1 01. Bisnis trip to Bandung

Jingga PoV

Jakarta

Dengan terburu-buru aku membawa travel bag ku menuju stasiun kereta. Jam di tanganku sudah menunjukkan pukul 09.50. Hari ini KA Argo Parahyangan akan nembawaku ke Bandung. Aku harus sudah tiba di Bandung sore ini. Aku harus cek lokasi untuk event yang akan diadakan oleh perusahaan tempat aku bekerja. Sebagai salah satu Marketing Manager, aku diberi tanggung jawab untuk event ini.

Kali ini perusahaanku mengadakan charity concert. Tulus menjadi penyanyi yang akan melakukan konser dan tentu saja kami mensponsorinya. Sebagai salah satu produsen snack sehat, kami ingin mengenalkan gaya hidup sehat. Ini merupakan salah satu strategi marketing dari perusahaan tempatku bekerja.

Well, 173 km ini akan menghabiskan waktu selama kurang lebih 3h 40m. Sesuai tiket yang aku pesan, kali ini kereta akan berangkat dari Jakarta pukul 10.30 dan akan tiba di Bandung kira-kira pukul 13.39. Selama waktu tempuh ini sepertinya aku akan mendengarkan musik dari ipodku dan nanti aku akan mengambil beberapa gambar untuk instagramku.

Hari ini perjalanan Jakarta-Bandung sangat menyenangkan. Cuaca yang cerah bikin hati aku hangat. Sepertinya bisnis trip aku ke Bandung kali ini bakal lancar. Amin.. mohon doanya buat kelancarkan pekerjaanku. Semoga gak ada halangan yang berarti.

Kututup mataku, sebaris doa untuk mempermudah segala urusan kupanjatkan. Bandung, I'm coming.

************************************

Bandung.

Aku melirik jam di tangan kiriku. Pukul 14.00. Aku masih sempat ke hotel bentar buat check in dan simpen travel bag ku. Cukup ranselku saja yang akan aku bawa. Di dalam ransel ini berisi laptop, gadgets, notebook, stationary, dompet, kamera dan snacks sehatku. Kebiasaanku adalah selalu membawa 1 tas yang isinya peralatan tempur dan penyambung nyawa (snacks).

Pak Asep, driver kantor sudah stand by di lobby hotel.

"Kita langsung ke lokasi aja ya pak Asep".

Pak asep ini adalah driver yang selalu menemaniku setiap aku trip ke Bandung.

"Siap atuh neng".

Pak Asep menjawab sambil hormat ala tentara.

Ah.. Pak Asep ini juara. Terrrbaekkk dari yang terbaekkkkklah pokoknya.

Ketika sudah masuk mobil, seperti biasanya, aku langsung mengambil posisi duduk di depan, aku gak mau membuat jarak antara aku dan Pak Asep.

Tanganku terjulur sambil memberikan sekantong paperbag yang isinya beberapa buku untuk anak Pak Asep dan sedikit cemilan untuk keluarga pak Asep.

"Untuk Dinda dan orang rumah Pak Asep ya. Seadanya ini pak."

Pak Asep menerima paperbag dari tanganku sambil mengucapkan terima kasih dengan logat Sundanya yang sangat kental. Kali ini Pak asep langsung menerimanya tanpa menolak. Pak Asep pasti masih ingat betapa keras kepalanya aku. Aku paling gak suka ditolak. (Ditolak dalam hal apapun) Hahaha.

Sepanjang perjalanan menuju lokasi, kami berbincang seputaran kabar dan kegiatan terakhir. Kabar anak dan istri pak Asep dan juga pacarku. (Stop.. pak asep cuma nanya aku udah punya pacar atau belum) iyap... aku jomblo. Stop. Jangan banyak tanya.

Diumur yang sudah 25th ini aku emang masih jomblo. Tanyakan saja ke para jomblowan dan jomblowati. Pasti pertanyaan tentang "sudah punya pacar" atau "sudah berapa anaknya?" Merupakan pertanyaan yang bikin panas di musim dingin.

Tapi aku dan pak Asep cuma bisa ketawa ketawa aja. Someday juga jodohku akan muncul ke permukaan kok. Aamiin.

************************************

Lokasi Charity Concert with Tulus ini rencananya akan dilaksanakan di Sabuga Bandung. Setelah berbulan lamanya meeting. Finally, tinggal 2 minggu lagi. Waktunya mempersiapkan kematangan konsep. Karna ini dilaksanakan di Sabuga, kebetulan stage design kali ini di bantu oleh alumni ITB. Hari ini juga rencananya aku bakal meeting sama representative mereka. Sebelumnya kami hanya berkomunikasi via email.

Penanggung jawab untuk stage design ini adalah PT. Indah Bangun Lesmana (untuk selanjutnya aku sebut sebagai PT. IBL). Biasanya aku beremail ria dengan Wulan. Wulan yang jadi perantara antara aku dan PT. IBL. Design panggungnya sendiri sudah 5 kali revisi. Terakhir kami sepakat dengan design panggung yang nantinya terlihat simple tapi eksklusif. Kenapa simple? Karena ini charity concert. Yang datang dikenakan biaya tiket, namun nantinya hasil dari penjualan tiket akan digunakan untuk charity.

Eksklusif, sebagai ungkapan rasa terima kasih kepada pengunjung yang sudah datang dan mau berbagi untuk sesama.

Aku sudah tiba di Sabuga. Aku sudah janjian dengan Wulan pukul 16.00. Aku melirik jam tanganku. Masih ada waktu 30 menit lagi sebelum meeting dengan tim Wulan. Aku pun memutuskan untuk berkeliling ke sekitar panggung yang nantinya akan digunakan untuk konser. Mataku aku tutup perlahan, nafas kutarik dan perlahan kuhembuskan. Aku seolah olah bisa membayangkan bagaimana nantinya konser ini akan berjalan.

Perlahan kubuka kedua mataku. Aku melihat sekelilingku. Mataku terhenti di salah satu titik.

Deg.. Deg..

Deg.. Deg..

Jantungku... kamu kenapa? What's going on with you. Seingatku aku gak punya masalah jantung.

Pandanganku terhenti. Mataku... Mata ini gak salah lihat kan.

Wajah cowok di depanku itu sepertinya gak asing. Aku kedipkan kedua mataku. Aku kucek perlahan untuk memastikan. Wajah itu.. wajah itu amat sangat gak asing. Siapa ya? Di mana aku pernah melihat wajah itu? Mengapa melihatnya membuat jantungku berdetak cepat.

Yah... aku berharap ini salah. Tapi wajah itu benar - benar gak asing buatku. Wajah itu adalah wajah yang sudah aku lupakan selama 9 tahun terakhir. Wajah orang yang dulunya pernah menjadi temanku.

Yes.

He used to be my friend. Used to be. Until that damn words he used to say.

And it's making me really hate him till now.

Biru. Biru Pradipta Lesmana.

(Fu*k kenapa aku masih ingat nama itu bocah sih? Seriously jingga... it's been 9 years and you still remember his name!!)

Saat itu Biru sedang berkacak pinggang. Dia terlihat memberikan beberapa perintah bla bla bla ke beberapa orang yang mungkin anak buahnya.

What... anak buah apaan. Dia gak mungkin kan terlibat di project ini. Semoga dia cuma lewat doang. (Finger crossed)

What's is he doing right now? Seriously after 9 years, and i meet him here at Sabuga.

Cuekin..  cuekin..  cuekin..

Aku memilih mengabaikannya dan kembali ke salah satu ruangan yang nantinya akan digunakan sebagai ruang meeting.

Di ruang meeting pun aku masih memikirkan Biru. Apa kabar Biru? Jomblo or taken? What!!! Pemikiran macam apa ini? Buang Jingga, buang.

Aku mengambil posisi dudukku di ruang meeting ini. Ku keluarkan semua peralatan tempurku untuk meeting hari ini. Laptop oke, notebook oke, stationary oke. Sambil menunggu tim yang lain datang, aku mengambil hp ku. Aku buka instagramku. Aku posting beberapa gambar yang aku ambil sewaktu di KA Argo Parahyangan tadi. Edit, watermark, beri sedikit caption, cukup pake hashtag aja. Setelah posting, jalan-  jalan ke IG para oppa korea dan ngeliat drakor apa yang lagi trending. Sedikit terhanyut dan agak terbuai sama Si cool D.O E.X.O. Sampe - sampe aku gak sadar sama pintu yang terbuka dan tiba-tiba aja udah ada cowok yang duduk di depan aku. Aku angkat kepalaku, bak robot yang otomatis menjulurkan tangan, tanpa aku sadari tanganku terjulur dan mulutku mengeluarkan kata-kata yang selalu aku gunakan sebagai salam khasku ketika bertemu dengan mitra kerja yang baru aku temui.

"Halo... selamat sore. Aku Namara Jingga dari Soysolution".

Dan aku hanya bisa terdiam melihat siapa cowok yang duduk di depanku.

Biru.

And oh my gosh.

Dia nomu kiyowo...

To be continued...

kepada yang membaca part 1 ini aku ucapkan terima kasih banyak. Mohon commentnya tengkiyuuu...

avataravatar
Next chapter