9 9

Hajun mengajaknya untuk pergi bersama kesebuah taman. taman yang pernah mereka kunjungi.

"bagaimana pekerjaan mu?" tanya Hajun

"lancar, aku tidak tau Sooho bisa membawakan acara dengan baik" jawab Eunjim, Hajun menoleh kearah Eunjim.

"syukurlah kalau begitu" ucap Hajun sambil menatap langit yang sudah mengelap.

Ponsel Eunjim berdering, ternyata Sooho yang menghubunginya "ah, aku angkat dulu ya" ucapnya pada Hajun,

"halo? iya ada apa Sooho-ya?" tanya Eunjim

"eum, kamu dimana?"

"aku di Myeongdong, kenapa?"

"ah, dengan siapa?" tanya Sooho

"Joon Hajun, kenapa?" jawab Eunjim

Sooho terdiam sejenak "ah, aku minta kamu segera kerumah ku, aku ingin membahas naskah untuk pekan depan" ucap Sooho, dan langsung mematikan sambungan ponselnya, Eunjim mengerutkan dahinya "apa apaan dia ini"

"ada apa?" tanya Hajun, "aku harus pergi ke rumah Sooho, dia minta untuk membahas naskah" ucap Eunjim, "ah begitu?, perlu ku antar?" tawar Hajun, Eunjim menggelengkan kepalanya "tak perlu, aku akan naik bus kesana" ucap Eunjim. "maaf aku harus pergi duluan, kabari aku kalau kamu punya waktu luang aku akan mentraktir mu" ucap Eunjim, "kamu yakin?" tanya Hajun lagi, Eunjim menganggukan kepalanya, aku pergi duluan ya, kamu hati hati dijalan" ucap Eunjim meninggalkan Hajun yang menatapnya pergi.

Eunjim tiba dirumah Sooho, dan ia sangat terkejut saat melihat meja makan Sooho yang amat penuh dengan makanan, "bukahkan kita akan membahas naskah untuk pekan depan?" tanya Eunjim. "eum, iya. tapi setelah makan, apa kamu tidak lapar?" ucap Sooho kikuk.

"apa yang kalian lakukan di Myeongdong?" tanya Sooho, "yak, Coi Sooho, bukan kah disini kita ingin membahas Naskah?" ucap Eunjim, "tidak bisakah kamu menjawab saja?" ucap Sooho yang sedikit ngambek dengan Eunjim, "kenapa kamu sangat penasaran?" tanya Eunjim, "eum, eh.. itu bisa digunakan untuk naskah kita kan" ucap Sooho sambil mengangguk tengkuknya. "cih, kami hanya mengobrol saja, apanya yang ingin kamu jadikan Skript ?" omel Eunjim, "ah, eum. aku hanya ingin tau saja" ucap Sooho, "kenapa kamu ingin tau, kamu bahkan bukan pacar ku, ah. atau kamu menyukai Hajun ya?" ucap Eunjim, "yak! dasar bodoh" ucap Sooho, yang membuat Eunjim terkekeh.

"besok aku ada pemotretan"

"eodi?"

"eum, busan. apa.. kamu bisa ikut?"

"yak Choi Sooho, aku besok harus ke kantor."

"aku sudah bilang ke pak Kim, bahwa kamu bisa pergi" ucap Sooho

Eunjim membulatkan matanya "mwo?! bagaimana bisa?"

"aku bilang kamu akan menulis cerita untuk naskah minggu depan disana, dan dia langsung mengijinkannya" Jawab Sooho. "wah, jinjja neo Choi Sooho" ucap Eunjim tak bisa berkata lagi.

Sejujurnya Eunjim cukup senang karena bisa pergi, dan pastinya dapat mendapat banyak ide yang bisa ia tulis. ia jadi teringat semua kenangan tentang ibu nya karna pergi ke Busan.

Sooho sudah mulai melakukan pengambilan photoshoot nya. dia bergaya sangat keren dan percaya diri.

Eunjim menatap kearah Sooho yang sedang sibuk bergaya di depan kamera. mata mereka berdua bertemu, keduanya saling bertukar senyum.

"makan lah yang banyak" ucap Sooho, Eunjim menganggukan kepalanya "sudah tau ingin menulis apa?" tanya Sooho, "eum, sepertinya aku ingin menulis tentang mu. seperti kata mu walau se melelahkan apapun pekerjaannya jika kau menyukainya, tidak akan terasa berat dan melelahkan" ucap Eunjim sambil membaca sepenggal naskah yang ia tulis di bukunya. Sooho tersenyum mendengarnya "cih kau masih ingat saja" Puji nya. "hebat kan aku?" ucap Eunjim, "biasa saja" ucap Sooho ketus yang membuat Eunjim berdecak. "ah. besok ayo kita pergi" ajak Sooho

"loh bukahnya kamu ada jadwal?" tanya Eunjim, "jadwal ku sudah usai, dan aku libur besok" ucap Sooho, "kamu ingin pergi kemana?" tanya Eunjim sambil mengunyah kentang gorengnya, "kamu ingin pergi mana? kamu yang tau tempat ini" ucap Sooho, "karena sudah disini aku ingin mengunjungi makam ibu ku dulu, lalu... bagaimana kalau pantai heundae?" tawar Eunjim pada Sooho, "call, aku ikut kamu saja" ucap Sooho.

mereka pergi berdua menuju rumah Abu ibu Eunjim, bahkan sampai saat ini Eunjim masih terus menangis jika pergi kesini. Sooho menatap Eunjim yang sedang menangis di depan abu ibu nya itu. tangannya terulur memeluk tubuh Eunjim untuk menenangkannya.

keduanya memilih untuk berhenti makan disebuah cafe sebelum mereka pergi ke pantai Heundae. "aku ke kamar mandi sebentar" ucap Sooho, yang dijawab anggukan kepala Eunjim.

"Ahn Eunjim? kamu Ahn Eunjim kan?" tanya Kim Minseok laki laki yang sangat Eunjim kenal, dia adalah laki laki yang disukai oleh Eunjim saat bersekolah dibusan. namun Ketika Eunjim menyatakan perasaannya pada nya, seseorang mengetahui nya dan membuatnya dirundung dan akhirnya ia harus pindah sekolah ke Seoul.

"bagaimana kabarmu? sedang apa disini?" tanya Minseok, Eunjim terdiam. "apa kamu masih membenci ku?" ucap Minseok lagi, Eunjim kini menggelengkan kepalanya "t..tidak" jawab Eunjim, "ah, kamu sendirian disini?" tanya Minseok lagi, Eunjim merasa ingin menangis, perasaannya campur aduk, bukan karena dia masih menyukai Minseok tapi ia sudah tidak ingin bertemu dengan orang orang yang ada dimasa lalu nya itu. Sooho yang baru saja akan kembali ke mejanya mengulurkan tangannya kepada Eunjim untuk mengajaknya segera pergi dari sana, Eunjim dan Minseok sontak menoleh kearah Sooho "kajja" ucapnya, "aku duluan" ucap Eunjim kemudian pergi bersama Sooho, Minseok mengerutkan dahinya "bukan kah dia Choi Sooho?" ucapnya sambil memperhatikan keduanya yang berlalu pergi.

"siapa laki laki itu?" tanya Sooho, Eunjim hanya terdiam sambil menatap ombak di pantai, "dia laki laki yang membuat ku menjadi sangat takut untuk menyatakan perasaan ku pada orang yang ku suka, sejak saat itu aku tidak pernah menyatakan perasaan suka ku pada orang lagi karna aku takut terluka" ucap Eunjim , "oh iya, gomawo Sooho-ya" ucap Eunjim sambil menoleh kearah Sooho, "kenapa?" tanya Sooho, "karena selalu menenangkan ku, dan kamu selalu datang disaat yang baik sejak sekolah" ucap Eunjim, Sooho terdiam menatap Eunjim.

"Eunjim-ah, ada yang ingin ku kata kan" ucap Sooho sambil menatap Eunjim, "aku, ingin selalu menenangkan mu dan membawa mu pergi dari situasi yang tak menyenangkan, sejujurnya. aku menyukai mu, sejak sekolah"

kedua mata mereka bertatapan cukup lama, Sooho mendekatkan wajahnya ke wajah Eunjim dan mencium nya.

avataravatar
Next chapter