1 Prolog

Angelina Clarzie anak perempuan tunggal di keluarga Clarzie, keluarga dengan banyak sekali kekayaan yang hampir membuat merekatidak bisa menggunakan semua yang ada.

Sekarang ia berkuliah di salah satu Universitas ternama yang ada di Indonesia. Hidupnya hanya sebatas pergi kuliah pulang dan menetap di kamar bagaikan cinderella yang di kurung ibu tirinya.

Dan kekesalan serta kehancuran Angelina bertambah di saat kedua orang tuanya berkata bahwa ia akan segera menikah dengan laki-laki pilihan mereka. Lelaki yang tidak diketahui latar belakang dan sifat terlebih penampilannya.

Dari saat ini lah kisah Angelina di mulai. Kisah penuh kerumitan dan juga perjuangan menjalani kehidupan yang tidak seperti biasanya.

Hidup bersama sosok baru dan entah sampai kapan..

 

*****

 

Xavie Anderlion, cowok berperawakan tinggi dan kekar. Xavie menjadi sosok yang sangat dingin dan tidak berperasaan bisa dikatakan sejak ia di lahirkan. Banyak kisah kelam telah dirinya lewati dan ditambah ketika mendengar bahwa ia harus di menikahi gadis muda yang belum ia ketahui seperti apa sosoknya dan hal ini menambah beban dalam pikirannya.

Terlebih di usianya yang tidak lagi muda, 37tahun. Dirinya benar-benar ingin serius dalam berumah tangga dan menjalani kisah hidup bersama seseorang yang benar-benar di ciptakan untuk sosok dingin itu.

Perusahaan Xcorp telah dirinya bangun belasan tahun dan semakin hari semakin bertambah maju. Dan kedua orang tua nya pun memohon mohon untuk segera memberikan mereka calon menantu dan cucu.

"haiss, susah sekali menghadapi orang tua yang begitu kolot seperti kalian," kata Xavie menjawab ucapan Daddy nya yang sekali lagi memaksa Xavie untuk menikah.

"Menikahlah Son. Usiamu sudah tidak lagi muda. Mau sampai kapan kau menyendiri setelah di tinggal mati oleh perempuan sialan itu." Kata Xander. Daddy Xavie.

"Please Dad. Jangan memancingku. Aku masih ingin menikmati masa lajang ku." Jawabnya ketus.

"Menikmati masa lajang heh? masa lajang atau masa kesepianmu Xavi?," Ejeknya.

***shitt*....Xavie mengeram dalam hati**.

"Pulanglah Dad. Masih banyak yang harus ku urus." Katanya pelan.

"Baiklah. Jangan lupa mampir ke rumah malam ini. Mommy mu sangat merindukanmu. Terlebih malam ini ada acara mendadak yang diadakan oleh ibu mu itu." Kata Xander sambil berjalan keluar dari ruangan anaknya itu.

Xavie menghela nafas kasar. Apalagi yang direncakan oleh Mommy, acara mendadak? Yang benar saja.

Jam telah menunjukan pukul 12.30 siang, ahh sudah jam makan siang ternyata. Dirinya bangun dan mengambil kunci mobil serta handphone. Berjalan keluar ruangan dan menuju tempat parkit dan melajukan mobil keluaran terbarunya menuju tempat makan.

Blanko Caffe

Xavie melangkahkan kaki memasuki caffe langganannya dan langsung memesan makanan di depan kasir.

"Seperti biasa."Katanya singkat.

Ia mengedarkan padangan diseluruh ruangan caffe, sudah penuh seluruh tempat. Lalu melangkahkan kaki menuju satu meja yang masih terdapat kursi kosong tanpa penghuni.

"Permisi Nona, apakah saya bisa menumpang duduk disini?Semua tempat sudah penuh." Kata Xavie sambil menatap mata seorang gadis didepannya.

Gadis itu mengerjapkan matanya lucu sambil memandang aneh ke arah Xavie. Sangat mengemaskan, umpat sosok dingin itu dalam hati.

"Nona?." Kata Xavie lagi.

"Ahh. ya silahkan Tuan."Katanya pelan sambil kembali menunduk dan melanjutkan kesibukannya bermain handphone.

Xavie memandang gadis itu terus. Memandang mata serta tingkah yang gadis itu lakukan. Sangat-sangat mengemaskan. Dan entah kenapa hanya memandangnya mampu membuat sosok Xavie berdebar kencang seperti saat ini.

Pandangan Xavie terputus disaat pelayan datang mengantarkan pesanannya dan gadis itu pun terlihat berbicara dengan raut gusar dengan handphone canggihnya. Dia pun melangkahkan kakinya keluar dari caffe tanpa memandang Xavie sedikitpun.

Benar-benar menarik. Baru kali ini ada seorang perempuan yang bisa mengabaikan sosok dingin nan tampan itu.

avataravatar
Next chapter