1 Chapter 1

"Tha, aku cinta kamu."

Hening.

Tak ada suara apa pun setelah pernyataan cinta yang dilontarkan oleh Andra. saat ini dan untuk ke sekian kalinya Andra kembali menyatakan cintanya pada Agatha-- perempuan yang ditaksirnya sejak beberapa bulan lalu. Dan kali ini, ia menyatakan nya di lapangan. Semua mata tertuju kepada dua objek dihadapan mereka. Andra menundukkan kepalanya dan memejamkan matanya kuat-kuat. Sementara Agatha hanya mampu menghela napas beratnya. Berkali-kali Agatha menolak, berkali kali juga Andra nembak. Semakin Agatha menjauh, semakin gencar Andra mendekati nya. Terkadang, Agatha tak mengerti dengan jalan pikiran lelaki itu.

Baru Agatha akan angkat bicara, tiba-tiba semua dikejutkan dengan kehadiran Nino yang secara langsung memukuli Andra.

Bugh!

Bugh!

Bugh!

Habis sudah sudut bibir Andra dipukuli oleh Nino. Begonya Andra, ia tak melakukan perlawanan apapun. Lebih begonya lagi, semua orang yang berada di situ hanya mampu menonton aksi Nino yang memukuli Andra. Hal yang biasa bagi mereka.

"Nino stooop!" Teriak Agatha mencoba menghentikan aksi Nino yang semakin membabi buta. Andra merasa 'tak berdaya, sudut bibirnya pun terasa perih karena mengeluarkan darah. Hingga kini Andra tergeletak dibawah dengan mata terpejam namun sadar.

"Nino kamu nyakitin Andra!" Geram Agatha dan langsung mendekati Andra.

"Lo gapapa Ndra? Sakit ya?" Tanya Agatha sedikit meringis melihat kondisi Andra. Lelaki itu terbangun dan menggelengkan kepalanya.

"Gapapa kok Tha," jawabnya kemudian tersenyum. Dalam kondisi seperti ini, Andra masih sempat tersenyum? Hmm.

"Udah, kamu gak usah peduliin cowok cupu itu!" gertak Nino menatap tajam ke arah Andra, kemudian langsung membawa Agatha pergi dari tempat itu.

Semua siswa pun bubar karena pertunjukkan telah selesai. Tak ada satu pun dari mereka yang berniat menolong Andra. Andra mencoba berdiri seraya menyeka darah yang terus mengalir disudut bibirnya.

"Andra lo dibogem lagi sama Nino?" Tanya Farel yang baru saja datang menghampiri Andra. Andra tidak menjawab, karena seharusnya Farel sudah tahu tanpa harus bertanya.

"Yaudah, kita ke uks sekarang," ucap Farel dan langsung memapah Andra menuju uks.

¤¤¤

"Kamu tuh, kenapa, sih, pukulin Andra segala? Kasian dia udah terlalu sering kamu pukulin!" Agatha mengomel pada Nino. Saat ini mereka berada di kantin.

"Ngapain sih harus dipikirin? Dia itu cowok cupu yang gak tau diri! Udah tau kamu pacar aku, masih aja deketin kamu. Bukan salah aku dong!" Nino menyahut dengan membela dirinya sendiri.

"Iya, tapi gak harus pukulin dia!"

"Kamu kenapa sih belain dia terus? Kamu suka sama cowok cupu itu?" Tanya Nino  selidik.

"Aku cuma kasian sama Andra," jawab Agatha-- apa adanya. Ya, dia memang merasa kasihan pada lelaki yang sudah terobsesi padanya.

"Oh jadi kamu kasian sama dia? Sekalian aja belain tuh cowok cupu!"

"Kamu kenapa, sih, jadi cowok posesif banget? Lama-lama capek aku sama kamu!" ucap Agatha kemudian meninggalkan Nino begitu saja.

¤¤¤

"Lo sih Ndra, jadi cowok batu banget. Udah tau Agatha pacar Nino masih aja lo harepin," ucap Farel yang kini sedang membersihkan luka Andra. Farel 'tak habis pikir jika sahabatnya itu sangat keras kepala. Dan kini, Farel merasa jengkel karena lagi lagi, Andra terluka.

"Sampai kapan pun gue akan terus perjuangin Agatha," sahut Andra membuat Farel menghela napas kasar.

"Cewek masih banyak Ndra, bukan cuma Agatha!" sergah Farel.

"Gue cuma cinta sama Agatha, Rel. Lo ngerti dong!"

"Gue ngerti. Tapi gue gak tega liat lo terus terusan disakitin sama Nino!"

"Lo gak usah khawatir, gue baik baik aja," ucap Andra meyakinkan Farel. Andra tahu sahabatnya ini sangat peduli padanya, sehingga ia merasa sangat beruntung memiliki sahabat seperti Farel.

¤¤¤

"Pah, ayolah kali ini turutin apa mau Nino"

Malam ini, untuk kesekian kalinya Nino meminta Papanya untuk mengeluarkan Andra dari sekolah. Ya, Papa Nino memang pemilik sekolah SMA Nusa Bangsa. Namun, apa tanggapan Papanya? Sikap Feri-- Papa Nino, acuh.

"Apa selama ini Papa gak pernah nurutin kemauan kamu?"

"Tapi kali ini Nino mohon Pa."

"Nino dengarkan Papa, Andra  itu orang baik baik kenapa harus dikeluarin di sekolah?" 

"Dia itu duri dalam hubungan Nino sama Agatha, Pa. Pokoknya Papa harus keluarin cowok cupu itu dari sekolah!" ucap Nino keukeuh 'tak ingin terbantahkan. Dan Feri hanya mampu menghela napas gusar. Bingung harus bagaimana menghadapi sikap childish Nino. 

¤¤¤

Pagi ini, Agatha dan Rani-- sahabatnya, sedang berjalan menyusuri koridor sekolah menuju kelasnya.

"Eh Tungguuuu!"

Ternyata, sedari tadi Agatha dan Rani mengacuhkan Farel yang kini sedang mengejar mereka dari belakang. Ralat, tujuan Farel hanya mengejar Rani.

"Rain tunggu dong!" Teriak Farel dengan napas ter-engah. Rani menghela napas kasar kemudian membalilkkan badannya menatap Farel dengan tatapan jengah.

"Nama gue Rani! Bukan Rain!" ucap Rani penuh penekanan. Entah mengapa selalu saja Farel menyebutnya Rain.

"Masih mending gue panggil Rain, daripada gue panggil Rano mau lo?" Sahut Farel yang terlihat masih mengatur napasnya. Karena Farel mengejar Rani sejak di parkiran tadi.

"Lo mau apa sih, ngejar ngejar gue mulu? Heran gue!" ucap Rani sembari menyilangkan kedua tangan nya di depan dada.

"Lah, kan lo pacar gue," jawab Farel membuat Agatha dan Rani membelalakkan kedua matanya menatap Farel.

"Eh kunyuk! Sejak kapan gue jadi pacar lo? Halu banget!" Sewot Rani.

"Sejak kita kejebak ujan di halte minggu lalu." Farel menjawab seraya tersenyum manis menatap Rani, membuat Rani memutar bola matanya malas.

Rani 'tak menyangka jika kejadian minggu lalu di halte membuat Farel gencar mengejar Rani.

"Yaudah Ran, gue ke kelas duluan aja, ya" timpal Agatha dan langsung meninggalkan Rani

"Eh Tha?" Panggil Rani yang hendak menyusul Agatha namun ditahan oleh Farel yang kini mencekal pergelangan tangan Rani.

"Kita pacaran dulu lah, sayang."

Dan, Farel membawa Rani entah kemana.

¤¤¤

Agatha terkejut saat memasuki kelas, ia langsung melihat Andra yang sedang duduk di kursi tempat Agatha.

"Maaf Ndra, gue mau duduk" ucap Agatha. Andra berdiri sambil menundukkan kepalanya.

"Tha, aku cinta kamu."

Agatha meringis, bingung. Lagi-lagi kalimat itu yang diucapkan oleh Andra. Lelaki itu seperti tidak pernah kapok walaupun sudah sangat sering dihajar oleh Nino.

"Ndra, please, kali ini jangan cari masalah, ya. Gue gak mau lo kena pukul lagi sama Nino nantinya." Agatha mencoba memberi Andra pengertian.

"Tapi Tha ...," ucap Andra, kali ini ia menatap Agatha. Dan ucapannya terhenti karena Agatha menggelengkan kepalanya menatap Andra.

"Kita ini temenan aja, ya, Ndra" timpal Agatha membuat Andra terdiam kemudian berjalan menuju tempat duduknya. Agatha menatap Andra dengan perasaan bersalah, untuk kesekian kalinya ia membuat Andra kecewa. 

"Maaafin gue Ndra, gue belum bisa bales perasaan lo. Karena gue gak mau lo kena masalah sama Nino"

¤¤¤

Langkah Andra terhenti karena ia melihat sepasang sepatu yang terhenti di hadapannya. Andra mendonggak menatap Nino yang kini tengah menatapnya tajam. Sontak, Andra menundukan kepalanya.

"Eh cupu! Luka di bibir lo masih belum kering, kalo lo cari masalah lagi sama gue, gue bakal bikin muka lo gak berbentuk lagi!" Ancam Nino namun tidak Andra gubris, Andra langsung saja berjalan tanpa mengindahkan Nino.

"Dasar cupu! Natap gue aja gak berani, sok-sok-an cari masalah sama gue." Nino tersenyum masam.

¤¤¤

"Andra!"

Andra menatap bapak pemilik sekolah yang memanggilnya. Kemudian mendekatinya.

"Ada apa, Pak?" Tanya Andra kepada pemilik sekolah itu.

"Loh bibir kamu itu kenapa? Kok kayak lebam gitu? Habis dipukulin sama siapa?" Tanya Feri khawatir melihat wajah lebam Andra akibat pukulan Nino kemarin.

"Gapapa kok Pak," jawab Andra.

"Tapi itu keliatan merah banget loh, kita ke rumah sakit ya"

"Gak usah Pak, kemaren udah dikompres jadi sekarang udah gapapa. Makasih, Pak Feri udah baik banget sama saya" Tolak Andra dengan sopan kemudian melanjutkan langkah nya kembali entah kemana.

Feri menatap punggung Andra yang sudah mulai menjauh.

avataravatar
Next chapter