6 06. Pasangan

Saat acara ini selesai, Guru masih mengobrol dengan para Dewa dan ia menyuruh aku kembali terlebih dahulu kerumah. Aku berjalan pelan-pelan menuruni tangga altar suci alam langit, terlihat sangat jelas rumah para Dewa-Dewi "Nona..." Panggil seseorang.

Aku tidak tahu siapa yang memanggilku, karena banyak orang yang menuruni tangga ini. Aku tetap berjalan saja dan tidak menghiraukannya lalu tak lama kemudian ada yang menepuk pundakku dari belakang "Nona ," Ucapnya dengan sangat lembut membuatku reflek menoleh.

Saat aku menoleh kearah belakang ternyata Pangeran kedua "Apakah kau sibuk hari ini?" tanyanya sambil mengikuti aku menuruni tangga.

"Tidak sibuk, tapi Guru memberi perintah untuk langsung kembali kerumah."

"Apakah boleh aku meminta waktumu sebentar? Ada hal penting yang harus aku bicarakan padamu Nona," Ucapnya dengan tatapan penuh harapan.

Apakah sepenting itu? Bukankah aku baru datang disini, tapi kenapa sudah ada hal penting yang harus di bahas.

"Boleh ," balasku.

Aku berjalan mengikutinya sampai tiba dikediamannya. Ternyata rumah Pangeran kedua dekat dengan lelaki menyebalkan itu.

"Ada apa Pangeran kedua?" tanyaku sambil duduk dibangku depan halaman rumah Pangeran kedua. Ditemani suara air terjun berukuran sedang dan be-berapa pohon persik yang sedang berbunga, sungguh luar biasa rasanya berada disini.

"Apakah kau sudah memiliki pasangan?" Pertanyaan Pangeran kedua cukup aneh.

Pasangan? Dialam bunga saja lelaki hanya ada satu yaitu kakek tetua Zhang Pao.

"Maaf, tapi sejak lahir aku tidak memiliki pasangan Pangeran."

"Maukah kau berpasangan denganku?" tanyanya.

Aku teringat pesan Dewi Bunga Agung kepadaku "Aku belum memenuhi syarat untuk memiliki pasangan Pangeran kedua."

"Memang apa syaratnya agar bisa untuk berpasangan?" tanyanya.

"Dewi Bunga Agung berkata saat aku sudah mencapai tingkat Dewi dan kekuatan spiritualku mencapai 25.000 tahun Pangeran."

Belum terjawab oleh Pangeran kedua, tapi tiba-tiba lelaki menyebalkan itu datang dan menyela pembicaraan kami "Kau murid Paman ikutlah denganku ," ucapnya sambil menunjukku.

Setelah itu ia pergi begitu saja tanpa menunggu persetujuanku. Bahkan Pangeran kedua tidak berani dengannya karena ia langsung memberiku isyarat untuk segera mengikutinya.

Saat sampai dikediaman lelaki menyebalkan ini, ia langsung duduk dikursi tahtanya dan menatap aku dengan tatapan serius "Apa arti dari pasangan?"

"Hubungan lebih dari teman ," ucapku cepat. Pertanyaan yang diberikan cukup mudah untuk dijawab, tapi mengapa ia bertanya begini kepadaku? Tidak mungkin juga lelaki menyebalkan ini tidak tahu arti dari pasangan "Setelah selesai berpasangan akan berlanjut ketahap apa?" tanyanya lagi. Mana aku tau? Dasar lelaki aneh.

"Tidak tau karena Dewi Bunga Agung hanya memberitahu memiliki pasangan harus sudah mencapai tingkat Dewi dan memiliki kekuatan spiritul berumur 25.000 tahun."

"Dasar bodoh."

"Kenapa kau selalu mengataiku? Sudahlah aku ingin kembali saja dari pada berhadapan dengan lelaki menyebalkan sepertimu."

Kenapa dia marah lagi kepadaku?

Bukankah aku benar bahwa ia bodoh?

Apakah aku salah lagi sekarang?

"Aku tidak memperbolehkanmu pergi dari hadapanku Nona Zhang Li."

"Memang kau siapa? Kau bukan Guruku. Jadi, kau tidak berhak mengatur aku sesuai keinginanmu."

Aku langsung beranjak pergi dari rumah lelaki menyebalkan ini, tapi ia mengikat tubuhku dengan kekuatan spiritualnya lalu menarik tubuhku hingga jatuh kepangkuannya. Ia mendekatkan wajahnya dan menatapku cukup dekat "Aku adalah Pangeran pertama sekaligus Putra Mahkota alam langit.

Jadi, kau harus mengikuti perintahku."

Menindas orang dengan kekuasaan, dasar lelaki menyebalkan! Kau tidak akan bisa mengaturku.

"Lepaskan aku lelaki menyebalkan." Tangannya yang menahan tubuhku sekarang melepaskanku begitu saja sampai aku langsung terguling dari pangkuannya hingga kedasar tangga untuk menuju kursi tahta tersebut.

Aku langsung memuntahkan darah, tubuhku saat ini terasa lemah dan nyeri dipunggungku mulai bereaksi lagi.

Sungguh sangat menyakitkan!

"Kau sangat dramatis Nona Zhang Li, jatuh dari tangga saja langsung muntah darah."

"Terserah kau, aku pamit."

Aku mencoba berdiri perlahan dan berjalan menuju pintu utama rumah ini, tapi belum sampai dipintu utama kakiku lemas dan terjatuh hingga posisi duduk.

Lelaki itu langsung menggendongku kearah tempat tidurnya "Kenapa badanmu sangat panas? Pipimu sangat merah. Apakah kau habis terkena racun?" tanyanya.

"Setelah melawan roh iblis ular piton hitam dengan kekuatan spiritual 30.000 tahun tubuhku menjadi aneh, padahal tubuhku dapat mengobati luka dan racun dengan sendirinya."

Lelaki ini memeriksa denyut nadi ditanganku "Kau terkena bisa ular piton hitam lalu tadi kau menggunakan banyak kekuatan spiritual untuk menari dan kau pasti tidak sarapankan?" tanyanya.

Tadi sangat menyebalkan, tapi sekarang sangat cerewet.

"Ya."

"Makanlah ini sedikit ," ucapnya dan ia langsung memaksa masuk kue mochi yang ada ditangannya kedalam mulutku.

Rasanya tadi tidak ada makanan disini, hebat juga ia dapat memunculkan makanan secara tiba-tiba.

Pangeran menyuapiku lima kue mochi dan minum sedikit air dan ia langsung memanggil Dewi Segala Tabib melalui telepati.

Aku sungguh terkejut saat seorang Dewi muncul tiba-tiba ditempat ini "Ada apa Pangeran pertama?" tanyanya.

Ia sedikit terkejut saat melihat aku "Mengapa kau pucat? Bukannya kemarin tubuhmu sudah sembuh dengan sendirinya?" tanyanya kepadaku dan aku hanya menggeleng karena aku sungguh tidak tahu.

Ia langsung mengecek denyut nadiku lagi "Aneh mengapa sekarang kacau sekali nadinya? Tunggu. Aku akan meracik obat penawar racun ular piton hitam agar dapat membantu tubuhmu menyembuhkan diri ," ucap Dewi Tabib.

Disaat itu juga ia menghilang begitu saja dari ruangan ini. Saat aku berada dialam langit, sepertinya harus menyiapkan diri agar tidak terkejut saat melihat seorang Dewa atau Dewi tiba-tiba muncul dihadapanku.

Aku harus membiasakan diri dalam hal ini.

"Apakah aku harus meminum obat itu? Apakah tidak ada caralain, selain minum obat?" tanyaku kepada Pangeran pertama.

"Kenapa? Kau tidak suka obat?" tanyanya sambil mengerutkan kedua alisnya.

"Aku tidak menyukai obat karena itu Dewi Bunga Agung memberikan Pil Suci Bunga Lily agar tubuhku dapat menyembuhkan luka dan racun dengan sendirinya. Jadi, aku tidak perlu bersusah payah merasakan pahitnya obat."

"Pil suci bunga Lily akan kalah dengan luka yang diberikan musuhmu yang berumur 30.000 tahun karena kekuatan pil itu tergantung umur kekuatan spiritualmu."

"Umurmu berapa?" tanyaku.

"Umur kekuatan spiritualku 99.000 tahun."

"Hebat! Kekuatan spiritualku saja baru berumur 10.000 tahun. Berarti saat ini kau sudah memasuki tahap Dewa Langit Agung ?" tanyaku lagi.

"Hahaha semangatlah dalam mengejar ilmu jangan malas, baru saja tahun lalu aku mencapai tahap Dewa Langit."

"Oh Dewa Langit, berarti hanya beda satu tingkat saja. Tetap saja itu sangat hebat bagiku karena aku belum memasuki tahap Dewa."

Ia hanya menjawab ucapanku dengan senyuman lalu aku menambahi ucapanku lagi "Pasti pasanganmu adalah orang yang sangat hebat sepertimu juga Pangeran ," balasku.

Pasti banyak yang ingin menjadi istri atau selir Pangeran pertama karena kekuatan spiritulnya yang tinggi dan semoga saja aku dapat sepertinya.

"Hahaha tidak ada yang berani mendekatiku. Jadi, aku tidak pernah berkencan dengan wanita."

"Sekarang kita dekat, berarti aku berani kepadamu Pangeran."

"Apakah kau ingat semalam? Haha."

Mengingat kejadian semalam sungguh membuatku merinding, sialan "Ja-jadi, kau benar-benar ingin membunuh aku semalam?" Ttanyakudengan sedikit memberanikan diri.

"Seandainya kau siluman pasti kau sudah tidak bernapas hari ini karena terbunuh olehku."

Mengapa ia sangat membenci siluman? Aneh, aku saja sebagai murid Dewa pembasmi roh iblis tidak sebenci itu terhadap mereka.

"Seandainya aku sudah memiliki kekuatan sehebat dirimu. Pasti aku akan membantu Guru membasmi semua roh jahat."

"Berlatihlah denganku."

"Boleh?" tanyaku.

Kesempatan yang sangat langkah bukan? Berlatih dengan Pangeran pertama yang sudah memasuki tahap Dewa Langit, mungkin saja ia akan berbaik hati membagi cara rahasia agar cepat menjadi seorang Dewi.

"Tentu saja, aku akan mengurusnya dengan Paman, tapi kau harus fokus dahulu dengan sekolah yang akan dimulai sehari lagi."

Tak sempat aku jawab ucapannya karena Dewi Tabib datang dan langsung menyuapiku obat yang sangat pahit lalu memberikan semangkuk kismis untuk menetralkan rasa pahit dimulutku.

"Istirahatlah disini dahulu," ucap Pangeran pertama dengan santai.

Ia berjalan menuju ke lemari "Nanti Guru mencariku, saat aku pulang pasti akan dimarahi."

"Tenanglah."

Ia membakar sebuah wewangian beraroma lavender lalu memainkan kecapi yang membuatku tidur dengan cepat dan sangat tenang.

Mengapa perut wanita ini berbunyi? Apakah ia lapar? Tidurnya sangat pulas, aku jadi tidak tega membangunkannya. Lebih Baik nanti saja setelah makanan siap baru aku bangunkan wanita ini "Chou, segera siapkan hidangan untuk makan siang hari ini dengan porsi 2x lebih banyak."

"Siap laksanakan Pangeran pertama ," balas pengawal pribadi Pangeran pertama.

Saat hari sudah siang, Pangeran membangunkan aku "Bangunlah sudah waktunya makan ," ucap Pangeran pertama beberapa kali berkata begitu.

Setelah bangun, aku langsung mencium aroma makanan yang sangat enak. Hoaaaaa Aroma ayam bakar, sup iga sapi, sayur tumis, dan masih banyak lagi "Makanan sebanyak ini, apakah kau mampu menghabiskannya Pangeran pertama?" tanyaku sambil mengambil sup iga sapi.

"Karena itu bantulah aku menghabiskannya."

"Jika aku makan sebanyak ini pasti akan berubah menjadi gendut."

"Kau sedang sakit. Jadi, makanan ini tidak akan membuatmu berubah gendut."

"Baiklah, aku usahakan dapat menghabiskannya."

Kami mengobrol dan berusaha menghabiskan makanan ini, tapi kami tidak kuat lagi menghabiskan makanan sebanyak ini. Bahkan pengawal pribadi Pangeran juga ikut makan bersama kami, tapi tetap saja tidak habis. Akhirnya Pangeran pertama memanggil kucing peliharaan Putri keempat yang bernama Chu Ba untuk menghabiskan makanan ini.

Setelah itu aku diantarkan kembali kerumah Guru dan Pangeran pertama menjelaskan kepada Guru apa yang terjadi, sedangkan aku masuk ke kamar dan melanjutkan mimpi indahku.

avataravatar
Next chapter