19 Number Seventeen.

Kayla menatap dua sahabatnya, dia tadi bertanya tentang kabar Budi. Dan reaksi mereka juga hampir sama seperti mas Yasa dan satu pikiran juga terlintas di otak cantik Kayla.

"Lu emang sama sekali gak jenguk gue gitu, kan gak mungkin gue di bawa ke rumah sakit kalian gak ikut?."

Dan Kayla memancing."Terus lagi, pacar gue bilang. Dia datengin gue setelah dapet kabar gue di rawat, emang kalian gak ketemu? Orangtua gue kan lagi ada di luar jawa, butuh waktu ke sini. Kontak terdekat kan cuma pacar gue."

Wajah Rasya langsung pias seperti menahan sakit perut kepingin buang hajat, sedang Bella santai saja kayak di pantai. Melihat Bella diam, Rasya gemas menyikut perut Bella sampai meringis.

"Paan sih,"

"Gimana dong?!"

"Gimana apanya?."

Rasya mendengus kesal sedang Kayla tetap jadi pengamat menunggu jawaban.

"Isshh... lu mah, susah sih. Pan udah gue kasih tahu."

"Lu kasih tahu apaan, orang lu gak ada kasih gue tahu kalau gak gue minta bakso di kantin."

"Halah kampret, malah lawak. Seriusan bego,"

"Ya lu yang bego, gue dari tadi juga serius. Lu nya aja yang panik."Balas Bella masih dengan ketenangan yang buat Rasya ingin jungkir balik sekalian atraksi salto di depannya.

"Dahlah, terserah deh. Gue kasih tau aja,"

Kayla merubah posisi duduknya di kursi cafe, mendengarkan dengan seksama tanpa mengintrupisi.

"Jadi gini..."Rasya tarik napas sebelum menenangkan diri membeberkan rahasia yang mereka ketahui.

"Kita waktu itu udah tau setelah kita beresin administrasi kamar inap lu..."Tapi sebelum selesai Rasya bicara Bella langsung embat"Kalau ternyata pacar lo udah dateng duluan dan kita di salah pahami yang bikin lo celaka, akhirnya kita nggak di bolehin dateng lagi sampai lo masuk kuliah."

Kayla melongo, kok bisa begitu. Dengan panik Kayla bertanya lagi,"Terus lo ketemu sama pacar gue."

"Ketemulah, ya kali kagak. Hampir bertumbuk Rasya sama pacar lo gara-gara salah paham, tapi akhirnya minta maaf ke kita berdua sih. But dia tetep minta buat jangan jengukin lu dulu, karena isu anak pejabatnya masuk ke tv."

Kayla terdiam di kursi kantin, Bella sama Rasya sudah bertemu suaminya. Tapi kenapa Yasa ketika di rumah biasa saja, tidak ada bahas tentang dua temannya ini bagaimana.

"Gimana postur pacar gue dan namanya?"

Dan Bella jelasin dengan asal-asalan tapi aneh bin nyata, Kayla malah percaya.

Katanya"Oke, gue percaya."

Melongo dong mereka berdua sama reaksi Kayla, apalagi Bella. Soalnya kan dia baru saja ngarang cerita, kok bisa. Padahal yang di pikirkan Kayla, mungkin itu sepupunya yang tinggal di dekat rumah mereka.

Soalnya semua yang di jelasin Bella mirip banget sama postur dan sikap sepupu sableng Kayla ini. Tinggi, putih dan karismatik kemudian punya tahi lalat di jidat. Dan satu khasnya, gigi kelincinya.

Tenanglah Kayla dalam hati sambil ngurut dada dan bilang hamdalah terus bubar pulang.

Nggak tau kalau Bella dan Rasya mentalnya baru saja terguncang, ketika melihat Kaayla pulang dengan punggung tegak nan rileks. Sedangkan mereka berdua, dalam mode berpikir keras.

"Kenapa bisa gitu aja percaya?"Gumam keduanya yang baru saja memberikan alasan karena kepepet.

.

.

Hp Kayla menyala dalam bentuk video call, ada Rasya dan Bella yang sedang memperhatikan Kayla packing untuk kepergianya malam ini ke Surabaya. Mas suami menyuruh supir untuk mengantarkannya sampai tujuan, takut nanti istrinya hilang. Sudah seperti anak paud ketika rekreasi.

"Lu beneran mau pergi ya? padahal gue mau ngajak main tau..."ujaran lesu itu datang dari ponsel Kayla.

Rasya memberikan wajah sedih yang tidak di perhatikan oleh Kayla, dia sedang repot.

"Jijik muka lu Rasya!! Nggak usah di manyun-manyunin bibir lo kalau kagak mau monyong beneran." Komentar Bella jengah dengan kebiasaan yang di lakukan Rasya ketika cemberut.

"Sirik aja anjir si Bella, esmosi mental gue!"

"Ya emosi tinggal emosi, ngapain bilang ke gue. Emang gue emak lo pake acara ngadu,"

Rasya berdecak kesal"Nah kan, si babi kambuh pan."

Kayla menoleh, mendekat ke arah ponsel yang di taruh berdiri di meja rias sedang Kayla di lemari baju dan berpindah ke koper berukuran kecil di dekat meja riasnya.

Kayla membungkuk untuk bicara."Udah dulu ya, kalian mau lanjut pacaran di persilakan."

"NAJIS!!"Teriak Rasya mendengar ucapan Kayla.

"Sorry, gue masih normal."

Kayla tertawa ngakak, tapi dia benar-benar harus mematikan panggilan video. Dia mau telepon mas suami.

"Dahhhh... gue mau teleponan sama bebeb dulu."

Langsung Kayla matikan sebelum suara Rasya melengking lagi, pasti dia pundung karena teleponnya di matikan karena Kayla mau telepon bebeb, mas susami.

.

.

Baca ceritaku yang lain berjudul EAT ME SIR.

.

JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK UNTUK MENDUKUNG CERITAKU^^

KALIAN BISA MEMBERIKAN POWERSTONE PADAKU^^

TERIMA KASIH BANYAKKK

.

Plagiat silakan angkat kaki kalian dari cerita saya!!!

√ Hak cipta cerita ini di lindungi oleh undang-undang!!

Ini karya asli saya. Jadi jika ada tulisan yang sama seperti ini. Berarti dia mengambil cerita saya.!!!

Sebab ini berasal dari otak dan pikiran saya!!!

Tolong katakan atau hubungi saya jika ada cerita yang sama persis seperti cerita saya. Karena, walau saya penulis baru. Saya tetap menulis cerita dari pikiran saya yang rumit tanpa mau susah-susah plagiat karya orang.

[karena saya masih mampu membuat karya sendiri]

avataravatar
Next chapter