webnovel

Salep/Cream Ajaib

"Bang Reynan.." ucap Liora sedikit terkejut.

"Gawat nih Ra.. sepertinya bom atom berbahaya akan segera meledak ini..." celetuk Zeina.

"Huss sembarangan aja lo kalau ngomong.." ucap Liora.

"Canda Ra..." ucap Zeina.

Reynan melangkahkan kakinya ke arah Liora dan Zeina.

"Kamu tuh ya kebiasaan banget! Udah berapa kali sih abang bilangin sama kamu untuk jangan main voli.. jangan olahraga.. apa lagi ikut kompetisi kayak gini.. bandel banget sih!! Kalau mama dan papa sampai tahu hal ini, kamu tahu?? Bukan hanya kamu yang kena hukuman tapi abang juga.. bisa gak sih kamu sekali aja dengarin abang?!" ucap Reynan kesal.

Liora menunduk takut.

"Maaf bang... Liora juga kan gak mau cedera kayak gini.. Liora ikut main voli kan cuma untuk menyalurkan bakat dan hobi Liora.. udah itu aja.." ucap Liora menunduk.

"Kita pulang sekarang!" ucap Reynan seolah akan menarik tangan Liora.

"Eh bang jangan... gue mau bawa Liora ke dukun patah soalnya supaya tangannya bisa cepat sembuh.." ucap Zeina.

"Serius kamu mau dibawa ke dukun patah?? Nanti kamu ngompol lagi ketika tangan kamu baru saja akan disentuh.." ucap Reynan.

"Abang ihhhh.. jangan gitu dong.. pokoknya aku berani buat ke dukun patah supaya aku bisa cepat sembuh.. dari pada nanti ketika mama dan papa pulang dari Paris lalu mereka tahu kalau tangan aku cedera dan akhirnya malah menghukum kita, lebih baik aku nahan sakit karena dikusuk oleh dukun patah itu dari pada terima hukuman dari mama dan papa.." ucap Liora.

"Ya udah kalau memang itu mau kamu.. lain kali kamu harus hati-hati dong, Ra.. abang marah-marah sama kamu itu bukan berarti abang benci atau gak sayang sama kamu.. tapi itu justru karena abang sayang sama kamu.. abang harap setelah ini, kamu gak lagi ikut pertandingan olahraga apa pun itu." ucap Reynan.

Liora pun mengangguk.

"Iya bang iya.. aku minta maaf.." ucap Liora.

Reynan pun mengangguk.

......

Liora dan Zeina saat ini sedang dalam perjalanan untuk menuju rumah dukun patah tersebut. Namun ketika berada di perjalanan, Liora melihat seorang nenek-nenek yang duduk sendirian di tepi jalan seraya memeluk sebuah tas berukuran besar.

Nenek tersebut terlihat seperti sudah sangat tua.

"Eh.. Ze.. Ze.. Ze.. berhenti Ze.. berhenti..." ucap Liora meminta Zeina untuk mengentikan mobilnya.

Zeina pun menghentikan mobilnya.

"Kenapa Ra?" ucap Zeina.

"Itu ada nenek-nenek.. kasihan banget deh Ze.. kayaknya dia lagi jual sesuatu tapi gak ada yang beli.. sebentar ya.." ucap Liora lalu turun dari mobil.

"Si Liora ini ada-ada aja deh ... lagi genting kayak gini bisa-bisanya masih peduli sama orang lain.." gumam Zeina lalu dirinya pun juga ikut turun dari mobil.

.

.

Liora pun menemui nenek tersebut.

"Permisi nek.." ucap Liora pada nenek tersebut. Nenek tersebut yang semula menunduk pun langsung mendongak.

"Iya nak...??" ucap nenek tersebut.

"Nenek ngapain di sini?? Di sini kan daerahnya sepi nek.." ucap Liora.

"Nenek menjual salep untuk luka dan cedera ringan nak.. tapi sejak pagi tadi belum ada satu pun yang mau membeli.." ucap nenek tersebut.

"Nenek jual salep buat cedera ringan??" ucap Liora semangat.

Zeina yang baru saja berada di sana pun sedikit bingung.

'Kenapa bisa kebetulan seperti ini ya??' ucap Zeina di dalam hatinya.

Nenek itu pun mengangguk.

"Boleh saya lihat salepnya nek?? Kebetulan tangan kanan saya tadi juga baru saja mengalami cedera ringan karena main voli.. kalau ada saya mau beli nek.." ucap Liora.

Nenek tersebut pun mengangguk lalu mengeluarkan sebuah salep dari dalam tasnya.

"Ini nak... boleh nenek lihat tangan kamu yang cedera??" ucap nenek tersebut.

Liora pun mengangguk dan memberikan tangan kanannya yang cedera.

"Biar nenek coba pijit sekalian olesi salepnya di sini ya.." ucap nenek tersebut.

Liora pun mengangguk.

"Iya nek boleh.." Ucap Liora.

Nenek tersebut lalu mengeluarkan sedikit salep tersebut pada jari telunjuknya, ia lalu memberikan wadah salep tersebut pada Anin.

"Tolong dipegang nak... biar nenek pijit.." ucap nenek tersebut seraya memberikan wadah salep tersebut pada Liora.

Liora pun menerimanya.

Dan nenek tersebut lalu mengoleskannya pada tangan Liora yang cedera seraya memijitnya.

"Ini sudah nenek pijit.. semoga bisa segera sembuh.. tapi nenek rasa salepnya kurang menutupi bagian cederanya.. kamu bisa menambah salepnya lagi pada bagian tangan kamu yang masih terasa sakit sambil dipijit-pijit ringan ya nak.." ucap nenek tersebut.

Liora pun mengangguk lalu mengikuti saran nenek tersebut.

Ketika Liora menambah olesan salepnya dan memijitnya, Zeina terus mengamati tangan Liora. Perlahan-lahan, rasa sakit yang ada pada tangan Liora mulai hilang dan semakin menghilang.

"Nek, beneran lho ini tangan saya udah gak sakit lagi.. salep nenek manjur banget buat tangan sa....ya..." Liora sedikit terkejut ketika dirinya tak lagi mendapati nenek tersebut di depannya.

"Ze...!! Di mana nenek tadi?! Kok dia udah gak ada sih?" ucap Liora terkejut.

Zeina pun ikut melihat ke sekeliling.

"Iya Ra.. di mana ya?? Ihhh kok gue jadi merinding sih.. ihhh..." ucap Zeina lalu berlari memasuki mobil.

"Zeina!! Sialan lo!!" teriak Liora yang juga takut dan segera berlari memasuki mobil.

Zeina segera melajukan mobil dengan kecepatan di atas rata-rata.

"Anjrit!! Serem banget sih.. itu nenek kok tiba-tiba gak ada gitu ya??" ucap Zeina ketika mereka telah berada jauh dari tempat tersebut.

"Gue juga heran sih tapi sumpah Ze.. tangan gue udah gak sakit lagi.." ucap Liora.

"Eh masa sih??" ucap Zeina tak percaya.

"Iya beneran.. makanya gue heran.. nih lo lihat.. nih kan.. udah gak sakit sama sekali..." ucap Liora.

"Eh terus tadi sisa salepnya mana Ra?? barang kali kan entar ada siapa gitu yang cedera, bisa pakai itu salep.." ucap Zeina.

"Yaaa.. salepnya langsung gue buang tadi karena gue takut tadi.. lo sih ninggalin gue.." ucap Liora.

"Yaaa sayang banget.. mau balik lagi tapi serem.. bodoh amat lah.." ucap Zeina.

"Ya udahlah yang penting tangan gue udah sembuh.. udah gak cedera lagi jadi ntar gue gak dimarahin deh sama mama dan papa wkwk.. " ucap Liora.

"Eh bekas lukanya juga hilang kan ya Ra?" ucap Zeina seraya melirik sekilas tangan Liora.

Liora pun mengangguk.

"Iya Ze.. asli lho kayak gak pernah kenapa-kenapa gitu... kok bisa ya??" ucap Liora.

"Kalau lo tanya gue, lah terus gue tanya ke siapa woi?!" ucap Zeina.

Liora hanya cengengesan saja menanggapi ucapan Zeina.

............

Thank You for Reading...

Maafkan Typo...

Please support this novel dengan berikan review terbaik, tambahkan ke perpustakaan/koleksi, powerstone, comment and share...

❤❤❤

Setelah ini, kira-kira keajaiban apa yang akan Liora terima setelah tangannya diolesi oleh salep atau cream ajaib tersebut??

Kuy next!!

Nurliza_Karen_Nitacreators' thoughts
Next chapter