12 12. praktek sihir

Masa yang kelam turun ke bumi yang kacau dari segi perilaku mereka.

Dan bencana alam menimpa mereka, banyak manusia meninggal karenanya.

Dalam gunung dan pepohonan ledakan dam suara dentingan logam terdengar dan bau daging terbakar tertiup di udara.

pertarungan yang intens dari seorang anak laki-laki dan segerombolan monster terus berlanjut sampai salah satu dari kedua sisi binasa tanpa tersisa.

...

Dalam sebulan sejak pertama kali aku mulai melatih sihir, sekarang aku bisa menggunakanya untuk beberapa kali dalam pertarungan karena mana yang bisa ku manipulasi di luar tubuh sangat terbatas dan jika aku tidak mengendalikanya dengan baik sihir itu akan mengamuk dan menyakitiku juga.

Namun tubuhku yang saat ini telah berubah setelah membantai begitu banyak monster hari ini, akhirnya aku menerobos batas baru yang membuatku lebih peka terhadap aliran mana di tubuhku maupun disekitar.

Afinitas tubuhku dengan sihir juga meningkat dengan seiring terobosanku dalam kekuatan dan penyerapan sihir di udara.

Berpatroli di sekitar rumahku adalah rutinitas ku mulai dari hari bencana serangan monster yang tiba-tiba itu. dan terkadang aku maju tanpa menuggu para monster datang.

Gerbang besar dengan cahaya biru yang mengelilinginya seakan itu terbuat dari cahaya. pusaran yang ada di tengah-tengah gerbang terlihat seperti maelstrom, namun itu bukanlah maelstrom karena itu adalah pusaran dimensi yang menghubungkan bumi dan dunia para monster berasal.

Setelah aku cukup kuat aku mulai bertarung di depan gerbang dimensi yang terbuka. dan karena aku berada di dekat gerbang dimensi yang mengantarkan monster ke bumi yang juga membawa mana dari dunia seberang aku mendapat banyak mana untuk diserap sebelum itu diserap oleh bumi.

Dengan penyerapan mana yang cepat tubuhku juga berubah dengan cepat sehingga aku bisa menggunakan sihir sekarang.

Wuzz...

Berlarian di sekitar gunung yang penuh dengan pepohonan membuatku sulit dilacak oleh monster dan juga aku bisa bersembunyi saat mengamati pergerakan monster. tapi, tiba-tiba angin bertiup lebih keras dari biasanya.

Saat aku menoleh ke atas aku melihat kadal dengan sayap kelelawar dengan tubuhnya berwarna hijau.

Wyvern...

Tak salah lagi kalau yang membuat angin bertiup dengan keras sehingga hampir mencabut pohon yang masih kecil adalah wyvern.

Wyvern adalah kadal bersayap yang bisa terbang dan bisa menggunakan skill nafas [breath]. wyvern berbeda dengan drake, meskipun mereka sama-sama kadal bersayap mereka memiliki perbedaan yang jelas.

Jika wyvern memiki tubuh yang kecil dan bisa terbang sedangkan drake memiliki tubuh yang lebih besar sehingga tidak memungkinkanya untuk terbang meski mereka sama-sama bisa menggunakan skill nafas.

Sambil bersembunyi di bawah pohon yang bergoyang dengan keras aku memusatkan mana ke tongkat sihir ku saat aku berusaha untuk mengcasting sihir. membayangkan sebuah anak panah yang terbuat dari petir, saat aku melepaskan tembakan dari anak panah aku berkata pelan.

Lightning arrow...

Tidak mungkin aku berterik keras saat melancarkan serangan seperti yang ada di anime atau manga. jika aku berteriak saat melepaskan skill ku maka musuh akan tahu dan pasti akan menghindarinya atau membloknya.

Lima anak panah dengan cepat melesat dan mengenai wyvern saat dia mencoba menghindari di saat-saat terakhir dari anak panah petir saat akan mengenainya.

Bzzt

Dengan sengatan listrik yang mengacaukan mobilitasnya sehingga dia tidak bisa tetap di udara membuat nya jatuh dari ketinggian kurang lebih seratus meter. meski itu tidak melukainya itu membuat kawah di tanah hanya dengan dampak dari kejatuhanya.

Karena wyvern itu masih terkena efek stun dari aliran petir ditubuhnya aku tidak boleh menyia-nyiakan kesempatan yang bagus ini.

Mengangkat pedang besar yang ku taruh di punggungku dengan kedua tangan saat aku bergerak dengan cepat karah wyvern sambil mengayunkan pedang besarku.

Bang!!

Roar!!

Tebasanku hanya menghilangkan sedikit dari sisiknya yang keras. dan itu langsung terbebas dari efek stun setelah raunganya keluar darinya.

Wyvern itu mengepakkan sayapnya untuk terbang kelangit lagi, tapi aku tidak bisa melakukan apapun mengenai hal itu karena aku juga terlempar karena angin yang dibuatnya.

Jika aku tidak bisa menyerang dengan kekuatan fisik maka aku akan menyerangnya dengan sihir.

Menentukan serangan apa yang akan aku lakukan dalam pikiranku saat manaku mulai berkumpul pada tongkat sihir di tanganku.

Awan yang putih di langit mulai berubah menjadi hitam. dan gemerlap petir terkadang terlihat dan itu mengunci pada wyvern yang sedang terbang dan mulai mengumpulkan kekuatan pada mulutnya. dia akan menggunakan skill nafasnya.

Lightning Rain

Aku berkata pelan sambil mengaktifasi sihir yang telah aku pikirkan dalam pikiranku. ini adalah sihir skala besar pertamaku selain sihir yang hilang kendali saat aku pertama kalinya menggunakan sihir.

Meski wyvern itu mencoba menggunakan nafas untuk menyerangku tapi aku lebih cepat darinya dalam melancarkan serangan. dan aku masih memiliki waktu untuk mundur dari jangkauan seranganya.

Bang!!

Ledakan yang menggelegar terdengar dengan banyak serpihan kayu yang terbakar bertebaran ke segala arah. meski serangan ku telah selesai lebih dulu dari serangan nafas milik wyvern, serangan kami sampai pada saat yang sama karena kecepatan serangan milik wyvern lebih cepat dari pada milikku.

Meski begitu aku telah melarikan diri dari rentang seranganya. dan seranganku mengenainya dan membuatnya terjatuh ketanah lagi dan sisiknya yang semula hijau sekarang memiliki warna hitam di beberapa tempat.

Tanpa menunggu lebih lama aku beelari mendekatinya lagi dengan pedang besar di tangan ku. tapi kali ini aku tidak menebasnya tapi menusuknya di tempat dimana sisiknya yang hilang dari tebasanku sebelumnya. dan aku juga menerapkan sihir petir pada pedang besarku setelah aku menusuknya.

Bzzt

Petir menyerang bagian tubuh wyvern dari dalam. asap keluar dari sela-sela skalanya membuat itu seperti daging panggang. dan akhirnya aku bisa menggunakan sihir sesuai dengan keinginanku asalkan aku miliki cukup mana dalam tubuhku.

avataravatar
Next chapter