1 Pastor

Dentuman lonceng gereja yang di ikuti dengan paduan suara membuat suasana pagi itu terasa begitu indah.

Sesorang pastor dengan jubah hitam yang dipadu dengan clerical Collar atau kerah biarawan yang melingkar indah di lehernya, berdiri di depan altar sebuah gereja indah di kota itu.

Tangan tergenggam dengan posisi tangan yang berada di hadapan dada dan kepala yang menunduk.

Tak lama kemudian, kepalanya mulai terangkat dan tangan kanannya mulai bergerak membentuk sebuah salib, yang di mulai dari arah dahi, hati, bahu kanan lalu di lanjut dengan bahu kiri dan di akhiri lagi dengan menggenggam tangannya.

Di hadapan sang pastor, tepatnya di atas meja altar terdapat sebuah peti yang berisi sebuah salib, aspergilum, aspesorium, sibori, piala emas dan masih banyak lagi.

Sang pastor mulai bergerak ke arah peti dan mulai menutupnya.

Sang pastor keluar dari gereja dengan peti yang kini berada di tangan kanannya.

***

Suara teriakan masyarakat yang bergemuruh mengisi seluruh kota itu, di tambah dengan suara musik yang berasal dari berbagai alat- alat yang di mainkan oleh sekelompok orang berpakaian warna- warni yang menari nari di tengah kota itu.

Lalu di tengah kerumunan itu, terlihat seseorang yang sedang terbaring kaku dengan tubuh menggigil dan terlihat seperti orang yang sedang kejang kejang.

Pergerakan tubuhnya sama sekali tidak bisa terkontrol.

Busa putih yang baru saja keluar dari mulut laki laki itu semakin menambah rasa cemas para warga di kota kecil itu.

Suara gong yang terus bergemuruh lalu di ikuti dengan tarian dari seorang wanita tua yang sejak tadi mengibarkan bendera berwarna kuning dan juga merah di atas tubuh laki laki yang masih menggigil tersebut.

"Beraninya kau!!! Beraninya roh jahat jelek seperti dirimu membawa penderitaan di kota ini?" Ucap wanita tua itu sambil menyipratkan air ke wajah laki laki itu.

"Diammmmmmmm" Balas laki laki itu dengan suara yang menakutkan.

Wanita tua itu langsung mencambuk tubuh laki laki itu dengan sebuah benda yang entah sejak kapan sudah berada di tangannya.

"Kau tidak hanya menyakiti para tetua di kota ini dengan cara melecehkan mereka, tetapi kau juga masuk ke dalam tubuh seorang anak sulung yang seharusnya melanjutkan garis keturunan keluarganya. Kau sudah membuat begitu banyak masalah ."

"Ya Tuhan!!! Apa yang salah dengan anak saya? Bagaimana saya bisa menyelamatkan dia? Apa yang harus saya lakukan?" Ucap seorang wanita paruh baya yang tiba tiba menghampiri laki laki itu sambil menangis.

"Dia roh yang jahat dan tidak tau malu." Ucap wanita tua itu saat melihat laki laki yang sedang kerasukan tersebut.

"Apa yang dia katakan?" Tanya ibu laki laki itu lagi.

"Dia mengatakan, jika anda memberinya cukup uang untuknya bisa bepergian, maka dia akan pergi sekarang juga dari tempat ini." Wanita tua itu terdiam sejanak, lalu mendekat ek arah laki laki itu.

"Apa kau yakin dengan permintaan mu itu?" Tanya wanita tua itu sambil melirik ke arah warga yang ada di sekitarnya.

"Tolong tunggu sebentar. Aku akan mencari uangnya." Ucap ibu laki laki itu.

"Baiklah." Ucap wanita tua itu lagi.

"Ya ampun, cepat.. cepat.... cepat berikan uang kalian." Ucap salah satu teman dari wanita tua itu.

Orang itu memberikan sebuah kantong hitam kepada warga di tempat itu untuk mengumpulkan uang mereka.

Wanita tua itu hanya tersenyum kecil, entah apa yang ia pikirkan.

"Ayo... ayo.. cepat berikan. Pinjam dari seseorang jika kalian tidak punya uang." Ucap laki laki yang bersama dengan wanita tua itu.

Saat para warga sedang sibuk mengumpulkan uang mereka, tiba tiba terdengar suara terikakan seseorang yang berasal dari atas sebuah batu besar yang ada di hadapan orang orang itu.

Semua orang langsung mengarahkan pandangannya untuk mengetahui suara tersebut.

"Tunggu dulu!" Suara teriakan itu.

Suasana langsung menjadi berubah menjadi mencekam saat mereka melihat seorang pastor yang sudah berdiri di hadapan orang orang itu.

"Pastor Immanuel?" ucap wanita tua itu.

Laki laki yang dipanggil dengan sebutan pastor Immanuel tersebut tersenyum kecil namun siapapun yang melihat senyuman itu, dapat mengetahui bahwa itu adalah sebuah senyuman licik.

Pastru Nuel mulai turun dari atas batu untuk menghampiri kumpulan warga beserta wanita tua itu.

Brughh....

Pastor Nuel hampir terjatuh saat menuruni batu besar itu (untung kuda kudanya kuat ya ges ya)

"Siapa sih yang taruh batu di situ? Aku bisa saja terluka. Dasar!!" Ucap pastor Nuel dengan suara agak tinggi.

Pastor Nuel berjalan dengan penuh gaya sambil mengibas- ibaskan jubahnya yang cukup panjang.

"Pastor Nuel, aku yang akan mengurus ini." Ucap wanita tua itu sambil menunjuk ke arah laki laki yang masih berbaring di tengah- tengah warga itu.

"Kenapa tas ku berat sekali ya?" Ucap pastor Nuel sambil meletakkan peti yang berada di tanggannya ke atas meja tempat laki laki sakit itu.

Entah sadar atau tidak, laki laki itu refleks menggeser kakinya agar tidak tertindih oleh peti dari pastor Nuel.

"Roh jahat ini tidak akan pergi dengan semua aksesoris katolikmu pastor."

Mendengar ucapan wanita tua itu, ibu laki laki yang kerasukan itu malah setuju dengan ucapan sang wanita tua.

"Dia benar pastor Nuel, dukun ini akan menyingkirkannya dan menyembuhkan anak ku."

"Sepertinya dia bukan dirasuki." Ucap pastor Nuel

"Kalau kau berpikir begitu, coba saja. Dia tidak mengamuk karena aku. Roh jahat dalam dirinya salah satu roh yang cukup kuat."

Pastor Nuel sama sekali tidak menggubris ucapan wanita tua, ia malah mengeluarkan sebuah benda berwarna biru dari tasnya.

"Hei apa itu?" Tanya wanita tua itu lagi.

Pastor Nuel kembali diam dan tidak menjawab sama sekali.

Pastor Nuel tersenyum kecil, lalu menunjukkan kegunaan benda itu.

Laki laki yang kerasukan itu menatap khawatir saat melihat benda yang ada di tangan pastor Nuel.

Begitu juga dengan wanita tua itu, wajahnya langsung berubah panik ketika melihat hantaran arus listrik yang keluar dari benda itu.

Pastor Nuel lalu menempelkan sebuah lakban ke tulang kering laki laki yang kerasukan itu.

Pria itu terlihat sangat panik.

"Sang pemimpin dari semua malaikat, Malaikat Agung St. Michael. Tolong lindungi kami dari pertarungan ini." Ucap pastor Nuel sambil menarik lakban dari tulang kering kaki sebelah kanan dengan cepat.

Pria itu langsung berteriak menahan rasa perih di tulang keringnya.

"Lindungi lah kami dari serangan dan tipu daya para setan." Ucap pastor Nuel lalu kembali menarik lakban di kaki sebelah kiri pria itu.

Kini suara pria itu lebih keras dari sebelumnya.

"Aduh, sakit sekali." Ucap pria itu.

"Roh jahat, cepatlah keluar." Ucap wanita tua itu.

"Lo? Saya pikir dia menangis. Apakah kamu terluka?" Tanya pastor Nuel sambil tersenyum kecil melihat pria itu.

"Baiklah kalau begitu." Ucap pastor Nuel lalu mengeluarkan benda listrik itu.

"Kalau kau bisa menahan rasa sakit setelah aku memukul tulang keringmu dan punggung tanganmu sebanyak 20 kali, kau akan lulus tes kedua. Dengan harapan tulus ku, tolong hentikan setan yang merasuki manusia ini dan juga telah merugikan gereja." Ucap pastor Nuel sambil mengangkat benda itu dan hendak melepaskannya ke tubuh pria itu.

"Pastor!!!!" Panggil pria itu dan mulai bangkit dari tempatnya.

"Saya pikir roh jahatnya sudah pergi." Sambung pria itu dengan wajah memelas.

"Melihat penampilan anda, tampaknya dia masih ada di dalam." Ucap pastor Nuel.

"Sudah pergi kok." Jawab pria itu lalu duduk di hadapan pastor Nuel dan mulai meregangkan otot ototnya.

"Ya Tuhan. Kau tak punya ketabahan sama sekali." Ucap wanita tua itu kepada pria itu.

"Apa yang sebenarnya terjadi?" Tanya ibu pria itu.

avataravatar
Next chapter