webnovel

Aluna's First Love Story

Seorang gadis sedang memperjuangkan cita-citanya menjadi dokter. Namun siapa yang menyangka sepanjang perjalanan meraih cita-cita, iya harus terperangkap dalam kondisi sulit bersama pria dingin nan tampan. Tapi sedikit aneh. Di lain sisi, ada sesosok pria yang selalu menjadi sandaran bagi sang gadis kala ia mulai lelah dengan semua jalan hidup yang dihadapi. Apakah pria ini menyukai sang gadis?. Ayo tebak. Masuk ke dalam permainan sang pria ternyata membuat gadis ini menemukan tabir kebenaran dari apa yang selama ini ia tunggu. Namun kenyataan yang ada sangatlah pahit. Sungguh menyedihkan. Merasa bagian penting dari hidupnya telah pergi membuat sang gadis merasa kecewa. Hingga pada akhirnya, ia menyadari bahwa yang selama ini ditunggu bukanlah yang sebenarnya. Yang sebenarnya ada di depan mata dan terus berada di sisinya. Bagaimana kisah selengkapnya?. Simak kisah dan perjalanan mereka dalam ^Aluna’s First Love Story^. Instagram @pemujakhayalan Facebook Pemuja Khayalan

PemujaKhayalan · Teen
Not enough ratings
325 Chs

Kau Istriku

"Ha..?, apa?" kali ini Aluna yang tak sengaja berteriak. Secepatnya Aluna menutup mulutnya. Gadis itu masih terdiam di ambang pintu, bingung sekaligus kaget disertai rasa tidak percaya atas apa yang telah ia dengar.

"Aluna...!" kembali suara Zaedan berteriak

"TIDAK..." balas Aluna tak kalah keras, "Saya mau ke dapur dulu kang" buru-buru Aluna mengusung langkah berniat meninggalkan kamar.

"Hei...!" teriak Zaedan yang ternyata sudah keluar dari kamar dan berusaha mengejar Aluna. Lelaki itu saat ini hanya melilitkan handuk di pinggangnya dengan rambut basah yang masih berbusa.

"Ah...!" Aluna tersentak kaget akibat pergelangan tangannya yang tiba-tiba ditarik paksa oleh Zaedan. "Kaanggg..., saya ingin ke dapur" ucap Aluna gelisah, dia masih berusaha untuk pergi dengan menahan tubuhnya.

Namun, sebesar apa pun usaha Aluna agar tidak ikut masuk hanya sia-sia. Pasalnya tenaga Zaedan jauh lebih besar.

"Kang...." ucap Aluna dengan nada memohon, kini mereka sudah berada di kamar dan sedang menuju kamar mandi.

Zaedan tak banyak bicara, ekspresi wajahnya sedikit datar dengan nafas yang sedikit menggebu-gebu, mungkin dia juga sedikit kelelahan menangani Aluna.

"Kang...!" Aluna berteriak tatkala mereka sudah masuk ke dalam kamar mandi. Sungguh saat ini Aluna benar-benar takut, pasalnya ia tak mengerti kenapa Zaedan bersikap seperti ini. Lagi-lagi Zaedan bersikap aneh, terlampau aneh dan tak wajar bagi Aluna.

Apa yang membuat Zaedan semarah ini kepadanya?. Apa karena ia berbicara dengan Rio?. Rasanya tidak mungkin kan.

"Kang..., a..., apa yang ingin akang lakukan?" tanya Aluna sedikit takut dengan Zaedan saat ini.

"Memangnya apa yang ingin aku lakukan?, aku berhak atas semua yang ada di tubuh mu" jawab Zaedan santai

Mendengar itu Aluna benar-benar dibuat terkejut. Tak pernah terlintas dalam benaknya jika Zaedan akan berbicara seperti itu.

"Jangan macam-macam kang. Ingat perjanjian kita" balas Aluna ketus. Demi mempertahankan diri, Aluna berani bersikap seperti itu kepada Zaedan.

"Heh..., begini ternyata sikap orang yang paham agama terhadap suami?" sindir Zaedan, ia sempat mencari di mesin pencarian mengenai apa saja tugas seorang istri dan bagaimana mereka harus bersikap kepada suami mereka berdasarkan anjuran kepercayaan yang dianut oleh Aluna dan Zaedan.

"Apa memangnya?" tanya Aluna, "Ingat ya kang pernikahan ini seperti apa, dan ingat juga bahwa ini akang yang memulainya" ucap Aluna

Zaedan hanya diam sambil menatap Aluna dengan tatapan tajam.

"Tolong bersikaplah yang wajar, kita hanya menikah secara formalitas tidak lebih" lanjut Aluna sembari ingin meraih gagang pintu.

"Kenapa kau suka sekali berbicara dengan seorang pria selain aku?" tanya Zaedan dengan nada suara datar dan dingin.

"Memangnya kenapa?, saya hanya ngobrol biasa dan tidak aneh-aneh" balas Aluna

"Tapi kau seharusnya menghindari interaksi dengan pria lain..!" bentak Zaedan, "Kau harus ingat bahwa kau istriku" lanjutnya.

"Maaf kang, tapi akang tahu bagai..."

"Ya aku tahu..!" kembali Zaedan membentak, "Aku tahu kita hanya menikah secara kontrak, tapi selama kau menjadi istri kau jangan terlalu dekat dengan pria lain" lanjutnya.

"Jangan membuat orang berpikiran bahwa kau tukang selingkuh dan aku menjadi pria malang yang diselingkuhi oleh istri sendiri" lanjut Zaedan saat melihat ada ekspresi bingung bercampur curiga dari raut wajah Aluna.

"Masak iya bisa segitunya?" tanya Aluna

"Bisa saja" balas Zaedan, "Ayo bantu aku mandi" lanjutnya

"Ah.., a..., apa-apaan akang ini. Ti.., tidak, saya tidak mau" jawab Aluna gugup sambil kembali berusaha meraih gagang pintu.

Namun sayangnya dada bidang Zaedan menghadang Aluna untuk bisa melancarkan aksinya. Aluna mungkin lupa bahwa ini pertama kalinya ia melihat dada bidang plus perut kotak-kotak milik Zaedan.

"Ayo.." ucap Zaedan sembari menarik tangan Aluna menuju bilik shower.

"Kang....!" bentak Aluna sembari berusaha menahan dirinya.

"Jangan banyak protes, atau..." Zaedan sengaja menggantungkan ucapannya. Ia ingin melihat bagaimana reaksi Aluna. Melihat ada raut wajah cemas dari Aluna membuat Zaedan menyeringai.

"Ingat Aluna, aku pria dewasa yang normal, kau tahu kan maksudku?, jadi diam dan turuti saja" lanjut Zaedan sambil menarik kuat tangan Aluna.

Kini mereka sudah berada di bilik shower. Zaedan dengan santainya melepas handuk yang melilit di pinggangnya hingga tampaklah sebuah pemandangan yang benar-benar ingin membuat Aluna pingsan.

"KANG...!" lagi-lagi Aluna berteriak

"APA..!" Zaedan juga tak mau kalah, "Ayo gosok punggungku, atau kau mau bermain-main dulu" ucapnya sengaja menggoda Aluna.

"Eh..." mendengar nada suara Zaedan yang seperti sengaja menggodanya membuat Aluna salah tingkah. Ditambahkan lagi Aluna benar-benar dibuat sesak nafas dengan kondisi Zaedan saat ini, gadis itu tidak berani untuk melihat ke arah bawah. Ia tak mau melihat benda itu lagi, ah ini pertama kalinya Aluna melihat secara langsung.

"Arghh...., jangan kuat-kuat" keluh Zaedan saat kulit mulusnya merasa perih akibat gosokkan yang diberikan oleh Aluna

"Ma..., maaf" balas Aluna

"Sekarang bagian dada" ucap Zaedan sambil membalik tubuhnya.

Kini dua pasang mata saling beradu, rasanya ada tatapan lain yang diberikan oleh Zaedan kepada Aluna. Tapi..., sayangnya Aluna menatap biasa saja. Justru yang terpancar dari mata Aluna adalah tatapan khawatir. Takut jika Zaedan bertindak macam-macam.

"Ayo gosok" titah Zaedan.

"Huh.." dengan terpaksa Aluna menggosok dada Zaedan.

"Bagian perut juga" kembali suara Zaedan terdengar memerintah

"Tidak mau.." balas Aluna dengan wajah sedikit memerah.

"Tidak mau..?" tanya Zaedan, "Jadi..., maunya apa?" lagi, ucapan Zaedan bukan sekedar pertanyaan belaka. Melainkan sebuah godaan.

Kini Aluna bingung harus bagaimana, pasalnya jika ia menatap wajah Zaedan maka tatapan mereka akan bertemu. Jika Aluna menunduk, maka hal yang lebih parah bakal ia temui. Akhirnya dengan postur tubuh yang memang jauh lebih pendek dari Zaedan, Aluna memutuskan untuk menatap lurus ke arah dada bidang milik Zaedan.

"Kenapa diam?, ayo gosok perutku" titah Zaedan dengan nada memaksa.

"Tidak..., jika saya bilang tidak ya tidak" jawab Aluna yang mulai kesal dengan tingkah Zaedan yang benar-benar aneh saat ini.

"Oh tidak mau ya..?" tanya Zaedan dengan seringai di wajahnya. Perlahan Zaedan melangkah maju ke arah Aluna.

Melihat itu Aluna secara otomatis mundur hingga punggungnya bersandar di dinding.

"KANG...!" bentak Aluna yang benar-benar sudah kesal dengan tingkah laku Zaedan. Kali ini Zaedan terlampau keterlaluan mengerjai dirinya.

"Kenapa..?, kau istriku, apa aku tidak boleh melakukan apapun padamu?" tanya Zaedan dengan nada mengejek.

"Cepat gosok perutku sekarang. Jika tidak, maka jangan salahkan aku bertindak lebih, bukankah aku belum mendapatkan HAKKU Aluna" Zaedan sengaja menekan kata 'Hakku'.

Mendengar itu Aluna sekali lagi dibuat tercengang tak percaya. Rasa sesak memenuhi dada Aluna kali ini. Aluna benar-benar ingin menangis sekarang, Aluna berharap Tuhan segera memberikan pertolongan kepadanya.

"Ayo.., kalau.."

"Cukup kang...!" bentak Aluna. Gadis itu sedikit mendorong tubuh Zaedan agar menciptakan jarak untuk mereka.

Aluna meremas spons di tangannya dan mulai menggosok perut seksi milik Zaedan. Sambil menggosok, Aluna tetap menatap ke arah dada bidang Zaedan. Karena tidak melihat ke arah bawah, Aluna tak menyadari bahwa ada tangan jail yang pelan-pelan mendekati pergelangan tangannya.

Hingga pada akhirnya Aluna dibuat terkejut dengan pergerakkan tiba-tiba yang membuat ia berteriak lebih kencang dari sebelum-sebelumnya.

"AAAAA.....!".

 ***

Author butuh support ini, caranya gampang

1. Jangan Lupa sedekah Power Stone (PS) setiap hari

2. Masukkan cerita ini ke koleksi kalian ya

3. Beri review yang baik dan positif

4. Beri author gift

5. Komentar positif dan membangun

6. Share cerita ini kepada orang-orang terdekat kalian

Cerita ini tidak akan berkembang tanpa dukungan kalian semua....

Ingat...

1. Power Stone (PS)

2. Jadiin koleksi bacaan

3. Review ceritanya

4. Beri gift

5. komen

6. share

Follow ig author untuk dapat info-info terupdate

@pemujakhayalan