2 •Terlahir kembali• {1}

Xie Liu melihat sekelilingnya, saat ini, ia berada disebuah ruangan gelap tidak berujung. Apakah saat ini ia sudah berada di alam baka?, Xie Liu tidak yakin dengan tebakannya.

wanita itu kembali memandang sekelilingnya, dan ia kembali bernafas lega setelah melihat setitik cahaya di ujung ruangan. Tidak ingin membuang waktu lebih lama lagi, Xie Liu berlari berusaha menggapai cahaya itu. Semakin ia mendekat ke titik itu, nafasnya juga ikut semakin memberat. la berjalan tertatih-tatih sambil meremas dadanya. Nafasnya semakin berat, kepalanya terasa pusing seiring langkahnya yang semakin dekat dengan cahaya itu. 'Ada apa ini? Apakah ke alam baka pun harus seperti ini?'

Tidak ingin menyerah, Xie Liu kembali melangkahkan kakinya ke arah cahaya itu. Ia berlari kencang, ia ingin mengakhiri penyiksaan ini Secepat mungkin.

Xie Liu terjatuh kedalam cahaya itu, nafasnya pun semakin memberat, rasanya seperti ia baru saja tenggelam di danau.

Xie Liu tersentak, gadis itu terengah-engah, keringat dingin membanjiri seluruh tubuhnya. Ia terduduk dan berusaha mengambil nafas dengan rakus. Bahkan gadis itu tidak menyadari bahwa rambut pendeknya yang selalu ia ikat tinggi kini tergerai panjang disisi kirinya. Tangan kirinya berusaha menyeka keringat dingin yang terus membanjiri pelipisnya.

Xie Liu terdiam setelah menyadari sesuatu. Ia mengulurkan tangan kirinya kedepan, memperhatikan jari - jari lentik disana, kulit itu seputih porselen, ia bahkan tidak ingat pernah memiliki kulit seputih ini sebelumnya. saat ini ia menyadari bahwa ruangan tempat dia berada saat ini beraroma mawar.

"Tuan putri sudah siuman! Tuan putri sudah siuman!" Teriakan itu membahana di seluruh ruangan, mengagetkan Xie Liu yang langsung menoleh kesamping dan mendapati Seorang gadis muda dengan pakaian aneh berdiri disana, memandangnya dengan penuh haru. Bahkan gadis muda itu terlihat meneteskan air mata saat menatapnya.

"Siapa?" Xie Liu berguman pelan. Ia masih tidak menyadari semua keanehan yang terjadi pada dirinya.

Mata gadis berpakaian aneh itu membola setelah mendengar perkataan Xie Liu.

Gadis itu langsung terduduk sambil menundukan kepalanya.

"Tuan putri, ini Meng Mei, dayangmu putri. Maafkan hamba yang tidak berguna ini, tapi tolong jangan lupakan hamba". suara isakan Meng Mei memenuhi ruangan beraroma mawar itu, dan semakin membesar pula tanda Tanya yang sedari tadi bertengger di atas kepala Xie Liu.

Pintu yang berada dihadapannya tiba-tiba terbuka lebar, menampilkan beberapa pria muda dan paruh baya yang juga berpakaian aneh. Semua orang yang berada di ruangan itu memandang Xie Liu dengan tatapan yang tidak bisa diartikan.

Seorang pria tua datang mendekatinya, kemudian memegang pergelangan tangannya untuk memeriksa denyut nadi serta suhu tubuhnya.

Setelah beberapa saat, Tabib Bao membalikkan tubuhnya menghadap ke arah Raja Liu, membungkuk hormat kepadanya lalu melaporkan perihal kondisi Xie Liu. "Lapor, Yang Mulia. Sepertinya keadaan Putri Xie Lian sudah baik-baik saja. Masa kritisnya sudah terlewati".

Raja Liu tidak langsung menanggapi, dirinya masih memandang Xie Liu dengan tatapan dingin. Raja Liu memerintahkan seluruh dayang-dayang beserta para kasim untuk keluar dari ruangan itu. Dan hanya memperbolehkan anggota keluarga yang tinggal.

Raja Liu, mendekati Xie Liu, Xie Liu bisa merasakan sebuah tangan besar dan keras mendarat dengan sempurna di pipi seputih saljunya, suara tamparan membahana diruangan itu.

Xie Liu melihat kearah tersangka yang telah menamparnya, tatapan tajamnya saling bertubrukan dengan Raja Liu.

"Siapa kau berani menamparku?" Desis Xie Liu dingin hingga membuat semua orang yang berada di ruangan itu terkejut.

"Putri Xie Lian!" Teriakan Raja membuat suasana yang semula tegang menjadi semakin mencekam, "Berani sekali kau. Mana etikat baik yang telah diajarkan ibumu?"

Xie Liu menaikkan satu alisnya.

'Xie Lian? Siapa Xie Lian?' Tanyanya dalam hati. Nama depannya sama-sama Xie, dan Lian?, bukankah nama belakangnya Liu bukan Lian?, Namun ia tidak berbicara apapun. Matanya kembali memandang sekelilingnya, memperhatikan lebih jelas keanehan yang terjadi. Ia merasa sedang bermimpi, tapi tamparan keras itu terlalu menyakitkan jika disebut mimpi.

Dengan gerakan pelan, dia mengubah posisinya, setelah merasa lebih kuat menopang tubuhnya, Xie Liu memutuskan untuk berdiri. Xie Liu bahkan mengabaikan rasa sakit yang secara tiba-tiba menyerang kepalanya.

"Siapa kalian?" Kali ini Xie Liu berucap pelan, dan lebih terlihat seperti berbisik, karena menahan rasa sakit.

Raja Liu yang melihat keanehan pada putrinya itu langsung memanggil kembali Tabib Bao untuk memeriksa keadaan Xie Liu lagi.

Raja Liu memerintahkan pangeran Kai lie serta Putra Mahkota Renshu untuk membantu Xie Liu kembali duduk di ranjangnya.

Tabib Bao datang tergopoh-gopoh kemudian memberi hormat sebelum memeriksa Xie Liu sekali lagi.

"Periksa kembali kondisi putri Xie Lian". perintah Raja pada Tabib Bao.

"Laporkan kondisinya padaku setelahnya!" Ucapnya tegas dan pergi meninggalkan ruangan itu.

[][][][][][][]

Xie Liu merasa gerah dan sedikit terganggu dengan perlakuan orang-orang yang mengaku sebagai pelayan-pelayannya itu kepada dirinya. Saat sedang mandipun, bahkan mereka ikut campur untuk membantu membersihkan tubuhnya. Untuk pertama kalinya, baru kali ini Xie Liu benar-benar merasa terganggu dengan orang-orang disekelilingnya.

"Apa pekerjaan kalian selalu seperti ini?, Melayaniku bahkan sampai memandikanku?" Xie Liu memutuskan keheningan yang tercipta di ruangan itu. Saat ini Xie Liu sedang berpakaian, dan dibantu oleh beberapa pelayan.

Ia melirik seorang pelayan yang berada disampingnya, yang ia ketahui bernama Meng Mei, yaah kalian taulah, gadis aneh yang menangis seperti anak kecil disampingnya saat pertama kali dia terbangun.

Meng Mei menununduk, sebelum berucap pelan "Benar Putri, pekerjaan seorang dayang adalah melayani tuannya, sekalipun saat mandi" ucapnya sopan.

Xie Liu menghembuskan nafasnya dengan kasar, dia benar-benar merasa tidak nyaman dengan perlakuan semua orang padanya, dan kesal melihat kondisinya saat ini.

Xie Liu yakin, ini bukan mimpi. Dirinya sedang berada di kehidupan yang berbeda, hidup disalah satu tubuh Putri Raja.

avataravatar
Next chapter