11 Bersama Kembali

Sekuat tenaga aku berlari menuju sunber suara, aku harap itu memang suara Mondays. Entah kenapa aku sangat perhatian dengannya, toh dia anak orang lain juga.

"Michella kemari! Jangan ceroboh, kita harus berhati-hati, mereka mungkin banyak disana" teriak Claire ternyata ikut mengejarku.

"Sial, Claire! Kamulah yang ceroboh berhenti berteriak agar makhluk itu tidak datang"

"Jika kita dalam bahaya kamu yang bertanggung jawab!"

"Aku tidak peduli! Terserah apa yang kamu katakan" untungnya lariku lebih cepat dari Claire jadi aku tidak perlu mendengar ocehannya lagi...

***

Dimana? Dimana mereka? Sumber suara itu aku rasa di sekitar sini...

Aku sampai di jalan raya yang berantakan dan penuh tumpahan minyak serta oli, baunya menyengat.

Banyak mobil penyok dan kacanya pecah mungkin karena kecelakaan atau di serang para kanibal.

"Ayolah, bersuara satu kali lagi..." aku menunduk memeriksa bagian bawah mobil, aku melihat kaki seseorang, tapi kaki itu tidak seperti kaki Mondays atau Harry melainkan seperti kaki kanibal itu!

Penuh luka dan darah, aku bingung kenapa kanibal-kanibal itu seperti tidak merasa sakit kalau mereka terluka, meskipun tangan mereka dipotong atau semacamnya mereka tetap kuat bertarung. Jelas jauh dari daya tahan manusia normal.

Terus kuperhatikan dalam diam... Hingga...

"Gah!!!" aku terkejut ketika pemilik kaki itu menunduk juga, menatapku tajam dan benar saja itu kanibal.

Grrrauuu! Grrraaauuu...

Dengan cepat dia mengitari mobil untuk menangkapku, segera aku berguling menuju bawah mobil dan menuju sisi mobil yang lainnya.

Grrrraaaa!!! Graaaa!!!

Dia berbalik kesisi lainnya namun aku berguling lagi.

"Ups, tidak bisa menangkapku? Terlalu lambat!" dengan mengandalkan senjata kupenggal kepalanya dengan satu tebasan, memang benar samurai sangat tajam jika kamu merawatnya.

Dengan bangga aku memuji diriku, itu mudah saja, daging mereka lemah...

Claang!!!

Ada suara di dekat trotoar, itu saluran pembuangan. Ada apa di dalam sana?

Claang!!!

Seperti ada suara yang menaiki tangga dari saluran pembuangan itu. Suara itu cukup keras dan membuatku terkejut untuk kedua kalinya.

Spang!!!

Aku terkejut lagi, sepertinya ada sesuatu yang sedang bertingkah kasar di dalam sana... Sebaiknya kuperiksa.

Perlahan kuintip lubang saluran pembuangan yang sudah terbuka itu, entah siapa yang membukanya atau memang dari tadi sudah terbuka aku juga tidak terlalu memperhatikan.

Sepi, gelap dan dingin... Aku mencoba membuat kontak.

"Halo?"

Kkkkkrrrsssssppp!!!

"Aaaahhh, Sial!" dengan cepat aku menjauh dari lubang saluran pembuangan itu, ada makhluk mirip kadal di sana merayap naik berusaha mendekatiku. Menakutkan.

Gggrrrrsssppp...

Oh tidak, dia keluar! Gerakannya lincah, cepat dan buruknya dia bisa menempel pada permukaan yang kemiringannya terjal seperti mobil dengan container yang ada di sini. Seperti kadal atau cicak mungkin dia memang sejenisnya?

Tidak, wujudnya manusia tapi anehnya dia merayap dengan tangan juga kaki seperti hewan berkaki empat, yah, lucu juga kalau menyadari manusia seperti itu.

"Jangan mendekat kadal! Samurai ini baru saja memotong kepala makhluk sepertimu... Jangan sampai kepalamu yang melayang di udara malam ini"

Aku merasa bodoh berbicara dengan kanibal itu lagipula mereka tidak mendengarkan, aku memilih diam dan bertarung.

Serangan pertamanya sangat cepat dengan lompatan dari mobil container tadi dan cakarnya hampir menggores leherku, meleset, bahkan terasa hembusa angin dari cakarnya di sekitar kepalaku.

Aku hendak membalas serangannya namun dia tidak memberiku kesempatan untuk menyerang dan serangan keduanya dengan gerakan tangan yang cepat membuat samurai yang kuandalkan terlempar.

Aku akan mati... Samurainya terlempar masuk ke bawah mobil.

Monster itu tetap meluncurkan serangannya seraya berteriak tidak jelas, terdengar seperti desisan namun volumenya tinggi.

Cukup membuat telingaku berdengung.

Aku menghindar, meskipun tetap kena tamparan, pukulan dam tendangannya untungnya cakarnya sama sekali tidak menyentuhku.

Tidak bisa seperti ini! Dia terlalu kuat dan aku tidak punya senjata apapun, aku bisa mati kalau berlama-lama dengannya.

Saat yang tepat ketika dia meluncurkan cakaran yang kuat aku langsung melompat kesamping sehingga dia malah mencakar aspal dan segera aku berlari mencari tempat bersembunyi.

Mobil containernya, itu cukup besar untuk menghalangi penglihatannya.

Berharap monster itu tidak menemukanku, nafas kutahan dan diam dalam keringat dingin. Dia sadar atau tidak kalau aku ada disini?

Kkkrrsssppp...

Makhluk itu kehilanganku, sepertinya dia tidak sepandai kanibal yang biasa, aku baru menghilang sebentar dari hadapannya dia sudah bingung mencari dimana keberadaanku.

Srrepp!

"Akh... Mmppmmhh!"

"Ssssttt, diamlah nanti dia akan menemukan kita"

Aku menggeliat berusaha melepaskan diri dari sergapan seseorang yang menarikku masuk ke dalam container.

"Lepas... Lepaskan!"

"Kak Michella!"

Perlahan kubuka mataku dan melihat siapa yang menarikku.

Aku tidak menyangka, Harry dan Mondays aku menemukan mereka!

"Kalian? Kenapa kotor sekali, kemana saja kalian!?"

"Kak Michella makhluk itu tadi mengejar kami" Mondays juga sangat berantakan, mereka berdua.

"Kenapa kamu kemari?" Harry dengan kesal menatapku.

"Aku mencari kalian berdua, aku dan Caire sangat cemas"

"Kamu memicu keributan dengan monster itu nanti banyak dari mereka menuju kemari, ada banyak jumlah mereka di dalam saluran pembuangan kami hampir saja mati disana!"

Memangnya apa yang terjadi? Aku bahkan baru bertemu mereka namun Harry sudah panjang lebar bicara sungguh sikapnya berubah dari yang semula sangat tenang saat di mansion sekarang seperti orang yang ketakutan setengah mati.

"Apa yang terjadi dengan kalian? Kalian masuk kebawah sana?" tanyaku

"Ya, untuk memperbaiki pipa air tapi saat kami ingin kembali ke mansion mereka entah kapan dan bagaimana bisa ada di sana mencegat jalan keluar disekitar mansion jadi kami mencari jalan lain... Yang berakhir disini" suara Harry sedikit menggigil, mereka berdua memang kedinginan dan basah.

"Untunglah kalian selamat dan... basah... Tapi bagaimana kalian bisa selamat? Apa yang membuat kalian basah begini?"

Harry dan Mondays diam saling bertatapan, tidak ada jawaban dan segera aku ganti topik pembicaraan karena sepertinya mereka tidak ingin membicarakan hal itu.

"Ayo kita kembali, Claire mungkin menunggu... Oh tidak!" aku mengingat kalau Claire tidak menunggu di mansion tapi mengejarku lalu dia tertinggal dan aku tidak tahu dimana dia sekarang.

"Kenapa?" tanya Harry.

"Aku rasa dia ikut mengejarku saat itu, dia juga mencari kalian bersamaku tapi dia tertinggal saat aku berlari menuju jalan raya"

"Apa!? Kenapa kamu meninggalkannya? Kukira Kamu sendiri keluar mansion, kamu tahu dia tidak bisa bertahan sendiri, kamu saja tidak dapat melawan makhluk itu meskipun satu bagaimana kalau nona Claire dikejar oleh segerombolan makhluk itu!" Harry jelas-jelas sangat perhatian dengan Claire, karena itu dia membentakku aku tidak perlu marah juga.

"Agh, dia terlalu menahanku untuk kembali ke mansion, aku hanya ingin mencari kalian dan berlari saja hingga ke sini ketika mendengar suara teriakan, dia mengikutiku namun tidak cukup cepat jadi-"

"Jadi kamu meninggalkannya begitu saja!? Sial! Sekarang apa yang terjadi padanya!?"

Aku tidak bisa disalahkan terus begini hanya karena niatku untuk menemukan mereka ditahan oleh Claire, setidaknya dia ada di mansion kembali karena tidak mampu mengejarku, berpikir positif saja!

Karena Harry juga mendesakku terus aku tidak bisa menahan amarahku dan mulai membalas ocehannya.

"Hentikan!" Mondays menghentikan ocehan kami kemudian memegang tanganku dan mengusapnya.

"Tidak perlu berkelahi, jika kalian para orang dewasa ribut terus bagaimana jika makhluk itu mendengar kita?" perlahan Mondays mendorong tanganku ke arah Harry dan tangan Harrypun dia angkat dengan tujuan untuk bersalaman meminta maaf.

"Huh, kamu lihat, kita bertingkah seperti anak kecil dan anak kecil berpikiran dewasa..." aku bergumam sedikit keras agar mereka dua mendengar dan Harry sepertinya menyadari juga apa yang dia lakukan.

"Aku, aku keterlaluan, seharusnya tidak mendesakmu saat bertemu, kita baru kenal satu hari dan sudah berdebat kasar? Sungguh tidak dapat di pahami, bagaimana kalau teman?" Harry dengan senyumannya yang tua membuatku tenang.

Kami berdua bersalaman dengan ikhlas dan menunduk malu terhadap Mondays, sedangkan anak itu hanya cekikikan kecil melihat tingkah kami.

"Saatnya kembali?" aku menawarkan.

"Yap, mari kembali" balas Harry.

Harry berdiri dan hendak membuka pintu container namun dia malah berdiam diri.

"Kenapa?" tanyaku.

"Kamu mendengar teriakan? Teriakan siapa?" tanya Harry dengan curiga.

"Entahlah, Mondays?" Mondays menggeleng dan mengakui bahwa dari tadi mereka menutup mulut agar tidak ditangkap makhluk itu.

"Aneh, itu tandanya suara orang lain yang kamu dengar" bisik Harry dengan nada menyeramkan.

"Siapa?"

"Aku tidak tahu... Mungkin ada survivor di sekitar sini, kita bisa mengajaknya bergabung" ujar Harry.

"Tapi, kalian tidak mendengar ada teriakan disini? Bukankah kalian ada di sekitar sini?"

"Tidak, mungkin saat itu kami masih di dalam saluran pembuangan" jelas Harry, sedikit masuk akal tapi... Jika ada survivor mungkin dia sudah mati karena jelas terdengar dari teriakannya kalau dia dalam bahaya besar.

"Ah, tidak usah dipikirkan! Kita fokus kembali ke mansion dan mengecek apakah Claire ada disana" Harry langsung membuka pintu container namun tiba-tiba dia menutupnya kembali dengan tergesa-gesa.

"Kenapa?" tanya Mondays berusaha mengintip keluar namun Harry segera menarik kepalanya.

"Ada orang di sana, entah siapa terlalu gelap untuk mengetahuinya dan sepertinya dia melihatku, entahlah!" Harry nampak gugup.

"Michella!!! Kamu dimana!!!" itu suara Claire, sial, apakah yang dilihat Harry adalah Claire?

"Jangan bilang kalau kamu sudah tewas dibunuh makhluk itu atau kamu sudah menemukan orang yang berteriak tadu!!! Ha? Michella dimana kamu!?"

"Sial, itu Claire, apa yang dia lakukan diluar sana!? Dia menarik perhatian kanibal!" bisikku.

Harry perlahan membuka pintu container, tiba-tiba tembakan dilepaskan dan menghantam pintu container.

"Sial, penembak brutal... Ini gelap dan dia masih tahu kalau pintu container ini bergerak, kenapa dia menembaki kita? Dia sangat marah sepertinya" Harry kembali menutup pintu container.

"Kalian diam disini biar aku yang mengurusnya, dia mungkin mengira kita para kanibal" aku perlahan membuka pintu container dan untuk kedua kalinya pintu itu ditembaknya lagi.

"Claire! Claire, ini kami, Michella, Harry juga Mondays! Kami akan keluar dan jangan menembak, juga jangan berisik titik!"

Aku tidak tahu pasti orang yang berdiri dalam gelap itu Claire atau bukan tapi dari suara dan teriakannya sudah pasti itu dia.

"Kalian di dalam sana?"

"Diamlah Claire! Kami akan mendekatimu"

Tak lama keadaan hening, kami perlahan keluar dan mendekatinya, syukurlah itu memang dia.

"Kenapa kamu menembaki kami!?" aku geram dengannya.

"Maaf, aku hanya tegang dan ketakutan jadi apapun yang bergerak langsung kuserang"

"Termasuk kami?" aku protes namun Harry segera memberitahukan kami agar berhenti bicara dan langsung menuju mansion.

Kami setuju dan mengikuti Harry menuju mansion, jumlah kami lengkap ada yang terluka termasuk aku untungnya kami semua selamat...

Tinggal menunggu apa yang akan terjadi di mansion...

Atau seperti apa keesokan harinya, aku berharap masih ada bala bantuan di berbagai tempat, balai kota mungkin sudah hancur entah berapa banyak yang meninggal disana, tak ada yang mendoakan maupun mengubur mereka mungkinkah bumi ini nantinya penuh arwah gentayangan nantinya?

Gah! Jangan fokus pada hantu lagi, Michel! Fokus pada jalan, jalan menuju mansion...

avataravatar
Next chapter