webnovel

•Terlahir kembali• {2}

Xie Liu memutuskan untuk berjalan-jalan dengan Meng Mei, yang masih Setia mengikutinya dari belakang. Sesekali ia menggeram, mendengar cerita kehidupan gadis yang tubuhnya ia pakai saat ini, Xie Lian.

Meng Mei menceritakan bahwa Putri Xie Lian baru 2 tahun ini pindah ke istana ini. Ternyata selama ini, Putri Xie Lian diasingkan bersama permaisuri, yaitu ibunya sendiri, Shuang Lian.

Meng Mei juga memberi tahu alasan kenapa permaisuri dan Putri Xie Lian Sampai diasingkan, penuturan Meng Mei sukses membuat ekspresi Xie Liu menggelap, alasannya sangat konyol, dan alasannya adalah karna permaisuri dituduh berselingkuh, Putri Xie Lian dituduh sebagai anak haram. Hal itu disimpulkan karena Putri Xie Lian memiliki rambut bewarna putih, dan tidak menunjukan kemiripan sama sekali dengan permaisuri maupun Raja.

"Anak haram pantatku!" cibir Xie Liu kesal.

"Ya nona?" Meng Mei mendengar Xie Liu mengatakan sesuatu, namun dia tidak mendengar terlalu jelas apa yang dikatakan oleh nonanya itu.

"Apa!" ucap Xie Liu ketus. Dia jadi kesal sendiri mendengar kisah Putri Xie Lian yang sama sekali tidak masuk akal ini.

'Tidakkah orang-orang ini mengerti apa itu albino?, ck, tentu saja mereka tidak mengerti, kau ini bodoh atau apa, sekarang ini bukan abad ke 21, jadi pasti belum ada ilmuwan di zaman ini, Karna kebodohan mereka, mereka sampai menyiksa putrinya sendiri, Sialan!!', batin Xie Lian.

"Jadi, bagaimana kabar permaisuri sekarang?".

Meng Mei menundukkan kepalanya semakin dalam. Tubuhnya tiba-tiba gemetar.

"Maafkan hamba tuan Putri. Permaisuri Shuang sudah meninggal dunia 2 tahun yang lalu karena sakit keras" ucap Meng Mei pelan.

Xie Liu menghentikan langkahnya. Matanya Mengerjap pelan, berusaha menghalangi air mata yang ingin tumpah. Xie Liu juga merasakan sedikit nyeri pada ulu hatinya. la tidak tahu kenapa, kenapa dia harus terjebak di tubuh ini, betapa sialnya nasib gadis ini.

Xie Liu tahu, kenapa dirinya dipindahkan ke istana ini. Dan kediamannya diasingkan kesudut istana. Karena dengan begini dia tidak akan terlalu sering bertemu dengan anggota keluarga kerajaan yang lain.

Kembali Meng Mei bercerita tentang kehidupan Putri Xie Lian. Semakin banyak ia mengetahui tentang kehidupan Putri Lian, semakin dingin tatapan matanya. Tidak ada emosi apapun yang terlihat.

Xie Liu terus berjalan kearah pusat istana. Berpunggung tangan, mengabaikan keindahan Taman istana yang dilewatinya.

Pada akhirnya, Xie Liu memang harus menerima dengan lapang dada kenyataan tidak masuk akal yang kebetulan menimpanya saat ini.

Bagaimana ini bisa dikatakan masuk akal? la benar-benar terlempar ke jaman dan dimensi yang berbeda. la bahkan bergidik mendengar peraturan-peraturan kuno yang diucapkan oleh Meng Mei. Semua hal mengenai perebutan kekuasaan dan apalah itu.

Xie Liu merinding membayangkan kehidupannya di masa depan. la tidak begitu yakin apakah dia bisa tahan untuk tinggal lebih lama disini. Karena dulu ia tidak pernah melakukan sesuatu yang tidak dia sukai seperti ini.

Dalam perjalanan menuju perpustakaan istana, Xie Liu tidak sengaja melihat sebuah rombongan yang ternyata itu adalah rombongan pangeran dan Putri. Bahkan dirombongan itu, ia juga bisa melihat saudara dari Putri Liang, yaitu Putra mahkota Renshu dan pangeran Kai lie.

Tidak ingin mendapat masalah, Xie Liu memilih terus berjalan, tanpa memberikan salam kepada rombongan yang berisik itu.

'Sebenarnya, jika dikehidupan ku yang dulu, mereka itu Cuma anak ingusan. Tidakkah mereka tau jika jiwa yang berada ditubuh Putri ini sudah berumur 33 tahun?' batin Xie Liu.

"Putri Xie Liang!!" panggilan itu mengejutkan Xie Liu.

la berbalik, dan mendapati Putra mahkota Renshu sedang menatapnya tajam.

"Apa!?" Xie Liu bertanya, namun nadanya seperti menantang.

"Beginikah etikamu? Berani sekali kamu tidak memberi hormat saat berjalan dihadapanku?" ucap Putra mahkota Renshu tajam.

Salah satu alis Xie Liu naik. Matanya memandang remeh kearah gerombolan yang berada didepannya saat ini.

"memangnya kau siapa? Kita punya hubungan?" Xie Liu bertanya balik.

Kening Putra Mahkota Renshu berkerut. Matanya memancarkan aura ketidak sukaan yang sangat kentara.

"Dengar baik-baik Renshu! Kalian yang pertama kali menganggapku sebagai orang asing. Aku bukan salah satu dari kalian. Dan, kalian juga tidak punya hak mengatur apa yang akan aku lakukan. Tolong cam kan itu!" ucapnya dingin.

Xie Liu menaikan dagunya tinggi. Mengarahkan tatapannya ke arah orang-orang yang berdiri dihadapannya.

"Dan ini berlaku untuk kalian semua. Jika kalian tidak mau mati, maka patuhi itu!" desisnya penuh penekanan.

Ancaman yang terselip dalam suaranya membuat semua orang terbelalak.

Mereka tidak percaya, setelah kesadaran putri Xie Lian pulih, putri Xie Lian benar-benar berubah.

Tidak ada lagi putri Lian yang penakut, yang selalu menundukkan kepalanya jika bertemu orang baru, atau bahkan putri yang tidak akan bicara sebelum dibentak. Hilang sudah putri Xie Lian yang lemah.

Xie Liu kembali melangkahkan kakinya. la bahkan tidak memperdulikan bentakan Putra mahkota Renshu yang terus menyuruhnya untuk berhenti.

Tbc

Next chapter