17 17. Iblis Air

"Baiklah karena sudah jelas, Dewi Phoenix Air tidak pantas untuk tetap menjadi Dewi. Ia harus dihukum dan keluar dari Alam Langit ," ucap Kaisar dengan tegas.

Seorang Dewa memberi salam lalu bersujud memohon kepada Kaisar agar tidak mengusirnya dari Alam Langit "Dewa Phoenix 5 Elemen maafkan aku, meskipun kau penasehatku. Aku tidak bisa memutuskan sendiri karena ia juga menyakiti gadis yang membela kebenaran didepan kami semua dengan nyawanya."

"Nona, bisakah kau mengampuni adikku?" tanyanya kepadaku.

Kenapa adiknya sangat berbeda dari kakaknya? Padahal kakaknya seorang penasihat Kaisar, sayang sekali.

"Bagaimana ya, ia terlalu jahat menindas yang lemah aku tidak menyukainya, tapi kau kakaknya sungguh baik. Baiklah tarik semua kekuatannya dan bentuk dewanya agar ia tidak berbuat jahat lagi."

"Lebih baik aku mati!" Teriak Dewi Phoenix Air kepadaku.

"Diamlah adik, jangan keras kepala lagi. Kau sudah mempermalukan keluarga Phoenix memang sudah sepantasnya kau tidak mempunyai bentuk Dewa Phoenix lagi."

"Bagaimana para Dewa apakah setuju dengan keputusan gadis ini?" tanya Kaisar.

"Seharusnya ia lebih pantas dihukum mati, tapi karena semua kekuatannya dihancurkan aku setuju."

Ucapan salah satu Dewa itu langsung didukung oleh Dewa-Dewi lainnya.

"Baiklah Dewi Phoenix Air, kemarilah aku sendiri yang akan menghancurkan kekuatan spiritualmu."

Dewi Phoenix Air mendekat ke Kaisar, saat Kaisar memegang dahinya yang bertanda bulu phoenix. Wanita gila itu malah melesat ke belakang Kaisar dan mengancam semua yang hadir jika mendekat ia akan membunuh Kaisar didepan kami semua.

"Adik apakah kau gila? Jika kau menyakiti Kaisar, aku sendiri yang akan membunuhmu adik. Cepat lepaskan!"

"Hahaha Kakak sampai kapan kau akan menjadi orang baik?" tanyanya.

Kaisar langsung menggunakan kekuatan spiritualnya untuk melemparkan wanita gila ini ketengah altar lalu iblis air ketakutan sampai memegang tanganku dengan erat.

"Hukum matilah wanita ini." Dewa-Dewi yang melihat ini tidak berkomentar sama sekali, bahkan kakaknya hanya terdiam karena tidak dapat membelanya lagi.

Dewa Halilintar langsung menggunakan pedang petirnya untuk menusuk jantung wanita ini, seketika ruangan ini dipenuhi bulu phoenix yang berterbangan tidak beraturan "Nona mengapa bulu ini berbau darah iblis?" tanya iblis air.

Benar saja saat aku mencoba menghirup udara diruangan ini, tercium bau iblis yang sangat menyengat "Hahaha apakah kau kira aku semudah itu untuk kau bunuh?" Tanya Dewi Phoenix Air dengan nada menantang, tapi kami semua tak dapat melihat wujudnya.

Dewa Halilintar seperti mengarahkan pedangnya kearah tidak jelas, saat aku lihat ia seperti mengibas angin "Halusinasi!" Ucapku bersamaan dengan Pangeran pertama lalu aku menyuruh iblis air ini menutup matanya agar tidak terpengaruh,

sedangkan Pangeran pertama menyarankan Dewa-Dewi yang hadir untuk menjaga mata mereka agar tidak dapat terpengaruh oleh jurus halusinasi.

"Hahahah anak pintar."

Pangeran pertama mulai memainkan kecapinya dan aku membantunya dengan memainkan harpa lalu Pangeran kedua juga membantu kami dengan memainkan seruling airnya, tapi Dewi Phoenix Air itu malah membuat Dewa Halilintar ingin menghunuskan pedangnya kedirinya sendiri. Untung saja aku tepat waktu mengeluarkan cempeti bunga Lily hitam, aku sungguh reflek semoga saja mereka tidak bertanya macam-macam kepadaku.

"Rupanya kau yang ku cari selama ini gadis sialan! Tunggu pembalasanku."

"Kejar dia..." Perintah Kaisar kepada Dewa-Dewi yang hadir saat ini.

"Tidak usah dikejar, ia tidak akan dapat mendapatkan wujudnya kembali karena darah phoenix telah keluar dari tubuhnya."

"Bagaimana mungkin? Aku belum sempat menarik darah phoenix miliknya."

"Rasanya tadi sudah hancur saat kami bertiga memainkan alat musik secara bersamaan Kaisar."

Dewa Halilintar masih sedikit terpengaruh. Dewi Hujan ingin menyentuh tubuh Dewa Halilintar aku melarangnya "Dewi Hujan jangan menyentuh tubuhnya karena nanti kau akan ikut terpengaruh, cukup teteskan air hujan saja sampai membasahi seluruh tubuh Dewa Halilintar."

Dewi Hujan hanya mengikuti apa yang aku katakan tadi lalu Dewa Halilintar pingsan dan ia langsung membawanya.

"Baiklah sudah cukup pertemuan ini kasus ditutup dan untuk Zhang Li kau harus menemuiku sebentar."

"Terimakasih Zhang Li telah membantuku dan suamiku dari iblis jahat itu."

Pangeran pertama ingin keluar dari altar, tapi aku menahannya karena aku sedikit takut bersama dengan Kaisar "Bagaimana kau mendapatkan harpa itu?" tanya Kaisar kepadaku.

"Dewi Bunga Agung memberikannya kepadaku saat berusia remaja."

"Tidak mugkin ia memberikan harpa ini kepada peri secara sembarangan karena harpa ini milik mendiang Dewi Alam Bunga."

Ini milik mendiang Ibuku, mana mungkin milik mendiang Dewi Alam Bunga.

Salah satu prajurit yang menjaga pintu utama altar suci berteriak "Permaisuri Langit!"

Kaisar langsung kembali ke kursi tahtanya lalu Permaisuri Langit berjalan dengan anggun menghampiri Kaisar "Ada apa ini Kaisar?" tanyanya.

"Masalah sudah selesai Permaisuri, Pangeran pertama dan Zhang Li uruslah iblis air ini."

"Baiklah, Zhang Li bisakah kau keluar sebentar bersama iblis air ini?" Perintah Pangeran pertama kepadaku.

Aku hanya mengangguk lalu saat menunggu Pangeran pertama diluar pintu utama altar suci ini, terlihat Pangeran kedua berjalan santai menghampiri kami "Bagaimana Zhang Li? Apakah iblis air ini membantumu?" tanya Pangeran kedua.

"Iya dia sangat membantuku."

"Baiklah aku akan mengabulkan satu permintaanmu, kau mau apa iblis kecil?" tanya Pangeran kedua sambil tersenyum.

"Aku mau Pangeran melindungi keluargaku dari siluman ikan yang jahat dan rakus."

"Oh begitu, baiklah ambil sisik nagaku ini. Saat kau butuh bantuan berbisiklah pada sisik naga ini agar menolongmu, pasti ada prajurit kerajaan laut yang menolongmu. Ingat sisik ini hanya untukmu tidak boleh jatuh ketangan orang lain apa kau paham?"

"Paham Pangeran, terimakasih banyak."

Aku jadi ingat kalau Pangeran kedua pernah berjanji padaku akan memberi hadiah.

"Aku juga ingin."

Setelah itu Pangeran kedua memberiku sisik naga juga, tapi sisik naga ini lebih bercahaya dari pada milik iblis air.

Pangeran pertama keluar lalu mengajakku untuk mengantar iblis air ini, tapi Pangeran kedua ingin mengantar iblis air ini "Biar aku saja yang mengantarnya, aku juga ingin melihat bagaimana tempat tinggal mereka."

"Tunggu."

Aku memberikan benih bunga Lily hitam kepada iblis air ini agar ia tidak dapat diganggu oleh siluman air lainnya.

"Apakah bisa aku menanam benih ini didalam air Nona?" tanyanya.

"Tentu saja."

"Terimakasih Nona darahmu telah menyempurnakan tubuh fanaku dan Pangeran aku pulang dahulu, jangan lupa mengunjungiku suatu hari nanti agar aku bisa memasakan kalian daging enak."

"Baiklah aku berjanji, saat aku sudah menjadi Dewi aku pasti mengunjungimu."

Pangeran kedua membawa iblis air ini teleport dan aku langsung pulang ke rumah lembah langit bersama Pangeran pertama, aku langsung tidur karena kebetulan tubuhku sudah lumayan membaik.

Untung saja tubuhku bisa menyembuhkan luka dengan sendirinya, sedangkan Pangeran pertama berbicara dengan Pangeran ketiga dihalaman rumah.

"Terimakasih Pangeran sudah ingin mengantarku ke rumah."

"Adik akhirnya kau kembali, dari mana saja? Aku mencarimu. Bagaimana mungkin tubuhmu sudah sempurna? Apakah kau membunuh manusia fana?" tanya raja iblis air sungai dengan nada khawatir dan ragu dengan wujud sempurna adiknya.

"Kakak aku merindukanmu, tubuhku disempurnakan oleh Dewi Alstroemeria yang dahulu sempat menolongmu. Aku bertemu dengannya, ia sungguh baik."

Pangeran kedua berdeham dan mengejutkan Kakak iblis air ini lalu ia bersujud didepan Kaisar "Bagaimana mungkin, Dewa Naga Air maafkan adikku yang kurang sopan kepadamu."

"Adikmu sungguh lucu, aku menyukainya. Kembalilah aku hanya mengantarnya, iblis kecil ingat perkataanku tadi."

"Apakah Kakakku boleh tau?" Tanyanya sambil berbisik kepada Pangeran kedua.

"Hanya kakakmu saja."

Saat Raja iblis air ini melihat adiknya membawa sisik naga air milik Pangeran kedua, ia sangat terkejut dan mengucapkan banyak terimakasih "Disini aku bersumpah seluruh keturunan Iblis Air sungai hutan belantara akan mengabdi kepada alam langit dan dengan senang hati menerima perintah apapun dari alam langit."

"Baiklah akan aku sampaikan bentuk pengabdianmu kepada Kaisar, belajarlah jurus air ini setiap bulan purnama genap aku akan mengunjungi kalian."

Memberikan sebuah gulungan kertas yang berisi mantra Pengendali air sungai.

"Terimakasih Pangeran."

"Kemarilah kalian kakak beradik ," ucap Pangeran kedua menyuruh mereka mendekat lalu Pangeran memberikan tanda suci didahinya sebagai tanda bahwa ia anggota dari kerajaan laut "Sudah, pulanglah kalian."

Pangeran kedua memberikan perisai air khusus untuk melindungi keluarga iblis air sungai hutan belantara ini karena saat dilihat keluarga ini sangat lemah kekuatannya dan mereka hanya mengerti ilmu medis saja "Adik ketiga aku sudah ijin kepada Permaisuri dan Kaisar agar kita bisa sekolah, tapi kita diijinkan sekolah karena untuk menjaga kolam air suci ini."

"Baiklah aku mengerti, bagaimana perjodohanmu dengan Zi Yin?" tanya Pangeran ketiga sedikit cemas dengan perjodohan kakaknya.

Pangeran pertama menghembus napas panjang "Tidak ada harapan sepertinya saat perayaan ulang tahun Permaisuri bulan depan, aku harus menari bersamanya."

"Bagaimana kalau kita coba mengadakan sayembara? Mungkin saja ada yang bisa menari lebih bagus dari Dewi burung."

"Siapa yang akan mengalahkan keindahan tarian Dewi Burung itu? Sangat sulit, apalagi Permaisuri sendiri yang menunjuknya."

"Aku akan pikirkan, tenang saja kakak pertama aku akan membantumu."

"Sudahlah, semua Dewa-Dewi alam langit tahu bahwa hanya Dewi Alam Burung saja yang dapat menari dengan sangat indah."

"Bagaimana dengan Zhang Li?" Tanya Pangeran ketiga dengan spontan.

"Mari kita coba karena alam langit tidak pernah melihat keindahan sesungguhnya dari tarian Dewi Suci Alam Bunga."

"Hahaha baiklah."

avataravatar
Next chapter