1 PROLOG

INI ADALAH KARYA EMAK YANG KE-8 DAN BISA DI UPLOAD DI SINI. KASIH EMAK DUKUNGAN YA GAIS. TEKAN LOVE

JANGAN LUPA FOLLOW: @RedLily123.

SELAMAT MEMBACA. I LOVE YOU.

Selena, seorang wanita berusia 31 tahun yang mengorbankan waktu dan juga hidupnya hanya untuk keluarganya. Namun, dibalik kesuksesaannya, seorang pelukis yang memiliki gallery sendiri itu tidak pernah membuat kedua orangtuanya bangga padanya.

Mereka tidak pernah memperlihatkan sedikit saja kasih sayang pada Selena, dan Selena menyadari hal itu saat usianya menginjak 6 tahun, dimana dia tidak pernah diperlakukan sama dengan adiknya; Natalie.

Dimana saat adik perempuannya lahir, semua orang bersuka cita dengan penuh kebahagiaan. Dan semakin Selena dewasa, semakin dia merasakan jika kasih sayang kedua orangtuanya; Nick dan Nessy, hanya untuk adiknya yang kini sudah berusia 25 tahun itu.

Jika saja Natalie tidak menahannya untuk tetap tinggal, Selena akan pergi dari rumah ini. Dia tidak tahan berada di sini, apalagi mendapatkan sikap dingin ayah dan bentakan sang ibu.

“Kak, apa yang kau pikirkan? Kenapa melamun?” tanya Natalie memeluk sang Kakak dari belakang. “Apa kau dan Mama bertengkar lagi?”

“Tidak, dia belum mengatakan apapun sejak aku pulang.”

Natalie terkekeh dan ikut duduk di samping sang Kakak. “Jadi, yang mana yang menurut Kakak bagus untuk souvenir pernikahanku?”

“Ayolah, Natalie, kau akan menikahi seorang billionaire, kau bisa mendapatkan semuanya.”

“Aku tidak ingin serakah, Kakak pilihkan satu untukku.”

Selena tertawa, menatap barang barang di depannya. “Aku tidak percaya kau akan menikah.”

“Kakak saja yang terlambat, kenapa kakak belum menikah juga? Aku yakin banyak yang menyukai Kakak.”

“Entahlah, belum terpikirkan sampai ke sana. Sekarang saja, Kakak sudah merasa senang.”

“Kakak senang karena akan pindah dari rumah ini jika aku sudah tidak ada ‘kan?” tanya Natalie.

Membuat Selena menatap adiknya yang memperlihatkan air mata yang akan tumpah itu. Segera tangan Selena terulur mengusap pipi adiknya. “Berpisah bukan berarti kita tidak berhubungan lagi, Natalie. Aku bisa datang ke rumahmu.”

“Maksudku, kau akan meninggalkan Mama dan Papa, Kak.”

“Lalu kenapa? mereka tidak pernah ingin aku berada di sini.”

“Berhenti mengatakan itu,” ucap Natalie menaikan nada bicaranya. “Kalian hanya berbeda pendapat saja, jangan berfikir kalau Mama dan Papa tidak menyayangimu, Kak.”

“Oke, oke, jangan menaikan nada bicaaramu.”

“Aku marah.”

“Ayolah, aku tidak berniat menjelk-jelekan orangtua kita. Kau tahu… aku hanya merasa ini sudah waktunya berpisah rumah.”

Tidak ada jawaban dari Natalie, membuat Selena mengerutkan kening dan menatap adiknya. “Kenapa tidak menjawab?”

“Aku ingin salad buah buatanmu, baru aku tidak akan marah lagi.”

“Astaga, gemasnya,” ucap Selena mengusak rambut Natalie dan segera keluar dari kamar adiknya.

Selena memang sangat menyayangi Natalie, membuatnya rela menuruni lantai dua menuju ke dapur dan mulai memotong-motong buah.

“Cih, kau sudah pulang?” tanya Nessy sang Mama. “Untuk apa buah-buahan itu? Kau belum memberikan uang pada Mama untuk bulan ini.”

“Pamerannya belum dimulai, Ma. Aku akan memberikan Mama uang begitu acaranya terselenggara.”

“Kau mengundur terus pameran itu, bagaimana Mama akan mendapatkan uang?! Hentikan, jangan makan.”

“Ini untuk Natalie, bukan untukku,” ucap Selena yang membuat Nessy menghentikan niatnya. “Jangan mengganguku, Ma. Ini untuk Natalie, bukan untuk aku.”

“Ingat, kau harus memberikan uang itu sebelum pernikahan Natalie. Kau sudah Mama urus dari kecil, kau sudah tua dan harus tau balas budi.”

“Iya, Ma.” Selena tidak terlalu menghiraukan.

Sampai suara bel berbunyi, mengalihkan perhatian. Seorang pelayan membukakan pintu.

“Astaga, Alex, kenapa tidak bilang akan datang?” tanya Nessy dengan mata berbinar.

Alexander Rodriguez; tunangan Natalie, seorang billionaire di usianya yang masih 27 tahun.

“Apakah Natalie tidak memberitahumu, Nyonya?”

“Sudah aku bilang panggil aku Mama, Alex.”

“Alex!” teriak Natalie yang ada di ujung tangga, perempuan itu berlari dan merentangkan tangannya sebelum masuk ke dalam dekapan tunangannya. “Maaf, aku lupa.”

Alex terkekeh. “Tidak apa apa, Sayang. bersiap-siaplah, aku akan menunggu.”

“Oke.”

Membuat Nessy tersenyum di sana. “Mereka sangat serasi ya, Tuhan,” ucapnya kemudian memandang Selena. “Simpan kembali buah-buahan itu, Natalie akan keluar.”

“Ck.” Selena yang kesal mengambil satu potong semangka dan melangkah menjauh dari sana.

****

Hari pernikahan pun akhirnya tiba, Natalie sang anak kesayangan itu akhirnya menikah. Para kerabat datang berondong bondong dengan membawa banyak hadiah dan juga kalimat kalimat memuji karena Natalie mendapatkan pria yang hebat.

Natalie seorang perancang busana, yang begitu membanggakan kedua orangtuanya. Natalie ingin kerja di luar, tapi orangtuanya melarang dia kelelahan dikarenakan Natalie punya riwayat penyakit yang mengkhawatirkan.

"Astaga, Natalie, kau sangat cantik," puji Neneknya. "Tidak seperti kakakmu yang sampai saat ini tidak menikah, pekerjaannya hanya melukis tapi tidak menghasilkan banyak uang."

Selena yang mendengar itu hanya menghela napasnya dan mengalihkan pandangannya. Mereka berada di ruang tunggu pengantin, dimana Selena bertugas menjaga adiknya.

"Nenek, jangan bicara hal seperti itu."

"Itu kenyataannya, Kakakmu sudah berkepala tiga tapi belum menikah. Tidak ada pria yang menyukainya, benar benar menjijikan. Penghasilannya juga hanya sedikit."

"Nenek!"

Selena yang sudah terbiasa itu hanya menarik napasnya, kemudian berdiri dari duduknya. "Aku keluar dulu, ingin menghirup udara segar."

"Cih, menyebalkan," ucap sang Nenek yang menatap sinis. "Anak pertama seharusnya tidak mudah marah, mentalnya harus kuat."

Selena terkekeh saat keluar. Mental yang kuat? Bagaimana bisa dirinya melakukan semua itu jika semua orang di sekitarnya terus menyakitinya.

Bahkan Selena sudah terbiasa menangis sendirian di tempat yang sepi. Dia hanya menarik napasnya dalam dan duduk di salah satu bangku di halaman belakang gedung pernikahan.

Selena ingin egois, dia ingin sendirian di sini. Lagipula Natalie punya banyak orang yang mencintainya, tidak dengannya. Selena hanya punya dirinya sendiri. Tidak ada yang mencintainya.

"Kau itu anak pertama, mentalmu harus kuat. Kasih sayang hanya akan membuatmu lemah." Mamanya pernah mengatakan hal itu.

"Jangan mengharapkan apapun, adikmu lebih membutuhkannya." Sang Papah yang mengatakannya.

Selena tersenyum sendu, kenapa semua orang selalu menyudutkannya dan memaksanya untuk memikul beban. Ditambah dengan kata kata kasar yang mereka lontarkan.

Sampai keheningannya tiba tiba terambil oleh seseorang yang berlari ke arahnya.

"Selena!"

"Mama? Ada apa?"

"Mama mencarimu kemana mana, kau seharusnya ada di samping Natalie! Dia mengalami kejang! Dia dibawa ke rumah sakit!"

"Apa?" Gumam Selena berdiri dan hendak menyusul adiknya.

Namun ibunya menahan tangannya. "Kau akan menggantikan Natalie hari ini."

"Menggantikan apa?"

"Alexander memiliki banyak kenalan, akan memalukan jika pernikahannya batal. Kau akan menggantikan Natalie di altar."

"Mama! Itu gila!"

"Tidak ada yang gila! Kau anak pertama! Kau harus berkorban untuk adikmu!"

*****

To Be Continue

avataravatar
Next chapter