7 7

"Akhirnya gue bersih dan wangi lagi..." ujar Clara setelah keluar dari kamar mandi dengan nada bahagia sembari berjalan mendekat ke arah kasur dan merebahkan dirinya di samping Angel.

Dia menghela nafasnya dan memejamkan mata mencoba menikmati sensasi saat punggungnya bertemu kasur empuk miliknya. Dia sangat menyukai itu, "Oiya Lo utang cerita sama gue jangan lupa itu!" Clara menagih janji Angel dengan matanya yang masih terpejam karna masih sibuk menikmati betapa nikmatnya rebahan itu.

"Hmm" hanya itu jawaban yang keluar dari mulut Angel.

Clara yang mendengar respon Angel seketika menghentikan aktivitas menikmati rebahannya. dia langsung membuka matanya kemudian mengambil posisi duduk,"Yaudah lo jelasin sekarang!"deliknya sembari menatap Angel tajam mencoba untuk mengintimidasinya, tapi sayang yang di tatap malah menunjukkan sikap tidak perduli, bahkan menatapnya balik pun tidak, Clara tau sejak awal tatapan mengintimidasi tidak akan mempan terhadap Angel, lantas mengapa dia masih repot-repot untuk mencobanya-coba?.

"Ntar aja, gue ngantuk" Jawab Angel yang sedari tadi memejamkan mata.

"Ish... gue ngga mau!, maunya sekarang!, titik ngga pake koma tanda seru lima!"gerutu Clara yang tidak mau menerima penolakan.

Angel menghela nafasnya kemudian membuka mata, "Oke lo mau gue jelasin dari mana?" pasrah Angel pada akhirnya karena merasa sangat tidak tahan mendengar ocehan clara dengan suara cempreng 8 oktafnya, dia kenal Clara bagaimana jadi dia tau kalo sahabatnya itu tidak akan pernah mau berhenti sampai mendapatkan apa yang dia inginkan, Clara sangat pandai dalam menyelidiki  jadi percuma juga dia menyembunyikannya suatu saat Clara juga akan tau dengan sendirinya, lagi pula ini hanyalah masalah sepele.

"Mulai dari awal la..." Clara yang sedang asik bicara seketika membelalakkan matanya kanget dan langsung berteriak setelah melihat ke arah wajah angel, "omg njel...! idung lo! Idung lo kenapa kok ada darahnya?!" ujar Clara yang mulai panik karna melihat hidung Angel mengeluarkan darah.

Angel yang menyadari itu langsung bergegas pergi ke kamar mandi untuk membersihkan darah yang terus menerus mengalir dari hidungnya, "kenapa harus kumat disini sih?" gumamnya pelan kemudian langsung mengunci pintu.

"ANGEL...!!! NJEL!!! lo kenapa?!, lo baik-baik aja kan?! njel buka pintunya biarin gue masuk njel!!!" teriak clara panik sambil menggedor gedor pintu kamar mandi dengan keras.

"Ngga gue ngga papa kok!!!" teriak Angel dari dalam.

"Bohong!!! Gue tau lo lagi kenapa-napa! buruan buka pintu nya jangan bikin gue panik gini dong!" ujar Clara dengan suara yang mulai terdengar bergetar karna menahan tangis karna merasa khawatir campur panik.

Sekitar lima menitan Clara menggedor-gedor pintu kamar mandi akhirnya angel keluar dengan muka pucat, "gue ngga papa kok ra..." lirihnya.

clara yang melihat raut muka pucat angel langsung memeluknya, wajahnya telah basah dengan air mata, "lo bohong!!! lo bohong sama gue, gue tau lo lagi kenapa-napa! gue tau lo lagi ngga baik-baik aja, plis kasih tau sama gue lo kenapa, jangan bikin gue panik!" bentak Clara yang langsung memeluk Angel erat dengan wajah yang semakin basah dengan air mata.

"Gue serius ra gue ngga-papa, gue cuman kecapean aja, makannya mimisan lo ngga usah mendramatisir gini deh" kilah Angel.

Mendengar alibi Angel barusan seketika clara langsung melepaskan pelukannya, dia mengusap kasar air matanya, "sebenarnya lo anggep gue itu apa sih njel?! Apa gue se asing itu buat lo sampe-sampe lo ngga mau terbuka sama gue tentang keadaan lo? oh... atau emang selama ini lo ngga pernah nganggep gue sahabat lo hah"delik Clara dengan wajah marahnya.

Angel memegang pundak Clara,"lo ngomong apaan sih? lo itu segalanya buat gue, jadi jangan pernah lo ngomong kayak gitu lagi! Gue beneran baik-baik aja, gue bukannya ngga mau terbuka sama lo, hanya saja gue emang beneran ngga papa, gue cuman kecapean aja hari ini, karna tadikan kita pulang juga jalan, panas-panas an, dan kondisi badan gue emang lagi ngga fit makannya mimisan"Angel mencoba menenangkan emosi Clara.

"lo bohong, kalo lo nganggep gue pasti lo bakal terbuka sama gue bukan nyimpen semuanya sendiri!!! seolah olah gue ngga pernah ada di hidup lo!" Clara masih tidak bisa mempercayai perkataan Angel.

Angel terdiam sejenak kemudian menghela nafasnya pelan, "justru karna gara-gara gue sayang sama lo makannya gue ngga mau cerita semua masalah gue ra".

"Percuma njel lo punya temen kalo pada akhirnya lo ngga bisa ngebagi perasaan lo sama dia!, percuma lo bilang gue temen lo kalo lo ngga bisa terbuka dan berbagi perasaan sama gue! Percuma! karna itulah gunanya temen njel saling berbagi rasa sakit dan bahagia"delik Clara lagi.

"ra... plis, cukup, kita hari ini debat udah sering banget, bahkan cuman gara-gara hal sepele, dan percaya sama gue kalo semua yang lo fikirin itu ngga bener, lo berarti banget di hidup gue, jangan pernah ngerasa kalo lo orang asing. tapi kalo lo masih berasa kayak gitu oke gue ngalah dan gue bakal pergi dari rumah lo, karna ngga lucu kalo gue tinggal di rumah orang asing" Angel berniat mengakhiri argumen mereka.

Mendengar hal itu seketika clara menekan egonya jauh-jauh di dalam hati, dia sebisa mungkin mengeluarkan ekspresinya yang biasa,"Ya... ya ngga gitu juga njel, kok lo jadi baperan gini sih, gue kan cuman nanya doang, lo tau kan kalo gue ini orangnya baperan sama labil jadi suka ngga jelas, so... lo jangan pergi ya gue janji kita ngga bakal bahas itu lagi, dan gue bakalan percaya ahh maksud gue, gue percaya kalo lo baik-baik aja, lo mimisan itu karna kelelahan persis seperti yang lo bilang" bujuk Clara yang pada akhirnya mengalah di perdebatan.

Angel tersenyum tipis, dia mempercayai Clara begitu saja, dia percaya bahwa Clara mungkin sifat mendramatisirnys kumat, itulah kelebihan orang yang banyak ngomong dan petakilan, seserius apapun perkataan mereka kadang tidak akan di tanggapi serius oleh orang-orang, mereka hanya menganggapnya seperti angin lalu karna dia selalu berbicara, miris memang tapi terkadang itu menguntungkan walau menyakitkan, "serius? Makasih ya ra karna udah pengertian" dia langsung memeluk Clara.

"Yaudah mending sekarang lo tidur, muka lo pucet banget soalnya" Ujar Clara.

"Tapikan tadi lo mau denger penjelasan gue?".

"Udah itu gampang ntar aja mending lo tidur deh, gue ngga mau kalo lo sampe kenapa napa" Clara tersenyum.

Angel hanya bisa geleng-geleng kepala melihat sikap sahabat satu-satunya ini, bagaimana mungkin orang yang tadinya menangis sesenggukan habis itu mancarin aura permusuhan dan sekarang malah berubah jadi kayak biasa lagi seolah tidak terjadi apa- apa?, kadang dia suka heran apa temannya itu punya ke pribadian ganda atau semacamnya karna mood dan ekspresinya selalu dengan cepat berubah, tapi bagaimana atau seperti apapun clara ia sangat menyayanginya.

avataravatar
Next chapter