1 •Balas Dendam•

Xie Liu mengangkat dagunya tinggi, tatapannya datar, memandangi satu persatu orang yang berada diruangan rapat yang sama dengannya saat ini.

Gadis berambut pendek itu tampak serius mendengar laporan penyidikan yang dilakukan anak buahnya, Huo Shang.

Ekspresi Xie Liu tampak tidak bersahabat , hingga membuat semua orang yang berada diruangan itu terlihat gugup dan berkeringat dingin. Amarah Xie Liu memang lebih membahayakan dari pada misi misi yang mereka lakukan selama ini.

Xie Liu dulu merupakan seorang mantan penjinak bom yang bekerja dibawah pemerintah. Namun saat ini , Xie Liu beralih menjadi seorang mafia yang menjadi musuh besar Negara.

Sebuah rahasia besar Negara menjadi satu alasan Xie Liu sampai bisa kehilangan salah satu tangannya, itu terjadi saat dia sedang bertugas menjinakan sebuah bom. Ia membenci negaranya sendiri, hingga wanita itu melakukan sebuah pembrontakan yaitu menjadi seorang mafia.

Kini wanita yang memiliki tinggi 174 cm itu hanya menempatkan kebencian yang mendalam dihatinya terhadap pemerintah brengsek itu.

(-)

Xie Liu hanya mengangguk singkat mendengar perkataan Huo Shang.

Malam ini, Xie Liu sudah berjanji akan membalaskan seluruh dendamnya kepada orang-orang yang bekerja dibawah pemerintahan yang sudah membuat dirinya seperti ini.

"Anda yakin akan melakukannya malam ini Nona?", iris gelap Huo Shang mengikuti setiap gerak-gerik Xie Liu, memastikan apakah ada keraguan pada diri wanita itu.

Xie Liu melirik singkat ke arah pria yang sedari tadi terus memandangnya ragu.

"kenapa kau ragu Huo Shang? Apakah aku pernah bermain-main dengan omonganku?" sinis Xie Liu.

"Maafkan saya nona! " Huo Shang berdiri secepat kilat, kemudian membungkukan tubuhnya, meminta maaf.

Menurut orang-orang, Xie Liu itu bukan lagi manusia. Setelah kejadian naas yang menimpanya, kepribadiannya seakan berubah secepat kilat. Tatapannya penuh luka dan dendam, sifat pemarahnya layaknya seperti gunung api yang siap kapan saja meletus dan menyemburkan lahar panas kearah mereka.

Xie Liu memeriksa pistol miliknya sebelum memasukannya kedalam sarung, lalu memeriksa beberapa belati dan menyelipkannya di saku khusus yang ditaruh tepat di betis kanan dan kirinya.

"Jangan kawatir Huo Shang!, Ini lah saatnya. Mereka, atau aku yang akan mati bersama mereka malam ini", Xie Liu tersenyum getir kearah Huo Shang yang hanya memandanginya sedih .

Huo Shang memiliki perasaan yang tidak baik. Ia yakin, bahkan sangat yakin ,bahwa ada sesuatu hal besar yang akan terjadi pada Xie Liu, namun ia menepis pemikiran itu, dan menggantinya dengan percaya bahwa bossnya itu akan baik-baik saja.

[][][][][][][]

Nafas Xie Liu memburu seiring langkahnya yang tergesa-gesa. Matanya menyapu sekeliling, memastikan diruangan gelap itu tidak ada makhluk yang bernama Xiao Le, laki-laki yang sudah menjadi tangan kanan orang-orang yang sudah menghancurkan hidupnya .

Bangunan itu penuh dengan suara tembakan serta teriakan menyakitkan. Xie Liu memang berencana untuk membantai habis orang-orang itu.

Gadis itu bahkan tidak memberikan belas kasihannya terhadap anak dari perdana menteri. Semua orang yang berhubungan dengan perdana menteri itu, akan mati malam ini juga .

Suara tembakan kembali terdengar, namun bedanya suara itu bukan berasal darinya.

Suara tembakan itu memang berasal dari ruangan yang sama dengannya, dan tembakan itu mengarah kepadanya.

Matanya semakin melebar saat sebuah peluru bersarang dipundak kirinya. Tidak ingin membuang waktunya, Xie Liu kembali menajamkan pendengarannya.

Xie Liu mengisi amunisi peluru pada pistolnya, Ini yang terakhir, jika misi ini berhasil, maka Xie Liu pasti akan kembali dengan selamat, jika tidak, setelah pembalasan ini selesai, Xie Liu akan pergi selamanya dengan rasa puas dihatinya.

Xie Liu melihat sebuah sebuah cermin yang berada dekat dengan jendela. Dicermin itu, dia bisa melihat pantulan Xiao Le yang sedang mengisi amunisi peluru di pistolnya.

Tidak ingin membuang waktu lebih lama, Xie Liu secara perlahan mendekat kearah Xiao Le.

Ia mengacungkan ujung pistolnya kekepala Xiao Le.

"Apakabar Xiao Le?, Hidupmu tampaknya baik-baik saja?" Xie Liu tersenyum getir saat beberapa kenangan mampir keingatannya.

"Tidakkah kau merasa bersalah Xiao?, Satu-satunya hal terakhir yang kumiliki kau renggut dariku. Tidakkah kau merasa bersalah telah membunuh anakmu sendiri?". Xie Liu berteriak melampiaskan emosinya, namun Xiao hanya melihat tatapan kosong dari wanita dihadapannya.

Xiao Le tidak berusaha menjawab satupun perkataan Xie Liu. Ia yakin, inilah saatnya mereka semua berkumpul tanpa ada beban pekerjaan dibelakangnya.

Xiao Le tersenyum singkat, matanya sama sekali tidak menggambarkan perasaan bersalah sedikitpun, dan hal itu membuat emosi Xie Liu tersulut.

"Aku tidak menyesal Liu er. Karena kau atau pun dia sama sekali tidak berhak mendapat perasaan bersalah dariku. Kalian berdua memang harus mati saat itu juga" Xiao Le terkekeh.

Emosi Xie Liu semakin tersulut, dendamnya semakin membara seiring dengan perkataan yang keluar dari mulut Xiao Le .

Xie Liu memberikan bogeman bertubi-tubi kewajah Xiao Le, bahkan ia tidak memberikan Xiao Le kesempatan untuk bernafas.

"Kau pantas mati sialan. Kau pantas mati bajingan". pukulan keras terus-menerus menghantam wajah Xiao Le, namun laki-laki itu tidak memberikan perlawanan sedikitpun.

Air mata Xie Liu terjatuh, pukulannya semakin melemah. Ia tidak menyangka bahwa ia pernah mencintai laki-laki bajingan seperti Xiao Le. Laki-laki yang rela membunuh darah dagingnya sendiri, hanya untuk ambisi mendapatkan kepercayaan seekor binatang seperti perdana menteri itu.

Xie Liu tidak ingin menghabiskan nyawa Xiao Le secepat ini, namun hal yang benar-benar sangat ingin disaksikannya sendiri SAAT INI hanyalah kematian Xiao Le.

Xie Liu mengambil pistolnya yang tergeletak tidak jauh dari tempatnya, menarik pelatuknya dan mengarahkan mulut pistol itu tepat di kepala Xiao Le.

Xiao Le hanya menatap Xie Liu datar, tidak ada satupun kalimat yang terlontar dimulutnya.

"Kau pantas mati bajingan!!" sinisnya pelan dan melepaskan pelatuk pistolnya. Darah mencuat kemana-mana saat peluru tembakan Xie Liu bersarang dikepala Xiao Le. Tatapan kosong Xie Liu hanya mengarah pada tubuh mengenaskan pria dihadapannya saat ini, tanpa sadar bahwa sebelum kematian Xiao Le, pria itu sudah menarik pelatuk sebuah granat yang diglindingkannya tidak jauh dari mereka.

Huo Shang yang melihat itu semua langsung tersadar, dan segera berlari kearah Xie Liu, berusaha melindungi wanita itu dari ledakan yang akan terjadi.

"Awass Xie Liu!!" teriakan kencang Huo Shang bahkan tidak menyadarkan Xie Liu dari linglungnya. Dan sebuah ledakan besar saat itu pun terjadi, mengakhiri segalanya, mengakhiri dendam Xie Liu dan calon anaknya.

avataravatar
Next chapter