4 3. Penyusup

Beberapa hari telah berlalu sejak berlangsungnya kompetisi Magic Beast, Saat ini Hazard bisa terlihat sedang berjalan-jalan dengan tangan yang dimasukkan kedalam saku celana.

Saat sampai ditaman dan sedang menikmati pemandangan yang indah sesosok gadis yang sedang menangis masuk dalam pandangan Hazard, Hazard yang merasa kasian tanpa berpikir panjang langsung mendekatinya,"Hay, kamu tidak apa?" Hazard dengan lembut bertanya saat ia sampai disebelahnya, tetapi saat melihat wajah gadis itu Hazard tertegun dia mengetahui siapa itu, tidak yang benar hampir semua orang di akademi tau! rambut hitam yang lurus, mata hijau dan kulit putih, dia Maggie! Salah satu dari empat Dewi! itu adalah gelar yang diberikan kepada empat orang dari tingkatan dua yang mempunyai wajah sangat cantik dan kemampuan bertarung yang hebat.

Maggie yang mendengar pertanyaan Hazard berbalik untuk melihatnya, dan saat ia sadar ada air mata di wajahnya, cepat cepat ia membersihkannya, "ya, ya aku tidak apa," Maggie menjawab dengan suara datar.

Mendengarnya Hazard hanya bisa tersenyum pahit, ia tahu beberapa orang yang mendapat gelar di akademi ini dan Maggie yang juga dikenal sebagai salah satu dewi mempunyai kepribadian yang dingin pada orang yang tidak ia kenali.

"Boleh aku duduk disini?" Hazard bertanya sambil mengarahkan pandangannya ke arah sebelah Maggie, Maggie yang melihatnya hanya mengganguk tidak berminat untuk berbicara.

Setelah Hazard duduk keheningan terjadi, tidak ada yang memulai pembicaraan, membuat suasana menjadi sangat tidak nyaman hingga suara yang manis terdengar,"Hey! Maggie! gak ke kantin?" Mendengar suara itu mereka reflek menoleh yang ada dihadapan mereka adalah seorang gadis berkulit putih berambut coklat yang terlihat sangat manis.

"Eh, ada orang lain? Aku Natasha salam kenal," Setelah melihat keberadaan Hazard, Natasha kembali berkata sebelum ada orang yang berbicara,sedangkan Hazard yang akan menjawab, Maggie sudah berdiri dan bersiap pergi,"Hazard," Hazard berkata pada Natasha.

Setelah Hazard mengobrol sebentar dengan Natasha, Natasha mengajak Hazard untuk ikut ke kantin yang langsung disetujui oleh Hazard tanpa pikir panjang.

Sampai di kantin Hazard bergabung dengan meja Maggie dan Natasha, ia juga berkenalan dengan dua dewi yang lain yaitu Melisa dan Fatma, yang membuat Hazard agak terkejut adalah fakta ternyata Maggie tidak sedingin yang dia bayangkan, bahkan bisa dibilang Maggie peduli pada teman temannya.

Mereka terus mengobrol beberapa saat, dan Hazard tidak menyadari dia melupakan sesuatu yang penting.

***

Disisi lain Alin sedang dalam suasana hati yang sangat buruk, dia saat ini harusnya bersama Hazard karena Hazard berjanji padanya untuk menemui dia di dekat taman, tapi karena Hazard tidak datang dalam waktu lama Alin memutuskan untuk pergi dengan suasana hati buruk.

Alin terus berjalan hingga tanpa sadar dia sudah sampai di depan kantin, merenung sejenak Alin masuk ke dalam kantin, melihat Leon yang sedang memakan sandwich, Alin langsung mendatanginya.

"Leon! tahu Hazard dimana?!" Alin bertanya dengan keras saat sudah sampai di depan Leon, Leon yang melihatnya hanya memutar mata dan menunjuk ke arah meja di belakang dengan acuh tak acuh.

Melihat kearah yang ditunjuk Leon ekspresi Alin menjadi gelap, dia tidak membayangkan Hazard melupakan janjinya dengan dia karena gadis lain!

'Ini bukan seperti aku cemburu atau apa, tapi entah mengapa ini membuatku kesal!' Alin masih menatap ke arah Hazard dengan perasaan campur aduk dan tatapan membunuh.

Berpikir beberapa saat Alin menarik Leon untuk pergi ke tempat Hazard membuat Leon menghela nafas kasar tapi tidak menolak.

Hazard yang masih mengobrol tidak memperhatikan apa yang terjadi di belakangnya, tetapi ia sempat bergidik beberapa saat entah karena apa.

Saat Alin datang, Hazard merasa merinding dan berbalik melihat Alin dengan senyuman! tapi Hazard merasa itu tidak benar! senyuman itu mengerikan!

Dibelakang Alin, Hazard bisa melihat Leon sedang menyeringai itu membuat suasana hatinya menjadi buruk, disisi lain keempat dewi menyambut Alin dan Leon saat mengetahui mereka adalah teman Hazard.

Yang membuat Hazard lega adalah setelah beberapa saat saling mengobrol sepertinya Alin menjadi akrab dengan mereka dan ancaman yang dirasakan Hazard berangsur angsur menghilang.

Setelah semua selesai makan mereka bergegas untuk keluar dari kantin tapi saat mencapai beberapa meter dari pintu kantin kejadian tak terduga terjadi! Maggie tiba tiba terjatuh dan saat diperiksa tangannya terkena peluru *sumpit.

Melihat hal itu Natasha langsung membawa Maggie menuju klinik akademi setelah diberikan pertolongan pertama oleh Alin, sedangkan Melisa menggunakan sihir deteksi untuk mencari pelaku, Hazard juga menyuruh Leon untuk menghubungi guru.

Saat lokasi penyusup telah terdeteksi Melisa memimpin untuk mengejar, saat sampai di daerah air mancur mereka bisa melihat tiga orang di depan dua orang adalah orang yang mereka kenal, Rain dan Yoga yang saat ini sedang bersiap bertempur dengan orang berjubah di depan mereka.

"Berhenti! aku yang akan melawannya! dia melukai sahabatku!" Fatma berteriak dengan lantang dengan aura yang berkobar membuat tempat di sekitarnya panas, ia langsung mengeluarkan busurnya, 'Lazker.'

"Kau ingin melawanku gadis kecil?" pria berjubah itu terkekeh,"Teruslah bermimpi!" Ucapnya sambil melantunkan mantra,"wind magic, air bullets! " dengan cepat peluru peluru angin melesat ke arah Fatma yang terlihat tenang sambil menarik anak panahnya,"Fire magic, thousands of fire!" setelah melepaskan anak panahnya, itu membelah diri hingga sangat banyak dan memblokir semua peluru angin bahkan pria berjubah harus menggunakan Wind Barrier untuk berlindung, tidak sampai disitu Fatma mengeluarkan Fire Lion yang berukuran besar dengan tubuh yang diselimuti api.

Melihat hal itu ekspresi pria berjubah menjadi muram, ia pikir melawan seorang gadis kecil harus menjadi sepotong kue, dia tidak menyangka harus menjadi serius, tiba tiba aura pria berjubah melonjak dengan cepat bahkan membuat tanah menjadi retak, saat itu Hazard yang melihat semua menjadi lebih buruk bergegas ke sampai Fatma,"Aku akan membantumu," Fatma melihat itu tidak menolak tawaran Hazard sama sekali, Melisa disisi lain juga mulai memasuki sikap bertarung, ia mengeluarkan cambuk putih dan seekor Rusa yang tampak cantik disisinya, Alin juga mengeluarkan elang putih untuk membantu dalam penyembuhan.

Rain dan Yoga yang melihat dari jauh mengertakkan gigi, mereka juga mulai mengambil sikap bertarung.

Pria berjubah yang melihat adegan itu menyeringai gelap, setelah itu ia mulai merapalkan mantra, Hazard yang melihat itu berbahaya memanggil pegasus yang bewarna putih dan menaikinya terbang menuju pria berjubah dengan cepat saat berada beberapa meter darinya Hazard mengeluarkan Light Sword dan menebas kearah pria berjubah, Pria berjubah yang melihatnya menghindar dan membuat mantranya batal.

Belum sempat ia beristirahat serangan lain datang dari belakang kali ini Rain dengan Dark Sword dan pegasus hitam legam yang ditungganginya.

Tidak berani ceroboh orang itu mengaktifkan Wind Barrier untuk menghindari serangan Rain, Fatma yang melihat ada celah mulai merapalkan mantranya yang kali ini dibantu oleh Fire Lion,"Fire Magic, death Arrow!" saat anak panah dilepaskan itu langsung mengeluarkan aura yang sangat mengerikan karena Fire Lion mengubah dirinya menjadi api dan mengendalikan anak panah secara pribadi membuat panah itu menjadi sangat berbahaya.

Pria berjubah yang melihat panah itu tidak bisa tidak gemetar, ia bisa merasakan kekuatan yang besar di dalam panah, dan menurut perkiraannya jika panah itu sampai pada dirinya tidak diragukan lagi ia akan mati! Tidak berani ceroboh ia menggunakan mantra pertahanan terkuat miliknya Wind Fortress, yang membuat angin mengelilinginya dan membuat pertahanan yang kuat.

Saat panah Fatma mencapai Wind Fortress semua orang terpental mundur, Pria berjubah di dalam Wind Fortress menggunakan ekspresi gelap, sesaat kemudian pertahanan terakhirnya hancur dan panah dengan api membara mengenainya tepat di jantung mengakhiri nyawa pria itu segera.

----

*sumpit adalah semacam senjata yang digunakan untuk berburu atau menyerang diam diam dengan cara ditiup.

avataravatar
Next chapter