webnovel

Eps 2. Satu Atap//

Setelah begitu lama menunggu akhirnya Maudi menelpon Anna kembali, sebenarnya dia sangat malas untuk berbicara dengan Anna. Dia berjalan keluar kamar, lalu mulai menelpon Anna agar tidak didengar oleh Daniel.

"Selamat malam Nyonya muda, ada yang bisa saya bantu?" tanya Maudi begitu sopan demi menutupi kedoknya didepan Anna.

"Selamat malam Maudi, apakah kau sedang ikut bersama Daniel pergi keluar kota?" tanya Anna dengan suara yang sangat begitu lembut.

"Tentu saja Nyonya Muda, tapi kamarku terpisah dari Boss jadi bisa dibilang bahwa saat ini aku tidak bersama denganya." jawab Maudi

Bohong, kau pikir sampai kapan bisa seperti ini? Suatu saat ketika kebusukan mu terbongkar, orang yang paling sengsara adalah kau Maudi Syaz.

"Soal kebutuhan pribadi boss, Nyonya Muda tidak perlu mengkhawatirkannya karena saya sudah menyiapkan seluruhnya." tambah Maudi

"Oh, kalau begitu terimakasih Maudi. Kau memang sekertaris yang sangat baik." balas Airin dengan nada kesenangan

"Terimakasih kembali atas pujiannya Nyonya Muda. Selamat malam."

Pembicaraan mereka pun berakhir, betapa bodohnya Anna selama ini dia tidak mengetahui bahwa suami yang sangat ia cintai sedang menyembunyikan sebuah kebohongan yang begitu menyayat hati.

"Ckck! Betapa jijiknya aku memanggilmu Nyonya Muda! Lihat saja, dalam waktu dekat ini panggilan Nyonya Muda Hasibuan tidaklah lagi menjadi milikmu. Tunggu saja sampai hari itu tiba, maka aku akan mengusirmu keluar dari kediamaan Daniel." gerutu Maudi

Ketahuilah tidak selamanya kebohongan yang kau sembunyi bisa tertutup dengan rapat tanpa diketahui oleh orang lain, yah saat ini memang mereka tidak mengetahui kebohonganmu tapi bagaimana jika kedepannya. Apa yang akan kau lakukan setelah mereka mengetahuinya?

"Dari mana saja kau sayang? Aku sudah mencarimu dari tadi, apa kau pergi mencari cocacola yang baru diluar sana?" tanya Daniel, wajahnya tampak mulai masam ketika melihat Maudi berjalan masuk hanya menggunakan dress tipis dan sangat pendek bahkan bentuk tubuhnya saja bisa terlihat dengan sangat jelas.

"Mencari cocacola? Hahahah, tentu saja tidak sayang. Kau salah sangkah mana mungkin aku mencari cocacola lain jika aku sudah memilikinya yang lebih proo disini." jawab Maudi sambil mengkalungkan tanganya dileher Daniel. Mereka mulai berciuman dengan mesra, sampai ciuman itu berubah menjadi sebuah permainan olahraga yang memanas.

Selama pernikah Daniel dan Anna berjalan 1 bulan lebih, Daniel tidak pernah menyentuhnya karena Anna terlihat sangat begitu polos. Daniel tidak ingin menyentuh wanita yang tidak berpengalaman, maka dari itu dia tidak pernah menyentuh Anna. Ia lebih memilih untuk melakukan itu dengan Maudi.

***

"Hai Anna, kemana supir Pak Tua mu itu? Kenapa dia tidak mengantarmu hari ini?" tanya Darlin, sambil mengedipkan matanya sebelah kiri.

"Dia itu suamiku, jangan memanggilnya Pak Tua!" bentak Anna dengan kesal memasuki ruangannya.

"Dasar lo, lain kali mau ngomong sama Anna tuh hati hati. Tuh kan dia jadi marah, gara gara lo nih!" bentak Indah ikut ikutan memarahi Darlin.

Darlin adalah seorang anak pemilik toko kue terbesar dikota Medan, ia sudah lama menaksir Anna namun perasaanya tidak direspon sama sekali oleh Anna dari dulu. Karena dia sudah keburu jatuh cinta dengan Daniel Hasibuan.

Sedangkan Indah dia adalah teman Anna yang asalnya dari Jakarta, itu sebabnya logat bicara mereka bertiga sangat berbeda dengan Indah.

"Lin, mending lo cari doi sono. Gua kasian banget lihat elo, yang terus ngincar Anna yang sudah bersuami. Lo kagak bosen apa?" ucap Indah

"Bosan? Konyol sekali kau, aku tidak akan bosan ngincar dia. Bahkan aku selalu berharap bahwa mereka akan bercerai, agar aku bisa dekat denganya." balas Darlin

"Apaa? Isi kepala lo ada otaknya kagak?" tanya Indah

"Ada dong, emang kau mau lihat?sini dekat biar bisa ditengok." jawab Darlin

"Lo memang yah bodohnya sampai ketulang, sayang banget padahal lo ganteng, tinggi, putih, tapi sayang lo bodoh!" tambah Indah, dengan nada tertekan.

"Serah kau lah bebs, loveyouuu aku masuk ruangan dulu. Jagain Anna yah, entar sebagai upah terimakasih aku kasih permen deh. Oke" kata Darlin

"Kalau permen doang gua mah ogah anyingg, mending lo simpan aja dah. Permen mah bisa gua belik! Dasar cowo pelit, itu tuh ciri ciri fakboy." kelit Indah

Darlin mendengar semua itu, tapi dia tidak memperdulikannta dia malah tertawa cekikikan mendengar itu....

"Ann, lo kagak pernah gitu nanyai suami lo kalau pergi lama begini tuh kemana? Atau nanyak kabar dia gitu, atau apalah." ujar Indah sembari menarik lengan Anna yang hendak pulang karena kelas mereka hari ini telah usai.

"Nanyai? Buat apa, toh dia memang pergi bekerja kok. Kagak perlu sampai gitu bangetlah." balas Anna dengan tak acuh

"Iya, katanya aja pergi keluar kota karena ada urusan mendadak. Kan kita kagak tahu itu benar atau bohong yah kan? Entah dia sedang bersenang senang mencari spirt yang lebih berpengalaman dari elo, atau sedang menikmati liburan seorang diri." sambung Indah sambil memiringkan bibirnya.

"Spirt? Maksudnya?" tanya Anna, karena tidak paham dengan maksud ucapan Indah barusan.

"Lo kagak tau arti spirt? Mending lo cari deh artinya digoogel pasti ada." jawab Indah begitu malas

Sudah capek berbicara tentang spirt, Anna memutuskan untuk pulang lebih dulu. Dia meninggalkan Indah seorang diri didalam ruangan.

"Gua ngerasa kek ada yang beda gitu dari Daniel, apalagi waktu dia ngelamar Anna padahal mereka baru berpacaran selama 1 bulan. Terasa konyol banget, padahal mereka berdua saling mengenal melalui aplikasi tantan. Apalagi umur sih Daniel tuh terpaut jauh banget dari Anna, dia pakai mantra apa sih sampai Anna langsung terpikat samanya? Kesel gua! Gua takut dia itu cuman mau mainin perasaan Anna yang tulus ke dia, kalau sempat dia ngelakuin hal itu ke Anna. Awas aja hidupnya bakalan kelar gua buat!" kata Indah sambil mengepal kedua tangannya.

"Sepertinya gua harus mengajak Darlin berkerja sama untuk membuntuti tingkah laku sih Daniel itu, biar gua bisa tahu tampang asli dia yang sebenarnya."

Betapa bahagianya jika kita bisa memiliki teman seperti Indah, dia sangat begitu mengkhawatirkan sahabatnya. Sampai sampai dia rela melakukan hal tidak terpuji seperti itu.

***

Sore ini Anna duduk seorang diri diatas sofa dan lebih tepat didepan televisi yang sedang menyala, sebenarnya dia sama sekali tidak menontot siaran yang sedang tayang tersebut.

Dia hanya sedang menunggu notif balasan chat dari Daniel, yang sedari tadi belum dibalas padahal sudah dilihat dari 4 jam yang lalu. Sungguh menyakitkan jika kau pernah berada diposisi seperti ini.

"Apa pekerjaannya sangat lebih penting dariku? Sampai dia tidak membalas chat dariku, padahal aku sudah menunggu notif balasan darinya." keluh Anna

Anna betapa bodohnya dirimu, dia bukan sibuk dengan pekerjaannya. Dia sibuk dengan istri simpanannya bodoh! Sampai kapan kau akan menutup matamu akan semua hal ini, apa sampai harus Tuhan yang mempertunjukannya kepadamu?

"Sayanggg...kita sudah berada 5 hari lebih disini? Apa kau tidak takut Anna akan mengkhawatirkan mu?" ucap Maudi, memasang topeng kemunafikannya didepan Daniel agar terlihat baik.

"Kau benar, dia pasti akan mengkhawatirkan ku kalau begitu saat ini kita harus bersiap siap untuk segera pulang, oke. Kemasilah barang barangmu baby, dan jangan lupa..." ucapan Daniel terhenti begitu Maudi mencium bibirnya dengan sangat begitu bergairah dan lembut.

Daniel membalas ciumana itu, namun dia langsung segera mengakhirnya karena bersiap siap untuk segera pulang. Demi menemui istri mudanya.

***

(Tinggg...tonggg...)

Bel rumah Anna berbunyi tepat pukul 02:00 malam, mengetahui hal itu dia langsung membukannya. Tapi betapa terkejudnya dia melihat, Daniel dan Maudi sedang berdiri didepan pintu sambil berpegangan tangan.

"Huhhp...tenang Anna, kamukan tahu kalau Maudi itu sekertaris kepercayaan Daniel jadi jangan berpikiran buruk tentang mereka saat ini." batin Anna

"Sayangg... Anna, kenapa kamu diam saja? Kamu tidak ingin membiarkan kami masuk?" sergah Daniel seraya mencubit hidung Anna. Maudi tampak mulai cemburu, melihat keromantisan mereka berdua.

"Perlukah aku mengatakan langsung kepada Anna, bahwa aku adalah istri pertama Daniel agar dia mengetahui siapa diriku?" ucap Maudi dalam hati dengan wajah yang tampak masam.

"Maudi, ayo masuk. Maaf sudah membiarkan mu berdiri lama didepan pintu." seru Anna sambil tersenyum malu, karena barusan Maudi melihat keromantisan mereka.

"Ah, terimakasih Nyonya Muda." sahut Maudi menampilkan senyuman palsu dari bibirnya.

Daniel mengatakan bahwa malam ini Maudi akan menginap dirumah mereka dulu, karena tidak mungkin Maudi untuk pulang dijam segini. Pasti akan berbahaya baginya didalam perjalanan.

Dan Anna pun mengizinkannya.

Next chapter