webnovel

Salah Paham

Setelah mengucapkan selamat tinggal kepada paman pedagang, aku segera pergi menuju gang yang sepi. Tujuanku adalah merubah diriku agar tidak dikenali ketika aku membantu gadis yang sedang dipukuli oleh para berandalan nanti.

Equipment set apa yang ingin aku kenakan? Jika aku menggunakan equipment set miracle, aku takut seseorang akan mengenali identitasku sebagai Hype.

Ahh... Kurasa aku akan memakai ini saja..

Swordsman Kirito, itu adalah equipment set yang aku dapatkan dari sebuah event dalam game Undertale. Aku jarang memakainya karena efek yang dimiliki oleh equipment itu terlalu rendah. Lagipula itu adalah hadiah dari event, jadi aku tidak terlalu berharap banyak pada efek yang dimiliki oleh equipment tersebut, dan hanya menyimpannya saja sebagai koleksi dalam Inventory System milikku.

System Command

Switch Character : Swordsman

Untuk membuat equipment ini terlihat keren, aku juga merubah job karakterku menjadi seorang Swordsman, sama seperti karakter Kirito yang ada dalam anime, bahkan pedang yang aku gunakan juga memiliki nama yang sama, karena semua itu bagian dari hadiah event.

Nah.... Kurasa seperti ini sudah cukup.

***

"Hentikan...!!"

Aku datang.

"Hoho... sepertinya masih ada orang yang ingin menjadi seorang pahlawan." salah satu dari lima berandalan itu berkata dengan senyum buruk di wajahnya padaku. Penampilannya yang penuh bekas luka di lengan dan wajah membuatnya terlihat sangat menakutkan, tapi aku tidak takut sama sekali.

"Hei, kalian!! Beri dia pelajaran ringan, supaya nanti di masa depan dia tidak mengganggu bisnis kita lagi."

Ke empat berandalan yang tersisa segera mendatangiku dengan senyuman buruk di wajah mereka.

"Bos berkata hanya pelajaran ringan, sepertinya aku tidak bisa terlalu kejam pada anak ini."

"Hei.. kamu saja yang memberinya pelajaran. Aku terlalu malas untuk melakukannya."

Swoshh...

Salah satu dari mereka menyerangku dengan pedangnya, tapi itu terlalu lambat dan aku sangat mudah menghindarinya.

"Lambat...." Setelah menghindar ke samping, aku segera menendang berandalan yang menyerangku itu. Meskipun tidak terlalu kuat, tapi hal itu membuatnya kehilangan keseimbangan dan terjatuh.

"Kurang ajar!!!" berandalan itu menyerangku lagi. Kali ini dia lebih cepat dari sebelumnya dan memberikan kekuatan yang lebih banyak pada serangannya.

Aku menghindarinya dan menendangnya sekali lagi.

"Hei! Kalian jangan diam saja! Anak ini sepertinya memiliki beberapa trik di tangannya." Berandalan itu berteriak kepada temannya meminta bantuan.

Keempat berandalan itu menyerangku secara bersamaan. Setiap kali mereka menyerang, setiap kali itu juga aku menghindarinya.

"Kenapa? Kenapa bocah ini sangat sulit di atasi?" salah satu berandalan itu berkata dengan lelah.

"Dasar! Kalian sama sekali tidak berguna!!" Bos mereka yang masih menonton perkelahian akhirnya turun tangan.

"Lihat bagaimana aku akan membunuh bocah ini." Dengan langkah ringan, bos berandalan itu mendekatiku. Senjatanya adalah pedang yang dilapisi dengan api sihir.

Sepertinya berandalan ini serius ingin membunuhku, pikirku.

Aku bisa melihat aura kekejaman yang keluar dari bos berandalan itu, itu tidak terlalu kuat, masih jauh dibawah aura milik paman Regis.

Swoshh...

Ayunan pedang yang di sertai oleh api sihir datang ke arahku, dan aku segera menghindarinya.

Ugh... sial!! Aku terlalu ceroboh!

Aku tidak menduga bahwa api sihir yang telah aku hindari itu akan menyerangku dari belakang, itu seperti api sihir memiliki kehidupan tersendiri dan bermaksud untuk menghanguskanku.

Ahh.... sial!! Ini equipment yang kudapat dari event SAO satu-satunya, dan itu rusak oleh api sihir dari bos berandalan itu.

"Sword Dance..." Dengan marah aku menyerang kelima berandalan itu dengan brutal. Setiap kali ayunan dari pedang milikku akan merobek kulit mereka sedikit demi sedikit.

Sword Dance adalah skill milik job Swordsman yang memiliki kerusakan sangat tinggi, namun biaya energi yang digunakan juga cukup besar.

Aku tidak peduli lagi, satu-satunya equipment milikku ini rusak oleh mereka, dan mereka harus membayarnya.

Klang....

Tepat ketika ayunan pedangku akan menebas bos berandalan, sebuah pedang tiba-tiba datang menangkis pedangku.

"Hentikan!! Kamu berani membunuh orang di siang hari dan itu di dalam kota? Siapa kamu?"

Orang yang yang menangkis pedangku itu berteriak kepadaku. Dia adalah seorang wanita dengan armor berat berwarna emas.

"Jika kamu mengganggu, maka jangan salahkan aku kalau aku kasar!" aku benar-benar tidak peduli dengan wanita itu, aku terus menyerang bos berandalan itu sekali lagi.

Klang... klang...

Tapi wanita itu terus menghalangiku untuk menebas bos berandalan, dan dia memilih untuk melawanku.

"Hentikan!!" Gadis yang di perlakukan buruk oleh berandalan tadi menghentikanku bertarung dengan wanita yang ada di depanku.

Tepat pada saat itu, aku akhirnya tersadar dan melihat bahwa wanita yang menghalangiku tadi sekarang sudah dalam kondisi buruk.

Sial!! Aku terlalu termakan oleh emosi!! Seharusnya aku tidak melakukannya.

Aku menyesali tindakan yang aku lakukan, wanita itu sama sekali tidak bersalah, namun aku malah menyerangnya secara brutal.

System Command.

Switch Character : Priest.

"Heal..."

Aku segera menyembuhkan wanita itu dan lukanya mulai sembuh dengan cepat, aku juga tidak lupa menyembuhkan gadis yang di perlakukan buruk oleh para berandalan tadi.

Saat ini para berandalan itu sudah melarikan diri.

"Maafkan aku..." Aku dengan serius meminta maaf kepada wanita itu. Aku tidak tahu harus bagaimana lagi selain kata maaf yang bisa aku ucapkan padanya.

"Hmpphh..." Wanita itu memalingkan wajahnya dariku, dan mendekati gadis yang di perlakukan buruk oleh berandalan tadi.

"Apakah kamu baik saja Ris?" Kata wanita itu sambil mengecek tubuh milik gadis di sampingnya.

"Aku baik-baik saja Nona. Maafkan aku karena gagal melaksanakan misi." Gadis itu menundukan kepalanya ketika dia berbicara.

"Tidak apa, itu semua bukan salahmu." Wanita itu berkata sambil melirik tajam ke arahku.

eh... ada apa ini? Misi? Apakah gadis itu mengenal wanita ini?

"Jadi, Tuan yang terhormat. Anda telah menggagalkan rencana saya, apa yang akan Anda lakukan sebagai kompensasi?" Wanita itu bangkit dan berbicara padaku dengan suara dalam.

"Rencana apa?" Kataku dengan ekspresi bodoh.

Sepertinya memang kedua wanita ini saling mengenal dan ada sesuatu di balik kejadian yang baru saja terjadi. Tapi apa? Aku tidak tahu semua itu, apakah aku yang salah di sini?

"Gadis yang baru kamu selamatkan adalah bawahanku, namanya Ristia. Saat ini kami sedang dalam misi untuk menyelidiki keterlibatan walikota dengan para anggota Wolfgang yang baru saja Anda hajar habis-habisan itu."

Oh.. jadi begitu, kalau seperti ini masalahnya, memang aku yang salah disini karena mengacaukan rencana wanita itu. Tapi, kompensasi apa yang harus aku berikan?

"Bagaimana kalau Anda membantu kami? Anda memiliki kekuatan yang hebat dan itu akan sangat membantu dalam misi kami." Kata wanita itu menyarankan.

"Aku...."

Tidak bisa! Kalau seperti ini, perjalananku menuju reruntuhan kerajaan Malvedish akan tertunda.

"Baik, itu kesepakatan." Wanita itu memutuskan.

Apa yang harus kulakukan? Aku hanya bisa pasrah dengan keadaan karena aku yang salah di sini.

Kedua wanita itu mengajakku ke sebuah restoran, dia berkata ingin menjelaskan rencananya padaku, jadi aku hanya mengikutinya.

Sampai di restoran, kedua wanita itu masing-masing memesan makanan ringan dan minuman, sedangkan aku hanya memesan satu gelas air putih saja.

"Jadi, bagaimana rencana kalian?" tanyaku kepada wanita yang memakai armor itu.

"Awalnya, rencana kami adalah dengan mengirimkan seseorang yang membuat masalah dengan anggota Wolfgang, dan akhirnya menangkap anggota tersebut untuk di interogasi ketika mereka sedang menyiksa orang kami. Namun, saat itu Anda menggagalkan rencana kami. Jadi, sekarang kita harus menyusun rencana lagi."

Yah... aku tahu itu. Tapi bisakah wanita ini tidak menyebutkannya berulang kali? Itu membuatku semakin merasa bersalah saja.

"Jadi, rencananya sekarang?"

"Hmm.... aku masih memikirkannya."

"Bagaimana kalau begini saja, aku akan menangkap pemimpin Wolfgang dan mengirimkannya pada kalian?" Kataku menyarankan. Itu akan lebih cepat selesai jika pemimpin mereka ditangkap. Lagi pula jika mereka menangkap pemimpin Wolfgang, mereka dapat menerima informasi yang lebih berguna yang tidak bisa di dapatkan dari anggota lain.

"Itu ide yang bagus," kata wanita itu menganggukan kepala. "tapi apakah Anda tahu seberapa hebat kekuatan pemimpin anggota Wolfgang? Jika pemimpin mereka sangat mudah di tangkap, kami sudah menangkapnya sejak lama." Wanita itu melihatku dengan ekspresi meremehkan.

"Siapa namanya? Apakah dia sehebat itu?"

"Namanya adalah Wedrick, dia adalah seorang penyihir yang memiliki kekuatan tempur yang mengerikan. Apa lagi dia memiliki sebuah spell sihir yang mampu membuatnya menghilang seketika. Hal itu yang membuat kami sulit untuk menangkapnya, di samping itu, Wedrick juga jarang menampilkan dirinya di publik."

Menghilang seketika? Apakah itu mirip seperti skill Stealth?

"Hm, aku mengerti. Jadi, apakah kalian tahu dimana Wedrick berada?"

"Tidak perlu terburu-buru. Pertama, kami ingin mengenal Anda terlebih dahulu. Ini seperti kami adalah organisasi rahasia, dan anda bergabung dengan kami untuk sementara, jadi wajib bagi kami untuk mengenal Anda." Kata wanita itu dengan ringan.

Alasan macam apa itu? Jika mereka ingin mengenalku, hanya katakan saja, tidak perlu bicara dengan alasan yang tidak masuk akal.

"Bukankah tidak sopan ketika kamu ingin menanyakan nama seseorang tanpa menyebutkan namamu terlebih dahulu?"

"Ah... maafkan atas ketidak-sopanan saya. Nama saya adalah Elisa Wartfild." Kata wanita itu sambil membungkuk sopan.

"Wartfild? Apakah kamu putri dari jendral Wartfild?" tanyaku terkejut.

Aku mengenal paman Wartfild, dia adalah seorang jendral militer kerajaan Orisia. Paman Wartfild sering kali datang ke rumahku ketika aku masih kecil, untuk bertemu dengan ayah. Paman Wartfild adalah orang yang ramah dan baik, dia sering membawa oleh-oleh untukku setiap kalo dia datang ke rumah, aku bahkan masih menyimpan pedang yang di berikan olehnya sebagai hadiah ulang tahunku yang ke-16.

"Apakah Anda mengenal ayah saya?" Elisa sepertinya juga terkejut mengetahui bahwa aku mengenal ayahnya.

"Ya. Paman Wartfild sering datang ke rumahku ketika aku masih kecil. Namaku adalah Andika Giovani." Kataku sambil memperkenalkan diri.

"Anda putra tuan Giovani?" Elisa bangkit dari tempat duduknya dan meneriakkan kata itu.

"Hushh... tenanglah." Kataku untuk menenangkan Elisa, karena teriakannya telah mengganggu pelanggan lain di restoran, bahkan beberapa dari mereka masih melihat ke arah kami.

Elisa duduk kembali dengan malu-malu.

"Maafkan aku..." Kata Elisa sambil menundukkan kepalanya.

"Tidak apa, mari kita bahas rencana sebelumnya." Aku segera mengubah topik pembicaraan untuk membuat Elisa merasa sedikit lebih nyaman.