20 20. Perjanjian Ke-1

"Akhirnya kau bangun juga Zhang Li. Aku sedang membersihkan mereka agar terlihat tampan sepertiku ," ucap Pangeran ketiga sambil tersenyum dan memainkan alisnya. Aku hanya tertawa melihat ekspresi Pangeran ketiga yang sangat percaya itu. Jadi cahaya silau tadi berasal dari pedang Pangeran ketiga?

Luar biasa!

"Apakah semua pedang ini milikmu?"

"Tentu saja, apakah ada yang memikat hatimu Nona?" tanyanya sambil tersenyum.

Dari 12 pedang yang dimiliki Pangeran ketiga ada satu pedang yang berbeda dari lainnya, karena pada ganggang pedang tersebut memiliki ukiran bunga Lily berwarna emas dan pedang ini memiliki panjang 30cm "Zhang Li? Kau ingin pedang ini?" tanya Pangeran ketiga sambil mengangkat menggrambut hitamnya terikat rapih. Ia juga menggunakan ikat kepala berwarna putih didahinya "Hanya gadis kecil yang berharap memilikiku? Ah yang benar saja, apakah kau bercanda Pangeran ketiga?" tanyanya dengan menatapku remeh.

"Dia memiliki kekuatan bunga Lily juga seperti pemilikmu dahulu!" Ucapan Pangeran ketiga membuat roh pedang ini melotot dan langsung mendekatiku.

"Mau apa kau?" tanyaku dengan sinis.

"Ah gadis kecil ini sungguh menjengkelkan, cepat ulurkan tanganmu Nona!"

Saat aku mengulurkan tangan ia langsung memegang tanganku sambil memejamkan matanya, setelah cukup lama terdiam ia langsung berkata tidak-tidak "Apakah kau reinkarnasi Dewi Alam Bunga?" tanyanya dengan menatapku serius.

"Apakah kau gila? Aku hanya peri biasa, bahkan kedua orangtuaku saja aku tidak tahu mereka berasal dari mana."

Kenapa harus berkaitan dengan mendiang Dewi Alam Bunga lagi? Apakah aku semirip itu dengan Dewi Alam Bunga, tapi cukup bagus juga jika mirip. Mungkin saja aku akan sehebat dirinya!

"Ah rupanya gadis bodoh ini sedang meremehkan kekuatan spiritualku? Meskipun aku sudah lama tertidur, kehebatanku akan tetap sama!"

"Baiklah, aku tidak ingin mengganggumu! Silahkan kembali tidur Tuan."

"Bukankah kau tadi yang menginginkan aku? Mengapa sekarang jadi mengusirku?" tanyanya dengan ekspresi kesal.

"Ah tadi aku hanya bertanya saja, lagian aku tidak bisa menggunakan pedang."."Tidak masalah gadis kecil, aku bisa mengajarimu secara pribadi. Pangeran apakah tidak apa-apa gadis ini menjadi tuanku?" tanyanya.

"Tidak masalah, tapi ada syaratnya. Ia harus berjanji membantuku menyelesaikan satu masalahku agar aku tidak memberikan pedang ini dengan cuma-cuma."

Janji?

Tunggu-tunggu rasanya ada Pangeran yang dahulu berjanji kepadaku, Pangeran kedua sudah melunasi janjinya dan ...

Oh ya, Pangeran pertama belum melunasi janjinya untuk menceritakan masalah apa yang membuat ia sampai sering melamun.

"Atur saja karena itu bukan urusanku, aku kembali dahulu."

Roh pedang itu berubah menjadi cahaya pelangi dan kembali kedalam pedang.

"Kalian sedang mendiskusikan apa?" tanya Pangeran pertama sambil membawa nampan berisi makanan.

Aku langsung menatap Pangeran dengan tatapan serius "Pangeran pertama bayar hutangmu sekarang kepadaku kalau tidak membayarnya aku tidak akan memaafkanmu selamanya!"

"Hutang apa?" tanyanya dengan ekspresi muka kebingungan.

"Kau melupakannya? Baiklah tidak apa-apa, masalah apa Pangeran ketiga?" Tanyaku kepada Pangeran ketiga untuk mengalihkan pembicaraan karena percuma saja membahasnya jika Pangeran pertama melupakan janjinya.

Gadis ini mengapa? Apakah benar hatinya saja yang terkena racun? Apa jangan-jangan racun ini sudah merambat pada kepalanya?

"Kau harus berjanji dahulu untuk membantuku dengan ikhlas."

"Baiklah aku Zhang Li berjanji akan membantu Pangeran ketiga!"

"Makanlah dahulu! Jangan lupa minum pil obat setelah itu ," ucap Pangeran pertama.

"Apakah harus minun obat? Bukankah tubuhku bisa memulihkan luka dengan sendirinya?" tanyaku.

"Harus, karena luka kali ini berbeda."

"Apa yang membuatnya beda?" tanyaku lagi. Ah sialan! Kenapa ucapan Pangeran membuatku ketakutan.

"Racun ini mengandung iblis hati."

"A-Apa?! Tidak mungkin, bagaimana bisa aku terkena racun iblis hati dialam langit? Siapa yang tega meracuniku?" tanyaku dengan sangat panik dan benar-benar tidak bisa berpikir jernih sekarang.

"Saat tadi bermain bola spiritual."

"Gawat-gawat! Dalam tiga hari racun iblis hati ini harus dikeluarkan. Jika tidak, jurus Lilly hitam pembasmi roh iblis milikku akan dilenyapkan oleh racun iblis hati. Berikan obatnya sekarang. Aku harus mencari guruku untuk meminta tolong!"

"Bahaya juga, tapi Gurumu sedang tidak ada dialam langit. Apakah harus aku panggil Dewi Tabib?" tanya Pangeran ketiga.

"Tidak perlu. Aku bisa mengobati Zhang Li ," ucap Song Lan menyela pembicaraan kami.

Ia berjalan dari ambang pintu kamarku bersama Pangeran kedua kearah kami "Apakah kau yakin Song Lan?" tanya Pangeran pertama.

"Sangat yakin karena racun ini berasal dari alam iblis, sungguh hanya lelucon jika aku putra mahkota alam iblis tidak bisa mengobati racun iblis hati ," ucap Song Lan sambil tersenyum.

Song Lan memberi aku sebuah air yang sepertinya tercampur bubuk kekuatan spiritual "Minum air ini bersamaan dengan obat yang tadi diberikan Pangeran."

"Baiklah aku sangat percaya kepadamu Song Lan, aku minum ya."

Tidak terjadi apa-apa, berarti aman.

"Ada satu yang membuatku bingung, bagaimana bisa kau berlatih jurus pembasmi roh iblis tingkat Dewa Agung? Padahal kau belum menjadi seorang Dewi. Satu lagi, kau memiliki ilmu yang cukup tinggi mengapa Gurumu menyegel mata dewamu?" tanya Song Lan.

Mata Dewa?

Bukankah Guru bilang aku belum punya? Kenapa Song Lan bilang tersegel? Aneh.

"Jurus pembasmi roh iblis adalah jurus ciptaan Guruku sendiri, tentu saja aku bisa cepat menguasainya. Namun apa kau tidak salah? Tingkat Dewa Agung? Aku tidak tahu tentang mata Dewa itu."

"Zhang Li ulurkan tanganmu ," ucap Pangeran kedua.

"Memang benar tersegel, kakak pertama bagimana pendapatmu tentang masalah ini? Apakah aku harus membuka segelnya?" tanya Pangeran kedua.

"Biarkan saja tersegel, pasti paman Ji Dan memiliki alasannya sendiri."

"Tunggu-tunggu, Zhang Li murid dari Ji Dan? Dewa pembasmi roh iblis yang sangat legendaris itu?" tanya Song Lan terkejut.

"Iya, memang ada lagi Dewa pembasmi roh iblis selain Guruku?" tanyaku.

"Bukankah Dewa pembasmi roh iblis sudah menghilang lama? Akhirnya digantikan oleh Dewa penakluk iblis?" tanya Song Lan.

Aku melotot saat mendengar ucapan Song Lan dan rasanya darahku langsung mendidih kepanasan "Yang benar saja Dewa penakluk iblis dapat menggantikan guruku, apakah ia mampu menandingi kehebatan guruku? Sungguh konyol."

Pangeran pertama menyuruhku makan dan tidak melanjutkan pembicaraan lagi, tapi tetap saja aku masih kesal bagaimana mungkin oranglain dapat menggantikan posisi guruku? Sungguh tidak masuk akal.

"Jadi siapa pelakunya, apakah telah ditemukan?" tanya Pangeran ketiga.

"Zhuan Zhi, murid pewaris Dewi obat alam iblis namun aku tidak yakin bahwa ia pelakunya karena aku cukup mengenalnya selama dialam iblis ia selalu menjadi pesuruh Zhuan Qi."

"Jadi maksudmu bukan Zhuan Zhi pelakunya? Lalu siapa? Zhuan Qi?" tanya Pangeran pertama sambil menebak.

"Aku juga merasa Zhuan Qi, tapi kita harus mencari bukti dahulu. Obat ini tidak bisa tersentuh kulit karena akan menjadi luka, pasti saat itu ia memakai sarung tangan atau kekuatan spiritual saat menusuknya ketangan Zhang Li dan benda yang terkena cairan racun iblis hati, dalam waktu 24 jam akan berubah menjadi hitam."

"Sepertinya tugas ini bisa aku serahkan kepada kalian berdua."

"Siapa yang kau maksud Pangeran pertama?" tanya Song Lan.

"Kau dan Pangeran kedua."

"Ah baiklah, serahkan kepada kami."

Pangeran kedua langsung menarik Song Lan keluar dari kamarku, ntah mereka mau melakukan apa. Karena aku hanya makan bubur dari tadi sambil meyimak pembicaraan mereka "Apakah bisa kita mulai pembicaraan serius ini Zhang Li? Apakah kau siap?" tanya Pangeran ketiga.

"Silahkan, tapi apakah tidak apa-apa jika ada Pangeran pertama disini?" tanyaku.

"Tidak masalah karena masalah ini berkaitan dengannya!"

Apa? Kenapa ia tidak bilang dari awal kalau masalah ini berkaitan dengan Pangeran pertama? Ah sungguh menyebalkan!

"Kau sudah berjanji padaku, kau harus menepatinya!" Ucap Pangeran ketiga sambil tersenyum kepadaku.

Dia membaca pikiranku lagi-lagi

"Ah baiklah. Jadi, apa yang harus aku lakukan?" tanyaku.

"Jadi dua hari lagi pada saat acara penyambutan kedatangan Dewi Burung dialam langit, kau harus ikut kami lalu kau harus mengatakan setuju, setuju, dan setuju. Mudah bukan? Oh ya karena kau pintar menari persiapkanlah dirimu sebelum bulan purnama kedua."

"Ah semudah itu? Baiklah, aku akan menari. Jangan lupakan janjimu Pangeran ketiga!"

"Tenang saja!"

Trik apa yang digunakan adik ketiga? Bahkan Zhang Li menurut dengannya, tapi apakah rencana ini akan baik untuk kedepannya? Semoga saja begitu.

Pengawal pribadi Pangeran ketiga datang untuk menemui Pangeran karena ada urusan militer yang harus diurus olehnya. Jadi, ia pergi langsung dari kamar ini.

Aku dan Pangeran pertama hanya saling menatap, tapi ia tidak memasang ekspresi apapun hanya menatap aku dengan muka yang sangat datar! Ia kenapa serius sekali?

Gadis ini sungguh bodoh, ia tidak khawatir sama sekali dengan racun yang ada ditubuhnya. Padahal sangat berbahaya untuk kekuatan spiritualnya!

Tiba-tiba hatiku sangat sakit seperti tertusuk oleh pedang yang sangat panas, aku mencoba memukul pelan hatiku untuk menahan rasa sakit ini, tapi aku sungguh tidak kuat lagi menahan rasa sakit ini!

"Tolong ," ucap Zhang Li lirih.

Pangeran pertama langsung mengarahkan kekuatan spiritualnya untuk membantuku, kenapa ia mengeluarkan cahaya berwarna emas? Bukannya ia tidak bisa melihat cahaya berwarna emas? Aneh.

Saat sudah cukup membaik aku mencoba mengajukan pertanyaan yang dari tadi hanya berputar - putar didalam kepalaku.

"Pangeran pertama mengeluarkan kekuatan spiritual berwarna emaskan?" tanyaku.

"Kau sungguh bisa melihatnya, aku kira pada waktu itu kau hanya salah lihat. Namun bagaimana kau dapat melihatnya?" tanya Pangeran pertama.

"Aku juga sepertimu, terlahir dengan kekuatan spiritual berwarna emas karena garis keturunan Ibuku, tapi Guruku memperingatiku agar merahasiakan ini dari seluruh Dewa yang berada dialam langit."

"Lalu mengapa kau memberitahuku?" tanyanya sambil tetap menyalurkan kekuatan spiritualnya.

"Agar kau percaya kepadaku dan kau terlihat seperti Dewa yang baik, meskipun sedikit menyebalkan."

"Aku selalu percaya padamu." Saat aku mendengar perkataan Pangeran pertama kenapa hatiku merasa senang?

Ah perasaanku sungguh aneh.

Gadis bodoh mengapa kau senang?

Hanya karena aku percaya kepadamu.

Setelah selesai menyalurkan kekuatan spiritualnya, Pangeran pertama langsung kembali duduk dikursi dekat kasurku sambil membaca sebuah buku "Tidurlah, aku akan berjaga disini untukmu."

avataravatar
Next chapter