webnovel

01

Satu kata yang menggambarkan perasaan Angelina disaat bertemu dengan cowok dewasa beberapa menit lalu di caffe tempat langganan nya adalah WOW.

"Sial.. dia sungguh sexy." Pikir Angelina kotor.

Hais, gara-gara di telepon oleh ibu tiri tidak berperasaan Angelina harus segera melangkahkan kaki untuk pulang ke rumah bak neraka.

Ia menaiki mobil mini copper nya yang berwarna biru dan langsung melajukan perlahan menuju ke rumahnya.

Setelah beberapa saat menekuni jalanan yang penuh dan macet di siang hari, Angelina langsung turun dan masuk kedalam rumah.

"Dari mana saja kamu anak sialan?"Itulah kalimat sambutan pertama yang Angelina terima dari ibu tirinya.

"Bukan urusanmu Ibu Tiri" Balas Angelina kasar sambil menahan emosi.

"Tidak ada sopan santun ya kamu, pantas saja tidak pernah sedikit pun kamu memiliki teman di luaran sana. Sikapmu sungguh liar" Kata ibu tiri nya itu sambil memandang sinis ke arah Angelina

Cukup sudah kesabarannya selama ini. Angelina melangkahkan kaki menuju ke arah Rosa, sang ibu tiri. Rosa melangkah mundur perlahan dan memandang antisipasi ke arah Angelina.

"Ku peringatkan kau Ibu Tiri. Jangan pernah coba-coba membahas sesuatu yang bukan urusanmu. Urus saja hidupmu yang sungguh tidak bermakna seperti sekarang ini yang hanya duduk dan menghabiskan uang Papaku saja. Dasar munafik." Kata Angelina kasar sambil berlalu menuju kamarnya.

Angelina bisa mendengar suara teriakan Rosa yang sedang berteriak frustasi akibat ucapannya beberapa saat yang lalu.

Sesampai di kamar Angelina memilih mengistirahatkan tubuhnya yang terasa begitu lelah. Berdebar dengan ibu tiri memang semelelahkan itu. Sangat lelah dan butuh tidur..

*****

Disisi lain, Otak Xavie masih memikirkan wajah serta tingkah gadis menggemaskan yang di temuinya di caffe tadi.

"Aku harus mendapatkannya."Ujar sosok dingin itu tanpa pikir. Ya, Xavie merasa sangat jatuh hati terhadap sosok kecil itu. Disaat melihat matanya yang teduh dan sikapnya yang sangat cuek menambah kesan sexy bagi seorang Xavie..

"Sial hanya melihat dan memikirkan nya saja membuatku panas dingin seperti ini." Kata Xavie gusar.

Ia lalu mendial salah satu nomor di handphone canggihnya. Nomor telepon orang kepercayaannya atau bisa di sebut sahabat dekat Xavie juga. Adreas Coldie.

"I need your help, Bro." Kata Xavie membuka percakapan saat terdengar suara diseberang sana.

"What?."Jawab sosok diseberang sana datar.

"Cari tau tentang gadis yang ku temui siang tadi di caffe langgananku. Infokan secepatnya." Ucap Xavie sambil menutup telepon.

Entah ini obsesi atau benar benar seorang Xavie sudah jatuh ke dalam pesona gadis kecil itu. Ah, tidak peduli apa kata orang kalau tau ternyata dirinya menyukai gadis kecil yang belum ia ketahui dengan jelas asal usulnya.

Tok.. tok... tok..

"Masuk." Ujar Xavie.

"Selamat siang Tuan, di depan ada seseorang yang ingin bertemu dengan anda." Ujar Joe, Sekertaris pribadinya.

"Suruh masuk." Titah Xavie.

"Baik Tuan." Katanya sambil berlalu keluar.

Terdengar suara ketukan sepatu seirama langkah kaki yang mendekat ke dalam ruangan.

Xavie mengangkat kepala untuk melihat siapa sebenarnya tamu yang datang berkunjung ketempatnya. Dan ternyata.... Dia.. Xiela .. Saudara mantan tunangan Xavie.

"Mau apa kau kesini?." Kata Xavie kasar.

"Wow easy babe. Aku ke sini ingin meminta uang lagi, karena uangku sudah habis demi membeli segala keperluanku yang membeludak di bulan ini." Kata Xiela tanpa tau malu.

Dasar jalang sialan... Pikir Xavie dalam hati.

"Kau memiliki otak dan fisikmu tanpa cacat. Pergunakan itu untuk mendapatkan uang. Aku bukan bank atau atm berjalanmu. Dan satu lagi jangan coba-coba memerasku karena aku selama ini memberikan mu kesempatan mengemis uang kepadaku, Bitch." Ucap Xavie menahan emosi.

"Apa kau lupa Xavie, kau penyebab kakak ku meninggal. Dan aku memiliki seluruh bukti yang bisa menjebloskan mu kedalam penjara." Kata Xiela sambil tersenyum miring ke arah Xavie.

"Coba saja kalau kau bisa Xiela. Aku tidak akan pernah lari dan takut. Sekarang keluar dari ruanganku dan berusahalah untuk tidak menampakan secuil wajahmu didepanku. Atau kau pun akan bernasib sama seperti kakak jalangmu itu." Usir Xavie sambil menyeret perempuan itu keluar dari dalam ruangannya

"Sialan kau lepaskan aku brengsek." Katanya memaki. Tapi Xavie seakan menulikan pendengarannya dan tetap menyeret keluar perempuan itu.

"Jangan ada yang pernah menerima perempuan jalang ini untuk sekedar masuk dan menghirup udara di dalam kantor ini." Kata Xavie di hadapan beberapa karyawan yang terlihat didepan pintu ruangannya.

Ia melihat Xiela memandang sinis kepadanya dan langsung berbalik melangkahkan kaki keluar dari tempat itu.

Dasar bitch...

Next chapter