1 Kau Bukan Frankenstein

5 Tahun sebelum kehancuran

2020 (Amsterdam-Belanda)

- Laboratorium-

Pukul 20.45

Alex adalah seorang Ilmuwan yang terobsesi dengan banyaknya penemuan di dunia ini, dia sering menciptakan racun dari Segala jenis Tumbuhan dan binatang Mematikan di dunia. Tujuannya hanya satu, dia hanya ingin menghidupkan kembali Keluarganya yang telah lama Mati, Lebih tepatnya Kekasihnya Yang sudah lama menjadi mayat.

***

[Penculikan Untuk Mencari tubuh Yang Baru]

Tiga orang tidak bersalah terikat di atas ranjang kecil, di atas mereka terdapat tiga mayat yang telah mengering!.

"Alex lepaskan Aku! apa yang sebenarnya sudah kau lakukan pada anak kita?." Andien bertanya kasar.

Alex yang mendengar hal itu hanya tertawa lalu menghampiri istrinya yang selama ini telah dia bohongi.

"Dia itu adikku, bukan anak kita. Umurnya bertambah namun tubuhnya tidak bertambah tua. kau tau kenapa?. Karena aku memberikan obat padanya secara rutin, untuk menjaga sel sel pertumbuhan di kulit dan tulangnya. menjaga agar sel sel itu tidak aktif atau beregenerasi, jadinya Adikku tetap terlihat muda dan seperti anak anak. Dia juga tidak pernah mengingat apa yang sudah terjadi dalam hidupnya selama ini. dia hanya ingat bahwa dia anak kecil dan aku ayahnya". Ucapan Alex membuat Drian, Caca, dan Andine syok dan tidak menyangka. bagaimana Alex bisa sejahat itu pada adiknya sendiri?

"Apa maksudmu Sialan! jangan Membuatku semakin marah!!." Andien mencoba melepaskan ikatan tangan dan kakinya saat ini. Tapi sia-sia Alex benar-benar mengikatnya sangat kuat.

jadi selama ini? Anak kami? bukanlah benar benar seorang anak? dia hanya seorang perempuan tidak berdosa yang dijadikan Alat oleh Alex?.

Andine bertanya-tanya dalam hatinya, sudah berapa lama Alex melakukan hal ini? sudah berapa lama waktu yang Alex gunakan untuk membuat laboratorium ini dan menyiksa banyak jiwa yang tidak berdosa?.

"Alex, beritahu aku.. apa sebenarnya tujuanmu!? kenapa kau sejahat itu Alex?". tanya Andien yang sudah menekan amarahnya, Andine tidak bisa memakai kekerasan meladeni psikopat seperti Alex. jika Andien bersikeras, maka Alex akan menjadi laki laki yang lebih keras lagi..

Alex terdiam karena pertanyaan Andine, Alex hanya melihat Andine dengan mata yang tidak bersinar sama sekali. mata itu terlihat kosong, Seperti tidak ada kehidupan yang terlihat sama sekali.

"Aku tidak jahat Andien, aku hanya ingin membuat keluargaku utuh kembali, kau lihat 3 mayat itu? ada ibuku, ayahku, dan juga kekasihku.. mereka membutuhkan darah kalian, organ tubuh kalian yang masih sehat agar bisa hidup kembali". Alex berucap dengan lembut, menunjuk ketiga mayat yang ada di atas tubuh Andine. Alex sudah mengambil kursi dan duduk di samping Andine.

Caca dan Drian hanya memasang baik baik pendengaran mereka, siapa tau bisa mendapatkan ide untuk bisa lepas dari jeratan sialan yang tidak bisa membuat tubuh mereka bergerak ini..

"Tidak ada orang yang bisa hidup kembali Alex, jika kita sudah Mati, maka mereka akan tetap mati dan membusuk, untuk apa kau menghidupkan mereka lagi? mereka bahkan sudah tidak ada di dunia ini." Andine berucap lembut, ingin sekali membelai wajah Alex agar Alex bisa tenang dan berubah pikiran. ya walaupun Andien akui itu tidak mungkin juga.. Yang Andien tau, seorang psikopat memiliki sisi lemah. sisi lemah itu bisa membuatnya kesakitan dan hilang arah, Andine harus mencari tau sisi lemah Alex agar bisa pergi dari sini.

"Tapi aku bisa menghidupkan lagi keluargaku, mereka mati gara gara aku, kau tau kenapa? karena aku salah memasukan racun ke dalam minuman mereka, keluargaku selalu meminum ramuan untuk awet muda dan sehat. Saat aku diberi perintah untuk membawakan ramuan itu, aku malah membawa racun kematian yang membakar tubuh mereka dari dalam". Perkataan Alex terdengar seperti anak kecil yang sedang merajuk dan merasa bersalah. Andien menengok sebentar ke arah Drian, Drian mengedipkan beberapa kali matanya agar Andine melanjutkan pembicaraannya, mencari kelemahan Alex saat ini..

"Memangnya kenapa kau bisa salah membawa ramuan? bukankah kau ini pintar? seharusnya kau bisa membedakan mana ramuan awet muda dan mana ramuan racun". Tanya Andine yang berusaha masuk ke dalam masa lalu Alex dan mengorek lukanya agar semakin dalam..

"Karena saat pagi hari itu, adikku yang kau kira anakku.. dia sengaja menjahili aku dengan menukar tutup botol yang ada pada ramuan, ramuan awet muda seharusnya tutup botolnya berwarna hijau dan ramuan racun tutup botolnya berwarna merah. aku tidak mencium lagi aroma dari kedua ramuan itu, aku asal mengasih ramuan racun itu ke dalam makanan keluargaku". Alex sudah bersedih, raut matanya menyiratkan ketakutan mendalam.

"Kau berbohong! kenapa mereka meminumnya, dan kau tidak? Lalu kenapa kau tidak memakan makanan yang sama dengan mereka? dan kenapa adikmu juga tidak?". Andine bertanya dengan rasa penasaran.

"Karena saat itu, aku sedang mengambil buah buahan untuk mereka. adikku membantuku, adikku baru mengatakan kenyataan yang ada saat kami di dapur, aku cukup kaget dan langsung berlari menghampiri meja makan. saat aku kembali ke meja makan, ketiga orang yang sangat aku sayangi sudah kesakitan dan perlahan-lahan tubuh mereka mengering lalu Mati, seperti yang kau lihat di atas itu". Tunjuk Alex pada ke tiga mayat yang tergantung.

"Jadi karena itu kau membuat adikmu sebagai alat?". Seru Andine yang sudah bisa menebak cerita selanjutnya.

"Ya, karena kesalahan dia.. maka dia harus membalasnya dengan menjadi anak kecil terus, agar aku bisa mencari cara menghidupkan mereka bertiga lagi". Alex tersenyum setelah mengatakan itu, semangatnya kembali lagi karena mengucap kata hidup.

"Memangnya apa yang bisa kau lakukan untuk menghidupkan orang yang sudah mati? kau ini bukan Frankenstein, kau tidak bisa membuat Orang yang mati hidup lagi dengan mencangkokkan anggota tubuh atau darah". Andine mencoba memberi pengertian, pelan pelan agar Alex mengerti dan paham.

"Aku bisa, dengan kecanggihan teknologi dan kecerdasan manusia saat ini.. apalagi teknologi yang aku butuhkan di beri cuma-cuma oleh Diano dan Ramelson.. kau tau kenapa aku membiarkan mereka datang kemari dan menawarkan kerjasama? karena aku memang sudah mengincar mereka sejak lama, aku menjadikan dirimu istriku karena aku tau, bahwa Ramel akan datang lalu membawamu pergi, tapi aku tidak pernah tau bahwa ternyata Ramel malah mencampakkan dirimu". Setelah mengatakan itu, Alex tertawa lagi seperti anak kecil. Andine langsung mendengus kesal dan menahan mulutnya agar tidak memaki Alex yang sengaja menghina.

"Tapi alat itu blum diberikan oleh mereka, kenapa kau sudah membawa kami bertiga kemari?". Kata Andine yang mencoba untuk sedikit bernegosiasi, walaupun andine tidak tau apa yang bisa dirinya tawarkan pada psikopat Alex.

"Ya kau benar, tapi aku ingin mengamankan organ tubuh kalian, agar tidak cacat atau terjadi hal hal yang bisa membuat kalian tidak berguna lagi". Alex menepuk-nepuk pelan pipi andine.

"Memangnya kau tau darimana bahwa organ tubuh kami cukup baik dan tidak cacat?". Seru andine yang hampir habis kesabarannya.

"Karena aku sudah meneliti tubuh kalian selama bertahun tahun ini, darah, sumsum tulang, serta beberapa organ lainnya di diri kalian. sangat cocok untuk ketiga orang kesayanganku.. aku menjaga kalian sebagai aset berharga, aku juga beruntung saat kau membawa Drian kemari. karena ternyata Drian juga cocok untuk dijadikan uji coba bagi ayahku". Alex memberikan senyum yang menampilkan giginya yang putih dan wajahnya yang seperti badut menyeramkan.

*****

(Note)

cuplikan singkat tentang kehidupan masa lalu, cerita ini akan di buat secara perlahan-lahan dan alur akan Maju mundur.

*****

avataravatar
Next chapter