3 #Pemimpin

Dulu Dilla khawatir nggak bisa sekolah. Habis lulus Dilla bermimpi ingin sekolah kami jadi sekolah impian.

Dan ternyata teman-teman juga berpikir yang sama!.

Mangkanya... Sekarang kami semua membuat usaha berdasarkan minat kami masing-masing!.

Tapi memang cobaan selalu ada, ya...

TOKO MERCHANDISE

Kelihatan Dilla sedang bingung mencari sesuatu yang berada di bawah meja. Atau Dilla lupa menaruhnya.

"Dill, kamu yakin udah ngasih semua bukti transaksi pada timku!?"

Tanya Sayidah sambil diam menunggu di depan meja kasir.

"Yakin Say, Dilla yakin seyakin-yakinnya!"

Ucap Dilla meyakinkan Sayidah sambil masih mencari-cari sesuatu yang rasanya amat penting Dan masih belum ketemu.

"Yakin nggak ngigau?"

Tambah Sayidah dengan ekspresi capek nungguin yang tidak bisa di sembunyikan Dari wajahnya.

Ngomomg-ngomong Sayidah sekarang jadi pengurus divisi purchasing loh, pokoknya apapun Yang berhubungan dengan bon itu semua harus lari Ke dia untuk di periksa.

"Kak itu bon siapa di atas meja?"

Teriak anak Dari salah satu timnya Dilla.

"Oh iya tadi Ku taruh situ. Hehehe piss"

Teriak cepat Dari Dilla.

Sayidah hanya memberikan ekspresi hmmm gimana ya pasrah gitu aja wes.

"Nah, sudah ya Say. Dilla bener nggak ngigau kan"

Sambil tertawa lebar di depan Sayidah.

Tapi, kami semua masih belajar. Terutama belajar nggak lupa.

"Halo koh Jul, bonnya aman. Nggak ada hitungan yang salah juga."

Cakap Sayidah di telfon bersama dengan ko jul.

"Say, Dilla mau ngomong!"

Rengek Dilla ke Sayidah.

"Ntar!"

Balad Sayidah cuek.

Dan ternyata dari jauh sudah ada yang memperhatikan.

"Dilla, Sayidah!"

Panggil Yohana dari kejauhan.

"Hei Yohana!"

Balas Dilla.

"Siap Ko Jul"

Tut.. Tut.. Tut..

"Nanti koh Jul akan ngadain meeting bareng. Penting banget katanya!"

Ujar Yohana

"Yoh, ngabarinnya gak pakai telepon atau whatsapp group aja?"

Tanya Sayidah

"Oh, aku datang sekalian kesini untuk bantuin bawa kardus property buat anak show"

Sambil memberikan senyum yang lebar khas Yohana.

Yohana itu kayak matahari. Staminanya gak ada matinya. Dia sekarang sudah jadi kepala pengurus Tour & Travel.

Tapi belakangan ini Yohana aneh. Kelihatan suka senyum maksa gitu.

Jadi ingat jaman Yohana masih trauma sama keluarganya. Dilla jadi khawatir.

Setelah selesai dengan kardus yang akan di bawa mereka bertiga pun berjalan bersama untuk menemui Sheren.

"Siap koh Jul, nanti Dilla akan rapat lagi biar anak-anak merhatiin display"

"Siap Dilla nanti akan ngobrol dengam Olfa"

Dilla masih sibuk dengan koh Jul di telepon.

Sedangkan disisi lain ada Yohana dan Sayidah yang sedang sibuk dengan barang bawaannya.

"Katanya tim show akan ada acara penting. Ini aku inisiatif minta baju-baju yang unik dari tim travel"

Jelas Yohana.

"Loh, harusnya lapor aku aja. Mumpung Sheren juga nitip. Tahu gitu kan bisa hemat"

Tambah Sayidah menjelaskan agar Yohana tahu agar pengeluaran lebih efesien.

Sambil berjalan menuju ke tempat Sheren. Ternyata di lapangan sudah ada Sheren yang sedang ngobrol dengan adik-adiknya.

Bukan ngobrol lebih tepatnya menasehati mereka.

"JANGAN BERCANDA KALIAN!!!"

Teriak Sheren

"Kalian bisa luka parah, kalau ini di panggung!. Bikin kacau!!! Duar!!! Gitu!!!"

Terkadang juga keluar kalimat-kalimat yang membingungkan dam gak ada di kamus, disaat Sheren sudah memberi nasehat.

"Terus masa depan angus blas!"

Sambil menunjuk semua anak yang ada di lapangan.

"Lain kali kalau mau latihan roda gila harus sama senior. Atau minta ijin sama kak Olfa"

Sedangkan Yohana, Dilla, dan Sayidah, menunggu di backstage. Karena mereka semua tahu kalau Sheren sedang ngamuk gak ada yang berani mendekati kecuali Olfa.

"Aduh pas banget lagi Sheren ngamuk."

Ucap Sayidah sambil berbisik.

"Kayaknya bakalan lama, drop barangnya disini aja. Nanti Dilla Whatsapp."

Tambah Dilla.

"Lewat aja nggak apa-apa kan? Tinggal nyebrang juga sampai"

Timpal Yohana dengan optimis."

"Bisa kok"

Jawab Sayidah

"HEH RIDWAN, ROMMY! SRADAT SRUDUT LEWAT SAJA! KELILING LAPANGAN BAWA KARDUS KOSTUM!"

Seru Sheren.

"Asal siap kena imbas kayak gitu"

Tambah Sayidah sambil menunjuk ke arah lapangan.

Sementara Sheren yang sedang menjadi macan, pasti selalu ada Olfa di sebelahnya untuk memberikan sebuah nasehat di akhir.

"OLFA, AMBIL KOMANDO!"

"Gerah aku lihat kelakuan gak pakai otak gini!"

Sheren berjalan menjauh dari lapangan sambil memijit-mijit dahi.

Sheren si Jendral tim show. Kalau lagi marah, macan aja bisa di terkam.

"Nah, adik-adik kalian sudah dengar apa kata kak Shere tadi. Niatnya kak Sheren baik kok. Roda Gila kalau salah pakai bisa bikin cidera. Jadi harus ada yang mengawasi"

Yang barusan ngomong itu Olfa, kepala divisi Human Capital. Olfa tahu banget bakat anak-anak.

Olfa yang keibuan emang paling tahu caranya ngurus orang. Dilla denger juga banyak anak cowok yang diem-duem naksir sama Olfa.

"Lain kali kalian harus hati-hati ya. Jangan lupa kalau kalian itu pilar penting untuk tim ini. Apalagi masa depan kalian masih panjang"

Tambah Olfa menjelaskan dengan baik agar mereka mengerti apa yang di sampaikan oleh Sheren.

"HEI KALIAN!"

Teriak Sheren.

Dan dengan serentak Yohana, Dilla, dan Sayidah gelagapan dan salah tingkah.

"Kalian ngumpet buat ngeliatin anak orang dimarahin ya?"

Seru Sheren.

"Kami nemenin Yohana nganter kardus baju. Sekalian ngaudit pengeluaran tim kamu, Sher"

Timpal Sayidah mencoba tenang.

"Oh, kalau gitu request dana tim show kemarin jadi kan, Say?"

Seru Sheren berubah menjadi manja ke Sayidah.

"Maksudnya tambah dana buat Show-Off mukaku kan, Sher?"

Tambah Sayidah sengaja jahil.

Dan ekspresi Sheren berubah jadi gak jelas. Haha harusnya kamu lihat sekarang ekspresinya Sheren seperti apa. Karena lucu banget.

"SHERRRR"

Teriak Olfa dari kejauhan.

"Kainnya udah dapet semua, yuk kita Fittung!"

Tambah Olfa.

Dilla yakin semua divisi harus kerjasama biar usha kami bisa berjalan dengan mulus.

"Siap Koh! Print ticketing nanti tambah seratus lembar lagi. Iya, kebetulan ada Say juga. Tinggal lapor kak Wayan."

Olfa telepon sambil memakaikan baju yang akan di coba Sheren.

"Iya, whatsappan aja. Siap koh!"

Karena itu, kami semua selalu Double-Check ke koh Jul untuk keputusan-keputusan kami.

"Gimana guys!"

Seru Sheren sambil memperlihatkan baju yang ia coba pakai.

"Wahhhh"

"Wahhh kayak putriii"

"Aduhhh Can.. "

Krakkkk

Kalimat Olfa tertahan saat mendengar ada sesuatu yang sobek.

"Kamu Gemukkan, Sher?"

Seru Olfa, sambil mengecheck baju yang sobek.

"Nggak! Nggak! Cemilanku kan cuma Choco Banana"

Seru Sheren.

"Choco Banana kalau kebanyakkan ya tetap bikin gemuk Sher!"

Tambah Dilla menjelaskan.

"Berati harus ngukur ulang. Sher, kamu tetap di sini sampai kostum selesai"

Timpal Olfa.

"Walah Wan, kak Sheren gemukkan tuh"

Seru Rommy berbisik-bisik dengan Ridwan. Tapi suaranya keras terdengar.

"Wah, Bagus Eta atos Makmur!"

Tambah Ridwan.

Yang semakin membuat Sheren panas.

"LETNAN! Tangkap prajurit Ridwan dn Rommy! Suruh dua-duanya lari sambil nyanyi Indonesia Raya!"

Seru Sheren menyuruh para Letnan atau timnya untuk menangkap Ridwan dan Rommy.

"Ampun Jendral!"

Seru Ridwan sambil berlari

"Kita orang cuma Bercanda"

Seru Rommy sambil ikut berlari menyusul Ridwan.

Ya Ampun, duo 1+0 ini memang nggak pernah kapok nge-prank orang. Kenapa sih panggilannya duo 1+0, karena badannya Rommy yang kurus kerempeng dan badannya Ridwan yang semok hehee, sehat dan montok.

"Sher! Show baru kalian bisa jadi paket tur Kampoeng Kidz? Jadi kita bisa gabungin tur-nya anak-anak terus selesainya di tim show. Jadi tim show bisa nambah jam tayang bukan khusus untuk tamu aja."

Yohana menambahkan sambil menjelaskan ide yang barusan ia dapatkan.

"Ummm tunggu sampai show-/ya siap 100% dulu deh, Yoh"

Jawab Sheren.

"Kostum sama koreografi juga belum beres"

Olfa menambahkan.

"Asiap Komandan! Prajurit Yohana menunggu intruksi Jendral"

Sambil memberikan hormat bak 45 Yohana selalu memiliki semangat yang nggak pernah padam.

"Aku pamit dulu ya"

Ucap Sayidah.

"Dilla juga ya"

Dilla juga ikut.

"Jangan lupa kita ada meeting dengan koh Jul nanti sore!"

Yohana berteriak dari jauh untuk mengingatkan.

Harusnya gak lupa, sih...

***

"Duh Dilla telat, Dilla tekat"

Dilla terlihat berlari dengan buru-buru.

Lagi-lagi ketiduran. Walau udah lulus Dilla tetap aja begini ya. Huhuhu.

Tapi Dilla nggak bisa begini terus! Harus lebih serius.

Srakkk

Tiba-tiba muncul sekuntum bungan mawar dihadapan Dilla.

"Buru-buru amat, di kejar leak ya, beb? Biarlah Mawar ini jadi jimat pengusir ketakutanmu, beb"

Seru sok manis wayan di mulai.

Duh kak Wayan! Bisa-bisanya jualan gombal di waktu mepet begini!. Tapi waktunya gak pernah tepat.

"Gombalnya nanti aja kak. Abis rapat"

Seru Dilla sambil berlari.

Dan ternyata di ruangan Hal Kasih namanya. Semua orang sudah berkumpul untuk mengadakan meeting bersama dengan Koh Jul.

"Maaf Dilla telat"

Timpal Dilla di tengah pintu.

"Ealah kak Dilla datang toh. Hampir aja ini flashdisk kak Dilla ku buang ke selokkan. Lain kali kalau tidur ngeloni ayam, kak. Biar dipatuk kalau ketiduran".

Seru Robet

Kayaknya cuma mulut Robet aja yang nggak lulus sekolah.

Untung jago Multimedia.

"Loh, Say. Rapatnya tumben disini?"

Bisik Dilla ke Sayidah

"Iya, markasnya lagi di pakai. Dipakai team show"

Sayidah menjawab dengan nada males.

"Kamu pasti nggak baca gara-gara pules bobok"

Dan jahilnya Sayidah keluar.

"SELAMAT PAGI GUYS!"

Dan itu adalah sapaan dari Koh Jul.

Inilah Koh Jul mentor dan pemimpin kami...

"Selamat pagi, koh Jul"

Dan setelah menyapa koh Jul langsung mengambil spidol dan menulis di papan tulis.

Banyak anak yang bingung kenapa buru-buru amat nulisnya.

Dan tulisan yang ada di papan adalah.

"PRAKTEK MEMIMPIN"

"Guys, enam bulan kedepan, koko nggak akan ada disini. Jadi hari ini koko akan memilih pemimpin pengganti dari salah satu di antara kalian"

Ucapana koh Jul yang mengagetkan itu membuat kami semua langsung berpikir dengan pikiran kami masing-masing.

"Pemimpin ya... Posis yng menarik sih. Tapi nanti jadi sulit deketin Dilla"

Dari Wayan.

"Kalai dari Human Capital aku yakin semua disini belum siap jadi pemimpin. Mungkin yang paling bisa buat enam bulan cuma Sheren yang tegas"

Dari Olfa.

"Olfa harusnya sudah siap. Dia yang paling tahu kondisi anak-anak. Tapi aku juga mau kalau koh Jul ngasih kesempatan"

Dari Say

Robet hanya diam, tidak memikirkan apapun. Cuma ekspresinya saja yang penasaran.

"Siapa yang jadi pemimpin kami, koh? Dia pasti spesial banget"

Akhirnya Sheren yang berani langsung mengutarakan.

"YOHANA!"

Seru Koh Jul.

Dan semua seisi ruangan diam dan langsung menoleh ke Yohana dengan tatapan.

Mengapa harus dia?

Yohana hanya tertunduk diam.

Yohana yang memimpin kami? Apakah semuanya akan baik-baik saja?

.

.

.

avataravatar
Next chapter