2 2. pertarungan untuk melindungi

Saat aku sedang membaca webnovel di dalam kamarku yang gelap dan nyaman, sebuah guncangan yang kuat mengganggu konsentrasiku dari membaca. Aku berlari keluar setelah itu karena aku pikir itu adalah gempa bumi. Yah, karena aku tinggal di gunung setelah tsunami besar satu tahun yang lalu. Gunung ini berada di pulau jawa sebelum itu tenggelam, aku keluar tapi yang kulihat ada seekor monster yang hanya muncul dalam cerita fiksi fantasi seperti goblin, orc, ogre, bahkan slime yang kecil dan lemah.

Aku terbengong sebentar setelah melihat apa yang terjadi. Banyak monster yang berlari kearahnya sambil membawa senjata dan mengacungkanya padaku. itu membuat ku merinding.

Saat aku terbangan dari bengong, aku kembali ke kamar dan mengambil katana yang aku beli untuk kupajang di kamar. sebagai seorang otaku, bukan, seorang wibu memiliki hal seperti ini adalah hal yang wajar jika kau punya uang untuk membelinya.

Aku keluar dengan katana di tanganku yang tidak begitu tajam.

Aku harus bertarung, aku harus bertarung..

Aku berteriak di dalam hati karena aku ingin melindungi hal-hal yang berharga bagiku, yaitu, adalah koleksi action figure dan CD anime yang telah kubeli selama ini.

Berlari maju kearah monster, bukanya aku adalah seorang pemberani atau orang yang kuat saat aku berlari menuju para monster, ini hanya karena aku tidak ingin mereka merusak rumahku yang memiliki peluang untuk merusak semua koleksiku yang ber harga.

Banyak disebutka dalam sebuah buku bahwa manusia adalah mahluk uang mudah beradaptasi sehingga manusia dapat hidup di tempat- tempat yang sulit. dan saat ini aku sedang dalam perjalanan dari seorang nolep menjadi petarung untuk melindungi koleksiku yang berharga.

Goblin adalah monster yang pertama sampai di hadapanku terlibih dahulu. meski tubuhnya pendek dengan kira-kira 150 cm kurasa, tapi mereka begerak cukup cepat untuk seorang yang tak pernah berolahraga seperti ku.

Goblin itu mengankat senjatanya seakan akan menebas ku. tapi aku menghindarinya dan membalasnya dengan tebasan diagonal tapi itu hanya melukainya sedikit.

kuaak...

Goblin itu berteriak saat serangan keduaku memukul lehernya meski itubtidak membunuhnya dalam serangan itu dan utuk ketiga kalinya aku berhasil memotong kepalanya dan darah muncrat kemana-mana dan bahkan mengenai wajahku. aku menghabiskan hampir seluruh kekuatanku hanya untuk membunuh satu goblin saja. apa aku akan bertahan jika seperti ini.

Aku dengan percaya diri berteriak dalam hatiku pasti aku akan menemui ajalku. tapi aku hatus bertahan. aku memulai pertarungan kedua dengan goblin. dan membunuhnya dengan dua serangan tapi kali ini aku tidak merasa staminaku menurun sama sekali.

Aku sama sekali tidak tahu apa yang sedang terjadi. bahkan tidak ada notifikasi seperti dalam sebuah cerita fantasi yang kubaca. dan pemberitahuan tentang level up, itu semua tidak ada. jika ini dalam novel mungkin ini gejala dari level up dimana semua status akan kembali kepuncak setelah level up.

Meski begitu itu baik-baik saja asalkan aku bisa bertahan dan melindungi semua koleksiku yang berharga. aku milai bertarung lagi dengan gerombolan goblin, sekarang aku bisa membunuh dengan dua serangan saja. semakin aku bertarung semakin terbiasa aku melawan golin. dan saat pada goblin terakhir yang memiliki kulit hijau aku bisa membunuhnya hanya dengan sekali tebas.

Dan saat aku melawan peminpin dari kelompok goblin yang memiliki warna tubuh kebiruan itu cukup sulit karena dia berada di level yang berbeda dari para bawahanya. saat dia menebas aku menghindar meski terkadang tidak berhasil menghindar, aku hanya membelokanya sedikit menggunakan katana karena aku tidak berani untuk menangkisnya.

cepat...cepat.. aku harus lebih cepat mengalahkanya, jika tidak itu akan sangat terlambat saat para monster yang di belakangnya menyusul dan akhirnya mengelilingiku. tanganlu bergerak dengan cepat dan akhirnya seranganku mendaratkan tebasan pada leher goblin biru itu. tapi, itu tidak akan berhasil, itu hanya melukainya sedikit.

Tapi setelah dua puluh serangan berturut-turut mengenai lehernya entah bagaimana aku akhirnya bisa membunuhnya. tubuhku terasa lelah setelahnya, apa yang harus aku lakukan. aku berkata dalam hati setelah melihat para monster yang ada di depanku.

avataravatar
Next chapter