roen akhirnya membunuh bandit untuk kedua kalinya. Beberapa saat yang lalu terjadi pertempuran yang intens antara Roen dan dua bandit. Perlahan tenaga Roen mulai habis, banyak luka terakumulasi di tubuh Roen. Sebagian luka dangkal sebagian luka yang cukup rawan namun belum mengenai bagian vital. Ia juga sadar bahwa ia tidak bisa menyeret pertempuran ini terlalu lama karena nyawa putri Anna dalam bahaya.

Sudah kedua kalinya Roen mengeluarkan keterampilan thunder punch. Untuk mengeluarkan keterampilan itu sendiri ia harus menghabiskan Qi yang ada di dantiannya. Kini di dalam dantiannya hanya tersisa separuh dari kapasitas maksimalnya. Namun bos bandit tersebut juga tidak menguntungkan keadaannya.

"Ku akui kau memang kuat sialan. Tapi jangan senang dulu, bersiaplah untuk menerima serangan terkuatku." seru bandit sambil memasang kuda-kudanya dan mempererat genggamannya pada pedangnya.

Roen hanya diam dan juga memasang kuda-kudanya. Roen tahu bahwa serangan kali ini akan mengakhiri jalannya pertempuran. Entah ia yang menang atau bandit tersebut yang menang akan di putuskan dari serangan ini. Segera bandit berlari dan menusukkan pedang nya ke arah Roen.

Puchi

Krtakk

Suara tikaman pedang dan patahnya tulang terdengar. Pedang tersebut berhasil menusuk dada Roen. Jaraknya sangat tipis dengan jantungnya. Sementara itu tinju Roen berhasil mengenai leher bandit, otomatis membuat bandit tersebut beristirahat dalam keabadian.

Brukk

Tubuh bandit terjatuh ke tanah yang tak lama di susul oleh Roen. Roen masih hidup namun harga yang harus di bayar juga tidak sedikit. Perlahan Roen menenangkan diri dan mencabut pedang yang tertancap di dadanya. Ia pun mulai bangkit dan menyeret kakinya untuk pergi mengejar Anna.

Roen sudah tidak bisa berjalan dengan benar. Apalagi luka di dadanya membuat darah terus keluar dari tubuh Roen. Perlahan tapi pasti Roen berjalan mendekat ke arah Anna sambil mencengkram dadanya.

Perlahan Roen dapat melihat seseorang. Dia adalah bandit yang mengejar Anna. Namun Roen tidak berhasil menemukan Anna.

"Dimana dia?"

Suara Roen bergetar. Bandit itu lalu menoleh kebelakang dan menatap Roen. Ia terkejut sejenak ketika melihat Roen, karena berarti teman-temannya telah terbunuh. Sekilas ia ketakutan namun kembali tenang setelah melihat kondisi Roen yang terluka cukup parah.

Bandit itu pun menyeringai dan menjawab

"Jika yang kau maksud adalah gadis kecil yang tadi ia sudah mati. Ia terjun ke sungai tersebut."

Mendengar itu Roen segera kehilangan akal sehatnya, ia tidak memperdulikan luka-lukanya dan segera bergegas ke arah bandit tersebut dan menjerit

"Sialan kau!"

Bandit itu hanya mendengus dan menyambut serangan Roen. Ia berpikir bahwa orang terluka tidak dapat melukainya. Ia sempat melupakan kenyataan bahwa Roen adalah praktisi Body Refining level 7. Kesalahan itu lah yang membuat bandit itu terbunuh.

Setelah membunuh bandit tersebut Roen terbatuk dan mengeluarkan darah. Ia sudah tidak memiliki tenaga yang tersisa dan ambruk ke tanah. Ia menatap kosong ke arah sungai tersebut. Cukup lama ia memandangi sungai tersebut.

"SIALAN KAU BLOOD BANDIT! JIKA AKU ROEN RUSSEL TIDAK MENGHAPUS KALIAN DARI MUKA BUMI INI MAKA AKU BUKAN MANUSIA!!"

Roen menjerit keras.

Jeritannya adalah tenaga terakhir yang ada di dalam tubuh Roen. Pandangannya pun menjadi kabur dan menjadi gelap.

avataravatar