5 05. Tarian Bunga Lily

Hari masih sangat pagi, tapi Guru sudah membangunkan aku. Bahkan ia sengaja membuka gorden agar cahaya masuk dan mengganggu tidur nyenyakku "Bangunlah sudah pagi," Ucap Guru sambil menyenggol tanganku beberapa kali.

Aku memaksa kedua mataku yang masih ingin tertidur ini untuk terbuka dan segera bangun dari kasur yang sangat halus ini.

"Segera mandi karena Guru sudah menyiapkan air hangat bunga Lily putih dalam bak mandimu, aku tunggu dikursi dekat kolam. Oh ya selama berada dialam langit kau jangan memakai kalung giok hijau pemberian Dewi Bunga Agung. Jadi, simpanlah dahulu disuatu tempat."

Padahal Dewi Bunga Agung memberikan kalung giok hijau ini untuk tanda keberuntunganku yang harus aku jaga, tapi ya sudahlah lagian alam langit tidak akan mencuri kalung giok hijau biasa seperti milikku ini "Baiklah Guru. Terimakasih, tapi Guru apakah aku boleh bertanya sesuatu?" tanyaku.

"Tentu saja, ada apa?" tanya Guru.

"Kenapa kamar milikku serba bulu putih?" Pertanyaanku malah membuat guru tertawa. Apakah lucu?

"Ini hasil dari bulu rubah adikku. Saat ia nakal dan dihukum selalu memilih menyerahkan bulu rubah-nya dari pada menyalin kitab suci lalu bulu rubah ini menjadi banyak. Jadi, aku pergunakan saja untuk merias kamarmu ini. Apakah kau tidak suka?" jawaban Guru sungguh membuat aku ingin tertawa, tapi kasihan melihat adiknya.

"Tidak. Aku sangat menyukai hiasan bulu ini Guru karena sangat lembut."

"Baiklah."

Setelah Guru keluar dari kamar, aku langsung menuju bak mandi yang sudah disiapkan Guru. Terlihat asap hangat keluar dari dalam bak mandi lalu ada gaun berwarna merah mudah dengan cadar merah mudah juga, bahkan diatas sebuah meja didekat gaun ini ada beberapa perhiasan. Ah lebih baik kalung giok milikku ini aku simpan dilaci kecil dekat bak mandi ini saja. Pasti aman!

Aku mengenakan perhiasan mulai dari kalung, anting, gelang kaki, dan bindi berukuran kecil yang dikenakan ditengah dahi dengan motif renda bunga Lily serta tusuk konde perak dengan ukiran bunga Lily juga "Kakak Zhang Li sangat cantik dan harum, aku ingin menjadi sepertimu saat sudah dewasa."

Aku hanya tersenyum kepada anak itu "Siapa namamu?" tanyaku.

"Namaku Ji Que, keturunan rubah merah yang ke-100."

"Berapa umur spiritualmu?" tanyaku.

"1.569 tahun kakak Zhang Li."

"Sudahi dulu percakapan kalian, Ji Que kau jaga rumah dan hapalkan mantra suci dari leluhur rubah. Saat Guru kembali akan aku uji ," ucapannya langsung diikuti oleh Ji Que dan Guru mengajakku ntah kemana perginya.

"Kita akan kemana Guru?" tanyaku sambil mengikuti langkah kaki Guru.

"Guru akan membawamu teleport ketingkat sembilan untuk meresmikanmu sebagai murid pewarisku agar kau cepat berproses menjadi seorang Dewi."

Oh iya, aku hampir lupa kemarin seharusnya kami bertemu Kaisar. Untung saja hari ini aku dandan sangat cantik dan menawan. Jadi, aku tidak akan mempermalukan wanita suci alam bunga.

"Baiklah Guru." Seperti tidak terjadi apa-apa, hanya dalam sekejap Guru dan aku berada dipintu utama altar suci alam langit.

Terdapat karpet merah dengan hiasan berwarna emas dari pintu utama lalu mengarah langsung kearah Kaisar Langit dan Permaisuri Kaisar. Saat kami mulai berjalan kedalam disebelah kanan dan kirinya terdapat 4 kursi tahta yang sedang kosong, sepertinya untuk anak Kaisar.

Ada banyak alat musik berwarna emas yang sedang melantunkan sebuah nada sangat merdu. Ada tiga tingkat susunan meja dan kursi yang kosong dikanan kiriku, tapi saat berjalan ketengah karpet merah aku melihat meja ini sangat rapih susunannya seperti berselang-seling "Permaisuri dan Kaisar ," sapa Guru sambil sedikit membungkukkan badannya seperti sedang memberi hormat.

Aku hanya mengikuti apa yang dilakukan Guru tadi sesudah itu aku berdiri tegap lagi dan mendengar-kan pembicaraan Guru "Siapakah wanita ini Dewa Pembasmi Roh Iblis?" tanya Kaisar kepada Guru.

Kenapa wajah wanita ini sedikit familiar?Apakah aku pernah bertemu dengannya disuatu tempat? - Kaisar.

Pangeran ketiga memberi salam kepada Kaisar dan Permaisuri lalu duduk dikursi tahta kosong yang tepat disebelah kiri Kaisar langit "Dia Zhang Li, berasal dari alam bunga yang akan aku angkat menjadi murid pewarisku Kaisar."

Belum saja Kaisar menjawab, datanglah seorang wanita berparas cantik nan anggun dengan rambut panjang dihiasi mahkota lalu ia mengenakan gaun berwarna merah berjalan santai sambil memeluk seekor kucing gendut berwarna putih dan ia duduk tepat disebelah kiri Pangeran ketiga.

Wanita ini memiliki tanda didahi empat cap kelopak bunga berwarna merah juga? Sepertinya ia Putri "Sudah berapa lama kau menjadi Gurunya?" Tanya Kaisar lagi.

"Sudah 17 tahun Kaisar." Berarti sejak aku berumur 1 tahun sudah mengenal Guru Pantas saja aku sangat akrab dengan Guru.

Ada seorang lelaki memberi salam kepada Kaisar dan Permaisuri, setelah itu ia duduk dikursi tahta kosong tepat disebelah Permaisuri Kaisar Langit.

Lelaki tampan ini sungguh sangat gagah dan ramah karena setiap ia berkontak mata dengan seseorang pasti selalu tersenyum. Ia memakai jubah kerajaan berwarna biru laut lalu rambutnya yang berwarna hitam pekat itu terikat rapih, bahkan membuat otot lehernya terlihat jelas.

Lelaki ini juga memiliki tanda didahi dua cap kelopak bunga merah?

"Apakah kau sudah siap Zhang Li, menjadi murid pewaris Dewa Pembasmi Iblis?" tanya Kaisar kepadaku. Pertanyaan Kaisar membuat konsentrasiku bubar seketika dan langsung menatap Kaisar "Tentu saja, aku siap Kaisar."

"Baiklah. Kau akan resmi menjadi murid pewaris Dewa Pembasmi Roh Iblis setelah lulus dari sekolah Dewa-Dewi yang berlangsung selama satu bulan dilembah langit, kemarilah aku akan memberikan tanda suci didahimu."

Saat berjalan kearah Kaisar seperti ada yang melemparkan jarum dari arah belakang kiri dan langsung saja aku menghindarinya kearah kanan, tapi dari arah kanan ada jarum lagi mengarah kepadaku dan aku hindari kearah kiri.

Saat sudah menghindar kekiri ada jarum lagi mengarah kepadaku, langsung saja aku melesat kearah belakang orang yang melempariku jarum "Kenapa kau lagi!" Ucapku sedikit kesal.

"Hahaha kita bertemu lagi Nona dan selamat kau lulus dari ujian milikku Nona ," ucapnya sambil tersenyum meremehkanku.

"Ya."

Tak peduli dengan lelaki menyebalkan itu, aku langsung berjalan mendahuluinya kearah Kaisar. Lelaki menyebalkan itu kenapa duduk ditahta kosong? Tidak mungkinkan ia Pangeran, tapi tanda didahinya ada satu cap kelopak bunga merah? Ah aku paham! Jadi tanda ini sesuai kedudukannya, satu, dua, tiga, dan empat.

Setelah Kaisar Langit memberikan air suci ditengah dahiku lalu Permaisuri memberkahiku agar umurku abadi sepanjang abad dan cepat lulus sekolah "Kenapa tanda dahinya berubah menjadi sehelai kelopak bunga emas Kaisar?" Tanya Permaisuri Kaisar.

Memang kenapa kalau berwarna emas? Bukannya warna emas sama dengan bentuk cahayaku?

"Itu adalah tanda dari wujud asli Dewa yang ia miliki Permaisuri, apakah ada yang salah?" Tanya Kaisar.

"Tidak ada yang salah Kaisar, tapi dialam langit tidak ada yang memiliki tanda seperti itu Kaisar."

"Mungkin karena ia berasal dari alam bunga yang merupakan wanita suci dan juga Dewi alam bunga pertama yang menjadi murid pewaris dari seorang Dewa dialam langit."

Aku baru mengetahui hal ini, tapi jika dipikir benar juga karena tidak ada sejarahnya Dewi alam bunga menjadi murid seorang Dewa alam langit. Setelah selesai aku menuruni tangga dan kembali ke sisi Guru, tapi Guru langsung menyenggol lenganku.

Ah ternyata aku harus mengikuti postur tubuh Guru "Terima kasih Kaisar telah memberikan air suci kepada muridku dan juga Permaisuri Kaisar yang telah memberkahinya."

"Kalian duduklah dahulu karena sedikit lagi akan ada acara penyambutan keluarga phoenix dan para murid pewaris Dewa-Dewi yang akan bersekolah dilembah langit."

Ternyata dialam langit banyak juga ya yang menjadi murid pewaris, hebat. Akhirnya aku mengikuti Guru untuk memilih meja jamuan dan Guru mengarah ke meja dekat penasihat Kaisar "Ayah, wanita ini berasal dari alam bunga yang terkenal akan tarian wanita suci."

"Lalu ada apa Pangeran kedua?" Tanya Permaisuri Kaisar dengan wajah bingung.

"Apakah Nona ini akan bersedia mempersiapkan tarian khusus untuk seluruh Dewa-Dewi Alam Langit?" tanya Pangeran kedua yang berada disebelah lelaki menyebalkan itu.

Percayalah menari dengan iringan lagu Alam Bunga sangatlah menguras kekuatan spiritual, tapi bagaimana lagi? Aku tak bisa menolaknya.

"Bertanyalah langsung kepada Nona Zhang Li, Pangeran kedua."

Pangeran itu hanya menatap aku dan tersenyum seperti menunggu jawaban dariku "Menjawab Pangeran dengan senang hati aku akan menampilkan tarian alam bunga untuk Dewa-Dewi alam langit."

Pangeran kedua langsung tersenyum lebar melihatku. Saat aku membalas senyum dari Pangeran kedua, lelaki menyebalkan itu seperti sedang menatapku dengan tajam.

Apakah ia sedang memperingatiku?

Setelah seluruh Dewa-Dewi dan murid pewaris alam langit berkumpul ada salah satu keluarga phoenix menari dengan gemulai sesuai tempo alat musik yang dimainkan. Bahkan ia berubah menjadi seekor phoenix lalu berubah lagi menjadi wanita cantik dengan pakaian berbeda dari sebelumnya.

Sebelum Nona phoenix selesai menari, aku sudah bersiap dipintu utama altar suci dan sedikit merubah penampilanku dengan mengenakan gaun berwarna putih. Selain itu aku juga memakai mahkota bunga Lily perak dan menggunakan cadar tipis berwarna merah lalu dimulailah instrumen alam bunga.

Seluruh ruangan altar suci ini dihujani dengan bunga lily merah & putih lalu aku terbang ketengah ruangan dan mulai menari mengikuti alunan nada sesuai yang diajarkan Dewi Bunga Agung dulu.

Pada saat dipertengahan tempo lagu, alat musik mulai cepat sehingga gerakan tubuhku semakin cepat dan bersemangat. Akhirnya tarian ini ditutup dengan kilauan hujan cahaya kupu-kupu emas dan langsung kedua telapak kakiku membentuk V lalu kedua lenganku membentuk bulat didepan tubuhku dengan kedua telapak tangan saling bertumpuk rapat lalu sedikit membungkukan badan dan kepalaku.

Pangeran kedua langsung berdiri dan memberikan tepuk tangan lalu aku mengubah tubuhku menjadi berdiri tegap lagi. Kaisar berdiri dan Pangeran kedua langsung duduk karena sepertinya Kaisar akan berbicara sesuatu "Lily putih melambangkan Kesucian, Ketulusan, Kemuliaan, Pengabdian, dan rasa simpatik, serta kehidupan baru. Sedangkan Lily merah melambangkan Kemakmuran dan kekayaan yang berlimpah. Aku mewakili alam langit mengucapkan terimakasih atas doa Nona Zhang Li."

Aku tersenyum kepada Kaisar dan membungkuk lagi sebagai ucapan terimakasih lalu berjalan kearah tempat Guru duduk tadi..

avataravatar
Next chapter