webnovel

Number Twenty

Paginya, Yasa kira dia akan menemukan sang istri dalam keadaan bersedih.

Semalam, Kayla menangis cukup lama dalam pelukannya. Begitu juga Yasa yang merasa bersalah, dia tetap ada di sisi sang istri setelah ijin tidak dapat kembali ke tempat yang sudah di sewakan selama penelitian berjalan.

Yasa juga memesan makanan melalui online karena sadar setelah bercinta keduanya belum mengisi perut.

Tapi sekarang Yasa berdiri duduk di atas ranjang menatap sang istri sedang menata makanan di atas meja dandua kursi yang sudah tersedia di kamar hotel yang menghadap jendela, menampilkan ibu kota surabaya di pagi hari yang sibuk.

"Mas cuci muka dulu gih, nanti makan. Kamu katanya mau balik ke tempat mahasiswa, aku bisa jalan-jalan naik ojol aja buat keliling atau pake suraboyo bus juga, nanti kalau mas sudah selesai aku hubungin mas buat jemput."Katanya sambil tersenyum manis.

Tapi memberikan efek menyakitkan pada jantung Yasa"Jangan begini..."ujarnya mengusap pipi sang istri di hadapannya.

Kayla memegang tangan besar sang suami di pipinya, meresapi kehangatan"Gapapa,subuh tadi aku pikirkan baik-baik tentang tindakan mas menyembunyikan perihal keguguran ini. Mungkin kesalahan aku juga, karena nggak cek langsung ketika sadar menstruasiku telat, dan buat aku sadar diri untuk nggak memisahkan dua laki-laki yang tengah bertengkar."

"Mas jangan khawatir, kita usaha lagi ya. Bukan rezekinya berarti,"Katanya mengecup punggung tangan sang suami yang menghangatkan hati Yasa.

Yasa mengangguk, istrinya sudah dewasa dan dia bangga walau rasa kehilangan kemarin yang dia tahan sendiri kini masih terasa.

"Iya, kita usaha. Bikinnya enakkan."Candanya yang membuat tawa Kayla mengudara renyah.

.

.

Setelah kejadian kemarin di surabaya, Yasa sudah kembali menjalani profesinya sebagai dosen di kampus. Hasil perlombaan penelitian kemarin hanya masuk sampai sepuluh besar tapi itu sudah bagus, ada peningkatan dari organisasai pusat riset mahasiswa yang sangat cerdas.

Yasa bangga sekaligus senang, mereka membawa nama kampus menjadi baik dari mulut ke mulut. Bukan yang hanya ingin nghits sekedar terkenal nama dalam kampus.

Kayla juga sudah mengikhlaskan diri akan kehilangan si cabang bayi dan dokter menyarankan untuk KB lebih dulu, karena belum ada satu tahun dia keguguran lagi.

"Males banget anjir, gue kena ghosting masa cowok fakultas ekonomi. Kebiasaan, merek emang bener-bener cap dua kelinci. Playboynya gak kaleng-kaleng. Nyei euyyyy ati."Suara Rasya ketika ketiganya duduk di kursi kantin.

Bella bangkit untuk memesan sambil menjawab"Udah biasa."

Rasya menoleh ke arah Bella yang menjauh"Maksudnya?"

Kayla tertawa, sudah biasa pada curhatan Rasya yang pentolan jurusan Paud. Dia ini salah satu mahasiswa salah jurusan, tapi kata dia sudah kepalang naggung. Jadi menyelam sambil minum air, kalau keselek tinggal muncul ke permukaan dan lambai tangan.

"Capek gue kalau begini terus, nanti mau nyari yang langsung serius ajalah. Udah gak sanggup memulai dari nol perkenalan tapi ujungnya di tinggalkan tanpa kata, kek judul lagu lagi sayang-sayangnya."Bijaknya Rasya ketika sedang patah hati.

Tunggu saja sebulan dari sekarang, Rasya pasti sudah dapat pacar baru. Yang mau dengan dia itu banyak hanya saja Rasya belum bisa memilah dengan benar laki-laki yang serius dengannya dengan yang cuma mempermainkan status untuk pansos.

"Apa ini karma buat gue pernah php-in cowok ya, dulukan gue suka banget manfaatin hati sama kantong cowok yang berduit. Uh..."Selorohnya menaruh kepala ke atas meja tidak semangat.

Bella datang membawa tiga gelas minuman di nampan sambil ribut."Weh, weh liat ke angka jarum jam delapan."

Rasya segera bangkit untuk melihat ke arah pintu masuk kantin sedang Kayla yang telat mengira arah jarum jam, memandang sebaliknya. Bella sebal dan menarik kepala Kayla untuk menatap di mana tiga orang dosen laki-laki berjalan.

"Luar biasa... hati gue sembuhhh."Ucap Rasya mengucek matanya penuh suka cita.

Di sana ada tiga dosen yang di gandang menantu idaman masa depan yang terkenal satu fakultas, dua di antaranya sudah menika sedang yang satu masih dalam perjalanan menuju sah.

Salah satunya adalah Yasa yang sedang mengobrol, sesekali juga mengangguk menyapa balik mahasiswanya.

"Apa banget, udah pada taken. Gue nggak mau jadi pelakor deh."Serobot Kayla tidak mau menata suaminya yang jalan melewati suaminya.

Namun tidak lama setelah itu dia berjengit terkejut akan seseorang yang menyentuh punggungnya, Yasa yang tepat berjalan di belakang tubuh sang istri mencolek iseng.

Yang langsung Kayla tatap murka punggung tegap yang sering dia peluk ketika meraih kepuasan, di mana punggung itu sering kali dia tatap tanpa pakaian.

"Kenapa lu?"Tanya Bella yang di jawab Kayla dengan dengusan sebelum berkata."Tadi tiba-tiba punggung gue gatel, makannya kaget kegelian gitu tuh."Katanya asal-asalan.

.

.

"Mas..."Kayla tarik kepala suaminya dari lehernya yang sedang di jajah.

Tadi dia di panggil sebelum pulang oleh dosen psikologi tanpa di antar oleh kedua temannya, kampus sudah lumayan sepi di jam lima sore. Lagian ini kesempatan dia juga di jauhkan dari rasa cemas ketahuan pulang bareng dengan suaminya.

Tapi sesampai di kantor mas suami, dia di santap bibirnya tanpa tendeng aling-aling. Tubuhnya di dorong ke pintu yang segera di kunci Yasa, dan membawa tubuh sang istr kebelakng lemari berkas-berkas tugas perkuliahan mahasiswa.

Di sana Yasa lepas kaitan bra milik istrinya yang sudah berantakan akibat ulah bibirnya, dress yang di guanak Kayla sudah terangkat karena tangannya masuk untuk menyentuh payudara Kayla.

"Mas!! ini kampus, astaga."

"Cuma sebentar, toh mana berani mereka menegur, kalau tau kamu istri saya."

Iya, untuk beberapa dosen memang sudah tau hubungan Yasa dengan Kayla tapi mereka memilih bungkam tidak membicarakan. Sebab memegang kartu masing-masing, yaitu memacari mahasiswanya sendiri dari balik punggung istri mereka.

Walau begitu, status Yasa dan Kayla tidak bisa di ganggu gugat sebagai pasangan suami istri. Ruangannya sudah di kunci tidak mungkin di masuki orang pada jam ini, di mana dosen hyang satu ruangan dengannya sudah pulang sebelum pukul tiga.

"Masss...."Kayla gelinjangan ketika tangan suaminya berhasil menelusup ke pusat senggamanya, di sana dia merintih di atas bahu suaminya.

"Tadi kenapa buang muka gitu di kantin, kalau mau natap suami, tatap aja kali."Katanya di sela-sela jemarinya yang bekerja.

.

.

JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK UNTUK MENDUKUNG CERITAKU^^

KALIAN BISA MEMBERIKAN POWERSTONE PADAKU^^

TERIMA KASIH BANYAKKK

.

Plagiat silakan angkat kaki kalian dari cerita saya!!!

√ Hak cipta cerita ini di lindungi oleh undang-undang!!

Ini karya asli saya. Jadi jika ada tulisan yang sama seperti ini. Berarti dia mengambil cerita saya.!!!

Sebab ini berasal dari otak dan pikiran saya!!!

Tolong katakan atau hubungi saya jika ada cerita yang sama persis seperti cerita saya. Karena, walau saya penulis baru. Saya tetap menulis cerita dari pikiran saya yang rumit tanpa mau susah-susah plagiat karya orang.

[karena saya masih mampu membuat karya sendiri]

Next chapter