webnovel

(9) : Mama Arya

2 tahun kemudian, perusahaan Arya sudah berkembang sangat pesat, Arya terus kerja keras demi memenuhi syarat Rasti agar dirinya bisa menikahi Rasti, walau terkadang Arya mengalami kelelahan karena sering sekali tak meredam semangatnya untuk mendapatkan Rasti.

Disisi lain, Rasti semakin ingin menguji cinta Arya, namun perasaan cinta kepada Arya kembali memenuhi hatinya, disisi lainnya Rasti teringat dengan pengkhiatan yang Arya lakukan dan membuat Rasti menjadi bimbang dengan hatinya.

><

Hingga suatu hari, Rasti sedang menuggu Arya menjemputnya, namun tiba tiba seorang pria datang,

"Rasti," panggil pria itu

"Siapa kamu?" Rasti

"Kamu melupakan aku ternyata, aku mantanmu, Nanda," ujar pria yang ternyata adalah Nanda

"Kenapa kamu kembali lagi Nan?" Rasti

"Karena aku masih mencintaimu Ras, aku mau kita berpacaran seperti dulu," Nanda

"Maaf, Rasti sudah menjadi milikku," ujar Arya yang tiba tiba datang

"Arya," Rasti

"Arya, kau ternyata masih saja menjadi penghalang antarku dan Rasti," Nanda

"Penghalang? Kau yang penghalang hubunganku dengan Rasti, lihat saja sekarang, kau masih saja mengganggu calon istriku," Arya

"Calon istri?" Nanda

"Iya," Arya

Arya mengeluarkan sesuatu dan kantong jaketnya,

"Ini, undangan pertama untukmu, sebenarnya ini untuk keluarga dari ibu kandungnya Rasti, tapi kau sepertinya yang cocok untuk undangan ini," Arya

Arya memberikan itu ke Nanda,

"Kau jangan lupa untuk datang ke acara pertunangan kami Nanda, dan juga jangan pernah kau mengganggu calon istriku ini," Arya

Saat Arya akan menarik pergi Rasti,

"Tunggu," Nanda

"Apa lagi?" Arya

"Aku tak akan biarkan kau mendapatkan Rasti semudah itu, Rasti akan kupastikan menjadi milikku," ujar Nanda sambil menyobek kartu undangan itu

Nanda melempar serpihan kartu itu ke wajah Arya, Nanda lalu mendekat ke Rasti dan mencium bibir Rasti tepat dihadapan Arya, emosi Arya memuncak, Arya langsung menjauhkan Nanda dari Rasti, dan langsung memukul wajah Nanda, hingga Nanda terjatuh dan sudut bibirnya robek,

"Arya sudah, kita pulang sekarang," Rasti

"Nanda, berani kau sentuh Rasti lagi, aku tak akan segan untuk menghabisimu," Arya

Arya menarik pergi Rasti,

"Cih," Nanda.

><

Di dalam mobil Arya, Rasti duduk menunduk takut, Rasti mengetahui kalau saat ini Arya sedang gelap mata karena Nanda menciumnya,

"Arya," Rasti

"Kamu senang kan bisa dicium lagi oleh Si Nanda," Arya

"Ng-ngak kok," Rasti

Arya menatap Rasti, dan secara kilat Arya langsung mencium bibir Rasti, Arya melumat bibir Rasti, ciuman Arya berpindah ke leher Rasti,

"Arya shhh," Rasti

"Aku akan menandaimu mulai sekarang," Arya

Arya membuat bercak merah dileher Rasti.

><

Saat mereka sampai di kost Rasti,

"Kamu mau kemana sekarang?" Rasti

"Mau menemanimu disini, bisa saja ada serangga yang mengganggumu seperti tadi," Arya

"Ngak kok Ar, tadi tuh hanya kebetulan," Rasti

"Karena tadi kebetulan lah aku akan menungguimu," Arya

"Jangan posesif gitu dong, kamu bukannya ada kuliah sama meeting," Rasti

"Aku malas," Arya

"Jangan kekanakan deh Ar, kita kan udah masuk usia dewasa," Rasti

"Ahh baiklah aku akan berangkat kuliah, tapi ingat kamu jangan selingkuh," Arya

"Aku yang seharusnya bilang gitu," Rasti

"Aku berangkat ya," Arya

"Iya," Rasti

Arya naik ke mobilnya lalu pergi, tiba tiba seorang wanita berparas cantik dan berpakaian mahal datang,

"Kau yang bernama Rasti,"

"I-iya, anda siapa?" Rasti

"Namaku Gusti Ayu Arinandi Dewita, kau bisa menyebutku Nyonya Arin, aku adalah Mama Arya," ujar Arin

"Maaf Tante, saya kira tante siapa," Rasti

"Sudah kubilang sebut aku Nyonya, kau itu hanya kaum rendah kau mengerti, ahhh disini panas, kau tak mempersilahkanku untuk masuk," Arin

"Oh, baiklah, silahkan masuk Nyonya," Rasti

Mereka masuk,

"Cih kost-anmu sangat kumuh, entah kenapa Arya bisa sangat menyukaimu, jangan jangan kau pakai pelet atau susuk," Arin

"Jika aku susuk atau pelet, sudah pasti aku sudah mendapatkan pria yang lebih kaya daripada keluarga Nyonya," Rasti

"Itu penghinaan, tapi kau benar juga, jalang sepertimu pasti hanya menguber harta putraku saja," Arin

"Keluargaku memang miskin tapi aku gak pernah berpikiran seperti itu Nyonya, putramu Arya yang selalu menggangguku dan memberi semua yang tak pernah kupikirkan sebelumnya," Rasti

"Kalau begitu jauhi putraku. Lihat, ini cek 1 miliar, kau bisa pergi sejauh mungkin bersama seluruh keluargamu, jauhi putraku jika kau tak ingin menyesal, putra orang kaya raya tidak pantas dengan jalang rendahan miskin," Arin

"Sudah puaskan, Nyonya bisa pergi sekarang, aku gak mau kamar kostku yang kumuh tambah kumuh karena wanita jatuh ningrat datang kesini," Rasti

"*** sialan, liat saja kau akan kubuat menderita jika kau tak menjauhi putraku," Arin

Arin pergi.

><

Malamnya, Arya datang ke kost Rasti karena mendengar cerita ibunya,

"Rasti, kenapa kau berkata kasar pada Mamaku hah, dia itu ibuku, calon mertuamu, kau harus menghormatinya, kenapa kau begitu tega memakinya, dia punya salah apa padamu hah, apa hanya karena kau dikatakan miskin dan kau membalasnya dengan mengatakan kalau mamaku wanita jatuh ningrat," teriak Arya

Rasti memberikan cek yang Arin berikan ke Arya,

"1 miliar, dari ibumu untukku supaya aku dan keluargaku menjauhimu, ini sama saja ibumu telah membeliku, aku bukan *** yang gila uang Arya, tapi ibumu dia menganggap seakan akan aku adalah *** yang mengejarmu hanya untuk mendapatkan hartamu," Rasti

"Ras ini," Arya

"Maaf Ar, sepertinya kita gak bisa terusin hubungan ini, tolong jauhi aku, aku gak mau keluargaku dihina oleh besannya sendiri, dan juga aku gak mau mempunyai suami yang. bahkan ikut menyalahkanku dan tak mendukungku, salah satu syarat agar kau bisa menikahiku adalah kau harus meninggalkan keluargamu, tapi bahkan sebelum kita nikah kau sudah seperti ini, bagaimana jika kita menikah nanti," Rasti

Rasti menutup pintu kamarnya,

"Ras, kumohon buka pintunya," Arya

"Pergilah Ar, anggap saja kita tak punya hubungan apapun lagi, jangan menemuiku," Rasti

"Ngak Ras, aku gak mau, maafkan aku Ras, aku akan melakukan sesuatu agar Mama meminta maaf padamu, aku akan melakukan semua syaratmu Ras, kumohon jangan batalkan pernikahan ini Ras," pinta Arya

Rasti terdiam,

"Ini semua salah Mama," lirih Arya

Arya pergi, didalam kamar Rasti,

"Aku tidak terima penghinaan terhadap Ayahku, akan kupastikan kau akan dihancurkan oleh putramu sendiri Gusti Ayu Arinandi Dewita," Rasti.

><

Di rumah Arya, Arya menggebrak meja kerja ibunya,

"Mama kenapa melakukan ini pada Rasti," Arya

"Melakukan apa?" Arin

"Ini," ujar Arya sambil menunjukan cek

"Oh, jadi dia menceritakannya padamu, bagus sekali, *** itu memang ingin membuat Ibu dan Putranya berselisih," Arin

"Rasti adalah calon menantumu Ma, Mama seharusnya bersikap baik padanya, dan Rasti bukan *** yang Mamam bilang, dia gadis yang baik baik Ma," Arya

"Mama gak percaya, gadis kampung seperti dia palingan hanya mengejar hartamu," Arin

"Jika dia mau maka dia sudah sangat kaya dengan uangku Ma, tapi gak, dia malah mengembalikan uang kuliah yang pernah kuberikan, Mama telah salah sangka, sekarang aku mau Mama minta maaf pada Rasti dan keluarganya," Arya

"Mama tak akan sudi," Arin

"Jika begitu Mama tak akan pernah melihatku lagi. Mama tau, Rasti membatalkan pernikahan kami, dan itu sama saja membuatku mati perlahan Ma, jika Mama gak membuat hubunganku dengan Rasti kembali normal, aku akan menghabisi diriku sendiri," Arya

"Apa yang kau katakan Arya?! Kau satu satunya penerus perusahaan Papamu, kau itu pewaris tunggal," Arin

"Kalau begitu biarkan aku hidup dengan wanita yang kucintai Ma, aku sangat mencintainya," Arya

"Baiklah, Mama akan minta maaf, tapi kau jangan pernah berpikir untuk menghabisi dirimu sendiri, kau mengerti Arya," Arin

"Aku akan mengerti asal Mama juga mengerti apa yang aku inginkan," Arya

Arya pergi,

"Gadis itu sudah mulai menguasai Arya," Arin.

Di kost Rasti, Rasti sedang mengerjakan tugasnya, namun tiba tiba ada yang mengetuk pintu, Rasti pun membukakan pintu,

"Kak Doni," Rasti

"Selamat malam, maaf ganggu," Doni

"Ah ngak kok, ayo masuk Kak," Rasti

"Iya," Doni

Mereka masuk, Doni duduk di tikar dekat meja Rasti,

"Maaf ya Kak, disini gak ada kursi atau sofa, jadi harus duduk dilantai," Rasti

"Aku lebih suka gini," Doni

Doni rebahan di atas tikar,

"Oh ya, Kak Doni ngapain malam malam kesini," Rasti

"Aku baru pulang kuliah, aku dapet 2 kupon mie ayam, jadi aku tukerin dan mau bagi denganmu," Doni

"Terima kasih Kak, oh ya Kakak mau minum apa?" Rasti

"Kalo ada sik kopi panas satu," Doni

"Kopi? Nanti Kakak gak bisa tidur nanti," Rasti

"Aiss perhatiin bingo kamu, aku sengaja mau kopi, aku masih harus menyelesaikan skripsiku," Doni

"Kasihan Kakak, ya udah deh aku akan buat khusus untuk Kakak Senior Tampanku," Rasti

"Childish," Doni

Rasti pergi,

"Ras kamu lagi buat tugas apa?" Doni

"Tugas dari Dosenku, daritadi gak selesai selesai," Rasti

"Ah tugas ini mah gampang, kacang ijo ni mah," Doni

Doni mulai mengetik dilaptop Rasti, saat Rasti datang membawa segelas kopi,

"This is for you Kak," Rasti

"Nah udah selesai," Doni

"Eh Kakak, Kakak yang ngerjain," Rasti

"Iya, kebetulan sub kita sama, karena itu tinggal copas, gampang kan," Doni

"Tapi kan ini curang, aku gak mau curang," Rasti

"Dosen gak akan tau kok, oh ya saat aku wisuda nanti, kamu datangnya," Doni

"Tentu, aku percaya Kakak akan menjadi sarjana terbaik di kampus," Rasti

"Aku memang akan selalu menjadi yang terbaik. Sekarang ayo kita makan," Doni

Mereka membuka kresek berisi makanan,

"Eh kok 3 kotak, katanya Kakak dapet kupon 2, kok dapat 3," Rasti

"Yang ini aku beli khusus untukmu, aku tau kamu gak cukup 1 makanya aku beliin 2," Doni

"Tapi Kak," Rasti

"Ck mubazir nanti, makan saja," Doni

"Baiklah, makasih Kak," Rasti

Mereka pun makan bersama,

"Ya Tuhan ini pedes bingo," Rasti

"Ini aku bawa air," Doni

Doni memberikan air ke Rasti, Rasti meminum air itu,

"Kamu lucu sekali pas lagi kepedesan," Doni

"Kak Doni mah gitu, aku lagi kepedesan malah ngejek, nyebelin ih," Rasti

"Hahaha maaf maaf," Doni

Diluar kost Rasti, Arya baru saja datang membawa makanan,

"Semoga Rasti menyukainya, kemarahan Rasti kan akan reda saat dirinya kenyang," Arya

Arya melihat motor yang ia ketahui milik Kakak Senior Rasti yang bernama Doni,

"Ngapain Doni ke kost Rasti, apa jangan jangan Doni mau berbuat sesuatu yang buruk pada Rastiku," Arya

Arya masuk ke kost Rasti, Arya melihat Rasti dan Doni sedang bermain game dilaptop Rasti,

"Rasti," Arya

"Arya," Rasti

"Ternyata kau kesini juga Arya, eh kau bawa pizza juga, kita bisa makan bersama disini," Doni

"Ini untuk Rasti saja, jika kau mau beli saja sendiri. Ini Ras, pizza untukmu," Arya

"Aku gak mau, aku udah bilang kalo kau gak perlu menemuiku lagi, kita udah selesai," Rasti

"Apa? Selesai? Maksudnya selesai, kalian putus gitu? Arya kau parah sekali, udah kubilang jangan buat adik kelasku ini sedih," Doni

"Diam kau, kau jangan ikut campur. Ras, ibuku akan menemui keluargamu besok untuk meminta maaf sekalian perencanaan pernikahan kita," Arya

"Benarkah?" Rasti

"Itu bagus Ras, ibunya Arya udah mau merestui hubungan kalian, jadi kamu gak perlu takut dibilang menantu tak direstui, jarang jarang loh orang kayak ibunya Arya mau turun tangan," Doni

"Apa aku bisa mempercayaimu Ar?" Rasti

"Iya, mulai sekarang aku tak akan mendengarkan berita buruk tentangmu, aku akan selalu mempercayaimu Ras," Arya

"Terima aja lagi Ras, jika dia buat salah, aku kan ada selalu untukmu," Doni

"Baiklah Ar, aku menerimamu lagi," Rasti

Arya tersenyum lalu memeluk Rasti,

"Ekhem aduh tenggorokanku gatal liat drakor live," sindir Doni

"Berisik kau, mendingan kau pergi sana," Arya

Rasti melepaskan pelukannya,

"Arya jangan gitu, Kak Doni kan udah baik sama aku," Rasti

"Gak apalah Ras, dia kan memang seperti itu, ya udah aku pulang dulu. Hei kau Arya, kau jangan pernah membuat Rasti marah lagi oke," Doni

"Aku tau, kau jangan mengajariku," Arya

"Aku pergi dulu ya Ras," Doni

"Iya Kak," Rasti

Doni pergi,

"Ras terima kasih kamu udah mau kembali padaku," Arya

"Tapi kamu janji tak akan mengecewakanku lagi kan?" Rasti

"Iya, aku akan selalu mempercayaimu Ras," Arya

Arya tersenyum lalu mencium Rasti.